BIOLOGI TANAH
MONOLITH
OLEH:
A. Latar Belakang
Tanah merupakan suatu sistem kehidupan yang kompleks yang
mengandung berbagai jenis organisme dengan beragam fungsi untuk
menjalankan berbagai proses vital bagi kehidupan teresterial. Indonesia
merupakan negara megabiodiversity di kawasan tropika basah selayaknya
memberdayakan sumberdaya hayati tanah untuk meningkatkan kesuburan dan
produktivitas tanah.Masalah utama yang dihadapi tanah lahan pertanian di
tropika basah adalah laju pelapukan, erosi dan pencucian hara, serta iluviasi liat
yang berlangsung intensif.
Tanah lapisan olah tipis dan kesuburan tanah rendah akibat rendahnya
kandungan bahan organik dan pH, serta terdapatnya lapisan bawah yang
padat.Tanah didominasi oleh Oxisol, Ultisol, dan Inseptisol.Pada lahan pertanian
intensif dengan perlakuan pengolahan tanah, pemupukan anorganik dan
pemberian pestisida yang intensif menekan perkembangan populasi organisme
heterotrof (terutama fauna tanah).Populasi organisme tanah didominasi oleh
mikroorganisme yang memiliki kemampuan merombak bahan organik dengan
dilepaskan sebagai hara dan CO2 semakin cepat, sehingga kandungan bahan
organik tanah cepat menurun dan fauna tanah semakin tertekan.Populasi fauna
tanah dan konservasi bahan organik tanah pada lahan-lahan pertanian intensif
semakin rendah.
Mikroba bersama-sama fauna tanah pada prinsipnya memiliki peranan
penting dalam melaksanakan berbagai aktivitas metabolisme yang berlangsung di
dalam subsistem tanah.Berbagai peran organisme tanah dalam mempengaruhi
kesuburan dan produktivitas tanah dapat berlangsung melalui perbaikan sifat fisik
tanah, peningkatan ketersediaan hara, konservasi bahan organik dan hara tanah,
serta dapat berperan sebagai hama-penyakit tular tanah ataupun sebagai
predator.Di dalam daur energi di dalam tanah, fauna tanah memiliki peranan
penting dalam menghancurkan secara fisik (fragmentasi) bahan organik,
selanjutnya oleh mikroba tanah bahan organik didekomposisi dan dilepaskan
sebagai senyawa anorganik (hara) yang dapat diserap oleh tanaman.Adanya
aktivitas fauna tanah juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah, meningkatkan
aerasi tanah, dan juga meningkatkan stabilitas agregat tanah.Terlibatnya fauna
tanah dalam menjaga daur energi di dalam tanah dapat memaksimalkan nilai
fungsi bahan organik, selain dapat meningkatkan keharaan tanah juga
memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah serta mengurangi kecepatan kehilangan
bahan organik dari subsistem tanah.Dengan meningkatkan peran serta fauna tanah
ini, perlakuan pemupukan dan pemberian bahan organik tanah untuk
meningkatkan kesuburan dan produktivitas tanah dapat lebih efektif dan
berkelanjutan.
B. Tujuan
Tujuan praktikum ini untuk mengetahui keanekaragaman makrofauna
yang ada di dalam tanah terkhusus pada lapisan epigeic, anesic, dan endogeic
serta menghitung jumlah populasi makrofauna yang ada di dalam tanah.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah cangkul, pisau komando,,
penggaris/mistar, pancang, kertas rijek/ plastic, pisau, alat tulis, kamera. Bahan
yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sampel tanah terganggu dan juga
sampel tanah utuh.
C. Cara Kerja
Untuk Langkah kerja pada praktikum ini yaitu yang pertama dilakukan adalah
dipilih lokasi pengambilan monolith, yaitu pada lahan alami.Kemudian
dibersihkan vegetasi di atasnya, lalu ditancapkan pancang 1 dengan jarak 15 cm x
15 cm kemudian digali tanah disekitar tanah yang 15 x 15 cm tersebut mengarah
keluar, jangan sampai mengenai sampel tanah. Lalu monolith yang akan diambil
dengan kedalaman 30 cm, dikeluarkan monolith yang terdapat pada pancang 1
dengan pisau, kemudian diletakkan di atas karung selanjutnya dibagi monolith
tersebut menjadi tiga bagian, kemudian dihancurkan monolith tersebut dan
diidentifikasi makrofauna apa saja yang terdapat pada setiap lapisan monolith.
DAFTAR PUSTAKA
Azul, A. M., Mendes, S. M., Sousa, J. P., & Freitas, H. (2011). Fungal fruitbodies
and soil macrofauna as indicators of land use practices on soil
biodiversity in Montado. Agroforestry Systems, 82(2), 121–138.
https://doi.org/10.1007/s10457-010-9359-y
Halwany, Wawan. 2013. Balai penelitian Kehutanan Banjar Baru : Peranan dan
Fungsi Fauna Tanah.
Hanafiah, K. A., A. Napoleon dan N. Ghofar., 2005. Biologi Tanah, Ekologi dan
Makrobiologi Tanah. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
NO DOKUMENTASI KETERANGAN
1. Sampel monolith
OLEH:
A. Latar Belakang
Di dalam tanah terdapat berbagai jenis biota tanah, antara lain mikroba
(bakteri, fungi, aktinomycetes, mikroflora, dan protozoa) serta fauna
tanah.Masing-masing biota tanah mempunyai fungsi yang khusus. Dalam
kaitannya dengan tanaman, mikroba sangat berperan dalam membantu
pertumbuhan tanaman melalui penyediaan hara (mikroba penambat N. pelarut P),
membantu penyerapan hara (cendawan mikoriza arbuskula), memacu
pertumbuhan tanaman (penghafil hormon), dan pengendalian hamapenyakit
(penghasil antibiotik).
