PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan yang didapat dari praktikum “Observasi Peran Biota pada
Pertumbuhan Tanaman” adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui populasi biota di beberapa sampel tanah yang berbeda beda
2. Mengetahui jenis – jenis fauna yang ada di beberapa sempel tanah yang
berbeda beda
3. Menetahui peran biota terhadap kesuburan tanah tanah dan pertumbuhan
tanaman
II. TINJAUAN PUSTAKA
4.2 Pembahasan
Biota tanah merupakan salah satu komponen ekosistem lahan atau
tanah yang berperan dalam memperbaiki struktur tanah melalui penurunan
kerapatan isi tanah, meningkatkan ruang pori, aerasi, drainase, kapasitas
penyimpanan air, dekomposisi sisa organik, pencampuran partikel tanah,
penyebaran mikroba, dan perbaikan struktur tanah (Rhamadani, 2021).
Biota tanah merupakan salah satu indikator kesuburan tanah, karena biota
tanah berperan dalam proses dekompossi bahan organik. Berdasarkan
ukuran tubuhnya, fauna tanah dapat dibedakan menjadi empat kelompok
yaitu Mikrofauna dengan diameter tubuh 0,02-0,2 mm, Mesofauna dengan
diameter tubuh 0,2-2 mm contoh nematoda, collembola dan acarina.
Makrofauna dengan diameter tubuh 2-20 mm contoh cacing, semut, dan
rayap. Megafauna dengan diameter tubuh lebih besar dari 2 cm contoh
bekicot (Nusroh, 2007; Nurrohman dkk., 2015).
Praktikum Kesuburan Tanah Materi “Observasi Peran Biota Pada
Pertumbuhan Tanaman” ini melakukan pengamatan biota tanah pada
beberapa sampel tanah, yaitu pada lahan basah, masam, kapur, salin, dan
kering yang masing-masing lahan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu produktif
dan non produktif . Hasil pengamatan biota tanah pada lahan basah
produktif dan non produktif di daerah Tuban, tidak menunjukkan adanya
keberadaan biota tanah.
Hasil pengamatan biota tanah pada lahan masam produktif dan non
produktif di daerah Mojokerto menunjukkan adanya beberapa jenis
makrofauna yang berada dalam lahan tersebut dengan jumlah yang berbeda
pada lahan masam produktif dan lahan masam non produktif. Hasil
pengamtan yang dilakukan pada lahan kering produktif yang ditanami
tanaman mangrove di daerah Mojokerto menunjukkan adanya keberadaan
biota tanah yaitu terdapat cacing tanah dengan jumlah 1 ekor, uret dengan
jumlah 1 ekor, semut dengan jumlah 20 ekor, dan kumbang tanah dengan
jumlah 3 ekor. Hasil observasi yang dilakukan pada lahan masam non
produktif yaitu terdapat semut dengan jumlah 15 ekor dan kumbang tanah
dengan jumlah 2 ekor.
Hasil pengamatan biota tanah pada lahan kapur produktif dan non
produktif di daerah Tuban, menunjukkan adanya satu jenis makrofauna
yang berada dalam lahan lahan masam non produktif. Hasil pengamatan
yang dilakukan pada lahan kapur produktif yang ditanami tanaman jagung
di daerah Karuman, Tuban, tidak menunjukkan adanya keberadaan biota
tanah. Hasil observasi yang dilakukan pada lahan kapur non produktif yaitu
terdapat semut dengan jumlah 14 ekor.
Hasil pengamatan biota tanah pada lahan salin produktif dan non
produktif di daerah Bangkalan, Madura menunjukkan adanya beberapa
jenis makrofauna yang berada dalam lahan tersebut dengan jumlah yang
berbeda pada lahan salin produktif dan lahan salin non produktif. Hasil
pengamtan yang dilakukan pada lahan kering produktif yang ditanami
tanaman mangrove di daerah Kecamatan Sepulu, Madura menunjukkan
adanya keberadaan biota tanah yaitu terdapat kelabang dengan jumlah 3
ekor dan cacing dengan jumlah 2 ekor. Hasil observasi yang dilakukan pada
lahan salin non produktif yaitu terdapat semut dengan jumlah 21 ekor.
Hasil pengamatan biota tanah pada lahan kering produktif dan non
produktif di daerah Mojokerto menunjukkan adanya beberapa jenis
makrofauna yang berada dalam lahan tersebut dengan jumlah yang berbeda
pada lahan kering produktif dan lahan kering non produktif. Hasil
pengamtan yang dilakukan pada lahan kering produktif yang ditanami
tanaman jeruk singkong di daerah Surodinawan, Mojokerto menunjukkan
adanya keberadaan biota tana yaitu terdapat kelabang dengan jumlah 2 ekor,
uret dengan jumlah 1 ekor, dan kaki seribu dengan jumlah 1 ekor. Hasil
observasi yang dilakukan pada lahan kering non produktif yaitu terdapat
semut dengan jumlah 25 ekor, cacing tanah dengan jumlah 6 ekor, kelabang
dengan jumlah 5 ekor, rayap dengan jumlah 6 ekor, dan kaki seribu dengan
jumlah 1 ekor.
