Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

DASAR ILMU TANAH


DUSUN SUMBERSARI DESA TAWANGARGO
KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN BATU

Disusun Oleh :
Kelompok N1

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
DASAR ILMU TANAH
DUSUN SUMBERSARI DESA TAWANGARGO
KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN BATU

Disusun Oleh :
Kelompok : N1
Asisten : Siti A’isyah
Ketua : Ilham Bintang Timur ( 165040201111243 )
Anggota : - Utari Eka Ambarwati ( 165040201111234 )
- Nurul Hilmiah Emiliya P ( 165040201111235 )
- Nila Megasari ( 165040201111236 )
- Kris Wahyuningsih ( 165040201111237 )
- M.Misbahul Anam ( 165040201111238 )
- Purnama Mahbub Aulia ( 165040201111239 )
- Syahrul Abdul Basit ( 165040201111240 )
- Tessa Andini Permata ( 165040201111241 )
- Tarisa Rinanti ( 165040201111242 )
- Christi Hutapea ( 165040201111244 )
- Eka Mawarta Tarigan ( 165040201111245 )
- Grandy Zovanca ( 165040201111246 )
- Fauzia Nur Huda ( 165040201111247 )
Laporan ini telah dikonsultasikan dan tidak ada unsur plagiatisme

Malang, 9 Desember 2016


Asisten Kelas Ketua

(SITI A’ISYAH) (ILHAM BINTANG TIMUR)


NIM. 155040200111022 NIM.165040201111243

Koordinator Asisten

( ISTIYANI WAHYUNI )
NIM. 145040200111024 KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat serta hidayah
yang memberikan kesehatan dan keselamatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan praktikum fieldtrip Dasar Ilmu Tanah di UB Forest Dusun Sumbersari, Desa
Tawang Argo, Kecamatan Karang Ploso, Batu dengan baik dan lancar. Segala puji
kehadirat Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan suri tauladan dalam
menjalani dan menyikapi kehidupan di dunia ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing
kami selama kuliah berlangsung dan asisten yang telah membimbing kami selama
praktikum serta teman-teman atas kerjasamanya.
Laporan ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas akhir praktikum Dasar
Ilmu Tanah yang diberikan oleh Tim Asisten Praktikum dalam rangka pendalaman
materi Dasar Ilmu Tanah.
Semoga penulisan laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kritik serta
saran yang penulis terima dapat dijadikan perbaikan dalam penulisan laporan
selanjutnya.

Malang, 9 Desember 2016

Penulis
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..10
DAFTAR ISI…………………………………..………...……………………..10
DAFTAR TABEL…………………………………………………………...…..10
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………..……..10

I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang……………………………………………………….…..10
I.2 Tujuan…………………………………………………………………....10
I.3 Manfaat…………………………………………………………………..10

II. METODOLOGI
II.1Tempat dan Waktu Pelaksanaan……………………………10
II.2Alat, Bahan dan Fungsi………………………………………..10
II.2.1 Pengamatan pedologi………………….…………………..10
II.2.2 Pengamatan fisika tanah…………………………….…..10
II.2.3 Pengamatan biologi tanah……………………………..……..10
II.2.4 Pengamatan kimia tanah…………………………………....……..10
II.3Langkah-langkah Pengamatan……………………………………..10
II.3.1 Pengamatan fisika tanah…………………………………….…..10
II.3.2 Pengamatan biologi tanah…………………………………..…..10
II.3.3 Pengamatan kimia tanah………………………………………..10

III. KONDISI UMUM WILAYAH


III.1 Kondisi Biofisik…………………………………………...
…………..10
III.1.1 Penggunaan lahan…….…………………...
………………………..10
III.1.2 Tutupan lahan…….………………………………...
……………..10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
IV.1.1 Fisiografis……………………………………………………..1
0
IV.1.2 Morfologi tanah………………..…….
………………………..10
IV.2 Hasil Pengamatan Sifat Fisik, Biologi dan Kimia Tanah (pada semua
titik)
IV.2.1 Pengamatan fisika tanah (pengukuran tingkat erosi dan sifat
fisik)..10
IV.2.2 Pengamatan biologi tanah (pengukuran biodiversitas)………..
…..10
IV.2.3 Pengamatan kimia tanah (pengukuran pH dan defisiensi hara)
…..10

IV.3 Pembahasan
IV.3.1 Perbandingan sifat fisik tanah pada masing-masing penggunaan
lahan………..10
4.3.2 Perbandingan sifat biologi tanah pada masing-masing penggunaan
lahan……..10
4.3.3 Perbandingan sifat kimia tanah pada masing-masing penggunaan
lahan……….10

V. PENUTUP
V.1Kesimpulan..........................................................................................10
V.2Saran.....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tanah mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan. Tanah
sangat diperlukan bagi keberlangsungan hidup manusia, hewan, dan terutama
pada tanamandalam proses pertumbuhan dan perkembangan dimana tanah
sebagai media tumbuh tanaman, pemberi unsur hara, penyedia air dan juga
menjadi habitat bagi organisme yang ada di dalam maupun di permukaan
tanah. Tanah merupakan suatu benda alami yang terdiri atas komponen-
komponen padat, cair dan gas, dan mempunyai sifat yang dinamik. Benda
alami ini terbentuk oleh hasil interaksi antara iklim dan organisme terhadap
bahan induk yang dipengaruhi oleh relief tempat terbentuknya tanah dan
waktu. (Arsyad, 2006)
. Dalam mengelola dan mengembangkan suatu lahan pertanian perlu
menguasai dan memahami sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Sifat fisik
meliputi struktur tanah, tekstur tanah, konsistensi, permeabilitas, drainase
serta berat isi dan berat jenis. Sifat kimia meliputi pH, dan defisiensi unsur
serta sifat biologi meliputi seresah, vegetasi, makro organisme dan kascing.
Sifat fisik tanah juga sangat mempengaruhi sifat-sifat tanah yang lain dalam
hubungannya dengan kemampuannya untuk mendukung pertumbuhan
tanaman dan kemampuan tanah untuk menyimpan air.
Dengan memahami sifat fisik, kimia, dan biologi maka dapat
ditentukan jenis pengolahan lahan yang baik serta pemilihan tanaman
budidaya yang cocok untuk tanah tersebut. Khususnya pada lahan tegalan,
Agroforestri dan hutan. Sehingga dapat memanfaatkan lahan secara optimal
sehingga meningkatkan hasil produksi.

I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum lapang ini adalah :
1. Untuk mengamati sifat fisik, kimia, dan biologi tanah pada lahan yang
diamati
2. Untuk mengamati kondisi biologi dan fisik pada lahan yang diamati
3. Untuk mengetahui perbandingan sifat- sifat tanah serta erosi yang
terjadi pada lahan.
4. Untuk mengetahui fisiografis dan morfologi pada tanah Ub forest.

I.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum lapang ini adalah :
1. Memahami dan mengetahui klasifikasi tanah pada lahan yang
diteliti.
2. Memahami kondisi biofisik pada lahan pengamatan.
3. Mengatahui serta memahami perbandingan sifat pada setiap
pengamatan lahan tegalan, agroforestri dan hutan pada Ub forest.
4. Mengetahui bentuk – bentuk erosi yang terjadi lahan serta cara
upaya pengendaliannya.
5. Mengetahui laju permeabilitas dan drainase pada lahan
II. METODOLOGI
II.1Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Praktikum lapang Dasar Ilmu Tanah dilaksanakan pada hari Minggu
04 Desember 2016 pukul 08.00 - 11.00 WIB bertempat di UB Forest Dusun
Sumbersari, Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Batu.

II.2Alat, Bahan dan Fungsi


2.2.1 Pengamatan pedologi
Tabel 1. Alat, bahan, dan fungsi pengamatan pedologi
No. Alat dan bahan Fungsi
1. Sekop Sebagai alat penggali tanah
2. Cangkul Sebagai alat penggali tanah
3. Pisau lapang Menentukan kekerasan lapisan
tanah,memberi garis batas tiap
horizon, mengambil sampel tanah
4. Buku munsell colour chart Menentukan warna tanah
5. Botol air Sebagai tempat air
6. Meteran 1,5 m Mengukur batas antar horizon
7. Sabuk profil ( meteran ukuran Memberi batas antar horizon
lebar 3-5cm, panjang 3m)
8. Form pengamatan Menulis hasil pengamatan
9. Papan dada Sebagai alas untuk menulis
10. Kamera Mendokumentasikan hasil
11. Kompas Menentukan arah lereng
13. Klinometer Mengukur kemiringan lereng
14. Modul praktikum DIT Sebagai acuan dalam penelitian
15. Tanah Sebagai objek pengamatan
16. Air Menguji drainase dan erosi
2.2.2 Pengamatan fisika tanah

No Alat dan Bahan Fungsi


1 Cetok Untuk mengambil material tanah
2 Botol air mineral 1,5 L Untuk wadah air
3 Form pengamatan Untuk mencatatat hasil identifikasi
4 Air Untuk mengidentifikasi erosi,
permeabilitas dan drainase tanah
5 Tanah Objek pengamatan

2.2.3 Pengamatan biologi tanah

No. Alat Fungsi


1. Tali raffia Untuk membuat frame pengamatan
2. Cetok Untuk menggali tanah dan mencari
makro organisme
3. Penggaris Untuk mengukur ketebalan seresah
4. Form pengamatan Untuk mencatat hasil pengamatan
5. Kamera Untuk dokumentasi pengamatan
2.2.3 Pengamatan kimia tanah

No Alat Fungsi
1 pH meter Untuk mengukur pH tanah
2 Alat tulis Untuk mencatat data hasil pengamatan
3 Kamera Untuk mendokumentasi hasil
4 Form pengamatan pengamatan
Untuk mencatat data hasil pengamatan

II.3Langkah-langkah Pengamatan

II.3.1 Pengamatan tanah (pedologi)


2.3.1.1 Morfologi

Menyiapkan alat dan bahan

Menggali profil tanah

Menganalisa penampang tanah berdasarkan perbedaan warna


tanah

Menusuk bidang profil tanah secara berulang menggunakan pisau


lapang untuk mengetahui kepadatan keseluruhan profil tanah

Membuat batas pada tanah menggunakan pisau lapang

Mengukur panjang setiap batasan horizon pada tanah

Memasang sabuk profil di profil tanah untuk memperjelas


perbedaan warna dan panjang setiap horizon
Mengambil sampel dari setiap horizon tanah untuk mengetahui warna,
tekstur, struktur, dan konsistensi tanah

Mencatat hasil pengamatan dan


mendokumentasikan

II.3.2 Pengamatan fisika tanah


a. Konsistensi dalam keadaan basah (plastisitas)

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil sampel tanah

Memberi sedikit air

Membentuk tanah menjadi cincin

Menentukan plastisitas

Mengidentifikasi plastisitas dan


mendokumentasikan
b. Konsistensi dalam keadaan basah (kelekatan)

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil sampel tanah

Menambahkan sedikit air pada tanah

Menentukan kelekatan dengan menggunakan


telunjuk dan ibu jari

Mengidentifikasi kelekatan dan mendokumentasikan

c. Konsistensi dalam keadaan lembab

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil sampel tanah

Menentukan keteguhantanah dengan membuat


gumpalan

Mengidentifikasi keteguhan tanah dan


mendokumentasikan
d. Tekstur tanah

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil sampel tanah

Menentukan tekstur tanah dengan metode feeling

Mengidentifikasi tekstur tanah dan mendokumentasikan

e. Struktur tanah

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil sampel tanah

Menentukan struktur tanah dengan melihat bagian tanah


dari satu sisi

Mengidentifikasi struktur tanah dan


mendokumentasikan
f. Permeabilitas

Menyiapkan alat dan bahan

Menuangkan air pada permukaan tanah

Mengamati kemampuan tanah dalam menyerap air

Menentukan permeabilitas tanah dan


mendokumentasikan

g. Drainase

Menyiapkan alat dan bahan

Menuangkan air pada permukaan tanah

Mengamati kemampuan air dalam menembus tanah

Menentukan drainase tanah dan mendokumentasikan


h. Berat Isi dan berat Jenis Tanah
a. sampel tanah ring utuh

Menyiapkan alat dan bahan

Menekan ring sampel dengan balok


penekan hingga tanah memenuhi ring

Meletakkan ring master diatas ring sampel

Menakan ring dengan balok penekan dan palu hingga


tanah terisi hingga setengah ring master

Mengambil ring dengan menggunakan pisau lapang memisahkan ring


sampel dengan ring master

Memasukkan ring sampel beserta tanah ke dalam plastik,


mengikat plastik dengan karet dan memberi label

b. Sampel Tanah Tidak Utuh (Komposit)

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil tanah di beberapa titik (minimal 3 titik) dengan


sekop sampel

Menyimpan sampel tanah ke dalam plastik yang diikat dan


memberi label
c. Sampel Tanah Utuh Agregat

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil beberapa agregat tanah yang terbentuk secara alami

Menyimpan sampel tanah ke dalam plastik yang diikat dan memberi


label

II.3.3 Pengamatan biologi tanah

Membuat frame menggunakan tali rafia dengan ukuran 50cm x


50cm

Mengamati jenis vegetasi,jumlah seresah,makro organisme dan


kascing yang ada dalam frame di masing-masing site

Mencatat hasil pengamatan seresah dan


mendokumentasikan
II.3.4 Pengamatan kimia tanah
Defisiensi Hara

Menyiapkan alat dan bahan

Mengamati berbagai tanaman vegetasi di UB


Forest yang mengalami defisiensi unsur hara

Mencatat dan mendokumentasikan hasil dari


pengamatan
III. KONDISI UMUM WILAYAH
III.1 Kondisi Biofisik
III.1.1 Penggunaan lahan
Pada fieldtrip yang kami lakukan di Dusun Sumbersari, Desa
Tawangargo, Kecamatan Karangploso,Kabupaten Malang. Penggunaan
lahan Agroforestri pada lahan sub titik 1 merupakan penggunaan lahan
yang didominasi oleh tanaman kopi dimana terdapat banyak seresah dan
vegetasi namun tidak ditemukan adanya kascing. Pada sub titik 2 lahan
didominasi oleh pohon pinus dan kopi. Pada sub titik 3 lahan didominasi
oleh tanaman pinus dengan adanya seresah dan vegetasi serta
ditemukannya kascing pada lahan dan pada titik ke-4 penggunaan
lahannya adalah lahan tegalan dengan sistem tanaman musiman seperti
jagung dan pada lahan tegalan tersebut terdapat kascing.
Menurut Lundgren dan Raintree (1982),Agroforestri adalah istilah
kolektif untuk sistem-sistem dan teknologi-teknologi penggunaan lahan,
yang secara terencana dilaksanakan pada satu unit lahan dengan
mengkombinasikan tumbuhan berkayu (pohon, perdu, palem, bambu dll.)
dengan tanaman pertanian dan/atau hewan (ternak) dan/atau ikan, yang
dilakukan pada waktu yang bersamaan atau bergiliran sehingga terbentuk
interaksi ekologis dan ekonomis antar berbagai komponen yang ada.
Sistem agroforestri memiliki perpaduan antara berbagai jenis
tanaman, sehingga perlu diketahui potensi lahan atau kelas/kemampuan
lahan untuk tipe penggunaan lahan (jenis tanaman dan tingkat
pengelolaan) tertentu(Harjowigenodan Widiatmaka,2001).

III.1.2 Tutupan lahan


Dari hasil pengamatan yang dilakukan, penutupan lahan pada
daerah UB Forest terdapat beberapa vegetasi yang didominasi oleh semak
dan rerumputan. Sebagian besar lahan pada daerah UB Forest tertutupi
oleh vegetasi tersebut. Pernanan penutupan lahan dalam lahan tersebut
adalah sebagai daerah resapan air dan mengurangi tingkat erosi yang
terjadi pada lahan tersebut.
Berdasarkan literatur mengenai penutupan lahan adalah suatu
lahan yang mencakup segala jenis kenampakan yang ada di permukaan
bumi yang ada pada lahan tertentu. (Malingreau dan Rosalia, 1981).
Adapun peran penutupan lahan sebagai pengatur tata air (mengurangi
energi kinetik dari curah hujan, meningkatkan infiltrasi dan mengurangi
aliran permukaan dan erosi) yang lebih baik dari tutupan vegetasi non
hutan (pertanian, semak belukar dan tanaman perkebunan). Lahan tidak
bervegetasi berpotensi meningkatkan erosi, yang pada giliriannya
meningkatkan tingkat kekritisan lahan (Kadir 2013).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
IV.1.1 Fisiografis
Daerah survei UB Forest
Pemeta Ilham dkk.
Tanggal 3 Desember 2016
Nomor Lapangan 4.3
Lokasi ± 200 m ke arah barat dari Camp ground UB Forest
Dukuh Sumbersari
Desa Tawang Argo
Kecamatan Karang Ploso
Kabupaten Batu
Propinsi Jawa Timur
Sketsa Di tanyakan dulu
Aspek Lereng 273º dari Utara
Letak Lereng Di bawah
Relif makro Bergelombang
Relif mikro Teras
Lereng Majemuk
Kemiringan 20% dan 10º
Aspek 273º
Aliran Permukaan Sedang
Drainase alami 3-sedang
Permeabilitas Sedang
Genangan/banjir Tanpa
Erosi Percik
Bahaya erosi Ringan
Keadaan permukaan -
Ukuran -
Jumlah -

Vegetasi dan penggunaan


lahan Agroforestri
Vegetasi alami Semak
Dominan Kopi
Spesifik Pinus, Pisang, Labu, Talas, dan Kunyit
Dalam praktikum lapangpengamatan fisiografis di Nomor Lapangan 4.3 pada
03 Desember 2016, berlokasi di ± 200 m ke arah barat dari Camp ground UB Forest,
Dukuh Sumbersari , Desa Tawang Argo , Kecamatan Karang Ploso, Batu, Jawa
Timur, hasil sketsa yang didapat yaitudi tanyakan dulu, aspek lereng 273º dari Utara,
letak lereng di bawah, relif makro bergelombang, relif mikro teras, lereng majemuk,
kemiringan 20% dan 10º, Menurut Agus dkk. (2002) Penggunaan dan pengelolaan
lahan yang kemiringan lerengnya lebih dari 15% perlu diwaspadai, karena jika erosi
lahannya terbuka dapat melebihi batas yang diperbolehkan.Aspek 273º, aliran
permukaan sedang, drainase alami 3-sedang, permeabilitas sedang, erosi percik,
bahaya erosi ringan, tidak mengamati keadaan permukaan , tidak mengukur ukuran,
tidak menghitung jumlah, vegetasi dan penggunaan lahan agroforestri, Menurut Agus
dkk. (2002) Kegiatan konservasi tanah untuk menjaga kapasitas infiltrasi tanah
lapisan atas pada lahan bekas tebangan yang dibudidayakan, tidak harus berupa
kegiatan sipil teknik berbiaya tinggi seperti penterasan lahan, melainkan dapat berupa
budidaya lahan berpola wanatani (agroforestry). Vegetasi alami semak dan paku,
tanaman dominan kopi, menurut Agus dkk. (2002) dengan semakin besarnya tanaman
kopi maka nilai perlindungan tanaman terhadap tanah akan meningkat, tanaman kopi
mempunyai kemampuan mengurangi erosi dengan berkembangnya tajuk dan karena
terbentuknya lapisan serasah sejalan dengan berkembangnya tanaman. Tanaman
spesifik pinus, pisang, labu, talas dan kunyit.

IV.1.2 Morfologi tanah


NOMOR HORIZON 1 2 3
KEDALAMAN (cm) 0-15 15-38 38-52
BATAS Kejelasan N J A B N JA B N J AB
HORISON Toporafi R O T A R O T A R OT A
MAT- Kering 7,5 YR 7,5 YR 7,5 YR
WARNA
RIKS Lemb. 2,5/1 2,5/3 2,5/2
Lempung liat Lempung liat Lempung liat
SIMBOL TEKSTUR
berpasir berdebu berdebu
Gumpal Gumpal Gumpal
STRUKTUR Tipe
bersudut bersudut bersudut
Lembab Sangat Gembur Gembur Gembur
KONSISTENSI Agak lekat Tidak lengket Agak lekat
Basah
Agak plastis Tidak plastis Agak plastis
Jumlah Sd Bi Ba Sd Bi Ba Sd Bi Ba
PERAKARAN
Ukuran Ha Sd Ka Ha SdKa HaSdKa

IV.2Hasil Pengamatan Sifat Fisik, Biologi dan Kimia


Tanah
IV.2.1 Pengamatan fisika tanah (pengukuran tingkat erosi dan sifat fisik)

Sub Titik 1
Lereng .... % Penggunaan Lahan Tegalan

Struktur Gumpal membulat


Tekstur Lempung berliat
Konsistensi Lembab : Agak lekat (1)
Basah : Agak plastik
Permeabilitas (1)
Drainase Lambat
Berat Isi & Berat Lambat
Jenis

Pengamatan fisika tanah pada sub titik 1 dimanfaatkan sebagai lahan tegalan
memiliki struktur gumpal membulat, bertekstur lempung berliat karena pada kondisi
lapang ditemukan komposisi persen liat, pasir, dan debu akan tetapi lebih dominan
liat. Tanah pada titik tersebut memiliki permeabilitas lambat dan drainase yang
lambat. Setelah sampel tanah dilakukan pengujian di laboratorium didapatkan berat
isi sebesar ..... dan berat jenis sebesar....

Sub Titik 2

Struktur Gumpal membulat


Tekstur Liat berdebu
Konsistensi Lembab : Lekat (2)
Basah : Agak plastik (1)
Permeabilitas Cepat
Drainase Baik
Berat Isi & Berat
Jenis
Lereng .... % Penggunaan Lahan Agroforestri

Pengamatan fisika tanah pada pengamatan sub titik 2 yang digunakan sebagai
lahan Agroforestri memiliki struktur tanah gumpal membulat dengan tekstur liat
berdebu karena pada kondisi lapang ditemukan komposisi tanah yang terasa agak
licin dan mudah digulung serta memiliki daya lekat yang tinggi. Konsistensi tanah
tesebut lekat, memiliki permeabilitas cepat serta drainase yang baik. Setelah
dilakukan pengujian pada laboratorium didapatkan hasil berat isi ... dan berat jenis ....

Sub Titik 3
Lereng .... % Penggunaan Lahan hutan

Struktur Gumpal membulat


Tekstur Liat berdebu
Konsistensi Agak lekat (1) agak
Permeabilitas plastik (1)
Drainase Sedang
Berat Isi & Berat Sedang
Jenis
Pengamatan fisika tanah pada sub titik 3 yang digunakan sebagai lahan hutan
memiliki struktur tanah gumpal membulat karena pada kondisi lapang ditemukan
komposisi tanah yang terasa agak licin dan mudah digulung serta memiliki daya
kelekatan yang agak lekat. Konsistensi tanah agak lekat,memiliki permeabilitas yang
sedang serta drainase yang sedang. Setelah dilakukan pengujian pada laboratorium
didapatkan hasil berat isi ... dan berat jenis ....
Erosi

