Anda di halaman 1dari 13

EFEKTIFITAS APLIKASI KEBIJAKAN AGROFORESTRI

DI INDONESIA
(Laporan Praktikum Agroforestri)

Oleh:

Kelompok 8

Monica F Prahamesti (2014151043)


Tsaniya Rifqi Fitaunnisa (2014151050)
Amanda Al Adawiah (2014151062)

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2022
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam praktikum kali ini membahas tentang kebijakan agroforestri. Dalam hal ini
tentunya kita harus memahami definisi dari suau kebijakan. Kebijakan dapat
didefinisikan sebagai serangkaian rencana program, aktivitas, aksi, keputusan,
sikap, untuk bertindak maupun tidak bertindak yang dilakukan oleh para pihak
(aktor-aktor), sebagai tahapan untuk penyelesaian masalah yang dihadapi.
Penetapan kebijakan merupakan suatu faktor penting bagi organisasi untuk
mencapai tujuannya. Kebijakan memiliki dua aspek yakni kebijakan merupakan
praktika sosial, kebijakan bukan event yang tunggal atau terisolir. Dengan
demikian, kebijakan merupakan sesuatu yang dihasilkan pemerintah yang
dirumuskan berdasarkan dari segala kejadian yang terjadi di masyarakat.
Kejadian tersebut ini tumbuh dalam praktika kehidupan kemasyarakatan, dan
bukan merupakan peristiwa yang berdiri sendiri, terisolasi, dan asing bagi
masyarakat. Lalu, kebijakan adalah suatu respon atas peristiwa yang terjadi, baik
untuk menciptakan harmoni dari pihak-pihak yang berkonflik, maupun
menciptakan insentif atas tindakan bersama bagi para pihak yang mendapatkan
perlakuan yang tidak rasional atas usaha bersama tersebut (Ramdhani dan
Ramdhani, 2017).

Dengan demikian, kebijakan dapat dinyatakan sebagai usaha untuk mencapai


tujuan-tujuan tertentu, sekaligus sebagai upaya pemecahan masalah dengan
menggunakan sarana-sarana tertentu, dan dalam tahapan waktu tertentu.
Kebijakan umumnya bersifat mendasar, karena kebijakan hanya menggariskan
pedoman umum sebagai landasan bertindak dalam usaha mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Kebijakan bisa berasal dari seorang pelaku atau sekelompok
pelaku yang memuat serangkaian program/ aktivitas/ tindakan dengan tujuan
tertentu. Kebijakan ini diikuti dan dilaksanakan oleh para pelaku (stakeholders)
dalam rangka memecahkan suatu permasalahan tertentu (Ramdhani dan
Ramdhani, 2017).

Agroforestri ialah suatu bentuk pada penggunaan lahan dengan cara multi tajuk
secara kombinasi pada pepohonan tanaman yang semusim maupun suatu ternak
pada satu lahan. Agroforetri juga dapat memberikan suatu kontribusi melalui
suatu pertanian, peternakan serta perkebunan (Prasetya et al., 2020). Agroforestri
ialah suatu sistem pada pemakaian lahan yang secara ekologi dan berorientasi
sosial dengan cara integrase suatu pepohonan dengan suatu ternah, tanaman
pertanian dengan cara berurutan maupun simultan agar menghasilkan total
produksi suatu hewan atau tanaman dengan cara berkelanjutan dari suatu lahan
dengan suatu input teknologi yang sederhana pada suatu lahan yang marginal.
Agroforestri juga dapat diartikan sebagai suatu sistem gabungan diantara tanaman
pertanian dengan suatu hewan maupun suatu pohon dengan cara simultan dengan
suatu unit lahan yang tentunya sama serta dengan suatu aplikasi pengelolaan yang
berdasarkan atas kesesuaian budaya yang ada di masyarakat disana (Saragih dan
Ahmad, 2021).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Mahasiswa mengidentifikasi kebijakan agroforestry di Desa Mandiri.
2. Mahasiswa menganalisis efektifitas kebijakan agroforestry di Desa Mandiri.
II. METODE PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari selasa, 25 April 2022 pukul 15.00 sampai
dengan selesai, bertempat di rumah masing-masing anggota kelompok dengan
menggunakan zoom.

2.2 Alat dan Bahan

Alat yang diperlukan dalam praktikum adalah handphone, laptop, kertas, dan
pulpen. Dan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah hasil dari jurnal yang
di review, jurnal, e-book, atau sumber bacaan lainnya.