Cacing tanah merupakan makrofauna tanah yang memiliki peranan
penting dalam ekosistem tanah. Keberadaan cacing tanah merupakan salah
satu indikator kesuburan tanah, karena melalui aktivitasnya cacing tanah
dapat memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah. Cacing tanah Secara fisik
dapat memperbaiki tekstur tanah dan aerasi, sedangkan secara kimia cacing
tanah melalui mekanisme pencernaannya mengeluarkan kotoran di tanah,
sehingga dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi tanah
(Luthfiyah, 2014; Purba dkk., 2022). Rayap menunjukan sensitivitas yang
tinggi terhadap pengaruh kondisi lingkungan baik biotik maupun abiotik
yang memaparnya serta proses-proses yang terjadi di dalam ekosistem
(Pribadi, 2014).
Semut merupakan salah satu anggota kelas Insekta/Hexapoda
(serangga) yang memiliki keanekaragaman tinggi. Keragaman yang
dimiliki semut meliputi keragaman jenis serta keragaman peran ekologi.
Semut merupakan salah satu kelompok serangga yang dapat digunakan
sebagai bioindikator ekosistem (Siriyah, 2016). Aktivitas membangun
sarang, melewati tanah, dan mengumpulkan makanan yang biasa dilakukan
koloni semut mempengaruhi tingkat nutrisi di dalam tanah. Selain itu,
Semut juga menyimpan makanan dalam jumlah besar di sekitar lokasi
sarangnya, yang dapat meningkatkan bahan organik ke dalam tanah.
Kotoran dan sisa makanan semut dapat mengubah unsur kimiawi tanah
menjadi lebih baik. Aktivitas semut di sekitar tanah biasanya membuat
tanah menjadi lebih kaya nitrogen dan fosfor.
Rayap dalam tanah akan melakukan rekayasa kesuburan tanah
dengan cara perombakan kimia, perubahan sifat fisik dan kimia tanah serta
pengendali kehidupan di dalam tanah. Kehadiran rayap menjadi tanda
adanya kesuburan karena sarang rayap dapat digunakan sebagai bahan
pupuk kompos dan sumber NPK alami (Ilma, 2020). Rayap membangun
sarang dengan menggali lubang serupa pori-pori kecil di tanah akibatnya,
air bisa meresap lebih jauh ke dalam tanah. Di dalam sarang, rayap
mencampur partikel pasir, batu, dan tanah liat dengan material organik,
seperti sampah daun dan serpihan eksoskeleton atau sisa organisme lain.
Campuran itu membuat tanah menjadi lebih subur dan resistan terhadap
erosi. Kotoran dan cairan ekskresi rayap juga memperkuat struktur
bangunan tanah, sehingga mencegah erosi. Rayap menunjukan sensitivitas
yang tinggi terhadap pengaruh kondisi lingkungan baik biotik maupun
abiotik yang memaparnya serta proses-proses yang terjadi di dalam
ekosistem (Pribadi, 2014).
Arthropoda tanah memiliki peran yang sangat penting dalam rantai
makanan khususnya sebagai dekomposer. Beberapa jenis Arthropoda tanah
misalnya kutu tanah, lipan, kelabang, uret, dan kumbang tanah berperan
dalam menghancurkan bahan organik menjadi bentuk zat organik tanah (soil
organic matter), menyediakan nutrisi bagi tanaman, membantu
meningkatkan kualitas tanah, sehingga dapat menciptakan kondisi
lingkungan yang lebih baik bagi pertumbuhan akar dan mikroorganisme
tanah (Alfianingsih dkk., 2022). Keseimbangan dan keanekaragaman
kelompok arthropoda tanah sangat penting dalam menjaga kesuburan dan
produktivitas ekosistem tanah.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Praktikum Kesuburan Tanah
dengan materi “Observasi Peran Biota pada Pertumbuhan Tanaman” yaitu
sebagai berikut
1. Biota tanah merupakan salah satu komponen ekosistem lahan atau tanah
yang berperan dalam memperbaiki struktur tanah melalui penurunan
kerapatan isi tanah, meningkatkan ruang pori, aerasi, drainase, kapasitas
penyimpanan air, dekomposisi sisa organik, pencampuran partikel tanah,
penyebaran mikroba, dan perbaikan struktur tanah.
2. Berdasarkan ukuran tubuhnya, fauna tanah dapat dibedakan menjadi
empat kelompok yaitu Mikrofauna, Mesofauna, Makrofauna, Megafauna.
3. Biota tanah pada lahan basah produktif dan non produktif tidak
menunjukkan adanya makrofauna tanah.
4. Biota tanah pada lahan masam, kapur, salin, dan kering produktif dan non
produktif menunjukkan adanya beberapa jenis makrofauna yang berada
dalam lahan tersebut dengan jumlah yang berbeda pada keempat lahan
produktif dan lahan non produktif.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari Praktikum Kesuburan Tanah dengan
materi “Observasi Peran Biota pada Pertumbuhan Tanaman” yaitu sebaiknya
tidak hanya mengamati makrofauna tanah, tetapi juga mengamati jenis biota
lainya disekitar agar memahami perbedaan jenis biota tanah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA