Anda di halaman 1dari 31

Kesetimbangan Energi

yang melibatkan reaksi


kimia
KESETIMBANGAN ENERGI YANG MEMPERHITUNGKAN
REAKSI
Informasi dasar yang diperlukan untuk mengakomodasi reaksi dalam
perhitungan reaksi adalah kalor pembentukan standar.
Jadi untuk kasus spesies tungal A tanpa efek tekanan apapun pada
entalpi dan dengan menghilangkan perubahan fasa, perubahan entalpi
spesifik dari keadaaan standar (referensi) diberikan oleh:

Untuk beberapa spesies, kita akan mempunyai dalam suatu arus

jika terjadi perubahan fase, sebuah suku ditambahan untuk entalpi


perubahan fase ditambahkan pada ruas kanan menjadi:
Jika ada aliran tanpa reaksi Kimia :

Kalor pembentukan dalam


kesetimbangan energi akan dicoret
Jika ada aliran terjadi reaksi Kimia :

Kalor pembentukan dalam kesetimbangan


energi tidak dapat dicoret
 Dalam kasus khusus proses aliran keadaan tunak (akumulasi nol) yang disini
reaktan dan produk keluar pada keadaan standar ( 25 0C dan 1 atm) dan
kuantitas stoikiometrik reaktan masuk dan bereaksi secara sempurna, suku
kalor sensibel adalah nol, dan kesetimbangan energi berkurang menjadi Q=∆H
dengan

-
Kalor reaksi standar dapat juga
dihitung dari kalor pembakaran
standar
5.18 Berapa Kalor Pembentukan HCl ??
Dalam reaksi untuk membentuk HCl(g) pada
25oC dan 1 atm
½ H2(g) + ½ Cl2(g)  HCl(g)
Baik H2(g) maupun Cl2(g) akan diberi nilai 0
sehingga kalor pembentukan standar
untuk senyawa ini dan juga kalor reaksi
standar adalah
5.19 Andaikan bahwa anda ingin
menemukan kalor pembentukan standar
untuk CO dari data percobaan.
Dapatkah anda membuat CO murni dari
reaksi C dan O2, dan mengukur
perpindahan kalornya?
Hal ini akan menjadi sangat sulit. Akan
lebih mudah secara percobaan untuk
menemukan kalor reaksi pada kondisi
standar untuk dua reaksi yang
ditunjukkan di bawah ini dan
mengurangkannya sebagai berikut
BASIS = 1 G MOL CO

A: C(β) + O2 (g) CO2 (g) - 393.51 kJ/g mol


B: CO(g) + ½ O2 (g) CO2 (g) -282.99 kJ/g mol

A-B : C(β) + ½ O2 (g) CO (g)

Perubahan energi untuk skema reaksi keseluruhan ialah


kalor pembentukan standar yang diinginkan per mol CO(g).
Lihat gambar dibawah.
5.20 Perhitungan Kalor Reaksi
Standar dari Kalor Pembentukan
Standar
Hitunglah untuk reaksi berikut dari 4 g mol NH3:
4 NH3(g) + 5 O2(g) 4 NO(g) + 6 H2O(g)

Jawab:
Basis: 4 g mol NH3
Data ΔĤof senyawa dapat dilihat pada Lampiran F
(Kalor Pembentukan dan Pembakaran) hal 200
buku David M. Himmelblau
NH3 (g) O2 (g) NO (g) H2O (g)
ΔĤof per mol -46,191 0 +90,374 -241,826
pada 25oC dan 1
atm (kJ/g mol)
5.21 Kalor Pembentukan untuk Senyawa
dalam Fase yang Berbeda

Jika kalor pembentukan standar untuk H2O(l) adalah


-285,838 kJ/g mol dan kalor penguapannya +44,012 kJ/g
mol pada 25oC dan 1 atm. Berapa kalor pembentukan
standar untuk H2O(g) ?

Diketahui : Dari lampiran F hal 202


ΔĤof H2O(l) = -285,838 kJ/g mol
ΔĤouap = +44,012 kJ/g mol
Ditanya : ΔĤof H2O(g) ?
Jawab:
Ada 2 reaksi untuk menghasilkan persamaan kimia yang
diinginkan, yaitu:
H2 (g) O2 (g) H2O (l)
ΔĤof per mol pada 25oC 0 0 -285,838
dan 1 atm (kJ/g mol)

Rx A : H2(g) + ½ O2(g) H2O(l)

A: H2(g) + ½ O2(g) H2O(l) ΔĤorxn = -285,838 kJ/g mol


B: H2O(l) H2O(g) ΔĤouap = +44,012 kJ/gmol

A+B: H2(g) + ½ O2(g) H2O(g)


ΔĤorxn = -241,826 kJ/gmol
Nilai Pemanasan Batubara dan
Minyak Bumi
HHV = higher heating value (kotor)
LHV = lower heating value (besih)
LHV = HHV – kalor laten penguapan air

Batu bara (pers Dulong):


HHV = 14,544C + 62,028 (H – O/8) + 4050S
Atau:
LHV (Btu/lb batu bara bersih) = Btu/lb batu bara kotor –
91,23(% berat H)

Minyak Bumi
HHV = 17,887 + 57,5 OAPI + 102,2(%S)
Soal: 5.22
Gasifikasi batubara terdiri dari perubahan kimia dari batubara
padat menjadi gas. Nilai pemanasan batubara berbeda-beda, tapi
semakin tinggi nilai pemanasan, semakin tinggi nilai gas yang
dihasilkan (yang pada dasarnya adalah metana, karbon
monoksida, hidrogen dan lain-lain). Batubara berikut ini
mempunyai nilai pemanasan yang dilaporkan sebesar 29.770
kJ/kg. Dengan mengasumsikan bahwa nilai ini adalah nilai
pemanasan kotor, hitunglah nilai pemanasan bersih!!
Diketahui:
Komponen Persen
C 71,0
H2 5,6
N2 1,6 Basis: 100 kg batubara
S bersih 2,7
Abu 6,1
O2 13,0
Total 100,0
Jawab:
Basis: 100 kg batubara
Mol H2 = 5,6 / 2,02 = 2,7723 kg mol
H2 + ½ O2  H2O
2,7723 2,7723

Massa H2O = 2,7723 x 18 = 49,9 kg

Kalor laten penguapan air pada 25oC (Lamp. C hal 181)


adalah 2440 kJ/kg

Energi yang dibutuhkan untuk menguapkan 1 kg H2O


= (2440 – 70) kJ/kg
= 2370 kJ/kg

70 kJ/Kg = kalor sensibel (25-100o)


Energi yang diperlukan untuk menguapkan H2O adalah:
2370
1183

LHV = (29.770 – 1183) kJ/kg


= 28.587 kJ/kg

1 Btu/lb = 2.326 kJ/kg


Kesetimbangan energi yang memperhitungkan reaksi
kimia
5.23 Penerapan Kesetimbangan
Energi dengan Terjadinya Reaksi
Suatu bijih besi pyrite yang mengandung 85% FeS2
dan 15% gaunge (kotoran inert, batu dan lain – lain )
dibakar dengan sejumlah udara yang sama dengan
200% kelebihan udara menurut reaksi.

4FeS2 + 11O2 2Fe2O3 + 8SO2

Untuk menghasilkan SO2 . Semua gaunge plus Fe2O3


berakhir dalam produk buangan padat (cinder) yang
beranalisis 4,0% FeS2. Tentukan perpindahan kalor per
kilogram bijih untuk menjaga arus produk pada 250C
jika arus yang masuk berada pada 250C.
Diket :

Basis : 100 kg umpan


Aliran Umpan
FeS2 = 85%
Gaunge (inert) = 15 %
BM Fe = 55,85
BM Fe2O3 =159,70
BM FeS2 = 120
F P
Mol
Wt % SO2 X4
FeS2 85% O2 x5
Gaunge 15 % N2 x6

A C

200 % udara Kg
berlebih Gaunge x1
O2 21 % Fe203 x2
N2 79 % FeS2 x3

85kg
mol FeS2   0, 7083kmol
120kg / kmol
Reaksi : 4FeS2 + 11O2 Fe2O3 + 8SO2

11
kebt O teoritis = x0, 7083  1,9478
4
200
kelebihan O2  x1,9478  3,8956
100
total 02 yang masuk = 5,8434
79
total N 2 yang masuk = x5,8434  21,9823kmol
21
kesetimbangan massa unsur
masuk keluar
gaunge (Kg) 15kg x1
(kmol)
N2 21,9823 xX62
MASUK Keluar
 x 
S (Kmol) 0,7083 x 2 x4  2  3 
 120 
(Kmol)  x 2   x3 
Fe 0,7083 2   
 159, 70   120 
 x2 
O2 (Kmol) 5,8434 x 4  x 5  1, 5  
 159, 70 
x3
 0, 04
x1  x2  x3 Wt % SO2
Mol
X4
FeS2 85% O2 x
x3
5
Gaunge 15 %
N2 x6
 0, 04
15  x2  x3 Kg
Gaunge x1
x3  0, 04(15  x2  x3 ) Fe203 x2
FeS2 x3

x3  0, 6  0, 04 x2  0, 04 x3
0, 96 x3  0, 04 x2  0, 6..............(1)
Reaksi : 4FeS2 + 11O2 Fe2O3 + 8SO2
ambil kesetimbangan unsur Fe
 x2  x3
2    0, 7083
 159,70  120
2 x2 x3
 = 0,7083
159 120
159,7 x 3  240 x2 = 0,7083
13573,86
159,7 x 3  240 x2 = 15573,8612......(2)
13573,86
eliminasi persamaan 2 dan 1
159,7 x 3  240 x2 = 13573,86
15573,8612 x 0,04
0, 96 x3  0, 04 x2  0, 6 x 240
6,388x 3  9, 6 x2  542, 9544
230,4x 3 
- 9, 6 x2  144

236, 788 x3  686, 9544
x3  2, 9011kg  0, 0242kmol
x3
 0, 04
x1  x2  x3
2, 9011
 0, 04
15  x
x23  2, 9011
2, 9011  0, 04(15  x2  2, 9011)
2, 9011  0, 6  0, 04 x2  0,1160
2,1851  0, 04 x2
x2 =54,6275kg=0,3421kmol
kesetimbangan unsur S
 x3 
x4  2   0,7083 x 2
 120 
x4  2  0, 0242  = 1,4166
x 4 = 1,3682kmol
kesetimbangan unsur O 2
 x2 
x 4  x 5  1, 5    5, 8434
 159, 70 
1, 3682  x5  1, 5(0, 3421)  5, 8434
x 5  3, 9620kmol
sehingga nilai P keluar
x 4 = SO 2 =1,3862kmol
x 5 = O 2 =3,9620kmol
x 6 = N 2 =21,9823kmol
sehingga nilai C keluar
gaunge keluar = x1  15kg
Fe2O3  x2  54, 6275kg  0, 34kmol
FeS3  x3  2, 901kg  0, 0242kmol
Karena proses dalam keadaan tunak (∆E), reaktan dan
produk masuk dan keluar pada keadaan standart (250c,
1atm) maka Q=∆H
Q = ∑ni∆ Ĥ fi - ∑ni∆ Ĥ fi
produk reaktan
W = 0, karena tidak ada perubahab tekanan

Reaktan

komponen 10-3 x gmol ∆Ĥ0f (kJ/gmol) ni∆ Ĥ f (kJ)

FeS2 0,7083 -177,9 -126,0066

N2 21,9823 0 0

O2 5,8434 0 0
-126,0066
Produk

komponen 10-3 x ∆Ĥ0f ni∆ Ĥ f (kJ)


gmol (kJ/gmol)
FeS2 0,0242 -177,9 -4,3052
Fe2O3 0,3421` -822,156 -281,177
N2 21,9823 0 0
O2 3,9620 0 0
SO2 1,3682 -296,9 -406,159
Total =-691,7834
∆Ĥ0f dilihat pada lampiran F hal 201
Q = ∑ni∆ Ĥ fi - ∑ni∆ Ĥ fi
= ((-691,7834)-(-126,0066)) x 103
= -565,7768 x 103 kj/ 100kg bijih pyrite
= -5,6578 x 103 kJ/kg bijih pyrite
Jadi perpindahan kalor per kg bijih pyrite adalah sebesar =
-5,6578 x 103 kJ

Anda mungkin juga menyukai