Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI

“IDENTIFIKASI STOMATA”

Disusun oleh:
Nama : Elisabeth Gabriel FebrIanty Eba
NIM : 205040200111163
Kelas : J
Asisten : Kadarsih Ratna Dewanti

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
BRAWIJAYA MALANG
2020
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daun merupakan salah satu organ pada tumbuhan yang memiliki peran yang sangat penting.
Hampir sebagian besar tumbuhan memiliki daun. Umumnya daun tumbuhan berwarna hijau
dan mengandung klorofil. Klorofil ini digunakan dalam proses fotosintesis pada tumbuhan yang
berguna untuk menghasilkan makanan bagi tanaman itu sendiri. Dalam proses ini, tumbuhan
melakukan pertukaran gas dari udara. Dimana daun tumbuhan akan menghirup karbon dioksida
dan melepaskan oksigen.
Proses fotosintesis tentunya akan berjalan dengan baik apabila didukung dengan fasilitas
yang memadai, seperti lingkungan yang sehat, struktur tumbuhan yang lengkap, ketersediaan
senyawa kimia yang diperlukan, dan lain sebagainya. Daun sebagai salah satu struktur tanaman
tentunya memegang peranan yang sangat besar dalam proses ini. Stomata yang terdapat pada
daun menjadi salah satu faktor penting untuk dipelajari. Bagian daun ini membantu tumbuhan
dalam setiap proses yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan energi. Melihat pentingnya
stomata, maka perlu dijelaskan lebih detail mengenai peranannya serta melakukan identifikasi
pada berbagai tanaman untuk mengetahui keadaan stomata dari setiap jenis tanaman yang
berbeda.

1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya pengamatan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi, fungsi, serta struktur dari stomata
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata
3. Untuk mengetahui perbedaan antara stomata tanaman monokotil dan dikotil
4. Untuk mengetahui perbedaan antara stomata tanaman darat dan tanaman air
5. Untuk mengetahui prosedur dalam mengidentifikasi stomata daun
1.3 Manfaat
Manfaat dilakukannya pengamatan ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui definisi, fungsi, serta struktur dari stomata
2. Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata
3. Dapat mengetahui perbedaan antara stomata tanaman monokotil dan dikotil
4. Dapat mengetahui perbedaan antara stomata tanaman darat dan tanaman air
5. Dapat mengetahui prosedur dalam mengidentifikasi stomata daun
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Stomata
Stomata adalah celah diantara epidermis yang diapit oleh 2 sel epidermis khusus yang
disebut sel penutup (Sri, 2010).
Menurut Franks et al. (2017) dan Kumekawa et al. (2013) dalam (Tambaru, 2018), stomata
merupakan tempat pertukaran gas CO2 dari luar ke dalam jaringan tumbuhan dan oksigen dari
jaringan tumbuhan ke atmosfir.
Stomata are the main channels for plants to exchange water and gas with the environment within
the main photosynthetic organs and are closely correlated with plant physiological activities
such as photosynthesis, respiration, and transpiration (Hong, 2018). Stomata merupakan saluran
utama bagi tumbuhan untuk bertukar air dan gas dengan lingkungan dalam organ fotosintetik
utama dan berkorelasi erat dengan kegiatan fisiologis tumbuhan, seperti fotosintesis, respirasi,
dan transpirasi (Hong, 2018).

2.2 Fungsi Stomata


Menurut Larcher (1995) danTambaru, (2012) dalam (Tambaru, 2018), stomata berperan
sangat penting dalam fotosintesis, transpirasi dan respirasi. Dalam hal ini, stomata memiliki
fungsi utama sebagai tempat pertukaran gas, yaitu masuknya CO2 dari udara dan keluarnya O2
ke udara selama proses fotosintesis dan arah sebaliknya pada saat proses respirasi. Pengaturan
ini dilangsungkan melalui porus terletak diantara kedua sel pentutup. Gerakan-gerakan ini
datang dari sel penutupnya yang mampu melakukan perubahan bentuk, karena memiliki
dinding sel yang bersifat elastis. Stomata juga dapat menjadi jalur masuknya polutan yang
merupakan partikel berukuran kurang dari dua mikron yang berasal dari udara. Selain itu,
stomata juga berperan dalam mengatur proses penguapan yang terjadi pada tumbuhan. Stomata
dapat mengecil pada keadaan lingkungan yang kurang memungkinkan untuk bertaham hidup.

