1.2 Tujuan:
Praktikum ini bertujuan mengetahui langkah-langkah pengambilan dan persiapan
contoh tanah, serta mengetahui keragaman hayatinya.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Tanah adalah lapisan yang menyelimuti bumi dengan ketebalan yang bervariasi
dari beberapa sentimeter hingga lebih dari 3 meter. Lapisan ini sebenarnya tidak berarti,
namun, dari tanahlah semua makhluk hidup yang berada di muka bumi, baik tumbuhan
maupun hewan memperoleh segala kebutuhan mineralnya (Gusmara et al. 2017).
Tanah juga merupakan kombinasi atas mineral, bahan-bahan anorganik, gas,
berbagai jeniscairan dan organisme. Tanah berperan sebagai media tumbuh tanaman
yang memiliki karakteristik tersendiri sebagai akibat dari pengaruh iklim dan jasad
hidup terhadap bahan induk dalamjangka waktu tertentu, yang dapat dibedakan dari
ciri bahan induk asalnya baik secara fisik, kimia maupun biologi (Mutiara et al. 2021).
Menurut Gusmara et al. (2017), antara tanah dan makhluk hidup akan
membentuk suatu hubungan yang dinamis. Kebutuhan mineral makhluk hidup
diperoleh dari tanah dan ke dalam tanah akan dikembalikan residu dari makhluk
tersebut. Kehidupan sangat vital bagi tanah dan tanah sangat vital bagi kehidupan.
Tanah melakukan berbagai sinkronisasi layanan ekosistem atau fungsi tanah dalam
kaitannya penyediaan bahan pangan, serat dan produksi bahan bakar, penjernihan air,
penyerapan karbon, siklus unsur hara dan penyediaan habitat bagi keanekaragaman
organisme, penyediaan dan menjaga kualitas air bagi masyarakat.
Ristianti et al. (2018) menyatakan, tanah sampah merupakan tanah yang berada
disekitar sampah, baik sampah organik maupun an-organik. Tanah sampah dapat
ditemui diberbagai tempat, salah satunya di tempat penimbunan sampah organik,
tempat pemerosesan akhir, lokasi pembuangan akhir, dan di lokasi lainnya. Tanah
sampah pada umumnya tidak digunakan sebagai tempat untuk melakukan penanaman
kecuali tanah sampah tersebut berasal dari bahan organik atau tanah sampah anorganik
yang telah dikelola sedemikian rupa sehingga menghasilkan tanah dengan kualitas
yang baik.
Kapasitas tanah berbeda-berbeda untuk melakukan masing-masing fungsi
tersebut yang sangat tergantung dari biodiversitas tanah sebagai akibat penggunaan
lahan yang berbeda dan infiltrasi. Metode pengambilan contoh tanah dilakukan dengan
2 cara yaitu, terusik dan tidak terusik. Analisis sifat-sifat tanah di laboratorium dari
contoh tanah terusik dan tak terusik yang diambil dari lapangan untuk menentukan
kriteria tingkat kerusakan tanah dengan mengamati keragaman hayati di dalam tanah.
Pengambilan contoh tanah dilakukan pada beberapa kedalaman, yaitu 0-20 cm dan 20-
40 cm pada lahan intensif dan konservasi (Sumarno et al. 2018).
Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang
melimpah, dengan keanekaragaman hayati yang melimpah tersebut Indonesia
mendapat julukan negara megabiodiversitas (Mushoffa, 2017). Keanekaragaman
hayati (biodiversity) merupakan dasar dari munculnya beragam jasa ekosistem
(ecosystem services), baik dalam bentuk barang/produk maupun dalam bentuk jasa
lingkungan yang sangat diperlukan, salah satunya contohnya yaitu mikrob tanah.
Mikroba tanah sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Mikroba
memperbanyak diri dan aktif membantu penyediaan unsur hara bagi tanaman melalui
proses simbiosis dengan jalan melepaskan unsur hara yang “terikat” menjadi bentuk
yang tersedia bagi akar tanaman. Mikroba tanah ini juga mempunyai peran aktif
melindungi tanaman melawan penyakit “soil-borne diseas.
Jambak et al. (2017) menyatakan, makrofauna sangat berperan dalam proses
yang terjadi di dalam tanah seperti dekomposisi, aliran karbon, siklus hara, dan
agregasi tanah. Proses dekomposisi di dalam tanah tidak akan mampu berjalan dengan
cepat bila tidak didukung oleh aktivitas makrofauna. Hal ini dikarenakan makrofauna
memiliki peran penting dalam mendekomposisi bahan organik tanah dalam penyediaan
unsur hara. Makrofauna berkolerasi dengan kandungan bahan organik dalam tanah
yang dimilikinya, sehingga semakin banyak jumlah makrofauna dalam tanah, maka
semakin cepat proses dekomposisi bahan organik dalam tanah sehingga semakin
banyak pula kandungan bahan organik dan unsur hara yang tersedia di dalam tanah.
Selain itu, makrofauna tanah juga merupakan salah satu tolak ukur yang cukup sensitif
pada perubahan lingkungan, maka makrofauna tanah sangat cocok untuk menduga
kualitas tanah atau lahan. Kehadiran dan kepadatan populasi makrofauna tanah pada
suatu tempat sangat tergantung terhadap faktor lingkungan, yaitu lingkungan biotik dan
lingkungan abiotik (Situmorang dan Afrianti, 2020).