Respirasi tanah merupakan suatu proses yang terjadi karena adanya kehidupan
mikroba yang melakukan aktifitas hidup dan berkembangbiak dalam suatu massa
tanah. Mikroba dalam setiap aktifitasnya membutuhkan O2 atau mengeluarkan
CO2 yang dijadikan dasar untuk pengukuran respirasi tanah.Laju respirasi
maksimum terjadi setelah beberapa hari atau beberapa minggu populasi
maksimum mikroba dalam tanah, karena banyaknya populasi mikroba
mempengaruhi keluaran CO2 atau O2 yang dibutuhkan mikroba. Oleh karena
itu,pengukuran respirasi tanah lebih mencerminkan aktifitas metabolik mikroba
daripada jumlah,tipe,atau perkembangan mikroba tanah.
Salah satu faktor penentu subur tidaknya suatu tanah adalahbesarnya populasi
mikroorganisme dalam tanah tersebut.Semakin banyak mikroorganisme tanah
yang terkandung, maka semakin subur tanah tersebut. Hal ini dikarenakan bahan
organic yang terdapat dalam tanah hanya dapat didekomposisikanoleh
mikroorganisme-mikroorganisme tersebut yang nantinya akan menyumbangkan
nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman serta memperbaiki keadaan tanah.
Salah satu cara untuk dapat menghitung populasi dari mikroorganisme tanah
tersebut adalah dengan mengukur respirasi tanahnya yang diasumsikan bahwa
ketika semakin besar respirasi tanahnya maka jumlah mikroorganisme yang
terkandung dalam tanah tersebut pun semakin besar.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui jumlah CO2 yang dihasilkan oleh
mikroba tanah dan jumlah O2 yang digunakan oleh mikroba tanah
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Respirasi tanah merupakan salah satu hal yang penting yang berkaitan
dengan perubahan iklim dan pemanasan global di masa depan. Respirasi tanah
yang berkaitan dengan suhu tanah digunakan sebagai salah satu kunci
karakteristik tanah atau bahan organik dan bertanggung jawab dalam pemanasan
global. (Subke & Bahn 2010).
Untuk keadaan yang stabil, kadar air, temperatur, kecepatan, aerasi, dan
pengaturan ruangan harus dilakukan dengan sebaik mungkin. Peningkatan
respirasi terjadi bila ada pembasahan dan pengeringan, fluktuasi aerasi tanah
selama inkubasi. Oleh karena itu, peningkatan respirasi dapat disebabkan oleh
perubahan lingkungan yang luar biasa. Oleh karena itu pengukuran respirasi tanah
lebih mencerminkan aktifitas metabolik mikrobia daripada jumlah, tipe atau
perkembangan mikrobia tanah. Respirasi mikroorganisme tanah mencerminkan
tingkat aktivitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi (mikroorganisme)
tanah merupakan cara yang pertama kali digunakan untuk menentukan tingkat
aktifitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi telah mempunyai korelasi
yang baik dengan parameter lain yang berkaitan dengan aktivitas mikroorganisme
tanah seperti bahan organik tanah, transformasi N, hasil antara, pH dan rata-rata
jumlah mikroorganisrne. (Anas, 2011)
BAB III. METODE PRAKTIKUM
C. Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan yaitu disiapkan alat dan bahan, lalu pilih
tempat pelaksanaan percobaan. Dibersihkan lahan dari vegetasi dengan
menggunakan cangkul. Lalu di letakkan 2 botol film yang sebelumnya yang
masing-masing telah diisi oleh larutan KOH (10 ml) dan aquades (10 ml). Setelah
itu di tutup dengan box plastik dengan rapat, tutup pakai tanah jika masih ada
celah dari box tersebut. Lalu diamkan selama 4 jam. Setelah 4 jam ambil sampel
tadi dan segera tutup dengan menggunakan penutup botol film. Lalu sampel
dibawa ke labor untuk dilakukan titrasi. Langkah kerja yang dilakukan untuk
titrasi, yaitu pertama pindahkan larutan tadi masing-masing ke erlenmeyer. Lalu
ditambah larutan BaCL3 sebanyak 5 ml ke masing-masing sampel sambil diaduk.
Lalu dilihat perubahan apakah ada gumpalan atau tidak. Setelah itu diberikan
indikator PP sebanyak 2 tetes pada masing-masing sampel. Dan dilihat apakah ada
perubahan warna, dan terakhir ditambahkan HCL pada masing-masing sampel
hingga sampel tadi kembali seperti semula (seperti sebelum diberikan larutan
titrasi).
DAFTAR PUSTAKA
Cook VJ, Orchard VA. 2010. Relationships between soil respiration and soil
moisture. Soil Biology & Biochemistry 40: 1013–1018
Hanafiah, K.A. 2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada:
Jakarta
Setiawan, Deni. 2016. Pengaruh Sistem Olah Tanah Dan Aplikasi Mulsa Bagas
Terhadap Respirasi Tanah Pada Pertanaman Tebu (Saccharum
OfficanarumL) Tahun Ke-5 Plant Cane Di Pt Gunung Madu Plantations.
Vol 4(1). Hal 99-104
Subke JA, Bahn M. 2010. On the ‘temperature sensitivity’ of soil respiration: Can
we use the immeasurable to predict the unknown?. Soil Biology &
Biochemistry 42: 1653-1656.
NO DOKUMENTASI KETERANGAN
5. Sampel respirasi