2.3 Bagian-Bagian Stomata

Stomata daun tebuka dan tertutup


Menurut (Maasawet, 2015), beberapa bagian dari stomata adalah sebagai berikut :
1. Sel Penutup (Guard Cell) Sel penutup disebut juga sel penjaga. Sel penutup terdiri dari
sepasang sel yang kelihatannya simetris dan umumnya berbentuk ginjal. Sel-sel penutup
merupakan sel-sel aktif (hidup). Pada sel-sel penutup terdapat kloroplas. Berdasarkan
letak sel penutupnya, stomata dapat dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut :
a. Stomata fanerofor, yaitu stomata yang sel-sel penutupnya terletak pada permukaan
daun (menonjol) sehingga memudahkan pengeluaran air, misalnya pada tumbuhan
hidrofit.
b. Stomata kriptofor, yaitu stomata yang sel-sel penutupnya berada jauh di bawah
permukaan daun (tersembunyi), fungsinya untuk mengurangi penguapan yang
berlebihan. Contohnya pada tumbuhan xerofit
2. Celah (Aperture = porus) Di antara kedua sel penutup terdapat celah (porus) yang berupa
lubang kecil. Sel penutup dapat mengatur menutup atau membukanya porus berdasarkan
perubahan osmosisnya.
3. Sel Tetangga (Subsidiary Cell) Sel tetangga merupakan sel-sel yang berdampingan atau
yang berada di sekitar sel-sel penutup. Sel-sel tetangga dapat terdiri dari dua buah atau
lebih yang secara khusus melangsungkan fungsinya secara berasosiasi dengan selsel
penutup.
4. Ruang Udara Dalam (Substomata Chamber) Ruang udara merupakan suatu ruang antarsel
yang besar dan berfungsi ganda dalam fotosintesis, transpirasi, dan juga respirasi. Keadaan
keempat bagian tersebut berbeda pada saat stomata terbuka dan tertutup.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Membuka dan Menutupnya Stomata


Haryani dan Tetrinica (2009) dalam (Maasawet, 2015), menyatakan bahwa terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata yaitu :
1. Faktor eksternal, yaitu intensitas cahaya matahari, konsentrasi CO2 dan hormon asam
absisat (ABA). ABA merupakan senyawa yang berperan sebagai sinyal adanya cekaman
kekeringan sehingga stomata segera menutup Melalui Cahaya matahari merangsang sel
penutup menyerap ion K+ dan air, sehingga stomata membuka pada pagi hari. Konsentrasi
CO2 yang rendah di dalam daun juga dapat menyebabkan stomata membuka.
2. Faktor internal yaitu jam biologis memicu serapan ion pada pagi hari sehingga stomata
membuka, sedangkan malam hari terjadi pembebasan ion yang menyebabkan stomata
akan menutup. Stomata pada kondisi cekaman kekeringan akan menutup sebagai upaya
untuk menahan laju transpirasi. Beberapa tanaman beradaptasi terhadap cekaman
kekeringan dengan cara mengurangi ukuran stomata dan jumlah stomata. Mekanisme
membuka dan menutup stomata pada tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan
sangat efektif, sehingga jaringan tanaman dapat menghindari kehilangan air melalui
penguapan dan Jumlah stomata yang lebih banyak pada permukaan bawah merupakan
suatu mekanisme adaptasi pohon terhadap lingkungan darat (Champbell et al., 2003).