Berdasarkan hasil penelitian Bintoro et al. (2017), kadar air kapasitas lapang
dapat ditetapkan dengan tiga metode yang berbeda-beda, yaitu metode alhricks,
drainase bebas, dan pressure plate. Kadar air kapasitas lapang (KAKL) merupakan
kadar air yang menggambarkan kondisi kandungan air di dalam tanah di lapang pada
saat pengukuran langsung. Kemampuan menyimpan air pada tanah ditentukan oleh
porositas tanah dan kandungan bahan organik yang ada pada tanah tersebut. Semakin
banyak porositas tanah maka kemampuan tanah dalam menyimpan air akan lebih tinggi
dan begitu pula dengan kandungan bahan organik, semakin tinggi kandungan bahan
organik maka semakin tinggi pula kemampuan tanah dalam mengikat air dan
kelembaban tanah terjaga dari evaporasi (Jambak et al. 2017). Karyati et al. (2019),
menyatakan secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tanah dan
kelembapan tanah dibedakan menjadi tiga yaitu, faktor luar (faktor cuaca), faktor
dalam, dan faktor topografi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Mashud (2017), kapasitas lapang
adalah kondisi ketika komposisi air dan udara di dalam tanah berimbang. Kondisi ini
dapat kita lihat seperti pada contoh pot yang telah disiram air hingga jenuh yang
mengentaskan semua air hingga tak ada lagi air yang keluar dari lubang yang terdapat
pada bagian bawah pot. Nilai kadar air kapasitas lapang (KAKL) merupakan salah satu
faktor penting bagi pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh keadaan tanahnya
seperti tekstur dan bahan organik tanah. Pada pengukuran kadar air kapasitas lapang
(KAKL), pengambilan contoh tanah dilakukan dengan melihat variasi kejadian hujan,
misalnya satu hari setelah hujan, dua hari setelah hujan, dan seterusnya. Selain itu,
kadar air kering udara (KAKU) juga harus ditentukan, kadar air kering udara (KAKU)
merupakan kadar yang didapatkan pada saat contoh tanah dikering udarakan
(Wulandari, 2018).
Metode hand sorting merupakan salah satu metode pengambilan contoh tanah
dengan menggunakan tangan berupa determinasi untuk mengidentifikasi, melihat dan
mengamati morfologi sehingga mempermudah proses pengamatan. Pengambilan
sample makrofauna tanah dengan metode hand sorting, yaitu dengan membuat kuadran
berukuran 50 cm x 50 cm. Tanah dalam kuadran tersebut digali sedalam 0-15 cm,
selanjutnya dilakukan proses identifikasi dan kuantifikasi makrofauna tanah yang
ada dalam tanah tersebut (Situmorang dan Afrianti, 2020).
III METODE
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam menunjang praktikum antara lain :
Ayakan tanah
Sumber : Kipas angin
Alkohol 70%
https://www.blibli.com/ Sumber : publikasiilmiah.ums.ac.id
3.2 Prosedur
3.2.1. Prosedur Pengambilan dan Transportasi
Haluskan gumpalan-
gumpalan
Kering udarakan
tanah dengan
sample tanah dengan
menggunakan palu tanah
cara diangin-anginkan
jika dirasa terdapat
selama 2-3 hari sampai
gumpalan tanah yang
sample cukup kering
cukup besar
V PENUTUP
5.1 Simpulan
Sifat kimia, fisika dan biologi tanah saling berhubungan satu sama lain.
Keberadaan fauna dalam tanah dapat mempengaruhi ketersediaan unsur hara dalam
tanah yang berguna bagi tanaman. Fauna tanah yang terdapat pada suatu lahan/tanah
dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti pH tanah, ketersediaan bahan organik,
suhu dan kelembaban. Ketersediaan bahan organik juga dapat mempengaruhi pororitas
dimana kandungan bahan organik dapat meningkatkan porositas dan mempengaruhi
ruang pori dalam tanah. Selain itu, tanah yang halus atau yang mempunyai luas
permukaan yang besar per satuan berat, mempunyai kadar air yang lebih besar dari
pada tanah yang kasar atau mempunyai luas permukaan yang lebih kecil.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum ini semoga kita dapat memahami atau mengerti
mengenai pengetahuan mendalam tentang ilmu tanah. Sehingga kita mendapatkan
pengetahuan yang luas. Harapan saya dapat terjun langsung untuk melakukan
praktikum ke lapangan, namun jika ada kendala tertentu sehingga tidak dapat
melaksanakannya secara offline maka pembelajaran untuk menunjang perkuliahan
bergantung pada video tutorial yang mudah dipahami, menarik serta mewakili
informasi yang seharusnya di dapatkan saat hendak praktikum secara offline.
Pengambilan sample tanah secara komposit hendaknya mewakili keseluruhan area
pengambilan sample tanah. Pengamatan makrofauna tanah sebaiknya dilakukan saat
mengambil sample tanah. Penetapan kadar air kering udara (KAKU) dan kadar air
kapasitas lapang (KAKL) sebaiknya dilakukan secara teliti agar mendapatkan data
yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
10.005−8.23
KAKU (%) = × 100%
8.23
KAKU (%) = 21.57%
KAKL sampel tanah rumput
Diketahui :
BKL : 10 g
BKM : 7.025 g
Ditanya : KAKI (%) = …. ?
Jawab :
𝐵𝐾𝐿−𝐵𝐾𝑀
KAKL (%) = × 100%
𝐵𝐾𝑀
10−7.025
KAKL (%) = × 100%
7.025
10.02−8.95
KAKU (%) = × 100%
8.95
10.015−7.85
KAKL (%) = × 100%
7.85
Gambar 13. Kantong Gambar 14. Terpal Gambar 15. Cangkul Gambar 14. Sapu
plastik
Gambar 13. Label Gambar 14. Sample tanah Gambar 15. Garpu
(penanda) yang telah dikomposit tanah