DISUSUN OLEH :
FAKULTAS PERTANIAN
MEDAN
2020 / 2021
BAB I
PENDAHULUAN
orde baru. Pada awal masa orde baru pemerintahan menerima beban berat
memperoleh hasil yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan atau hewan yang pada
telah diberikan oleh alam guna mengembangbiakkan tumbuhan dan atau hewan
tersebut (Van Aarsten,1953). Pengertian Pertanian dal am arti sempit yaitu segal a
merupakan salah satu negara agraris dimana, sebagian besar penduduknya tinggal
menuju swasembeda pangan akan tetapi, tantangan untuk mencapai hal tersebut
sangat besar karena luas wilayah pertanian yang semakin lama semakin sempit,
dan masalah yang satu ini adalah masalah yang sering meresahkan hati para petani
yaitu hama dan penyakit yang menyerang tanaman yang dibudidayakan. Hasil
yang semakin menyempit hal inilah yang menjadi tantangan terbesar saat ini yang
harus dihadapi akan tetapi, ada cara yang dapat dilakukan untuk
Pembangunan adalah suatu proses perubahan sosial dengan partisipasi yang luas
dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk kemajuan sosial dan material
dihargai) untuk mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang mereka
produksi berupa hasil pertanian dan non-pertanian karena keduanya harus sama-
(Schultink,1990).
ekonomi, artinya pembangunan tiap sektor saling berkaitan satu dengan yang lain.
sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/ bibit, metode budidaya,
pengumpulan hasil, distribusi produk, pengol ahan dan pengemasan produk, dan
sangatl ah beragam diantaranya adalah beras, avage, avokad, kopi, jagung, bawang,
cengkeh, kakao, kacang-kacangan, kapas, kapuk, karet, kayu manis, kedel ai, kelapa,
kelapa sawit, kentang, ketel a, ubi jal ar, sagu dan lainnya. Pembangunan Pertanian
potensi sumberdayanya yang besar dan beragam, (2) pangsa terhadap pendapatan
nasional cukup besar, (3) besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada
sektor ini dan (4) menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian yang
besar namun sebagian besar dari petani masih banyak yang termasuk golongan
petani akan tetapi termasuk sektor pertanian secara keseluruhan. Disisi lain
Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang
berorientasi pada pasar ekspor umumnya padat modal dan peranannya kecil
dalam penyerapan tenaga kerja atau lebih banyak menciptakan buruh tani.
pada investor asing/ swasta besar dibandingkan dengan petani kecil dalam
pertanian, sehingga pada gilirannya mampu menjadi sumber pertumbuhan baru bagi
sebagai sektor pendukung sektor lain dan bukan sebagai mesin penggerak
melalui subsidi (air, bibit, pupuk dan obatobatan) di samping subsidi harga
sosial baik nilai, norma, peril aku, lembaga, sosial dan sebagainya demi
menjadi bahan sandang, pangan, dan papan yang dapat dikonsumsi maupun
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
pertanian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan yang telah ada atau menghasilkan
mengembangkan dan memajukan usaha secara lebih baik dari kondisi saat
2007).
terjadi perubahan masyarakat tani dari kurang baik menjadi yang lebih
baik.Seperti diketahui sektor pertanian di Indonesia dianggap penting. Hal
seperti: (1) Dinamika permintaan pangan dan bahan baku industri; (2)
profesional, petani mandiri dan kel embagaan pertanian yang kokoh; (2)
saing dan nilai tambah produk pertanian; (5) menumbuh kembangkan usaha
sewaktu mengerjakan usahataninya, untuk ini diperl ukaan tiga hal, yaitu: (1)
adanya tempat menjual hasil usahatani, (2) adanya penyalur untuk menjual
sebagai penghasil (output) komoditas menjadi pola pikir yang melihat multi
untuk memperoleh nilai tambah yang dapat disebar dan dinikmati oleh
seluruh pelaku ekonomi secara fair dari petani produsen, pedagang dan
kata tani, dal am kamus bahasa Indonesia, tani adalah mata pencaharian
kesehatan, sosial dan lingkungan kota. Dengan demikian akan ada manfaat
produk dan jasa di daerah perkotaan (Smith et al., 1996; dan FAO, 1999).
sebagai; (1) sal ah satu sumber pasokan sistem pangan dan opsi ketahanan
pangan rumah tangga perkotaan; (2) salah satu kegiatan produktif untuk
memanfaatkan ruang terbuka dan limbah perkotaan; dan (3) salah satu
pemasaran, distribusi dan konsumsi. Untuk manfaat lainnya dan jasa yang
lingkungan. Kaethler (2006), dalam Growing Space: The Potential for Urban
menjadi dua jenis, yaitu: (1) pertanian kota skal a kecil, yakni kegiatan
tahun dan di Jawa 2,4% per tahun (BPS, 2004). Di Wilayah perkotaan atau di
dal am kondisi krisis, tetapi petani dengan lahan sempit dan di pinggir
pertanian kota termasuk dalam bagian dari FOD, karena kegiatan pertanian
tanam.
Hal ini tentunya menjadi permasal ahan yang sangat besar, karena kita
menangani hal ini sementara lahan yang ada diperkotaan sangat sempit,
begitu juga lahan yang dimiliki oleh setiap individu yang ada diperkotaan
dari lahan yang relatif sempit ini, bisa menghasilkan bahan pangan seperti
bahan kerajinan tangan; serta bahan pangan hewani yang berasal dari
unggas, ternak kecil maupun ikan. Manfaat yang akan diperoleh dari
pengelolaan pekarangan antara lain dapat : memenuhi kebutuhan konsumsi
sistem produksi, ukuran, dan produk, dapat dilihat pada Gambar 2.1.
dan menjual makanan dan energi untuk memenuhi kebutuhan konsumen kota.
Semua kegiatan dilakukan dengan metoda using dan re-using sumber alam dan
limbah perkotaan.
kehutanan) di dal am atau di pinggiran kota yang dil akukan di lahan pekarangan,
pinggiran jalan umum, atau tepi sungai dengan tujuan untuk menambah
pendapatan atau menghasilkan bahan pangan. Sedangkan menurut UNDP (1996)
proses, dan pemasaran makanan dan produk lain, di air dan di daratan yang
produksi yang intensif, dan daur ul ang (reused) sumber al am dan sisa sampah
dalam kota atau dipinggiran suatu kota dengan melakukan proses produksi
macam hasil produk makanan dan non makanan dengan menggunakan sumber
yang tinggal di suatu kota. Pertanian perkotaan sebagai suatu konsep yang
sering disebut usaha pertanian perkotaan yaitu sebagai peri urban agriculture
adalah aktifitas/ kegiatan yang dilakukan di dalam kota dan pinggiran kota
kembali sumberdaya manusia dan material, produk serta jasa yang diperoleh
PEMBAHASAN
Sejarah pembangunan pertanian berawal pada masa orde baru. Pada awal
ekonomi. Pemerintah orde baru berusaha keras untuk menurunkan inflasi dan
menstabilkan harga. Dengan dikendal ikannya infl asi, stabilitas politik tercapai
yang berpengaruh terhadap bantuan luar negeri yang mulai terjamin dengan
adanya IGGI. Maka sejak tahun 1969, Indonesia dapat memulai membentuk
1. REPELITA I (1969-1974)
orde baru. Tujuan yang ingin dicapai adalah pertumbuhan ekonomi 5% per
2. REPELITA II (1974-1979)
Maret 1979. Target pertumbuhan ekonomi adal ah sebesar 7,5% per tahun.
industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku. Selain itu
produksi. Lalu banyak jalan dan jembatan yang di rehabilitasi dan di bangun.
4. REPELITA IV (1984-1989)
Repelita IV mulai dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1984 – 31 Maret
Dunia) pada tahun 1985. hal ini merupakan prestasi besar bagi Indonesia.
5. REPELITA V (1989-1994)
1994. Pada Repelita V ini, lebih menitik beratkan pada sektor pertanian dan
adalah akhir dari pola pembangunan jangka panjang tahap pertama. Lalu
Pancasila.
6. REPELITA VI (1989-1994)
1999. Pada Repelita VI titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor
ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan
Baru runtuh.
dideregul asi melalui pengurangan subsidi, dukungan harga dan berbagai proteksi
lainnya. Kemampuan bersaing melalui proses produksi yang efisien merupakan pijakan
utama bagi kelangsungan hidup usahatani. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
strategy) sebagai manifestasi dari strategi pembangunan yang lebih pro- growth, pro-
pengentasan kemiskinan.
Pertanian harus dilihat sebagai sektor yang multi-fungsi dan sumber kehidupan
nasional. Pembiayaan terhadap sektor ini dinilai masih terbatas yang membuat petani
belum dirasakan langsung oleh petani. Salah satu poin yang disorotnya
produksi beras berada di nomor empat di pasar global. Hal ini tak terlepas
dari besarnya jumlah penduduk Indonesia sekitar 230 juta orang. Selain itu,
UMKM sektor agribisnis pun mampu menyerap tenaga kerja dengan jumlah
Untuk itu, Deptan akan membantu atau mengucurkan dana bantuan masing-
masing sebesar Rp 100 juta per desa. Dana itu nantinya dapat digunakan
petani melalui pinjaman lunak tanpa agunan dan syarat yang mudah untuk
modal membeli bibit, pupuk dan lainnya. Selanjutnya pinjaman itu dibayar
bila sudah panen, lalu digulirkan pada anggota lainnya, dan petani juga bisa
pedesaan, terutama pada petani lewat bantuan pinjaman dana dari berbagai
instansi terkait. Khusus Deptan dana sebesar Rp 100 juta per desa itu diberi
instansi lain juga memiliki tujuan yang sama namun programnya berbeda.
dana bantuan masing-masing sebesar Rp 100 juta per desa. Peningkatan usaha
Indonesia. Ini bertujuan agar Indonesia tidak lagi bergantung pada luar
masih saja muncul adalah pemasaran. Masalah ini timbul karena banyaknya
pihak yang terlibat dalam rantai pemasaran serta struktur pasar yang tidak
fasilitas dan sarana yang memadai. Fungsi STA, selain sebagai lembaga
(insektisida/ pestisida).
domestik.
Pengembangan produk-produk baru yang terkait dengan berbagai isu global dan
Maksud dari GAP adalah untuk menjadi panduan umum dalam melaksanakan
budidaya tanaman buah, sayur, biofarmaka, dan tanaman hias secara benar
dan tepat, sehingga diperol eh produktivitas tinggi, mutu produk yang baik,
berkelanjutan.
Tujuan dari penerapan GAP diantaranya; (1) Meningkatkan produksi dan
lingkungan dan sistem produksi yang berkelanjutan, (6) Mendorong petani dan
kelompok tani untuk memiliki sikap mental yang bertanggung jawab terhadap
kesehatan dan keamanan diri dan lingkungan, (7) Meningkatkan peluang penerimaan
oleh pasar internasional, dan (8) Memberi jaminan keamanan terhadap konsumen.
Sedangkan sasaran yang akan dicapai adal ah terwujudnya keamanan pangan, jaminan
PENUTUP
4.1 Kesimpul an
perubahan sosial baik nilai, norma, perilaku, lembaga, sosial dan sebagainya
dan masyarakat yang lebih baik. Pertanian merupakan sektor utama penghasil
4.2 Saran
pedesaan.
DAFTAR PUSTAKA
indonesia.html
manfaatnya.html
pemerintah-dalam-agribisnis-anggi-fiktiriani-h-150510090082-agroteknologi-f-fakultas-
pertanian-universitas-padjadjaran-bab-i-agribisnis-berasal-dari-kata-agribu/
_II.pdf
0d8bc.pdf