Anda di halaman 1dari 9

Nama : Monica F Prahamesti

Npm : 2014151043

Kelas : Kehutanan B

JURNAL 1
PENDAHULUAN

Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat yang penting, sebab terdapat
hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara juga terdapat beberapa hubungan
antara pH dengan sifat-sifat tanah. Menurut Triharto(2013), dalam penelitiannya
menjelaskan bahwa kemasaman tanah penting untuk diketahui. Pada tanah masam
(pH rendah), tanah didominasi oleh ion Al, Fe. Ionion ini akan mengikat unsur
hara yang sangat dibutuhkan tanaman, terutama unsur P (fosfor), S (sulfur),
sehingga tanaman tidak dapat menyerap makanan dengan baik meskipun
kandungan unsur hara dalam tanahnya banyak. Pada kondisi ini, derajat
kemasaman tanah bernilai < 7. Selain ion-ion Al, Fe, dan Mn mengikat unsur
hara, ion-ion tersebut juga meracuni tanaman.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Keumala Kabupaten Pidie dengan luas


5.249,28 ha dan letak geografis 04,30° – 04,60° LU ; 95,75° – 96,20° BT. Proses
pembuatan peta dilakukan di Laboratorium Pengindraan Jauh dan Kartografi
Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala. Analisis pH tanah dilakukan di
Laboratorium Penelitian Tanah dan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas
Syiah Kuala. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel
tanah yang diambil dari daerah penelitian, peta rupa bumi lokasi penelitian (skala
1 : 35.000), bahan-bahan kimia untuk menganalisis tanah seperti KCl 1 N, H2O,
NaOH 0,1 N, NHF 4%, HCl 0,1 N dan alkohol 95%. Alat yang digunakan untuk
penelitian ini adalah bor tanah, GPS, kantong plastik, karet gelang, kertas lebel,
dan alat-alat yang mendukung untuk menganalisis sampel di laboratorium seperti
pH meter, hot plate, gelas ukur, tabung reaksi, timbangan analitik, shaker, dan alat
tulis. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode grid yaitu
dengan pengambilan sampel tanah pada jarak 1 km2 dengan menggunakan GPS.
HASIL DAN PEMBAHASAN

penggunaan lahan di Kecamatan Keumala terdiri atas penggunaan untuk


perkebunan, perkebunan campuran, persawahan, semak belukar dan tanah
terbuka. Luas setiap penggunaan dapat disajikan pada Tabel berikut.

Hampir semua lahan di Kecamatan Keumala dijadikan lahan pertanian. Hasil


pertanian yang sangat besar yaitu padi, karena hampir setengah lahan di Keumala
merupakan lahan persawahan.

Berdasarkan hasil kegiatan yang dilakukan di daerah Kecamatan Keumala


Kabupaten Pidie yaitu pengambilan 49 titik sampel pada Lampiran 1 dimana
setiap sampel diambil pada kedalaman 20 cm. pH tanah saat pengujian di
laboratorium mendapatkan hasil yang tinggi.

Dari hasil analisis pH tanah di daerah penelitian, maka dapat dibuat


pengelompokan pH tanah menjadi beberapa kriteria yang disajikan pada Tabel
berikut.

Berdasarkan peta penyebaran pH tanah di daerah penelitian, maka dapat


dikelompokan pH tanah bedasarkan penggunaan lahan sebagai berikut:
Hasil uji laboratorium menunjukan bahwa, pengapuran pada lahan di Kecamatan
Keumala tidak diperlukan, dikarenakan keseluruhan titik sampel yang diambil
menunjukan pH tanah yang tidak masam. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan di Kecamatan Keumala Kabupaten Pidie diperoleh 3 kategori pH tanah
pada kedalam 0-20 cm yaitu pH agak masam, netral, dan agak alkalis. pH yang
mendominasi pada penelitiaan ini adalah pH agak alkalis. nilai pH yang berkisar
(5,6-6,5) dengan luas 171,05 ha menunjukan bahwa tanah mempunyaikriteria
agak masam.pH yang berkisar (6,6-7,5) dengan luas 551,88 ha menunjukan
bahwa tanah mempunyai kriteria netral. pH yang berkisar (7,6-8,5) dengan luas
4.162,94 ha menunjukan bahwa tanah mempunyai kriteria agak alkalis. Tanah
dikatakan masam jika pHnya lebih kecil dari 6,5 dan dikatakan basa jika nilai pH-
nya lebih besar dari 7,5. Hal tersebut juga dapat dipengaruhi oleh penambahan
bahan organik terhadap pH tanah dapat meningkatkan atau menurunkan
tergantung oleh tingkat kematangan bahan organik yang ditambahkan dan jenis
tanahnya.

KESIMPULAN

1. pH tanah di Kecamatan Keumala terdiri atas tiga kategori yaitu agak


masam dengan pH berkisar (5,6-6,5), netral dengan pH berkisar (6,6-7,5),
dan agak alkalis dengan pH berkisar (7,6-8,5). Sebaran luas areal lahan
berdasarkan nilai pH tanah pada kedalaman 0-20 cm adalah lahan dengan
pH agak masam seluas 171,05 ha, pH netral seluas 551,88 ha dan pH agak
alkalis seluas 4.162,94 ha.
2. Kriteria pH tanah pada penggunaan lahan di Kecamatan Keumala
Kabupaten Pidie sangat beragam dimana pH tertinggi pada setiap
penggunaan lahan mempunyai kriteria pH yang sama yaitu agak alkalis,
sedangkan untuk pH terendah memiliki kriteria yang berbeda yaitu pada
lahan perkebunan dan persawahan mempunyai kriteria pH agak alkalis,
perkebunan campuran mempunyai kriteria pH agak masam dan pada lahan
semak belukar mempunyai kriteria pH netral.
3. pH tanah pada penggunaan lahan di Kecamatan Keumala Kabupaten Pidie
memiliki nilai yang tinggi dikarenakan sampel yang diambil dalam
penelitian ini hanya pada lapisan permukaan (top soil) yaitu pada
kedalaman 0-20 cm. Sehingga tanah di Kecamatan Keumala tidak
dibutuhkan pengapuran dikarenakan hasil uji di laboratorium didapatkan
bahwa Al-dd tidak terukur.
JURNAL 2
PENDAHULUAN

Lahan alang–alang adalah lahan yang cukup potensial untuk pengembangan


pertanian yang belum dimanfaatkan. Alang – alang dapat pula menurunkan pH
tanah, sehingga menyebabkan tanah menjadi masam. Produksi unsur hara yang
tinggi di dalam tanah, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara
pemupukan. Keragaman jenis pupuk semakin bertambah, seiring dengan
kemajuan teknologi fenomena yang menarik saat ini adalah mulai tergesernya
pupuk anorganik dengan pupuk organik yang bersifat ramah lingkungan. Pupuk
organik disebut juga pupuk alam karena seluruh atau sebagian besar pupuk ini
berasal dari alam. Kotoran hewan, sisa tanaman, limbah rumah tangga, dan batu-
batuan merupakan bahan organik. Kotoran yang berasal dari hewan dapat berupa
kotoran ayam, kotoran kambing dan kotoran sapi, kandungan masing-masing
pupuk ini berbeda tergantung jenis dan asalnya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2014 sampai Mei 2015. Tanah
penelitian diambil dari tanah yang ditumbuhi oleh alang – alang. Tempat
pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Samarinda dan analisis tanah dilakukan di
Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas
Mulawarman. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah
yang berasal dari tanah yang bervegetasi alang – alang, pupuk kotoran ayam dan
pupuk kotoran kambing masing – masing sebanyak 5 kg, polybag dengan berat isi
tanah 10 kg, terpal, sedangkan air dan bahan kimia untuk analisis tanah ada di
laboratorium. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah alat tulis menulis,
cangkul, sekop, parang, pisau, kamera, dan alat – alat laboratorium untuk analisis
tanah, timbangan. Tahapan penelitian dilakukan dengan Tahap orientasi,
Pengambilan Contoh Tanah, Persiapan Media Perlakuan, dan Pemberian Dosis
Pupuk Dan Metode Inkubasi Serta Rancangan Percobaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil analisis awal tanah bervegetasi alang-alang pada pH tanah
menunjukan status masam yaitu 4,01, hal ini disebabkan karena alang-alang dapat
menurunkan pH tanah. Pada C-organik menunjukan status rendah dengan nilai
1,21% sedangkan pada N-total menunjukan status rendah juga dengan nilai 0,12%
jadi pada akhirnya C/N ratio menunjukan status rendah pula dengan nilai 10,08%.
Hal ini disebabkan karena terjadi pencucian dan akibatnya bahan organik kurang
tersedia.

Berikut adalah Hasil Analisis Tanah Awal (Kontrol) Bervegetasi Alang-alang


(Imperata Cylindrica. L) di Laboratorium Tanah.

Berdasarkan hasil analisis di laboratorium pemberian jenis pupuk kotoran hewan


pada lahan bervegetasi alang-alang dapat meningkatkan pH tanah.

Berikut adalah table Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Kotoran Hewan Terhadap
Reaksi Tanah (pH) pada Lahan Yang Bervegetasi Alang-Alang (Imperata
cylindrica L).

Berdasarkan hasil analisis tanah, pH tanah terendah pada hari ke 15 terdapat pada
perlakuan kontrol yaitu 4,73% dan nilai pH tanah tertinggi terdapat pada
perlakuan pupuk kandang ayam yaitu 6,23%. kation-kation basa yang dihasilkan
(pupuk kotoran hewan) akan mengisi kompleks absorbs tanah, sehingga pH tanah
yang sangat masam berkisar 5,6-6,5 akan meningkatkan pH tanah menjadi agak
alkalis yang berkisar antara 7,6-8,5. Hal ini dapat dilihat pada hasil analisis awal
pH tanah yang bernilai 4,01 setelah diberikan pupuk kotoran hewan pH meningkat
menjadi agak masam pada perlakuan P1 dan P2. Berdasarkan hasil sidik ragam
pengaruh pupuk kotoran hewan terhadap rata-rata pH tanah pada waktu inkubasi
15 dan 30 hari, menunjukan bahwa perlakuan jenis pupuk kotoran hewan berbeda
sangat nyata. Hasil uji BNT 5% pada hari ke 15 terlihat bahwa perlakuan P0 dan
P1 tidak berbeda nyata, namun perlakuan P2 berbeda nyata. Meningkatnya pH
diduga karena adanya proses dekomposisi bahan organik di dalam tanah.

Berdasarkan hasil analisis di laboratorium pemberian jenis pupuk kotoran hewan


pada lahan bervegetasi alang-alang dapat meningkatkan kandungan C-organik.

Berikut adalah tabel Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Kotoran Hewan Terhadap
C-organik pada Lahan Yang Bervegetasi Alang-Alang (Imperata cylindrica L).

Berdasarkan hasil analisis tanah pada hari ke-15 nilai C-organik terendah pada
perlakuan kontrol (P0) yaitu 2,53% dan nilai C-organik tertinggi pada perlakuan
pupuk kotoran kambing yaitu 6,52%. Hasil uji BNT 5% pada hari ke 15
menunjukan bahwa perlakuan P0, P1 dan P3 berbeda nyata tetapi perlakuan P1
dan P2 tidak berbeda nyata. salah satu langkah mengembalikan kesuburan tanah
adalah dengan penambahan pupuk organik ke dalam tanah.

KESIMPULAN

1. Pemberian jenis kotoran hewan dapat meningkatkan sifat kimia tanah


seperti pH, C-organik dan N-total.
2. Pupuk kotoran kambing adalah pupuk yang terbaik untuk meningkatkan
pH yang bervegetasi alang-alang menjadi agak masam (6,20),
meningkatkan Corganik dari status rendah (1,21) menjadi sangat tinggi
(6,51) dan meningkatkan N-total dari status rendah (0,12) menjadi (0,36).
3. Proses inkubasi yang terbaik adalah pada hari ke 15.

Anda mungkin juga menyukai