Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nama Kelompok :
Fakultas Ekonomi
Universitas Sriwijaya
2018/2019
PERANAN PERTANIAN BAGI PEREKONOMIAN INDONESIA
1. Mensejahterakan petani
Sektor pertanian merupakan sumber utama kehidupan dan pendapatan masyarakat petani.
Mensejahterakan di sini mengandung arti luas sehingga menumbuhkembangkan partisipasi
petani dan mampu meningkatkan keadaan sosial ekonomi petani melalui peningkatan akses
terhadap teknologi, modal, dan pasar.
2. Menyediakan pangan
Peranan klasik dari sektor pertanian dalam perekonomian nasional adalah penyediaan bahan
pangan bagi penduduk Indonesia yang saat ini sudah berjumlah 220 juta jiwa. Dengan
peranan pertanian sebagai penyedia bahan pangan yang relatf murah, telah memungkinkan
biaya hdup di Indonesia tergolong rendah di dunia. Dan rendahnya biaya hidup di Indonesia
menjadi salah satu daya saing nasional. Keberhasilan dalam penyediaan bahan pangan yang
cukup dan stabil meimilki peran yang besar dalam penciptaaan ketahanan pangan nasional
(food security) yang erta kaitannya dengan stabilitas sosial, ekonomi, dan politik.
Indonesia mempunyai sumber daya pertanian yang sangat besar, namun produk pertanian
umumnya mudah busuk, banyak makan tempat, dan musiman. Sehingga dalam era
globalisasi dimana konsumen umumnya cenderung mengkonsumsi nabati alami setiap saat,
dengan kualitas tinggi, tidak busuk, dan makan tempat, maka peranan agroindustri akan
dominan.
Dan jika sektor pertanian terus ditingkatkan maka diharapkan sektor ini mampu
menghasilkan pangan dan bahan mentah yang cukup bagi pemenuhan kebutuhan rakyat,
meningkatkan daya beli rakyat, dan mampu melanjutkan proses industrialisasi.
5. Menghasilkan devisa
Sektor pertanian merupakan penghasil devisa yang penting bagi Indonesia. Salah satu
subsektor andalannya adalah subsektor perkebunan, seperti ekspor komoditas karet, kopi, teh,
kakao, dan minyak sawit. Lebih dari 50% total produksi komoditas-komoditas tersebut
adalah untuk diekspor.
Pada lima tahun terakhir, subsektor perkebunan secara konsisten menyumbang devisa dengan
rata-rata nilai ekspor produk primernya (belum termasuk nilai ekspor produk olahan
perkebunan) mencapai US$ 4 milyar per tahun. Sumbangan sector pertanian terhadap
pembangunan dan devisa negara ditentukan oleh produktivitas dari sector ini. Karena sektor
ini memilik sumbangan besar terhadap perekonomian nasional, maka rendahnya
produktivitas pertanian akan berpengaruh terhadap produktivitas perekonomian secara
keseluruhan.
Sumbangan terbesar sektor pertanian selama PJP I (Pembangunan Jangka Panjang) adalah
tercapainya swasembada pangan, khususnya beras dalam tahun. Pada masa tersebut Indonesia
mampu mengekspor beras ke beberapa negara miskin sehingga dapat menambah devisa.
Dampak swasembada tersebut adalah meningkatnya pendapatan masyarakat, kualitas gizi,
serta penghematan devisa. Selain itu, swasembada pangan juga telah meningkatkan
kestabilan ekonomi nasional.
Sebagaimana diterangkan di muka, sektor pertanian memiliki peran penting dalam menyerap
tenaga kerja. Di tahun 1994 saja (BPS, 1996) 46% dari 82 juta jiwa angkatan kerja pada
tahun itu diserap oleh subsector pertanian primer.
Berdasarkan data yang kami peroleh, subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor
yang mempunyai kontribusi penting dalam hal penciptaan nilai tambah yang tercermin dari
kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB). Dari segi nilai absolut berdasarkan
harga yang berlaku PDB perkebunan terus meningkat dari sekitar Rp 33,7 triliun pada tahun
2000 menjadi sekitar Rp 47,0 triliun pada tahun 2003, atau meningkat dengan laju sekitar
11,7% per tahun. Dengan peningkatan tersebut, kontribusi PDB subsector perkebunan
terhadap PDB sector pertanian adalah sekitar 16%. Terhadap PDB secara nasional tanpa
migas, kontribusi subsector perkebunan adalah sekitar 2,9% atau sekitar 2,6% PDB total. Jika
menggunakan PDB dengan harga konstan tahun 1993, pangsa subsektor perkebunan terhadap
PDB sektor pertanian adalah 17,6%, sedangkan terhadap PDB non migas dan PDB nasional
masing-masing adalah 3,0% dan 2,8%.
