PENDAHULUAN
3.2.2 Bahan
Praktikum penetapan pH tanah, bahan organik dan kapur
menggunakan bahan yaitu Sample tanah 0-20 cm ukuran 0,5 mm,
Sample tanah 0-20 cm ukuran 0,5 mm, Air bebas ion atau air suling
(H2O), Larutan KCl 1N, Larutan Hidrogen Peroksida (H2O2) 10%,
dan Larutan Hydrochloric Acid (HCl) 6N
NO Nilai pH
Contoh Tanah
pH H2O pH KCl
4.2 Pembahasan
4.2.1 pengukuran pH Tanah
Menurut Kadarwati (2016) pH (potensial of hydrogen) tanah
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelarutan unsur hara
dalam tanah. Ketersediaan unsur hara makro dan mikro dalam tanah
sangat dipengaruhi oleh pH tanah. Pada tanah agak masam hingga
alkalis, ketersediaan unsur makro dan Mo meningkat (kecuali P),
sedangkan hara P, Fe, Mn, Zn, Cu dan Co menjadi tidak tersedia
sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Pada tanah
masam, hara mikro (kecuali Mo dan Bo) mengalami penurunan.
Soomro et al. (2012) menyebutkan tanah yang memiliki pH tinggi dapat
menimbulkan masalah fiksasi P sehingga mengurangi ketersediaan hara
bagi tanaman.
Menurut Hanafiah (2014) pH optimum untuk ketersediaan unsur
hara tanah adalah sekitar 7,0. Karena pada pH tersebut, semua unsur
makro tersedia secara maksimum. Sedangkan hara mikro tidak
maksimum kecuali Mo, sehingga kemungkinan terjadinya toksisitas
unsur mikro tertekan. Pada pH dibawah 6,5 dapat terjadi defisieni P, Ca
dan Mg serta toksisitas B, Mn, Cu, Zn dan Fe. Sedangkan pada pH atas
7,5 dapat terjadi defisensi P, B, Fe, Mn, Cu, Zn, Ca dan Mg, juga
keracunan B dan Mo.
Hanafiah (2014) menambahkan tanaman dapat tumbuh baik pada
kisaran pH 4,0 – 8,0. pH sebenarnya bekisar antara 0-14, namun pada
tanah pH berkisar antara 3,5-10. pH masam berkisar kurang dari 5,
netral berkisar 5,5-6,5 dan alkalis berkisar lebih dari 6,5. PH tanah lebih
mendifinisikan pada kondisi ketertarikan antar unsur atau senyawa
yang terdapat di dalam tanah. PH tanah yang ideal akan mempengaruhi
tingkat penyerapan unsur hara oleh akar tanaman.
Pengujian penetapan pH tanah menggunakan larutan H2O dan KCl.
Berdasarkan hasil pengamatan di atas dapat diketahui bahwa pH tanah
yang diuji dengan H2O lebih tinggi daripada pengujian menggunakan
larutan KCl. Hal ini dikarenakan H2O digunakan untuk mengukur
kemasaman aktif atau aktual (jumlah kation yang terdapat pada tanah
saat itu), sedangkan KCl digunakan untuk mengukur kemasaman aktif
dan potensialnya (jumlah kation potensial yang terdapat di dalam
tanah). PH H2O PDN 1 berjumlah 4,28 dan pH KCl PDN 1 berjumlah
3,50. Sedangkan pH H2O GPL 2 berjumlah 4,26 dan pH KCl GPL 2
berjumlah 3,32.
Pengocokkan yang dilakukan selama 30 menit sebelum pengujian
pH tanah dilakukan agar larutan bisa masuk kedalam sel-sel tanah.
Sehingga mampu mengetahui kemasaman tanah melalui jumlah pH
aktual dan pH potensial tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kemasaman tanah tersebut menurut Manda (2016) yaitu pencucian
basa, kejenuhan basa, sifat misel, kation yang diserap, dekomposisi
bahan organik, respirasai akar yang menhasilkan CO2 dan pemberian
pupuk yang bereaksi masam dalam tanah. Hanafiah (2014)
menambahkan faktor-faktor lain yang kadangkala mempengaruhi pH
tanah terutama di daerah industri antara lain sulfur yang merupakan
hasil sampingan dari industri gas dan hujan asam akibat meningkatnya
penggunaan dan pembakaran fosil yang menimbulkan gas-gas sulfur
serta nitrogen lalu bereaksi dengan air hujan.
5. Bahan organik tanah adalah semua bahan organik yang telah mengalami
perombakan baik secara alami atau thermally di dalam dan di permukaan tanah.
Baik yang masih hidup atau yang mati tetapi tidak termasuk bagian tanaman di
atas permukaan tanah yang masih hidup.
6. Pengujian penetepan bahan organik tanah dengan cara penetesan larutan H2O2
pada sampel tanah. Pemberian H2O2 digunakan untuk mengetahui bahan
organik dalam tanah, dengan terlihatnya gelembung pada sampel tanah tesebut
sebagai reaksinya.
8. Pengujian kapur pada tanah dilakukan dengan cara penetesan larutan HCl pada
sampel tanah. Pemberian HCl digunakan untuk mengetahui adanya zat kapur
dalam tanah tersebut, dengan adanya reaksi berasapnya tanah tersebut.
9. Pada sampel tanah PDN terlihat adanya reaksi gelembung yang menunjukkan
adanya bahan organik tanah. sampel GPL juga menunjukkan banyaknya
gelembung pada sampel tanah tersebut. . Pada kedua sampel tanah tersebut
diketahui bahwa keduanya mengeluarkan sedikit asap yang menandakan
adanya sedikit zat kapur di dalam tanah tersebut.
10. Namun juga terlihat perubahan warna pada sampel PDN dan GPL menjadi
warna hijau setelah ditetesi larutan HCl. Perubahan warna tersebut dikarenakan
adanya reaksi kimia yang terjadi antara HCl dengan anion dan kation dalam
tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 10. Mengaduk tanah yang sudah dikocok dengan pH meter dan
membiarkan pH meter di dalam botol lalu mengamati pH tanah tersebut.
LAMPIRAN
Penetapan C-organik dan Kapur
Gambar 2. Meletakkan 1 sendok sampel tanah pada piring 2 sendok sampel tanah
untuk masing-masing perlakuan.
GPL PDN
Gambar 5. Terjadi perubahan warna pada kedua sampel tersebut yaitu berwarna