Anda di halaman 1dari 7

Lembar Kerja Praktikum DIT

“Pergerakan Cacing Tanah”

Disusun oleh:
Nama : Elisabeth Gabriel Febrianty Eba
NIM : 205040200111163
Kelas : J
Asisten : Kurnia Novita Sari

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
BRAWIJAYA MALANG
2020
1. Bagaimana peran cacing tanah dalam meningkatkan dan mempertahankan
pori makro tanah?
JAWAB :
Cacing tanah merupakan salah satu organisme yang berperan penting dalam
menjaga kegemburan tanah. Suatu lahan atau tanah yang memiliki komponen
cacing di dalamnya akan memiliki sifat tanah yang lebih gembur. Dalam
meningkatkan dan mempertahankan pori makro tanah, cacing melakukan
pergerakan dengan memakan setiap butiran-butiran tanah serta bahan organik
yang dijumpainya dalam tanah. Aktivitas tersebut menghasilkan lubang yang lebih
mudah ditembus oleh akar tanaman sehingga kandungan hara pada tanah lebih
mudah diserap oleh tanaman. Dimana lubang yang dihasilkan juga dapat
memperbaiki aerasi, meningkatkan porositas serta kapasitas infiltrasi, dan
mengurangi aliran permukaan serta erosi pada tanah, karena tanah pada lahan
yang dilalui cacing mengalami pencampuran dengan bahan organik melalui
kotoran yang dikeluarkan cacing tersebut. Peran cacing tanah terhadap sifat fisik
tanah, yaitu lubang bekas jalan cacing tanah berada, berfungsi memperbaiki
aerasi dan drainase di dalam tanah sehingga tanah menjadi gembur (Dwiastuti,
2015).
Dalam hal ini, cacing akan mengeluarkan kotorannya (kascing) yang
mengandung unsur hara serta bahan organik yang dapat mempertahankan pori
makro dan menurunkan tingkat kepadatan tanah. Seperti yang telah diketahui
bahwa bahan organik berfungsi sebagai lem atau perekat yang dapat memperbaiki
porositas pada tanah serta mencegah tanah memiliki tekstur yang padat. Aktivitas
cacing tanah yang membuat liang di dalam tanah dengan memakan massa tanah
dan bahan organik dapat mencegah pemadatan tanah pada suatu lahan
(Dwiastuti, 2015).
2. Bagaimana cara meningkatkan populasi cacing anesik, epigeik, dan endogeik?
Dan apa pengaruh pengolahan tanah terhadap populasi cacing tanah?
JAWAB :
Cara meningkatkan populasi cacing anesik, epigeik, dan endogeik adalah
dengan menjaga kelembaban dan kandungan bahan organik tanah melalui
penyediaan air serta menanam vegetasi alami karena dengan begitu bahan
organik sebagai makanan cacing tanah dapat menyatu dengan tanah atau habitat
cacing. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan mempertahankan habitat asli
cacing dengan mengurangi pengolahan tanah yang berlebihan serta penggunaan
bahan kimia yang dapat mengganggu keseimbangan dalam tanah. Hal ini
dikarenakan tanah yang sering diberikan bahan kimia seperti pestisida, akan
memiliki sifat toksik yang dapat membunuh cacing tanah serta menurunkan tingkat
pertumbuhan dan reproduksi cacing tanah. Cacing tanah sangat sensitif terhadap
gangguan lingkungan terutama bahan agrokimia seperti pestisida (MAYASARI ,
2019).
Pengolahan tanah yang terlalu sering dilakukan dapat mengganggu
keseimbangan ekosistem di dalamnya. Salah satu komponen yang terganggu
adalah cacing tanah. Tanah yang terlalu sering diolah mengakibatkan
berkurangnya ketersediaan hara dan bahan organik dalam tanah. Tanah yang
sering diolah pada bagian permukaannya akan menjadi gembur namun hanya
dalam waktu yang singkat, sedangkan tanah yang lebih dalam akan mengalami
hidrasi akibat adanya penggemburan dimana kelembaban tanah menjadi
berkurang dan akhirnya tanah menjadi kering. Seperti yang diketahui bahwa
cacing tanah menyukai kondisi tanah yang memiliki ketersediaan organik yang
cukup dan kelembaban tanah yang baik. Sehingga apabila tanah terlalu sering
diolah akan mengakibatkan cacing tanah menjadi punah di suatu lahan. Sebagian
besar punahnya cacing tanah disebabkan oleh pengolahan tanah yang intensif
(Dwiastuti S. , 2017).
3. Cacing menjadi organisme yang sangat dibutuhkan tanah sehingga
kehadirannya mengindikasikan tanah tersebut sehat. Mengapa cacing dapat
dijadikan sebagai bioindikator tanah yang subur atau sehat?
JAWAB :
Menurut McGeoch (1998) dalam (Suheriyanto, 2012), bioindikator atau
indikator ekologi adalah taksa atau kelompok organisme yang sensitif dan
memperlihatkan gejala terpengaruh terhadap tekanan lingkungan akibat aktivitas
manusia atau akibat kerusakan sistem biotik. Artinya adalah suatu organisme atau
fauna yang dapat memperbaiki atau merombak tekstur tanah rusak yang
disebabkan oleh aktivitas fisik manusia ataupun akibat kerusakan secara alami
melalui proses dekomposisi. Cacing merupakan organisme yang memiliki peranan
penting dalam pembentukan tekstur tanah. Dimana cacing tanah dapat
menggabungkan tanah dengan bahan organik melalui kascing yang pada akhirnya
akan membentuk agregat tanah yang baik. Kascing adalah kotoran cacing yang
mengandung bahan organik. Selain itu, lubang yang dihasilkan dari aktivitas
cacing dapat memperbaiki aerasi, meningkatkan porositas serta kapasitas
infiltrasi, dan mengurangi aliran permukaan serta erosi pada tanah. Handayanto
dan Kohiriah (2007) dalam (Dwiastuti S. , 2012), bahwa aktivitas cacing tanah
dapat mengubah struktur tanah, aliran air tanah, dinamika hara dan pertumbuhan
tanaman, keberadaannya tidak penting bagi sistem tanah yang sehat tetapi lebih
merupakan “ bioindikator” dari tanah yang sehat sehingga cacing tanah ini
mempunyai fungsi menguntungkan bagi ekosistem.
4. Perhatikan gambar berikut!