2.5 Perbedaan Stomata Tanaman Monokotil dan Dikotil

Tipe stomata pada daun sangat bervariasi. Berdasarkan hubungan stomata dengan sel
epidermis dan sel tetangga ada banyak tipe stomata, tipe yang berbeda dapat terjadi pada satu
famili yang sama atau dapat juga pada daun dari spesies yang sama. Berikut merupakan
perbedaan antara stomata tanaman dikotil dan monokotil (Khairani, 2020) :
a. Tipe Stomata Dicotyledoneae
Berdasarkan susunan sel tetangga yang ada disamping sel penutup, stomata pada
tumbuhan Dicotyledoneae dikelompokkan menjadi empat tipe berikut:
1. Tipe anomositik/Ranunculaceae, yaitu sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang
bentuk maupun ukurannya sama dengan sel epidermis disekitarnya. Tipe ini umumnya
dijumpai pada tumbuhan familia Ranunculacea, Caparidaceae, Cucurbetaceae, dan
Malvaceae.
2. Tipe anisositik/Cruciferae, yaitu sel penutup dikelilingi oleh tiga buah sel tetangga
yang tidak sama besar. Tipe ini umumnya dijumpai pada tumbuhan anggota familia
Cruciferae, dan Solanaceae.
3. Tipe parasitik/Rubiaceae, yaitu sel penutup diiringi sebuah sel tetangga atau lebih
dengan sumbu panjang sel tetangga sejajar dengan sumbu sel penutup serta celah. Tipe
ini umumnya dijumpai pada tumbuhan anggota familia Rubiaceae, Magnoliaceae, dan
Mimosaceae.
4. Tipe diasitik/Caryophyllaceae, yaitu stoma dikelilingi dua sel tetangga. Dinding
bersama dari kedua sel tetangga itu tegak lurus terhadap sumbu panjang sel penutup
serta celah. Tipe ini umumnya dijumpai pada tumbuhan anggota familia
Caryophyllaceae dan Acanthaceae.
b. Tipe stomata Monocotyledoneae
Sementara itu, pada tanaman monokotil terdapat 4 tipe stomata, yaitu sebagai berikut :
1. Sel penutup dikelilingi oleh 4-6 sel tetangga. Tipe ini biasa terdapat pada Araceae,
Commelinaceae, Musaceae, Stralitziaceae, Cannaceae, dan Zingiberaceae.
2. Sel penutup dikelilingi oleh 4 sampai 6 sel tetangga, 2 diantaranya berbentuk bulat dan
lebih kecil dari yang lain, terletak pada ujung sel penutup. Tipe ini terdapat pada
spesies dari Palmae, Pandanaceae, dan Cyclanthaceae.
3. Sel penutup didampingi oleh 2 sel tetangga. Tipe ini terdapat pada Pontederiaceae,
Flagellariaceae, Butomales, Alismatales, Potamogetonales, Cyperales, Xyridales, dan
Juncales.
4. Sel penutup tidak mempunyai sel tetangga. Tipe ini terdapat pada Liliales (kecuali
Pontederiaceae), Dioscorales, Amaryllidales, Iridales, dan Orchidales

2.6 Perbedaan Stomata Tanaman Darat dan Tanaman Air


Menurut Lestari (2005) dalam (Maasawet, 2015), bentuk stomata yang berbeda dipengaruhi
oleh kondisi lingkungan, habitat tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu sendiri. Pada
tumbuhan darat, stomata banyak terdapat pada bagian bawah daun, sedangkan pada tumbuhan
yang hidup di air stomata banyak terdapat pada permukaan atas daun. Hal ini dikarenakan pada
tumbuhan darat penguapan lebih mudah terjadi pada bagian atas permukaan daun karena lebih
dekat dengan jangkauan sinar matahari, sehingga untuk mengurangi penguapan stomata daun
stomata tanaman darat lebih banyak pada bagian bawah permukaan daun. Sedangkan, pada
tanaman air stomata lebih banyak pada bagian atas permukaan daun karena pada bagian bawah
daun menyentuh genangan air sehingga apabila stomata membuka, air akan mudah masuk
sehingga berpotensi terjadinya penguapan. Selain itu, ukuran stomata pada tanaman air juga
lebih besar dibandingkan tanaman darat. Oleh karena itu, untuk mengatasi penguapan, maka
stomata tanaman air lebih banyak terdapat pada bagian atas permukaan daun.
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan dalam pengamatan ini adalah sebagai berikut :
1. Kutek bening digunakan untuk melapisi spesimen
2. Selotip untuk menutup bagian daun yang telah dilapisi kutek
3. Kaca preparat berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk meletakkan spesimen
4. Mikroskop berfungsi sebagai alat untuk mengamati spesimen dengan perbesaran yang
lebih detail
5. Alat tulis digunakan untuk mencatat atau memaparkan data hasil pengamatan
6. Kamera digunakan sebagai alat untuk mendokumentasikan pengamatan dalam bentuk
foto atau gambar
Sementara itu, bahan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah daun mangga, daun
jagung, dan daun teratai.

3.2 Cara Kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Melapisi spesimen dengan kutek bening dan


menunggu hingga kering

Setelah itu, menutup bagian yang dilapisi kutek dengan selotip

Melepaskan selotip dari daun tersebut

Meletakkan selotip tersebut pada kaca preparat dan mengamati dibawah mikroskop

Mencatat hasil pengamatan dan dokumentasi

3.3 Analisa Perlakuan


Untuk melakukan pengamatan, langkah awal yang perlu dilakukan adalah menyiapkan alat
dan bahan. Setelah itu, mengambil spesimen daun, kemudian lapisi menggunakan kutek bening
dan ditunggu hingga kutek tersebut mengering. Jika sudah kering, tutup bagian yang dilapisi
kutek menggunakan selotip. Selanjutnya, lepaskan selotip dari daun dan letakkan selotip
tersebut pada kaca preparat, dan amati di bawah mikroskop. Catat hasil pengamatan dan
dokumentasikan kegiatan dengan mengambil foto.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Klasifikasi Tanaman
A. Klasifikasi mangga

Kingdom : plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica L. (Husni, 2019)

B. Klasifikasi jagung

Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Monocotyledonae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae/ Gramineae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L. (Tjitrosoepomo, 2013)

C. Klasifikasi teratai

Kingdom : Plantae
Divisio : Spermathophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Nymphaeales
Famili : Nymphaeaceae
Gebus : Nymphaea
Spesies : Nyimphaea pubescens L.

4.2 Pembahasan

Daun mangga

Daun jagung

Daun teratai
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, antara daun mangga, daun jagung, dan
daun teratai memiliki ukuran dan tipe stomata yang berbeda. Dimana stomata pada daun teratai
lebih banyak daripada daun mangga dan jagung. Hal ini disebabkan bagian permukaan daun
teratai sangat lebar sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Teratai yang
hidup di air lebih mudah mengalami kemasukan air, sehingga stomata daun teratai berada pada
bagian atas permukaan daun. Sedangkan pada daun jagung dan daun mangga, jumlah stomata
daunnya jauh lebih sedikit daripada daun teratai. Kedua daun tersebut memiliki jumlah stomata
yang lebih banyak terdapat pada bagian bawah permukaan daun dibandingkan bagian atas
permukaan daun. Hal ini bertujuan untuk mengurangi penguapan yang terjadi pada daun. Selain
itu, tipe sel penutup dari ketiga jenis daun ini pun berbeda. Daun mangga memiliki tipe
anomositik/Ranunculaceae, yaitu sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang bentuk maupun
ukurannya sama dengan sel epidermis disekitarnya.
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka di peroleh ukuran dan
bentuk stomata yang terdapat pada tumbuhan darat lebih kecil dibandingkan dengan
ukuran stomata pada tumbuhan air. demikian juga terdapat perbedaan bentuk stomata
pada masing-masing tumbuhan darat (Maasawet, 2015).
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa antara tanaman air dan
tanaman darat mmiliki jumlah stomata yang berbeda, dimana jumlah stomata tanaman air
lebih banyak dibandingkan tanaman darat, serta antara daun tanaman dikotil dan monokotil
memiliki sel penutup yang berbeda-beda berdasarkan kondisi lingkungan dan jenis
tanamannya masing-masing.
5.2 Saran
Dengan adanya kegiatan tersebut, diharapkan agar para praktikan dapat memahami
dengan baik mengenai identifikasi dari setiap stomata daun.
DAFTAR PUSTAKA

Hong, T. (2018, December 18). Characteristics and correlations of leaf stomata in different
Aleurites montana provenances. (F. a. Hutchinson, Penyunt.) PLOS ONE, 1-10.
doi:https://doi.org/10.1371/
Husni, P. (2019, Agustus 01). AKTIVITAS FARMAKOLOGI TANAMAN MANGGA
(MANGIFERA INDICA L.): REVIEW. Farmaka, Volume 17 Nomor 2, 187-194.
Khairani, N. (2020). IDENTIFIKASI TIPE STOMATA PADA TUMBUHAN
ANGIOSPERMAE DI KAMPUS UIN AR-RANIRY SEBAGAI REFERENSI.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-
RANIRY DARUSSALAM, 1-70.
Maasawet, M. (2015, Agustus 22). PERBEDAAN UKURAN DAN BENTUK STOMATA
TUMBUHAN AIR DAN TUMBUHAN DARAT. Prosiding Seminar Nasional I
Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran,, 81-92.
Sri, H. (2010, Oktober). Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies Tanaman
Dikotil dan Monokotil. Buletin Anatomi dan Fisiologi, Vol. XVIII, No. 2, 21-28.
Tambaru, E. (2018). Karakterisasi Stomata Daun Tanaman Obat Andredera cordifolia (Ten.)
Steenis dan Gratophyllum pictum (L.) Griff. Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan, Vol. 9
No. 17, 42-47.
Tjitrosoepomo, G. (2013). Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai