Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN MANAJEMEN AGROEKOSISTEM ASPEK TANAH

ANALISIS BI, BJ & PF TANAH PADA LAHAN KERING

KELOMPOK 4
Disusun oleh :
NAMA
NIM
KELAS

: Ainur Rofik
: 135040201111430
:F

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

1. PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Agroekosistem lahan kering dimaknai sebagai wilayah atau

kawasan pertanian yang usaha taninya berbasis komoditas lahan kering


selain padi sawah. Kadekoh (2010) mendefinisikan lahan kering sebagai
lahan dimana pemenuhan kebutuhan air tanaman tergantung sepenuhnya
pada air hujan dan tidak pernah tergenang sepanjang tahun. Pada
umumnya istilah yang digunakan untuk pertanian lahan kering adalah
pertanian tanah darat, tegalan, tadah hujan dan huma. Potensi pemanfaatan
lahan kering biasanya untuk komoditas pangan seperti jagung, kedelai,
sorgum, dan palawija lainnya.
Pada pengerjaan tugas praktikum mata kuliah Manajemen
Agroekosistem aspek tanah, kelompok kami melakukan survey lahan dan
mengambil sampel tanah di daerah perumahan oma campus Kecamatan
Dau, Malang Jawa Timur. Lahan yang kami kunjungi merupakan lahan
kering dengan system tadah hujan atau agroforesti. Tanaman yang
ditanami pada lahan tersebut antara lain tanaman sengon, ubi jalar, jagung,
kapas dan terdapat beberapa tanaman lainnya dengan jumlah sedikit.
Karena pada lahan tersebut tidak diolah atau digunakan dengan
pengolahan yang maksimal (maksimum tillage), hal tersebut dapat kami
ketahui dengan memperhatikan kondisi pengolahan lahan dan pengairan
yang terdapat pada lahan tersebut.
1.2 Tujuan
Menganalisa keadaan tanah dalam segi fisika dilihat dari Berat Isi
(BI), Berat Jenis (BJ) dan Porositas (pf) tanah.
1.3 Manfaat
Memahami indikator tanah yang sehat dalam agroekosistem dilihat
dari aspek fisika tanah..

2. TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas tanah diukur berdasarkan pengamatan kondisi dinamis
indikator-indikator kualitas tanah. Pengukuran indikator kualitas tanah
menghasilkan indeks kualitas tanah. Indeks kualitas tanah merupakan
indeks yang dihitung berdasarkan nilai dan bobot tiap indikator kualitas
tanah. Indikator-indikator kualitas tanah dipilih dari sifat-sifat yang
menunjukkan kapasitas fungsi tanah. Indikator kualitas tanah adalah sifat,
karakteristik atau proses fisika, kimia dan biologi tanah yang dapat
menggambarkan kondisi tanah (Hardjowigeno, 2003).
Widiarto (2008) menyatakan bahwa, Bahan organik dapat
menurunkan BI dan tanah yang memiliki nilai BI kurang dari satu
merupakan tanah yang memiliki bahan organik tanah sedang sampai
tinggi. Selain itu, Nilai BI untuk tekstur berpasir antara 1,5 1,8 gr.cm-3,
Nilai BI untuk tekstur berlempung antara 1,3 1,6 gr.cm-3 dan Nilai BI
untuk tekstur berliat antara 1,1 1,4 gr.cm-3 merupakan nilai BI yang
dijumpai pada tanah yang masih alami atau tanah yang tidak mengalami
pemadatan. Berat isi tanah di lahan dengan pengolahan intensif biasanya
memiliki nilai BI tinggi karena tanah telah mengalami pemadatan akibat
penggunaan alat-alat berat untuk pengolahan tanahnya. Sedangkan untuk
nilai BJ tanah, menurut literature (Hardjowigeno, 2003) menyatakan
bahwa, Pada tanah secara umum nilainya BJ antara 2,6 2,7 gr.cm-3,
bila semakin banyak kandungan BO, nilai BJ semakin kecil. Pada lahan
dengan pengolahan intensif memiliki BJ bisa lebih dari 2,6 apabila
pemadatan tanah yang terjadi amat tinggi. Apabila nilai BJ terlalu tinggi
juga berpengaruh terhadap penentuan laju sedimentasi serta pergerakan
partikel oleh air dan angin.

3. METODE

Timbang berat
ring sampel
kosong
sebelum
digunakan

Ambil tanah
dari ring
sampel lalu
timbang, catat
hasil pada
setiap langkah

Timbang
cawan kosong,
lalu timbang
20gr tanah
sampel
dengan cawan

Catat setiap
hasil
perhitungan
berat tanah
sebelum dan
setelah dioven

Hitung berat
cawan setelah
dioven 24
jam

Masukkan
cawan berisi
tanah sampel
pada oven
dengan suhu
105oC

Peng-ovenan pada sampel tanah

Siapkan alat
dan bahan,
timbang massa
labu ukur

Masukkan hasil
nilai ke dalam
rumus BI, BJ
dan Porositas
Tanah

Haluskan
tanah dgn
mortar &
pestel lalu
masukkan ke
dalam labu
ukur

Timbang
beratnya

Tambahkan air
matang
sebanyak 100
ml

Homogenkan,
jika terdapat
busa maka
busa harus
diambil

Analisis Lab untuk perhitungan BI, BJ dan Porositas Tanah

4. PEMBAHASAN UMUM
4.1

Data dan Pembahasan (Membahas Data)


Kadar Air (Water Content)

KA =

Massa Air ( Tb+Cawan ) (Tk +Cawan)


Massa Padatan(Tk +Cawan(Cawan))

23,4720,43
20,433,47
=

3,04
16,96

= 0,18 gr/gr

Berat Isi (Bulk Density)


Tabel Perhitungan Berat Isi (BI) Tanah

MP
Vt

BI =

Berat Tanah Total /1+ KA


VT

Massa
padatan

1+KA
(gr/gr)

Mp (gr)

Vt

Vt

BI

2
d t

3
(gr/ cm )

(cm )

20
=

0.18
1
4

0.03

d t
=

1
4

569.91

796,5 /1+0,37
481,2

x 3.14 x 112 x 6
= 0.03 gr/ cm3

= 569.91 cm3

Keterangan
Mp

= massa padatan

KA
Vt
BJ

= kadar air (M.air / M.padatan)


= Volume total (Ring sampel)
= (Mp / 1+ KA) : Vt

Berat Jenis (Particle Density)


Tabel Perhitungan Berat Jenis (BJ) Tanah
Massa (g)

Massa
padatan

Vol.
padata
n

BJ

L+
T.o

L+ T.o+ A

Mp (gr)

Vp
3
(cm )

(gr.
3
cm )

54.
0

70.9
6

160.88

16.96

10.08

1.68

BJ

( L+) L

=
100 ( ( L+ + A ) ( L+ ) )
(70.96) 54

=
100 (160.88 70.96)
16.96
= 10.08
= 1.68 gr/cm3
Keterangan

L
= massa labu
To
= massa tanah oven
A
= massa (labu+ tanah oven+ air )
MP
= massa padatan
Vp
= Volume padatan
Mp
= (L+To) L) gr
Porositas Tanah (Pf)
Vp
= 100 ((L+To+ A) (L+To)) cm3
BJ
= Mp / Vp
Cara Menghitung Porositas ( % Vol)
Porositas (% Vol)

= 1 (BI / BJ) x 100%


= 1 (0.03 / 1.68) x 100%
= (1 0.018) x 100%
= 0.982 x 100%
= 98.2 %

Keterangan
BI
BJ

= (Mp / 1 + KA) : Vt
= Mp / Vp

Dari hasil analisa laboratorium yang telah dilakukan dari tanah lahan
kering yang dijadikan sebagai sampel dan dilakukan perhitungan, didapatkan hasil
Berat Isi (BI) sebesar 0,03 gr/ cm3 dengan Kadar Air sebesar 0.18 gr/gr pada
Volume sampe ring (Vt) sebesar 569,91 cm3 . Untuk hasil Berat Jenis Tanah
didapatkan hasil 1,68 gr/ cm3 dan hasil porositas total tanah dengan persentase
sebesar 98,2 %.
4.2

Interpretasi Data Hasil Praktikum dan Pembahasan Umum

Menurut Widiarto (2008) menyatakan bahwa, Bahan Organik dapat


menurunkan Berat Isi, dan tanah yang memiliki nilai Berat Isi < 1
merupakan tanah yang memiliki Bahan Organik sedang sampai tinggi.
Nilai Berat Isi untuk tekstur berpasir antara 1,5-1,8 gr/cm3, sedangkan
tanah bertekstur lempung antara 1,3-1,6 gr/cm3, dan tekstur berliat antara
1,1-1,4 gr/cm3 merupakan nilai Berat Isi yang dijumpai pada tanah yang
masih alami atau tanah yang tidak mengalami pemadatan. Biasanya pada
lahan dengan pengolahan intensif biasanya memiliki nilai Berat Isi tinggi
karena tanah telah mengalami pemadatan akibat penggunaan alat-alat berat
untuk pengolahan tanahnya. Jika mengacu pada hasil perhitungan Berat Isi
dengan sumber literatur yang telah didapatkan tersebut sesuai dengan nilai
BI pada lahan yang kami jadikan tempat sampel tanah diambil yaitu
sebesar 0,03 gr/cm3, namun hasil BI yang terlalu kecil dikarenakan
kesalahan prosedur pada pengambilan sampel yang akan di oven. Sampel
yang diambil hanya 20 gram sehingga tidak sesuai dengan volume ring
sampel yang besar, hal tersebut mungkin akan mendapatkan hasil yang
sesuai dan tidak terlalu kecil jika sampel yang dioven lebih besar.
Pada tanah secara umum nilainya Berat Jenis antara 2,6 2,7
g/cm3, bila semakin banyak kandungan Bahan Organik, nilai BJ semakin
kecil. Pada lahan dengan pengolahan intensif memiliki Berat Jenis bisa
lebih dari 2,6 apabila pemadatan tanah yang terjadi amat tinggi. Apabila
nilai Berat Jenis terlalu tinggi juga berpengaruh terhadap penentuan laju
sedimentasi serta pergerakan partikel oleh air dan angin. Dari hasil yang
didapatkan pada perhitungan analisa Berat Jenis didapatkan nilai sebesar
1,68 gr/ cm3. Nilai tersebut menandakan kandungan bahan organik pada
lahan kering yang telah disurvei cukup banyak, hal ini sesuai karena lahan
yang diamati menggunakan sistem agroforestry dan tidak melakukan
pengolahan lahan secara intensif. Sebab vegetasi yang ditanam juga
beragam, mulai dari tanaman semusim hingga tahunan. Jadi keragaman
biodiversitas tanahnya sangat beragam dan hal tesebut menjadi faktor
utama yang mempengaruhi kandungan bahan organik tanah.
Porositas total tanah adalah persentase ruang pori yang ada dalam