Erosi Tingkat
Titik 1 Alur Rendah
Titik 2 Alur Rendah
Titik 3 Alur Rendah
Dari pengamatan pada sub titik 1 yaitu pada lahan tegalan dengan
komoditas tanaman semusim jagung , jenis erosi alur dengan tigkatan
sedang, dikarenakan pada lahan tersebut dibentuk pemberi saluran irigasi
oleh petani dengan penanaman jagung tertata. Dengan cara pengendalian
penambahan tanaman pada lahan yang kosong sehingga air tidak langsung
memukul tanah.
Pada sub titik 2 yaitu lahan agroforesttri dengan komoditas utama
kopi dengan naungan pohon pinus tidak terjadi erosi karena jumlahnya
seresah sangat banyak dan sangat tebal. Hal ini sama dengan sub titik 3
yaitu pada lahan hutan dengan pohon pinus tidak terjadi erosi karena
jumlah seresahnya lebih tebal dan sangat banyak. Sehingga pada sub titik
2 dan sub titik 3 air akan tertahan seresah.
IV.2.2 Pengamatan biologi tanah (pengukuran biodiversitas)
Tingkat biodiversitas berbeda pada tiap lahan. Pada sub titik 1
jenis penggunaan lahan agroforestri terdapat vegetasi pada frame 1 dan
seresah pada frame 2 yang jumlahnya banyak sedangkan vegetasi pada
frame 2 dan seresah pada frame 1 jumlahnya sedikit. Makro organisme
yang terdapat pada agroforestri seperti ulat bulu dan laba-laba berjumlah
banyak.
Pada sub titik 2 jenis penggunaan lahan tahunan yaitu
hutan,vegetasi pada frame 1 sedikit dan seresah sedang,sedangkan pada
frame 2 vegetasi dan seresah jumlahnya banyak. Makroorganisme yang
di temukan adalah cacing dengan jumlah yang banyak dan di temukan
adanya kascing pada lahan hutan.
Pada sub titik 3 jenis penggunaan lahan yang diamati yaitu
tegalan dengan vegetasi cabai dan rumput yang sedikit dan
makroorganisme yang di temukan seperti kelabang dalam jumlah sedikit
dan semut hitam dengan jumlah yang banyak.

IV.2.3 Pengamatan kimia tanah (pengukuran pH dan defisiensi hara)


Hasil pengamatan kami terkait dengan sifat kimia tanah di UB
Forest, Dusun Sumbersari, Desa Tawang Argo, Kecamatan Karangploso,
Batu bahwa pada pengamatan vegetasi pada subtitik 1, yaitu komoditas
pinus dan kopitidak ditemukan adanya gejala defisiensi unsur hara namun
pada tanaman kopi ditemukan adanya gejala – gejala penyakit berupa
daun yang berwarna kekuningan.
Pada subtitik 2, pengamatan dilakukan pada komoditas pinus,
kopi, jahe merah, serta rumput malela didapatkan bahwa pada tanaman
kopi tidak ditemukan gejala defisiensi unsur hara melainkan hanya gejala
– gejala penyakit saja berupa bintik – bintik pada daunnya sedanngkan
tanaman jahe merah dan rumput malela ditemukan adanya gejala
defisiensi unsur hara berupa kekurangan unsur kalium yang ditandai
dengan warna kekuningan pada bagian pinggir daun yang membentuk
huruf A.
Dalam sistem agroforestri, siklus hara dan karbon lebih tertutup
bila dibandingkan dengan sistem pertanian tanaman semusim secara
monokultur. Hal ini dikarenakan pohon dapat menjadi sumber bahan
organik dan penambah kandungan karbon bagi tanah melalui dekomposisi
serasah dan akar pohon serta sebagai jaring penyelamat dan pemompa
hara, sehingga mengurangi jumlah hara yang hilang. (Hairiah K et. al,
2002)
Jadi, dalam lingkungan agroforestri di dua subtitik sebelumnya
tanaman yang ditemukan di lahan rata - rata tidak mengalami gejala
kekurangan unsur hara terutama unsur N, P, dan K sebab sistem yang
digunakan adalah siklus unsur hara tertutup dimana jumlah kehilangan
unsur hara lebih sedikit daripada jumlah masukan unsur haranya.
Sehingga penyebaran unsur hara terjadi secara merata dengan sifat
lingkungan yang hampir sama dengan hutan alami (manipulasi
lingkungan).
Pada subtitik 3, pengamatan dilakukan pada komoditas jagung.
Subtitik 3 merupakan lahan tegalan dimana didapatkan bahwa kebanyakan
tanaman jagung yang dibudidayakan menunjukkan gejala defisiensi unsur
hara yaitu kekurangan unsur P (Fosfor) berupa warna ungu-kemerahan
pada daun.
Menurut jurnal Identifikasi Gejala Kekurangan Unsur Hara pada
Tanaman Jagung oleh BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN
NUSA TENGGARA BARAT (2010) bahwa gejala kekurangan unsur P
(Fosfor) pada tanaman jagung bahwa kahat fosfor umumnya sudah
tampak waktu tanaman masih muda. Gejala awal dimulai dengan daun
yang berwarna ungu-kemerahan. Hasil tongkol menunjukkan tongkolnya
kecil dengan ujung janggel melengkung. Suhu tinggi dan udara kering
dapat menyebabkan kahat P, meskipun P dalam tanah cukup. Kahat P
menyebabkan pemasakan biji menjadi lambat dan produksi rendah.