Pada dua gambar tersebut, terlihat pada tanah di daerah rerumputan lebih banyak
mengandung cacing dibandingkan dengan tanah di daerah pekarangan. Mengapa
hal tersebut bisa terjadi?
JAWAB :
Tanah pada gambar 1, dapat dipastikan bahwa tanah tersebut tidak mengalami
pengolahan secara intensif sehingga kondisi tanah masih dalam keadaan yang
subur, sedangkan tanah pada gambar 2 terlihat gersang akibat adanya
perombakan fungsi tanah menjadi suatu bangunan tempat tinggal. Menurut
rendahnya makrofauna dalam tanah terutama disebabkan oleh mobilitasnya yang
rendah sehingga dengan adanya perubahan lingkungan menyebabkan kematian
atau pembatasan laju reproduksinya (Dwiastuti S. , 2017). Dari kedua gambar di
atas, tanah yang memiliki rerumputan mengandung lebih banyak cacing
dibandingkan dengan tanah yang terdapat perumahan. Hal ini dikarenakan, cacing
tanah lebih menyukai tempat yang memiliki vegetasi alami. Vegetasi alami
tersebut menyebabkan tanah memiliki kandungan hara dan bahan organik yang
lebih banyak. Dimana tanaman yang telah mati nantinya akan menjadi seresah
yaitu sumber makanan cacing.
Selain itu, keberadaan rerumputan dan vegetasi lainnya mengakibatkan tanah
menjadi lebih lembab dan memiliki struktur tanah yang lebih gembur. Dengan
kondisi lahan yang terdapat banyak vegetasi alami, maka tanah akan menjadi
lembab sehingga memudahkan cacing dalam melakukan pertukaran gas. Suin
(2012) dalam (Nurrohman, 2018), menjelaskan bahwa bahan organik tanah sangat
menentukan kepadatan populasi organisme tanah, salah satunya adalah fauna
tanah dimana semakin tinggi kandungan organik tanah, maka akan semakin
banyak beranekaragam fauna tanah yang terdapat pada suatu ekosistem.
5. Perhatikan data di bawah ini, jelaskan hubungan antara komposisi tanah dan
aktivitas dari berbagai jenis cacing tanah di bawah ini.

JAWAB :
Berdasarkan tabel dan gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa cacing
epigeik lebih banyak melakukan aktivitas atau pergerakan pada tanah dengan
kandungan bahan organik yang tinggi, sementara semakin rendah kandungan
bahan organik pada tanah maka aktivitas cacing epigeik semakin melambat atau
berkurang. Hal ini dikarenakan jumlah ketersediaan seresah kasar sebagai
makanan cacing epigeik serta sebagai bahan yang dapat menggemburkan tanah
memiliki jumlah yang sedikit sehingga kondisi tanah menjadi lebih padat dan sulit
bagi cacing dalam melakukan adaptasi. Sebaliknya, cacing endogeik lebih banyak
melakukan aktivitas pada tanah dengan jumlah kandungan liat yang lebih banyak.
Hal ini berdasarkan perannya, cacing endogeik melakukan pencampuran bahan
organik yang telah hancur dengan tanah yang lebih dalam dari permukaan.
Sementara itu, cacing anesik lebih banyak melakukan aktivitas pada tanah dengan
kandungan organik ataupun liat yang tinggi. Hal ini dikarenakan cacing anesik juga
memakan serasah yang telah hancur pada permukaan, namun membawanya ke
lapisan tanah yang lebih dalam secara horizontal. Menurut Dewi (2007) dalam
(Dwiastuti S. , 2017), bahwa cacing epigeik memiliki peran utama sebagi pelumat
dan pemotong seresah daun untuk menjadikannya sebagai bahan organik,
sedangkan cacing tanah anesik merupakan cacing berukuran besar yang
memakan tanah dan seresah dipermukaan tanah yang kemudian dibawa masuk
ke dalam tanah, dan cacing endogeik merupakan cacing tidak berwarna yang
hidup serta memperoleh makanan yang telah di bawa masuk oleh cacing anesik
di dalam tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Dwiastuti, S. (2012). KAJIAN TENTANG KONTRIBUSI CACING TANAH DAN


PERANNYA TERHADAP LINGKUNGAN KAITANNYA DENGAN
KUALITAS TANAH. Conference paper Seminar Nasional IX Pendidikan
Biologi FKIP UNS, 448-451.
Dwiastuti, S. (2015). Hubungan Kepadatan Cacing Tanah dan Kascing pada
Berbagai Penggunaan Lahan di Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar,
Jawa Tengah. Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015,
839-842.
Dwiastuti, S. (2017). Pemberdayaan Lahan Kritis melalui Pola Interaksi
Cacingtanah dengan Lingkungannya. Proceeding Biology Education
Conference Vol. 14 No. 1, 25-34.
MAYASARI , A. N. (2019). Populasi, Biomassa dan Jenis Cacing Tanah pada
Lahan Sayuran Organik dan Konvensional di Bedugul. AGROTROP, 9 (1),
13-22.
Nurrohman, E. A. (2018). Studi Hubungan Keanekaragaman Makrofauna Tanah
dengan Kandungan C-Organik dan Organophosfat Tanah di Perkebunan
Cokelat (Theobroma cacao L.) Kalibaru Banyuwangi. Bioeksperimen, Vol.
4 No. 1, 1-10.
Suheriyanto, D. (2012). KEANEKARAGAMAN FAUNA TANAHDI TAMAN
NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU SEBAGAI BIOINDIKATOR
TANAH BERSULFUR TINGGI. SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 2 ,
JANUARI – JUNI 2012 ISSN: 2089-069, 29-38.

Anda mungkin juga menyukai