Disusun oleh:
Nama : Elisabeth Gabriel Febrianty Eba
NIM : 205040200111163
Kelas : J
Asisten : Kurnia Novita Sari
Pada dua gambar tersebut, terlihat pada tanah di daerah rerumputan lebih banyak
mengandung cacing dibandingkan dengan tanah di daerah pekarangan. Mengapa
hal tersebut bisa terjadi?
JAWAB :
Tanah pada gambar 1, dapat dipastikan bahwa tanah tersebut tidak mengalami
pengolahan secara intensif sehingga kondisi tanah masih dalam keadaan yang
subur, sedangkan tanah pada gambar 2 terlihat gersang akibat adanya
perombakan fungsi tanah menjadi suatu bangunan tempat tinggal. Menurut
rendahnya makrofauna dalam tanah terutama disebabkan oleh mobilitasnya yang
rendah sehingga dengan adanya perubahan lingkungan menyebabkan kematian
atau pembatasan laju reproduksinya (Dwiastuti S. , 2017). Dari kedua gambar di
atas, tanah yang memiliki rerumputan mengandung lebih banyak cacing
dibandingkan dengan tanah yang terdapat perumahan. Hal ini dikarenakan, cacing
tanah lebih menyukai tempat yang memiliki vegetasi alami. Vegetasi alami
tersebut menyebabkan tanah memiliki kandungan hara dan bahan organik yang
lebih banyak. Dimana tanaman yang telah mati nantinya akan menjadi seresah
yaitu sumber makanan cacing.
Selain itu, keberadaan rerumputan dan vegetasi lainnya mengakibatkan tanah
menjadi lebih lembab dan memiliki struktur tanah yang lebih gembur. Dengan
kondisi lahan yang terdapat banyak vegetasi alami, maka tanah akan menjadi
lembab sehingga memudahkan cacing dalam melakukan pertukaran gas. Suin
(2012) dalam (Nurrohman, 2018), menjelaskan bahwa bahan organik tanah sangat
menentukan kepadatan populasi organisme tanah, salah satunya adalah fauna
tanah dimana semakin tinggi kandungan organik tanah, maka akan semakin
banyak beranekaragam fauna tanah yang terdapat pada suatu ekosistem.
5. Perhatikan data di bawah ini, jelaskan hubungan antara komposisi tanah dan
aktivitas dari berbagai jenis cacing tanah di bawah ini.
JAWAB :
Berdasarkan tabel dan gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa cacing
epigeik lebih banyak melakukan aktivitas atau pergerakan pada tanah dengan
kandungan bahan organik yang tinggi, sementara semakin rendah kandungan
bahan organik pada tanah maka aktivitas cacing epigeik semakin melambat atau
berkurang. Hal ini dikarenakan jumlah ketersediaan seresah kasar sebagai
makanan cacing epigeik serta sebagai bahan yang dapat menggemburkan tanah
memiliki jumlah yang sedikit sehingga kondisi tanah menjadi lebih padat dan sulit
bagi cacing dalam melakukan adaptasi. Sebaliknya, cacing endogeik lebih banyak
melakukan aktivitas pada tanah dengan jumlah kandungan liat yang lebih banyak.
Hal ini berdasarkan perannya, cacing endogeik melakukan pencampuran bahan
organik yang telah hancur dengan tanah yang lebih dalam dari permukaan.
Sementara itu, cacing anesik lebih banyak melakukan aktivitas pada tanah dengan
kandungan organik ataupun liat yang tinggi. Hal ini dikarenakan cacing anesik juga
memakan serasah yang telah hancur pada permukaan, namun membawanya ke
lapisan tanah yang lebih dalam secara horizontal. Menurut Dewi (2007) dalam
(Dwiastuti S. , 2017), bahwa cacing epigeik memiliki peran utama sebagi pelumat
dan pemotong seresah daun untuk menjadikannya sebagai bahan organik,
sedangkan cacing tanah anesik merupakan cacing berukuran besar yang
memakan tanah dan seresah dipermukaan tanah yang kemudian dibawa masuk
ke dalam tanah, dan cacing endogeik merupakan cacing tidak berwarna yang
hidup serta memperoleh makanan yang telah di bawa masuk oleh cacing anesik
di dalam tanah.
DAFTAR PUSTAKA