Berbagai tipe penggunaan lahan tersebut dapat mempengaruhi


tingkat kesuburan tanah, baik sifat kimia, fisika, maupun biologi tanah.
Komponen kimia tanah yang dipengaruhi meliputi, pH tanah, N, P, K, C-
Organik, dan KTK. Tanah adalah lapisan atas bumi yang merupakan
campuran dari pelapukan batuan dan jasad makhluk hidup yang telah mati
dan membusuk, akibat pengaruh cuaca, jasad makhluk hidup tadi menjadi
lapuk, mineral –mineralnya terurai (terlepas), dan kemudian membentuk
tanah yang subur. (Saridevi dkk, 2013)

IV.3 Pembahasan
4.3.1Perbandingan sifat fisik tanah pada masing-masing penggunaan
lahan
(Bandingkan dengan literatur)
4.3.2 Perbandingan sifat biologi tanah pada masing-masing penggunaan lahan
Tingkat biodiversitas berbeda pada tiap lahan. Pada sub titik 1 jenis
penggunaan lahan agroforestri terdapat vegetasi pada frame 1 dan seresah
pada frame 2 yang jumlahnya banyak sedangkan vegetasi pada frame 2
dan seresah pada frame1 jumlahnya sedikit. Makroorganisme yang
terdapat pada agroforestri seperti ulat bulu dan laba-laba berjumlah
banyak.

Pada sub titik 2 jenis penggunaan lahan tahunan yaitu hutan,vegetasi


pada frame 1 sedikit dan seresah sedang,sedangkan pada frame 2 vegetasi
dan seresah jumlahnya banyak. Makroorganisme yang di temukan adalah
cacing dengan jumlah yang banyak dan di temukan adanya kascing pada
lahan hutan.

Pada sub titik 3 jenis penggunaan lahan yang diamati yaitu tegalan
dengan vegetasi cabai dan rumput yang sedikit dan makroorganisme yang
di temukan seperti kelabang dalam jumlah sedikit dan semut hitam dengan
jumlah yang banyak.
Hal ini membuktikan bahwa hutan memiliki tingkat kesuburan tanah
yang tinggi karena tutupan lahannya lebih baik daripada agroforestri dan
tegalan (Edy,2013). Penggunaan lahan agroforestri terdiri dari campuran
tanaman keras (pepohonan atau semak) dengan tanaman semusim.
Komposisi tanaman yang beragam pada agroforestri, menyebabkan
agroforestri memiliki fungsi dan peran yang lebih dekat kepada tutupan
hutan dibandingkan dengan tegalan. Tetapi karena pengalihan guna lahan
hutan menjadi agroforestri berbasis kopi menurunkan jumlah masukan
seresah sehingga menurunkan tingkat penutupan tanah, mengurangi
jumlah makanan bagi cacing tanah, dan kandungan bahan organik tanah
(Hairiah,2014).

Sedangkan pada penggunaan lahan tegalan terjadi penurunan bahan


organik karena tutupan lahan pada tegalan rendah. Menurunnya kadar
bahan organik merupakan salah satu bentuk kerusakan tanah yang umum
terjadi dan menyebabkan kemampuan tanah dalam mendukung
produktivitas tanaman juga menurun (Septianugraha,2014).

4.3.3Perbandingan sifat kimia tanah pada masing-masing penggunaan lahan


(Bandingkan dengan literatur)

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai