AHMAD FADLAN
A14190052
PARAREL 2
Pulau Jawa merupakan salah satu pulau besar di Indonesia yang beragam dari
pantai, dataran rendah, dataran tinggi, perbukitan dan gunung berapi aktif
sehingga beragam pula jenis tanah nya. Salah satu provinsi di Pulau Jawa ini yaitu
Jawa Barat. Jawa Barat memiliki luas total 35.377,76 km². Jenis-jenis tanah yang
ada di Jawa barat ini antara lain podzolik, andosol, latosol, mediteran, regosol,
dan grumusol. Tanah-tanah ini tentunya dapat dimanfaatkan dalam bidang
pertanian namun demikian perlu dianalisa kesuburannya salah satunya dengan
menetapkan nilai kapasitas tukar kation (KTK) dan kejenuhan basa (KB).
Kapasitas tukar kation (KTK) merupakan salah satu sifat kimia tanah yang
berkaitan erat dengan ketersediaan hara bagi tanaman dan menjadi indikator
kesuburan tanah. KTK adalah kapasitas lempung untuk menjerap dan menukar
kation. KTK dipengaruhi oleh kandungan liat, tipe liat dan kandungan bahan
organik. KTK tanah menggambarkan kation-kation tanah seperti aktion Ca, Mg,
Na, dan dapat ditukar dan diserap oleh perakaran tanaman(Herawati 2015). Selain
KTK kejenuhan basa juga menentukan kesuburan tanah. Kejenuhan basa
merupakan perbandingan antara jumlah kation basa yang ditukarkan dengan
kapasitas tukar kation (KTK) tanah yang dinyatakan dalam persen. Kejenuhan
basa pada lokasi penelitian termasuk dalam kategori sedang dan sangat tinggi.
Nilai KTK tanah biasanya berbanding lurus dengan kejenuhan basa (KB) tanah,
karena kejenuhan basa merupakan gambaran tingginya jumlah kation pada
kompleks koloid tanah ( Gunawan et al 2019).
1.2. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan menghitung kapasitas tukar kation, kation tersedia
dan kejenuhan basa pada beberapa jenis tanah di wilayah Jawa Barat serta faktor-
faktor yang berpengaruh.
Cara Menghitung KTK, Basa-Basa, KB, BKM Tanah
Contoh pada tanah Andosol Sukabumi
- Cara menghitung KB
Emisi K
7
6
5 f(x) = x
4 R² = 1
Emisi
3
2
1
0
0 1 2 3 4 5 6 7
ppm K
ppm Na = 1 x emisi Na
ppm K x 100 x fp
Unsur K = Kdd (meq/100g) =
BKM x BE
4 ,8096 x 100 x 1
=
4,375 x 390
= 0,282 me/100g
ppm Na x 100 x fp
Unsur Na = Nadd (meq/100g) =
BKM x BE
0,9 x 100 x 1
=
4 ,375 x 230
= 0,09 me/100g
ppm Ca x 100 x fp
UnsurCa = Cadd (meq/100g) =
BKM x BE
8 ,504 x 100 x 1
=
4 , 375 x 200
= 0,97184 me/100g
ppm Mg x 100 x fp
Unsur Mg = Mgdd (meq/100g) =
BKM x BE
0,9807 x 100 x 1
=
4,375 x 120
= 0,186791 me/100g
(K + Na+Ca+ Mg)
KB(%) = x 100 %
KTK
(0 , 282+0 , 09+0,97184+ 0 ,186791)
= x 100 % = 9.916718692 %
15 , 4278
Perhitungan KTK tanah
Na dd (BE = 23)
Jenis Tanah emisi ppm Na fp Na Nadd
Na
Blanko 0 0 1 0
Podsolik Gajrug 1.4 1.4 1 0.14
Andosol Sukabumi 0.9 0.9 1 0.09
Latosol Dramaga 0.7 0.7 1 0.07
Mediteran Ciampea 0.9 0.9 1 0.09
Regosol Sindangbarang 1.4 1.4 1 0.13
Grumusol Cihea 3.4 3.4 1 0.32
Mg dd (BE = 12)
Jenis Tanah ppm fp Mg Mgdd
Mg
Blanko 0 1 0
Podsolik Gajrug 2.8667 1 0.530292
Andosol Sukabumi 0.9807 1 0.186791
Latosol Dramaga 8.8873 1 1.626376
Mediteran Ciampea 4.774 1 0.880007
Regosol Sindangbarang 7.8282 1 1.370065
Grumusol Cihea 1.9582 25 8.761313
Ca dd (BE = 20)
Jenis Tanah ppm Ca fp Ca Ca dd
Blanko 0 1 0
Podsolik Gajrug 2.1426 5 1.18904
Andosol Sukabumi 8.504 1 0.97184
Latosol Dramaga 4.3138 5 2.36828
Mediteran Ciampea 5.8428 25 16.15534
Regosol Sindangbarang 5.9766 5 3.13801
Grumusol Cihea 8.2338 25 22.10364
Perhitungan Kb tanah
Jenis Tanah Ca dd Mgdd Nadd Kdd KTK KB
Blanko 0 0 0 0
Podsolik Gajrug 1.189036 0.530292 0.135118 0.279456 0.185353 11.51262
Andosol Sukabumi 0.971837 0.186791 0.089437 0.281867 0.154278 9.916719
Latosol Dramaga 2.368276 1.626376 0.066835 0.846305 0.182268 26.92624
Mediteran 16.15534 0.880007 0.086557 0.147762 0.101752 169.7231
Ciampea
Regosol 3.138014 1.370065 0.127838 0.161877 0.039904 120.234
Sindangbarang
Grumusol Cihea 22.10364 8.761313 0.317471 0.606945 0.156775 202.7709
1.1. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil dan perhitungan, tanah podsolik Gajrug memiliki KTK dan
KB sebesar 18,53 me/100g dan 11,51 %. Tanah andosol Sukabumi memiliki KTK
dan KB sebesar 15,43 me/100g dan 9,92 %. Tanah latosol Dramaga memiliki
KTK dan KB sebesar 18,22 me/100g dan 26,92 %. Tanah mediteran Ciampea
memiliki KTK dan KB sebesar 10,17 me/100g dan 169,72 %. Tanah regosol
Sindangbarang memiliki KTK dan KB sebesar 3,99 me/100g dan 120,23 %.
Tanah grumusol Cihea memiliki KTK sebesar 15,677 me/100g dan 202,77 %.
Hasil KTK dan KB setiap jenis tanah berbeda-beda. Hal yang menyebabkan
KTK setiap tanah berbeda antara lain kandungan liat, semakin rendah KTK maka
semakin rendah kandungan liat; kapasitas menahan air, semakin rendah KTK
maka semakin rendah kapasitas menahan air (Handayanto et al. 2017). Bahan
Organik Tanah (BOT) mempunyai peran penting dalam memperbaiki sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah dan secara langsung akan mempengaruhi tingkat
kesuburan tanah, selain itu kandungan bahan organik juga merupakan salah satu
indikator tingkat kesuburan tanah (Gunawan et al 2019). Oleh karena itu bahan
organik merupakan faktor yang memengaruhi KTK, semakin banyak bahan
organik maka semakin tinggi KTK dan semakin subur tanah rersebut . Kejenuhan
basa merupakan persentase dari total KTK yang diduduki oleh kation-kation basa.
Kejenuhan basa dipengaruhi oleh pH tanah, semakin tinggi pH tanah maka
semakin besar nilai kejenuhan basa .Selain itu, semakin tinggi intensitas curah
hujan maka semakin rendah kejenuhan basa (Liyanda et al. 2012).
2. KESIMPULAN
Tanah yang memiliki kapasitas tukar kation tertinggi adalah tanah podsolik
Gajrug sebesar 18,53 me/100g dan kejenuhan basa tertinggi adalah tanah tanah
Grumusol Cihea sebesar 207,77 %. Setiap tanah memiliki KTK dan Kb berbeda
dikarenakan faktor antara lain kandungan liat, kapasitas menahan air, bahan
organik, pH tanah dan intensitas curah hujan. Kapasitas tukar kation dan
kejenuhan basa berperan dalam menentukan kesuburan tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Wijayanto N, Budi SWR. 2019. Karakteristik sifat kimia tanah dan
status kesuburan tanah pada agroforestri tanaman sayuran berbasis
Eucalyptus Sp. Jurnal Silvikultur Tropika. 10(2) : 63-69
Handayanto E, Muddarisna N, Fiqri A. 2017. Pengelolaan Kesuburan Tanah.
Indonesia (ID) : UB Press.
Herawati MS. 2015. Kajian Status kesuburan Tanah di Lahan Kakao Kampung
Klain Distrik Mayamuk Kabupaten Sorong. Jurnal Agroforestri. Edisi X: 201-
208
Liyanda M, Karim A, Abubakar Y. 2012. Analisis kriteria kesesuaian lahan
terhadap produksi kakao pada tiga klaster pengembangan di Kabupaten Pidie.
Jurnal Agrista. 16(2) : 62-79.