TEORI PERENCANAAN
OLEH
NIM : 227003005
2022
1.2 Tujuan
Tujuan dari topik ini adalah
a. Perencanaan pembangunan pertanian dengan sistem pertanian
berkelanjutan di Sawah Taro’ofi Desa Gunung Baru Kecamatan
Moro’o.
b. Strategi Perencanaan pembangunan pertanian dengan sistem
pertanian berkelanjutan di Sawah Taro’ofi Desa Gunung Baru
Kecamatan Moro’o.
1.3 Pembahasan
1.3.1 Perencanaan dan Strategi Pembangunan Pertanian dengan sistem
pertanian berkelanjutan
Perencanaan pembangunan pertanian dengan sistem pertanian
berkelanjutan di sawah taro’ofi desa gunung baru kecamatan moro’o
Kabupaten Nias Barat didasari oleh permasalahan degarasi tanah pada
sawah dan dan tingginya tingkat penggunaan pestisida oleh petani.
Perencanaan ini harus didukung oleh sumber daya manusia dan sumber
daya alam, maka direncanakan dan ditentukan strategi pembangunan
pertanian sistem berkelanjutan yang didasari dari permalahan yang ada.
Oleh sebab itu, perlu memahami kondisi wilayah perencanaan meliputi
permasalahan dan potensi yang dimiliki sesuai dengan pendapat Riyadi dan
Deddy (2002: 69-70) bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang kondisi
wilayah perencanaan, baik berupa potensi dan masalah bermanfaat dalam
menentukan pilihan strategi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
wilayah perencanaan serta berpengaruh pula guna memperlancar
pelaksanaannya.
Dalam mengetahui kondisi wilayah perencanaan atau yang disebut
juga kegiatan tinjauan keadaan yang melibatkan Penyuluh Pertanian
Lapangan (PPL) dalam melakukan pengamatan lapangan. Dalam hal ini,
kita melakukan uji laboratorium terhadap kualitas tanah dan residu
pertanian terhadap gabah/beras petani. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
memperoleh informasi yang akurat melalui kajian secara ilmiah tentang
kondisi tanah dan gabah/beras yang dihasilkan sehingga kita dapat
menentukan tujuan dan menyusun strategi pencapaian tujuan tersebut.
Strategi yang digunakan perencanaan pembangunan pertanian
berkelanjutan yaitu dengan memasyarakatkan penerapan pertanian
berkelanjutan. Menurut FAO (1989) Pembangunan pertanian berkelanjutan
menkonservasi lahan, air, sumberdayagenetik tanaman maupun hewan,
tidak merusak lingkungan, tepat guna secara teknis, layak secara
ekonomis, dan diterima secara sosial (FAO, 1989). Strategi yang tersebut
mengacu pada tujuan yang ingin dicapai dengan mengubah pola pikir
petani di Sawah Taroofi Desa Gunung Baru Kecamatan Moro’o Kabupaten
Nias Barat. Dengan cara ini diharapkan mengembalikan kualitas sawah
sehingga memberikan hasil yang lebih baik, meningkatkan nilai jual produk
dan memberikan keuntungan kepada petani karena biaya usaha tani
rendah.
Perencanaan pembangunan pertanian dengan sistem pertanian
berkelanjutan dilakukan dengan pendekatan atau mensosialisasikan
kepada masyarakat kegiatan yang dapat menunjang dan memberikan
kontribusi dalam meningkatkan keuntungan produktivitas pertanian dalam
jangka panjang, meningkatkan kualitas lingkungan, serta meningkatkan
kualitas hidup petani yaitu :
1. Pengendalian hama terpadu, hal ini dilakukan dengan pendekatan untuk
mengendalikan hama yang dikombinasikan dengan metode-metode
biologi, budaya, fisik dan kimia, dalam upaya untuk meminimalkan;
biaya, kesehatan dan resiko-resiko lingkungan dengan cara
menggunakan reptil atau binatang – binatang yang diseleksi untuk
mengendalikan hama atau dikenal musuh alami seperti Tricogama sp.,
menggunakan tanaman-tanaman “penangkap” hama yang berfungsi
sebagai pemikat (atraktan) yang menjauhkan hama dari tanaman.
2. Sistem Rotasi Tanaman, hal ini dilakukan untuk memutus populasi
pertumbuhan hama setiap tahun meningkatkan kesuburan tanah, serta
mampu membentuk ekosistem mikro yang stabil.
3. Pengelolaan Nutrisi Tanaman, Pengelolaan nutrisi tanaman dengan baik
dapat meningkatkan kondisi tanah dan melindungi lingkungan tanah.
Peningkatan penggunaan sumberdaya nutrisi di sawah seperti
penggunaan pupuk kandang,pupuk organic, pengomposan, penggunaan
kascing, penggunaan pupuk hijau (dedaunan).
Perencanaan pembangunan pertanian disawah Taro’ofi Desa Gunung
Baru Kecamatan Moro’o Kabupaten Nias Barat mengarah pada tahapan
sebagai berikut : (1) Tahap jangka pendek ditujukan untuk merealisasikan
upaya sosialisasi penerapan pertanian berkelanjutan seperti pertanian
organik, (2) jangka menengah bertujuan memperbaiki kondisi tanah pada
lahan pertanian dan (3) jangka panjang untuk mewujudkan kawasan
pertanian organik yang mengarah pada konsep agrowisata. Perencanaan
pembangunan pertanian berkelanjutan sesuai dengan Visi dan Misi Bupati
Nias Barat yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah tahun 2021 – 2026 pada Misi ke -4 yaitu Mengembangkan ekonomi
masyarakat yang berbasis agrominawisata (pertanian, perikanan,
peternakan, pariwisata) dan ekonomi kreatif. Dengan adanya Misi tersebut
Pemerintah Daerah Kabupaten Nias Barat memberikan mandat kepada
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Nias Barat
untuk merencanakan pengelolaan potensi sumber daya yang dimiliki
dalam suatu kerangka pembangunan pertanian yang kreatif dan bersinergi.
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Nias
Barat sebagai Dinas teknis dan substansi perencanaan melakukan rencana
pengembangan kawasan pembangunan pertanian berkelanjutan di Sawah
Taro’ofi Desa Gunung Baru sesuai dengan pendekatan atau
mensosialisasikan sistem pertanian berkelanjutan dan membuat
kawasan/demplot kepada petani. Hal ini menjadi Strategi Perencanaan
pembangunan pertanian di Sawah Taro’ofi dengan mengalokasikan
anggaran untuk sosialisasi sistem pertanian berkelanjutan dengan
melaksanakan pelatihan pembuatan pupuk organik dan pestisida nabati
dan membuat demonstration plot (demplot) di areal sawah Taro’ofi seluas 30
Ha dengan memfasilitasi sarana produksi pertanian dan pelaksananya
adalah petani. Hal ini bertujuan agar petani belajar dan memahami dengan
baik teknologi pertanian berkelanjutan karena menerapkannya secara
langsung. Pelaksanaan demoplot ini merupakan salah satu teknis transfer
teknologi dalam rangka meningkatkan SDM petani yang merupakan salah
satu aspek penting dalam rangka mewujudkan pembangunan pertanian
berkelanjutan sebagaimana disampaikan oleh Hidayat (2007: 49) dan
Sugito (2002: 8).
b. Faktor Penghambat
Pelaksanaan pembangunan pertanian berkelanjutan memiliki kendala
yaitu penurunan produktivitas sehingga merugikan petani padi sawah. Pola
pikir petani yang sudah berbudidaya secara konvensional sangat kuat dan
kurangnya pemahaman petani yang benar mengenai konsep dasar sistem
pertanian berkelanjutan serta perilaku yang mendepankan nilai ekonomis
bukan resiko di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias. 2021. Nias Barat Dalam Angka.
Diakses dari https://niasbaratkab.bps.go.id/publication. Pada
Tanggal 01 Desember 2022.
FAO. 1989. Sustainable Development and Natural Resources Management.
Twenty-Fifth Conference, Paper C 89/2 simp 2, Food and
Agriculture Organization, Rome.
Republik Indonesia. 2008. Undang – undang No. 46 Tahun 2008
tentang Pembentukan Kabupaten Nias Barat di Provinsi
Sumatera Utara. Lembaran Negara RI Tahun 2008 No. 188.
Sekretariat Negara. Jakarta.
Bappeda Kabupaten Nias Barat. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Nias Barat 2021 – 2026. 2021.
Sugito, Y. 2002. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan di Indonesia:
Prospek dan Permasalahannya. Prosiding Lakokarya Nasional
Pertanian Organik. Universitas Brawijaya, Malang.
Suwardji. 2004. Olah Tanah Konservasi Untuk Menuju pertanian yang
Berkelanjutan. University of Mataram Press.