Tidak ada satu pun negara di dunia seperti Indonesia yang kaya akan beraneka ragam sumber
daya pertanian secara alami (endowment factor). Maka dari itu, diharapkan dalam
penggunaannya sumber daya ini digunakan secara optimal dan tetap memperhatikan aspek
kelestarian sumber daya pertanian.
1) Teh
2) Kakao atau Cokelat
3) Kayu Manis
4) Buah Manggis
5) Kopi
6) Buah Jambu Merah
7) Buah Sirsak
KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA DI BIDANG PERTANIAN MENCAKUP
BEBERAPA HAL:
1. Kebijakan Harga
Mempunyai tujuan sebagai berikut:
➢ Mengurangi ketidakstabilan harga dan pendapatan
➢ Memberikan manfaat kepada konsumen karena terjaminnya penawaran dan
mencukupi kebutuhan bahan baku industri
➢ Meningkatkan swasembada pangan sehingga mengurangi ketergantungan impor,
menghemat devisa, dan memperbaiki neraca pembayaran
➢ Menjaga stabilitas politik
Contohnya kebijakan pada komoditas beras. Kebijakan harga minimum untuk
melindungi petani dan kebijakan harga maksimum untuk melindungi konsumen.
3. Kebijakan Subsidi
Contohnya adalah subsidi bagi petani, misalnya subsidi pupuk dan subsidi bagi
agroindustri, misal subsidi minyak tanah, BBM. Hal ini berpengaruh pada penurunan biaya
produksi dan meningkatkan penawaran.
4. Kebijakan Struktural
Kebijakan ini dapat berupa :
➢ Perbaikan prasarana pertanian
➢ Pengenalan teknologi pertanian
➢ Penyuluhan pertanian
➢ Pengusahaan alat-alat pertanian
5. Kebijakan Pengaturan
Pelaksanaan kekuatan kebijaksanaan pemerintah dengan menggunakan UU,
peraturan, ketetapan yang berkenaan dengan perekonomian dan niaga. Hal ini dimaksudkan
untuk:
➢ Pencegahan praktek persaingan tidak wajar dan monopoli yg tidak wajar
➢ Pengaturan kelancaran perdagangan dan jasa yg diperlukan
➢ Perlindungan konsumen
➢ Pengaturan barang
➢ Bantuan kemajuan perekonomian dan sosial
Dan mempunyai tujuan sebagai berikut:
➢ Menjaga keselamatan industri dlm negeri/dlm persaingan
➢ Perlindungan kepentingan dan kesehatan kons
➢ Menciptakan kondisi perdagangan efektif dan lancer
➢ Meningkatkan pendapatan pemerintah
Secara rinci arah kebijakan pembangunan pertanian dalam RPJMN 2015 -2019, yaitu :
Dalam kerangka operasional, arah kebijakan itu didukung sembilan upaya rivitalisasi
pembangunan pertanian berkelanjutan, meliputi:
http://bali.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita/51-info-aktual/513-kebijakan-
pembangunan-pertanian-2015-2019-dan-9-upaya-revitalisasi-pembangunan-pertanian.
Diakses 10 april 2019
TomMO. 18 juni 2011. “Mekanisme Implementasi Kebijakan Harga Dasar Dan Harga
Tertinggi Serta Kendala Yang Dihadapi Oleh Pemerintah “
.http://pep-ub-agroekoteknologi.blogspot.com/2011/06/mekanisme-implementasi-
kebijakan-harga.html. Diakses 10 april 2019
PERTANIAN” . http://akuypn.blogspot.com/2014/10/kebijakan-pemerintah-dalam-
pembangunan.html. Di akses 10 April 2019
Dunia.http://emporiadigital.com/id/blog/detail/128/7-Hasil-Pertanian-Indonesia-
Kualitas-Terbaik-Dunia. DIAKSES 10 APRIL 2019
Indonesia”.https://w3cargo.com/peranan-pertanian-dalam-perekonomian-indonesia/.
DIAKSES 10 APRIL 2019.