2.3 Prosedur Kerja

Prosedur yang digunakan dalam praktikum ini adalah:


1. Mencari informasi dan literatur “jurnal ilmiah” yang relavan dengan topik dan
bahan kajian.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang ada pada studi kasus.
3. Mengidentifikasi kebijakan agroforestry yang ditemukan pada studi kasus.
4. Mentabulasikan kebijakan agroforestry pada tabel.
5. Menyimpulkan hasil observasi dan rekomendasi.
6. Menyusun hasil dalam laporan.
7. Mempresentasikan hasil di depan kelas menggunakan platform tertentu.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Hasil yang diperoleh dari Kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Peraturan Dan Kebijakan Agroforestri Di Desa Mandiri


No Perundang- Fungsi Aplikasi Efektifitas
Undangan
1 Undang-Undang Untuk Diaplikasikan Cukup efektif
Nomor 6 Tahun pembangunan untuk
2016 mempercepat dan
tentang Desa. meningkatkan
kualitas
pelayanan,
pembangunan,
dan
pemberdayaan
masyarakat desa
melalui
pendekatan
pembangunan
partisipatif

2 Peraturan Untuk Memantapkan Cukup efektif


Daerah Kabupaten membuat Kabupaten
Bandung Nomor 7 Rencana Bandung yang
Tahun 2016 Pembangunan Maju, Mandiri
Jangka dan Berdaya
Menengah Saing, melalui
Tata Kelola
Pemerintahan
yang Baik dan
Sinergi
Pembangunan
Perdesaan,
Berlandaskan
Religius,
Kultural dan
Berwawasan
Lingkungan

3 Peraturan Menteri Untuk Aplikasinya Cukup efektif


lingkungan hidup pelaksanaan dengan
dan kehutanan rehabilitasi memulihkan,
nomor 23 tahun hutan dan mempertahankan,
2021 lahan dan
meningkatkan
fungsi hutan dan
lahan guna
meningkatkan
daya dukung,
produktivitas dan
peranannya
dalam menjaga
system
penyangga
kehidupan

3.2 Pembahasan

Sebelum membahas data hasil, tentunya harus memahami apa itu agroforestry
serta kebijakan. Agroforestri ialah suatu bentuk pada penggunaan lahan dengan
cara multi tajuk secara kombinasi pada pepohonan tanaman yang semusim
maupun suatu ternak pada satu lahan. Agroforetri juga dapat memberikan suatu
kontribusi melalui suatu pertanian, peternakan serta perkebunan (Prasetya dkk.,
2020). Agroforestri juga dapat diartikan sebagai suatu sistem gabungan diantara
tanaman pertanian dengan suatu hewan maupun suatu pohon dengan cara simultan
dengan suatu unit lahan yang tentunya sama serta dengan suatu aplikasi
pengelolaan yang berdasarkan atas kesesuaian budaya yang ada di masyarakat
disana (Saragih dan Ahmad, 2021).

Dengan mempertimbangkang dari beberapa definisi dan praktek-praktek


agroforestry dapat dikatakan bahwa agroforestri mepunyai dua fungsi utama,
seperti fungsi sosial-ekonomi, merupakan bagian pencapaian manusia untuk bisa
memenuhi keperluannya baik dibidang sosial dan ekonomi. Umumnya bentuk
produk dari hasil tanaman pangan, hasil hutan, peternakan dan sebagainya. Lau,
fungsi lingkungan, mempunyai komponen-komponen dari agroforestri sebagai
suatu sistem dengan fungsi hidrologi, fungsi ekologi dan fungsi konservasi. Pada
dasarnya berbentuk jasa, yang sebenarnya bisa saja dikuantifikasi dengan
menggunakan parameter-parameter yang ada. Dengan ini, agroforestri
mempunyai fungsi dalam mencegah terjadinya erosi tanah dengan perantara
penutupan lahan dan strata tajuk, penyimpan cadangan air tanah, pengikat karbon
sehingga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, dan sebagai habitat dalam
konservasi atau perlindungan terhadap flora dan fauna tertentu (Suparwata, 2018).

Sistem agroforestri adalah suatu sistem dan teknologi optimalisasi pada


penggunaan lahan yang mengkombinasikan tumbuhan berkayu dengan tanaman
pertanian dan atau hewan secara terencana, pada satu unit lahan yang sama, serta
dilaksanakan di waktu yang bersaman maupun bergiliran maka terbentuk interaksi
antar komponen ekologis serta ekonomis. Agroforestri merupakan salah satu
bentuk pengelolaan lahan yang mampu menjaga dan meningkatkan
keanekaragaman hayati, namun juga cadangan karbon (Hartoyo, 2019).

Istilah kebijakan (policy) seringkali diterjemahkan dengan politik, aturan,


program, keputusan, undang-undang, peraturan, konvensi, ketentuan,
kesepahaman dan rencana strategis lainnya. Kebijakan merupakan aturan tertulis
hasil keputusan resmi organisasi yang harus dilaksankan karena bersifat mengikat.
Misalnya kebijakan didefiniskan dengan undang-undang, peraturan pemerintah,
keputusan presiden, keputusan menteri, peraturan daerah, keputusan gubernur,
keputusan bupati dan keputusan direktur lainnya. Kebijakan merupakan upaya
yang dilakukan oleh seseorang seperti pejabat, pimpinan atau kelompok dari
sebuah lembaga terkait keputusan yang ditetapkan untuk memecahkan masalah
yang sedang dihadapi yang memerlukan solusi tepat. Carl J. Federick
mendefinisikan kebijakan sebagai serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan
seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu di mana
terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kesempatan-kesempatan
terhadap pelaksanaan usulan kebijaksanaan tersebut dalam rangka mencapai
tujuan tertentu (Winata dkk., 2021).

Implementasi program maupun suatu kebijakan merupakan suatu kegiatan yang


dilakukan sesudah suatu program maupun suatu kebijakan di putuskan serta
keluarkan oleh suatu lembaga maupun suatu instansi. Implementasi maupun
suatu pelaksanaan program serta kebijakan merupakan suatu kegiatan yang
terstruktur serta bertahap yang tiap tahapannya wajib dilalui dengan cara teratur
serta sesuai alir tahapan agar dapat menuai keberhasilan. Sama halnya dengan
suatu implementasi program serta kebijakan penggunaan lahan dengan suatu
sistem agroforestri yang mempunyai suatu tahapan-tahapan dalam
pelaksanaannya (Alhabsyi, 2020).

Berdasarkan hasil yang didapatkan diketahui bahwa Undang-Undang Nomor 6


Tahun 2016 tentang desa yang berfungsi dalam hal pembangunan diaplikasikan
untuk untuk mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan,
dan pemberdayaan masyarakat desa melalui pendekatan pembangunan partisipatif
dengan efektifitasnya yang cukup efektif. Pada Peraturan Daerah Kabupaten
Bandung Nomor 7 Tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka menengah
dalam pengaplikasiannya bertujuan untuk Memantapkan Kabupaten Bandung
yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang
Baik dan Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan
Berwawasan Lingkungan dengan efektifitas yang cukup efektif. Dan yang
terakhir adalah Peraturan Menteri lingkungan hidup dan kehutanan nomor 23
tahun 2021yang berfungsi untuk pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan,
Aplikasinya dengan memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi
hutan dan lahan guna meningkatkan daya dukung, produktivitas dan peranannya
dalam menjaga system penyangga kehidupan dengan efektifitas yang cukup
efektif.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Simpulan yang didapatkan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. .kebijakan yang ada di desa mandiri diantaranya ada Undang-Undang Nomor
6 Tahun 2016 tentang desa, Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 7
Tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka menengah serta Peraturan
Menteri lingkungan hidup dan kehutanan nomor 23 tahun 2021 tentang
rehabilitasi hutan dan lahan.
2. Efektifitas kebijakan agroforestry di Desa Mandiri terbilang cukup efektif
dalam pelaksanaan ataupun efektifitasnya.

4.2 Saran

Dengan adanya praktikum ini, diharapkan dapat lebih menjelaskan bagaimana


praktikum serta memberikan pemahaman tentang efektifitas aplikasi kebijakan
agroforestri di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Alhabsyi, T., Bempah, I. dan Tolinggi, W.K. 2020. ANALISIS IMPLEMENTASI


KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGGUNAAN
LAHAN SISTEM AGROFORESTRI DI KECAMATAN SUWAWA
SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO. AGRINESIA. 4(2):119-
126.

Hartoyo, A.P.P., Nurheni, W., Esperansa, O. dkk. 2019. Keanekaragaman Hayati


Vegetasi Pada Sistem Agroforest Di Desa Sungai Sekonyer, Kabupaten
Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Jurnal Silvikultur Tropika. 10(2)
:100-107.bgfZHZHWDDX

Ramdhani, A. dan Ramdhani, M.A. 2017. Konsep umum pelaksanaan kebijakan


publik. Jurnal Publik. 11(1):1-12.

Saragih, B. dan Ahmad, P. 2021. PEMBANGUNAN PERTANIAN. CV BUDI


UTAMA. Yogayakarta.

Suparwata, D.O. 2018. PANDANGAN MASYARAKAT PINGGIRAN HUTAN


TERHADAP PROGRAM PENGEMBANGAN AGROFORESTRI (The
Views of Forest Outskrit Community on Agroforestry Development
Program). Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. 15(1):47-62.

Winata, K.A., Zaqiah, Q.Y., Supiana, S. dan Helmawati, H. 2021. Kebijakan


Pendidikan Di Masa Pandemi. Ad-Man-Pend. Jurnal Administrasi
Manajemen Pendidikan. 4(1):1-6.

Anda mungkin juga menyukai