tanah terhadap volume tanah.


Tabel Klasifikasi Porositas Total Tanah

Berdasarkan dari table tersebut, jika dilihat dari hasil perhitungan


Porositas total pada tanah yang telah digunakan sebagai sampel yaitu
sebesar 98,2 %. Sehingga disimpulkan bahwa porositas total tanah pada
lahan tersebut sangat tinggi.
Jika melihat dari analisa Berat Isi, Berat Jenis dan Porositas Total
Tanah yang didapatkan dari hasil pengamatan laboratorium dan dilakukan
perhitungan sesuai dengan rumusnya masing, secara keseluruhan kondisi
lahan kering yang telah disurvei memiliki kondisi yang cukup baik dan
sehat jika dilihat dari segi fisika tanah. Hal ini didukung oleh sistem
pertanaman yang digunakan yaitu menggunakan prinsip agroforestry
dengan vegetasi yang ada pada lahan tersebut bukan hanya satu jenis
pertanaman. Disana dapat ditemukan tanaman semusin dan juga tahunan
tumbuh dengan pengolahan lahan yang tidak terlalu maksimal serta sistem
lahan tadah hujan yang digunakan membuat keadaan lahan menjadi sangat
baik, namun jika dilihat dari posisi lahan yang tidak terlalu luas dan berada
pada posisi kelerengan yang cukup tinggi. Hal tersebut menjadi salah satu
hal yang perlu dipertimbangkan untuk menggunakan lahan tersebut secara
intensif, sehingga sangat tepat jika lahan tersebut diterapkan pada sistem
pertanaman yang demikian. Jika segala hal terkait kualitas tanah diukur
berdasarkan pengamatan kondisi dinamis indikator-indikator kualitas
tanah. Pengukuran indikator kualitas tanah menghasilkan indeks kualitas
tanah. Indeks yang dihitung berdasarkan nilai dan bobot tiap indikator
kualitas tanah merupakan indikator-indikator kualitas tanah dipilih dari
sifat-sifat yang menunjukkan kapasitas fungsi tanah tersebut
5. KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan lahan di perumahan oma campus,


Kecamatan Dau, Malang, Jawa Timur. Serta pengamatan yang telah
dilakukan di laboratorium Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya. Adapun lahan yang diamati yaitu berupa lahan kering dengan
sistem pertanaman polikultur dan menggunakan konsep lahan tadah hujan
serta agroforestry, vegetasi yang terdapat pada lahan tersebut yaitu jagung,
ubi jalar, kapuk, sengon, ubi kayu dan lainnya. Dari sampel tanah yang
diambil pada lahan tersebut, setelah dilakukan pengukuran berat, dioven
selama 24 jam dengan suhu 105oC serta dilakukan pengamatan
laboratorium untuk menganalisa Berat Isi, Berat Jenis dan Porositas total
tanah dengan menggunakan metode piknometer. Didapatkan hasil Berat Isi
(BI) sebesar 0,03 gr/ cm3 dengan Kadar Air sebesar 0.18 gr/gr pada
Volume sampe ring (Vt) sebesar 569,91 cm3 . Untuk hasil Berat Jenis
Tanah didapatkan hasil 1,68 gr/ cm3 dan hasil porositas total tanah dengan
persentase sebesar 98,2 %.

DAFTAR PUSTAKA

Darmawijaya, M. Isa. 1997. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University


Press. Yogyakarta
Hardjowigeno, Samono. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis.
CV. Akademika Pressindo, Jakarta.
Tim Dosen Jurusan Tanah FP-UB. 2012. Panduan Praktikum Dasar Ilmu
Tanah. Universitas Brawijaya. Malang
Widiarto. 2008. Pengantar Ilmu Tanah. PT. Rineka Cipta. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai