SEMESTER / KELAS : 1A
DISUSUN OLEH :
ADITIA APRIANSAH
DANIA
CHANDRA
RIFQI PRATAMA
FREDY
UBAIDILAH
TAHUN 2023
I. PENDAHULUAN
namun sektor pertanian belum cukup mampu menjadikan petani itu sendiri
Ironisnya lagi perkembangan fungsi dan peran sektor ini tidak berdampak
berjalan sedemikian rupa, sehingga tanpa terasa telah terjadi ketimpangan yang
nasional.
unggulan baik nasional, regional maupun daerah. Kelambanan tidak hanya dalam
peningkatan kuantiitas produksi saja tetapi juga dalam peningkatan kualitas dan
kontinuitas. Ketiga hal ini merupakan faktor kunci untuk dapat bersaing dalam pasar
global. Saat ini, jangankan untuk bersaing di pasar global, untuk memenuhi
sebagai pasar yang sangat empuk dan potensial bagi negara-negara maju.
menimbulkan "kepincangan".
1
1) Lemahnya posisi tawar petani;
2) Kurangnya SDM aparat yang melayani masyarakat dan
3) Kurang tepatnya sistem yang diterapkan.
Ketiga faktor tersebut bisa disebut sebagai "tiga pilar" atau tiga dasar
pembimbingan serta pengawasan secara serius dan berkelanjutan ini tidak bisa
dilakukan oleh aparat pemerintah. Oleh karena itu Tenaga atau badan ini akan
berada antara petani dan pemerintah, akan menjadi jembatan antara petani dan pe-
merintah. Tenaga atau badan ini harus bertanggung jawab atas keberhasilan petani
sebagai binaannya dan juga harus bertanggung jawab kepada pemerintah yang
membiayainya.
diyakini akan mampu merubah keadaan, dan akan mampu menggali dan mem-
bangkit potensi petani dan wilayahnya untuk menggapai "keluarga petani yang
sejahtera".
2
lingkungan menjadikan kunci yang harus diperhatikan dalam merumuskan
kebijakan pembangunan.
alam baik dari segi kualitas maupun kuantitas maka pemanfaatan sumber daya alam
tersebut harus dilakukan secara bijaksana dan terencana dengan baik sehingga
pembangunan.
Setiap warga negara berhak atas kecukupan pangan, hak atas rasa aman, hak atas
penghidupan dan pekerjaan, hak atas hidup yang sehat, hak atas kebebasan
Asasi Manusia Tahun 1948. Kesemuanya tersebut tidak hanya merupakan tugas
3
pemerintah saja tetapi juga selurah warga negara untuk memastikan bahwa hak
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, sedangkan pasal
miskin dengan usaha pertanian, perikanan dan kehutanan, yang masih tradisional
4
1.3. Tujuan
Berdasarkan permalahan pokok diatas, maka penulisan paper ini adalah untuk
1.4. Manfaat
petani.
5
I. PEMBAHASAN
kebijakan pertanian dengan tujuan untuk mencapai tujuan tertentu di dalam pasar
Kebijakan pertanian adalah serangkaian tindakan yang telah, sedang dan akan
pertanian menjadi lebih produktif, produksi dan efisiensi produksi naik dan
lain. Peraturan ini dapat dibagi menjadi dua kebijakan-kebijakan yang b-ersifat
pengatur (regulating policies) dan pembagian pendapatan yang lebih adil merata
6
merupakan gambaran hubungan keterkaitan timbal-balik dari beberapa
karakteristik negara berkembang (seperti Indonesia) berupa sumber daya yang ada
dualisme ekonomi ekonomi antara sektor modern yang mengikuti ekonomi pasar dan
yang tinggi dengan kualitas sumber daya manusianya yang masih relative rendah.
ketidakadilan pasar (input, lahan, modal, output, dan lainnya). Politik tersebut
sebagai bagian penting untuk memberdayakan petani, yang pada dasarnya dapat
"menjamin' kesejahteraan petani dari ketidakadilan dan resiko, kebijakan harga input
pemerintah untuk mencapai tingkat ekonomi yang lebih baik dan kesejahteraan yang
lebih tinggi secara bertahap dan kontinu melalui pemilihan Komoditi yang
structural, politik luar negeri, pemberian fasilitas dan pendidikan. Widodo (1983)
mengemukakan bahwa politik pertanian adalah bagian dari politik ekonomi di sektor
pertanian, sebagai salah satu sektor dalam kehidupan ekonomi suaru masyarakat.
7
memajukan pertanian, mengusahakan agar pertanian menjadi lebih produktif,
produksi dan efesien produksi naik, tingkat hidup petani lebih tinggi, dan
kesejahteraan menjadi merata. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Sarma
Indonesia adalah untuk memajukan sektor pertanian, yang dalam pengertian lebih
lanjut meliputi:
pendapatan.
serangkaian peraturan-peraturan.
Menurut Monke dan Pearson (1989), politik pertanian dalah campur tangan
menyangkut alokasi sumber daya untuk dapat menghasilkan output nasional yang
Dalam hal ini, kebijakan pertanian dibagi menjadi 3 kebijakan dasar, antara lain:
8
1. Kebijakan komoditi yang meliputi kebijakan harga komoditi, distorsi
2. Kebijakan faktor produksi yang meliputi kebijkan upah minimum, pajak dan
subsidi faktor produksi, kebijakan harga faktor produksi, dan perbaikan kualiatas
faktor produksi.
pembangunan pertanian, yang tidak saja menyangkut kegiatan petani, tetapi juga
politik, dan ?«jdaya dari penduduk pedesaan. Sejalan dengan pendapat Schuh
usaha tani. Oleh karena itu, memungkinkan adanya pengertian yang lebih
9
mendalam tentang masalah-masalah ketidakstabilan dan kompensasi, serta
Sebagai komoditas pertaman, pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang
sangat mendasar, dianggap strategis, serta sering mencakup hal-hal yang bersifat
emosional dan bahkan politis. Terpenuhinya pangan secara kuantitas dan kualitas
merupakan hal yang sangat penting sebagai landasan bagi pembangunan manusia
Indonesia taraf hidupnya belum sejahtera ditambah lagi keadaan pertanian yang tidak
Konversi lahan sangat sulit dihindari karena faktor faktor ekonomi yang tercermin
dari rendahnya land rent lahan untuk pertanian dibandingkan dengan kegiatan
sektor lain . rasio land rent adalah 1:500 untuk kawasan industri dan 1:600 untuk
Di jaman sekarang ini terlalu banyak orang yang memikirkan kepentingan pribadi
dibanding dengan kepentingan bersama , seperti hal nya mereka yang seenaknya
mengambil lahan pertanian yang menggantinya dengan tempat tempat industri dan
10
perumahan . padahal secara tidak langsung dengan cara seperti itu mereka akan
dalam negeri semakin terjepit, selain itu Indonesia lebih banyak mengimpor
menjadi menurun, maka dari itu kebijakan pertanian di bidang lahan pertanian sangat
penting adanya.
bebasnya mengalih fungsikan dari lahan pertanian ke sektor lain seperti ke sektor
industri, pariwisata maupun perumahan. Kebijakan ini harus di tindak tegas, kalau
tidak lahan pertanian di Indonesia akan semakin terdesak karena tidak adanya
kebijakan yang tegas dalam alih fungsi lahan ini. Terlebih lagi para investor yang
kerap kali mendesak dan membodohi para petani untuk alih fungsi lahan demi
dan juga petani semakin terhimpit yang lama-kelamaan akan beralih ke profesi yang
lain.
Kebijakan ini tentu sangat efektif untuk mengatasi alih fungsi lahan yang
pertanian beralih kesektor lain sehingga negara sangat banyak kehilangan sektor
pertanian. Petani kerap kali tercekik dengan pajak lahan yang disamakan dengan
11
sektor lainnya seperti pariwisata, industri yang penghasilan sektor tersebut tidak
menjual lahan mereka karena tidak bisa membayar pajak yang tinggi yang tidak
sebanding dengan produktivitas pertanian itu sendiri. Sehingga kalau pajak untuk
lahan disektor pertanian dihapuskan, para petani tidak akan menjual lahan mereka
banyaknya alih fungsi lahan membuat lahan pertanian setiap tahunnya menyempit
Indonesia tetap miskin. Kebijakan ini dibuat untuk tidak adanya alih fungsi lahan
lagi dan petani tidak akan beralih ke profesi lainnya. Dengan diberikan
produktivitasnya.
Tujuan kebijakan perangkutan adalah untuk memperlancar usahatani para petani dan
mampu memberikan input yang murah bagi petani karena biaya angkut yang murah.
sarana dan alat produksi ke tiap usaha tani dan membawa hasil usaha tani ke pasaran
harga suatu input seperti pupuk adalah harga pabrik ditambah biaya angkut ke usaha
taninya. Uang yang diterimanya dari penjualan hasil pertanian adalah harga di pasar
pusat dikurangi dengan biaya angkut hasil pertanian tersebut dari usaha tani ke pasar.
12
Jika biaya angkut terlalu tinggi, maka pupuk akan menjadi terlalu mahal bagi petani
dan uang yang diterimanya dari penjualan hasil pertanian tersebut akan menjadi
terlalu sedikit. Sebaliknya, jika biaya angkut rendah, maka uang yang diterima oleh
sistem perangkuan yang merupakan satu kesatuan yang harmonis. Tidak hanya jalan
raya yang diaspal, jalan setapak, jalan tanah, saluran air, jalan raya, sungai dan jalan
Beberapa diantaranya dapat dibuat dan dipelihara oleh usaha setempat, termasuk
diintegrasikan satu dengan yang lainnya, sehingga hasil pertanian dapat diangkut
dengan lancar dari usaha tani ke pasar-pasar pusat. Demikian pula sarana dan alat
produksi serta berbagai jasa tidak hanya perlu sampai ke kota kecil dan desa,
melainkan juga sampai ke usaha tani iru sendiri. Sehingga dengan diperlancar segala
akses nya semua yang dibutuh kan para petani didesa desa kecil dapat terpenuhi
pertanian haras diarahkan pada terciptanya tenaga petani yang terampil dalam
dalam jangka waktu yang sama adalah produktivitas pekerja. Yang utama dalam
13
dalam praktik pertanian Jepang sesuai dengan produksi kecil yang efisien. Selain itu
untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan petani. Misalnya tiap bulan atau
itu sendiri.
yang rendah menyebabkan petani sulit memperoleh hasil dalam proses produksi
yang maksimal. Kehilangan hasil dalam proses produksi sangat besar, sementara
biaya yang diperlukan sangat tinggi. Contoh paling sederhana adalah dalam
memanen padi. Untuk 9 kg gabah haras dibayar 1 kg gabah. Jika total hasil panen
padi (dalam satu musim tanam) dalam 1 ha adalah 9 ton gabah, maka biaya
Indonesia sangat besar. Tidak jelas lahirnya tenaga kerja semu ini karena
efektivitas kerja rendah yang menyerap banyak tenaga manusia atau memang
14
Dalam arah kebijakan pembangunan nasional, pembangunan sektor pertanian
bukan lagi agraris, artinya menangani pertanian secara industri bukan lagi
tergantung sepenuhnya kepada faktor alam. Pengertian industri dalam hal ini
sumber daya. Keempat, efisiensi dan produktivitas sebagai dasar utama dalam
alokasi sumber daya agar penggunaan sumber daya tersebut hemat. Kelima,
mekanisme pasar merupakan media utama transaksi barang dan jasa. Keenam,
15
pertanian (penggunaan alat dan mesin pertanian). Sudah saatnya dimulai
peningkatan penggunaan alat dan mesin pertanian dalam pengolahan tanah dan
penanganan pasca panen. Salah satu keuntungan yang diperoleh adalah terjadinya
Penggunaan alat dan mesin pertanian saat ini memang sudah merupakan suatu
kebutuhan. Efisiensi tinggi saat ini harus mulai diperkenalkan kepada petani. Hal
ini tentu beralasan karena tenaga kerja yang digunakan saat ini tidak mempunyai
kesinambungan (kontinuitas).
Seorang buruh tani hanya akan dibutuhkan pada saat pengolahan tanah dan panen.
Pada proses lain mereka kurang dibutuhkan, akhirnya terjadi pengangguran yang
tidak kentara (disguised unemployment). Pembuangan waktu yang lama dan sia- sia
Pemakaian traktor di Indonesia hanya 0,005 Kw/ha. Amerika Serikat 1,7 Kw/ha,
Belanda 3,6 Kw/ha dan Jepang 5,6 Kw/ha. Rendannya pemakaian traktor ini
harga yang layak sehingga produktivitas juga semakin rendah. Tenaga manusia
16
adalah tenaga riskan, hanya digunakan paling cepat 4 bulan sekali menjadi buruh
tani.
Pertanian.
tanah air adalah masih lemahnya kemampuan sumber daya manusia dan
pemasaran hasil.
Hal tersebut disebabkan oleh karena pembinaan SDM pertanian selama ini lebih
produktivitas dan daya saing usaha agribisnis sangat ditentukan oleh kemampuan
pelaku usaha yang bersangkutan dalam mengelola produk yang dihasilkan (pasca
dan pemasaran hasil pertanian yang langsung dikelola oleh petani/kelompok tani.
17
Salah satu dampak yang signifikan dari kebijakan yang menitik beratkan kepada
Hal tersebut mengakibatkan lemahnya daya saing dan kecilnya nilai tambah yang
dapat dinikmati oleh petani, sehingga kesejahteraan tidak meningkat dari tahun ke
tahun. Untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk pertanian maka
perlu ditingkatkan upaya-upaya inovasi teknologi pasca panen dan pengolahan hasil
tampilan terhadap produk olahan yang dihasilkan oleh para pelaku usaha.
Pemasaran Hasil
Kunci terpenting dalam rangka meningkatkan daya saing produk pertanian baik
produk segar maupun olahan hasil pertanian adalah mutu produk yang baik dan
18
Mutu produk dan efisiensi akan berpengaruh langsung terhadap harga dari setiap
GMP;
Pasar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha agribisnis; oleh
karena itu maka pengembangan pemasaran haras selalu dilakukan sejalan dengan
Seperti usaha industri pada umumnya, sistem usaha produksi pertanian atau
agribisnis dimulai dengan salah satu kegiatan pemasaran yaitu Riset Pasar. Dari
kegiatan riset pasar dihasilkan informasi pasar yaitu antara lain berapa potensi pasar
dan harga.
19
tersebut lazim disebut sebagai penentuan pola tanam atau penentuan luas tanam
Hal tersebut perlu dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas harga produk yang
infrastruktur pemasaran.
20
II. PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Kebijakan pertanian adalah serangkaian tindakan yang telah, sedang dan akan
pertanian menjadi lebih produktif, produksi dan efisiensi produksi naik dan
ketidakadilan pasar (input, lahan, modal, output, dan lainnya). Politik tersebut
sebagai bagian penting untuk memberdayakan petani, yang pada dasarnya dapat
'menjamin' kesejahteraan petani dari ketidakadilan dan resiko, kebijakan harga input
Indonesia taraf hidupnya belum sejahtera ditambah lagi keadaan pertanian yang
dibidang lahan, perangkutan, teknologi dan invormasi, dan usaha pasca panen dan
pemasaran.
2.2 Saran
Diharapkan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan bisa lebih
dimengerti dan memahami lebih dalam tentang kebijakan pertanian seperti yang
DAFTAR PUSTAKA
21
Anonim. "Ruang Lingkup Kebijakan Pembangunan".
http://blogamsalocmt.blogspot.com/2012/ll/ruang-lingkup-kebiiakan-
pembangunan.html. Diakses tanggal 29 Mei 2015
22