Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

CARA PENANGANAN DAN PENGOLAHAN HASIL SAYURAN WORTEL

OLEH

KELOMPOK III

1. NOVITA PANDAKA MALO : 16.54.201.016


2. YULIUS DATA KII : 16.54.201.028
3. OKTAVIANUS LEDE BOLE : 16.54.201.017
4. SRIYANTI BULU : 16.54.201.022

FAKULTAS PERTANINAN

UNIVERSITAS MAHASARASWATI

MATARAM

2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanaman wortel berasal dari wilayah Eropa, Asia dan Afrika yang
kemudian menyebar sampai ke wilayah mediterania serta daerah-daerah lainnya.
Tanaman wortel diklasifikasikan sebagai famili umbellifera, ordo
Archychamydae, kelas angiospermae dan subkelas Dycotyledonae.
Tanaman wortel merupakan tanaman semusim yang berbentuk rumput,
batangnya pendek dan hampir tidak tampak dari permukaan tanah, berakar
tunggang yang kemudia akar tersebut berubah bentuk dan fungsinya menjadi
umbi bulat panjang, langsing dan enak dimakan. Umbi wortel berwarna kuning
kemerah-merahan karena kandungan karotennya yang tinggi
Tanaman wortel dapat dibedakan menjadi beberapa varietas. Umumnya
varietas yang ditanam di Indonesia adalah varietas Chantenay, Nantes dan
Imperator. Diantaranya ketiganya yang paling disukai adalah Chantenay karena
rasanya yang lebih manis dibandingkan kedua varietas lainnya. Wortel banyak
yang dihasilkan di daerah dataran tinggi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sumatera
Utara.
Wortel diperbanyak dengan biji yang berasal dari tanaman yang sudah tua.
Penanaman dilakukan dengan cara menyebarkan biji-biji langsung ke tanah tanpa
melalui persemaian lebih dahulu. Setelah tanaman berumur 2,5-4 bulan
dilakukan pemanenan dan diperoleh wortel dalam keadaan yang optimum baik
ukuran maupun warnanya. Wortel yang bermutu baik adalah wortel yang renyah,
manis dan berwarna kuning tua sampai orange serta umbi tidak berserabut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pasca Panen Sayuran Wortel ?
2. Bagaimana Teknik Budi Daya Sayuran Wortel ?
3. Bagaimana Cara Panen dan Pasca Panen Sayuran Wortel ?
4. Bagaimana Cara Pengolahan Sayuran Wortel ?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengetian pasca panen wortel
2. Untuk mengetahui teknik budi daya sayuran wortel
3. Untuk mengetahui cara panen dan pasca panen sayuran wortel
4. Untuk mengetahui cara pengolahan sayuran wortel

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pasca Panen


Dalam bidang pertanian istilah pasca panen diartikan sebagai berbagai
tindakan atau perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen
sampai komoditas berada di tangan konsumen. Istilah tersebut secara keilmuan
lebih tepat disebut Pasca produksi (Postproduction) yang dapat dibagi dalam
dua bagian atau tahapan, yaitu pasca panen (postharvest)
dan pengolahan (processing).
Penanganan pasca panen (postharvest) sering disebut juga sebagai
pengolahan primer (primary processing) merupakan istilah yang digunakan
untuk semua perlakuan dari mulai panen sampai komoditas dapat dikonsumsi
“segar” atau untuk persiapan pengolahan berikutnya. Umumnya perlakuan
tersebut tidak mengubah bentuk penampilan atau penampakan, kedalamnya
termasuk berbagai aspek dari pemasaran dan distribusi. Pengolahan
(secondary processing) merupakan tindakan yang mengubah hasil tanaman ke
kondisi lain atau bentuk lain dengan tujuan dapat tahan lebih lama
(pengawetan), mencegah perubahan yang tidak dikehendaki
atau untuk penggunaan lain. Ke dalamnya termasuk pengolahan pangan
dan pengolahan industry
Penanganan pasca panen bertujuan agar hasil tanaman tersebut dalam
kondisi baik dan sesuai/tepat untuk dapat segera dikonsumsi atau untuk bahan
baku pengolahan. Prosedur/perlakuan dari penanganan pasca panen berbeda
untuk berbagai bidang kajian antara lain :
a) Penanganan pasca panen pada komoditas perkebunan yang ditanam dalam
skala luas seperti kopi, teh, tembakau dll., sering disebut pengolahan
primer, bertujuan menyiapkan hasil tanaman untuk industri pengolahan,
perlakuannya bisa berupa pelayuan, penjemuran, pengupasan, pencucian,
fermentasi dll.

3
b) Penanganan pasca panen pada produksi benih bertujuan mendapatkan
benih yang baik dan mempertahankan daya kecambah benih dan vigornya
sam pai waktu penanaman. Teknologi benih meliputi pemilihan buah,
pengambilan biji, pembersihan, penjemuran, sortasi, pengemasan,
penyimpanan, dll.
c) Penanganan pasca panen pada komoditas tanaman pangan yang berupa
biji-bijian (cereal/grains), ubi-ubian dan kacangan yang umumnya dapat
tahan agak lama disimpan, bertujuan mempertahankan komoditas yang
telah dipanen dalam.

Kondisi baik serta layak dan tetap enak dikonsumsi. Penanganannya


dapat berupa pemipilan/ perontokan, pengupasan, pembersihan, pengeringan
(curing/drying), pengemasan, penyimpanan, pencegahan serangan hama dan
penyakit, dll. Penanganan pasca panen hasil hortikultura yang umumnya
dikonsumsi segar dan mudah “rusak” (perishable), bertujuan mempertahankan
kondisi segarnya dan mencegah perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki
selama penyimpanan, seperti pertumbuhan tunas, pertumbuhan akar,
batang bengkok, buah keriput, polong, alot, ubi berwarna hijau (greening),
terlalu matang, dll. Perlakuan dapat berupa : pembersihan, pencucian ,
pengikatan, curing, sortasi, grading, pengemasan, penyimpanan dingin,
pelilinan, dll.

B. Wortel
Tanaman wortel merupakan sayuran dataran tinggi. Tanaman ini bisa
ditanaman sepanjang tahun baik musim kemarau maupun musim hujan.
Lingkungan tumbuh yang dibutuhkan yaitu dengan suhu udara yang dingin
dan lembab. Untuk pertumbuhan dan produksi umbi dibutuhkan suhu udara
optimal antara 15,6-21,10oC. Suhu udara yang terlalu tinggi (panas) seringkali
menyebabkan umbi kecil-kecil (abnormal) dan berwarna pucat/kusam. bila

4
suhu udara terlalu rendah (sangat dingin), maka umbi yang terbentuk menjadi
panjang kecil.
Keadaan tanah yang cocok untuk tanaman wortel adalah subur, gembur,
banyak mengandung bahan organik (humus), tata udara dan tata airnya
berjalan baik (tidak menggenang). Jenis tanah yang paling baik adalah
andosol. Jenis tanah ini pada umumnya terdapat di daerah dataran tinggi
(pegunungan). Tanaman ini dapat tumbuh baik pada keasaman tanah (pH)
antara 5,5-6,5 dan untuk hasil optimal diperlukan pH 6,0-6,8. Pada tanah yang
pH-nya kurang dari 5,0, tanaman wortel akan sulit membentuk umbi.
Di Indonesia wortel umumnya ditanam di dataran tinggi pada
ketinggian 1.000-1.200 m dpl. Tanaman ini dapat pula ditanam di dataran
medium (ketinggian lebih dari 500 m dpl.), tetapi produksi dan kualitas kurang
memuaskan.

C. Teknik Budidaya Wortel


Untuk mendapatkan hasil yang optimal, sumber benih yang menjadi
bibit harus memenuhi syarat berikut : Tanaman tumbuh subur dan kuat, bebas
hama dan penyakit/sehat, bentuknya seragam, dari jenis yang berumur pendek
dan berproduksi tinggi.
Biji wortel di taburkan langsung di tempat penanaman, dapat
disebarkan merata di bedengan atau dengan dicicir memanjang dalam barisan.
Jarak barisan paling tidak 15 cm, kemudian kalau sudah tumbuh dapat
dilakukan penjarangan sehingga tanaman wortel itu berjarak 3-5 cm satu sama
lain. Para petani sayuran jarang menggunakan lebih dari 10 kg benih untuk
tiap hektar. Biji wortel akan mulai berkecambah setelah 8-12 hari.
Untuk mengolah lahan, pertama, olah tanah sedalam 30-40 cm hingga
strukturnya gembur dengan alat bantu cangkul, bajak/traktor. Lalu, olah tanah
untuk kedua kalinya dengan cangkul dan buat bedengan-bedengan dengan
ukuran lebar 120-150 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antar bedengan 50-60 cm dan

5
panjang tergantung pada keadaan lahan. Terakhir, pembuatan lubang tanam
dengan cara tanah diolah sedalam 30-40 cm.
Lakukan pengapuran bila pH tanah asam di bawah 5 dengan cara
menaburkan bahan kapur seperti Calcit, Dolomit atau Zeagro 1 secara merata
di permukaan tanah. Dosis kapur yang diberikan berkisar antara 0,75-10,24
ton/ha. Campurkan kapur dengan lapisan tanah atas (top soil) sambil dibalikan
hingga benar-benar merata. Bila tidak turun hujan, tanah yang telah dikapur
sebaiknya disiram (diairi) hingga cukup basah.
Untuk penanaman yang baik lakukanlah langkah-langkah berikut :
 Sebarkan (taburkan) benih wortel secara merata dalam alur-alur/garitan-
garitan yang tersedia.
 Tutup benih wortel dengan tanah tipis sedalam 0,5-1 cm.
 Buat alur-alur dangkal sejauh 5 cm dari tempat benih arah barisan
(memanjang) untuk meletakkan pupuk dasar. Jenis pupuk yang diberikan
adalah campuran TSP ± 400 kg (± 200 kg P2 O5/ha) dengan KCl 150 kg (±
75 kg K2O/ha).
 Sebarkan pupuk tersebut secara merata, kemudian tutup dengan tanah tipis.
 Tutup tiap garitan (alur) dengan dedaunan kering atau pelepah daun pisang
selama 7-10 hari untuk mencegah hanyutnya benih wortel oleh percikan
(guyuran) air sekaligus berfungsi menjaga kestabilan kelembaban tanah.
Setelah benih wortel tumbuh di permukaan tanah, penutup tadi segera di
buka kembali.

Penjarangan tanaman wortel dilakukan pada saat tanaman berumur 1


bulan setelah tanam. Tujuan penjarangan adalah untuk memperoleh tanaman
wortel cepat tumbuh dan subur, sehingga hasil produksinya dapat tinggi.
Rumput-rumput liar (gulma) yang tumbuh disekitar kebun merupakan
pesaing tanaman wortel dalam kebutuhan air, sinar matahari, unsur hara dan
lain-lain, sehingga harus disiangi. Waktu penyiangan biasanya saat tanaman
wortel berumur 1 bulan, bersamaan dengan penjarangan tanaman dan

6
pemupukan susulan. Cara menyiangi yang baik adalah membersihkan rumput
liar dengan alat bantu kored/cangkul.
Pendangiran dilakukan pada saat umur tanaman 1 bulan, yaitu pada saat
tanaman akan membentuk umbi, terutama sehabis hujan. Saat pendangiran ini
dilakukan juga pembubunan.
Jenis pupuk yang digunakan untuk pemupukan adalah urea atau ZA.
Dosis pupuk yang sesuai adalah urea 100 kg/ha atau ZA 200 kg/ha. Waktu
pemberian pupuk dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyiangan, yakni
pada saat tanaman wortel berumur 1 bulan. Cara pemupukan yang baik adalah
dengan menyebarkan secara merata dalam alur-alur atau garitan-garitan
dangkal atau dimasukkan ke dalam lubang pupuk (tugal) sejauh 5-10 cm dari
batang wortel, kemudian segera ditutup dengan tanah dan disiram atau diairi
hingga cukup basah.
Pada fase awal pertumbuhannya, tanaman wortel memerlukan air yang
memadai, sehingga perlu disiram (diairi) secara kontinyu 1-2 kali sehari,
terutama pada musim kemarau. Bila tanaman wortel sudah tumbuh besar,
maka pengairan dapat dikurangi. Hal penting yang harus diperhatikan adalah
agar tanah tidak kekeringan.

D. Panen
Wortel dapat dipanen pada umur sekitar 3-4 bulan. Untuk mengetahui
waktu panen adalah dengan melihat daun tanaman wortel, yaitu apabila telah
menguning dalam keadaan wajar artinya kuning bukan karena serangan hama
atau penyakit dan diameter umbinya telah cukup besar yaitu sekitar 2 cm atau
lebih. Pemanenan dilaksanakan pada pagi hari dengan menggunakan alat bantu
seperti garpu dan cangkul. Umbi wortel diangkat beserta batangnya untuk
memudahkan pengangkutan sehingga tiap untaian mudah dijinjing atau dipikul
tanpa ada yang terluka.

7
E. Pasca Panen
Sesuai panen umbi wortel petani perlu segera melakukan penanganan
pasca panen. Kebiasaan pokok penanganan pasca panen adalah sebagai
berikut:
1. Pengumpulan hasil
Kumpulkan seluruh rumpun (tanaman) wortel yang usai dipanen pada
suatu tempat yang strategis, misalnya dipinggir kebun yang teduh, atau
digudang penyimpanan hasil
2. Pembersihan
Bersihkan tiap umbi wortel dari daun, tangkai, akar, maupun tanah yang
masih menempel. Tangkai daun disisakan secukupnya.
3. Pencucian dan penirisan
Cuci umbi wortel pada saluran air yang mengalir, atau dalam bak dengan
cara disemprot air.Tiriskan umbi ditempat yang kering atau rak-rak
penirisan.
4. Seleki dan klasifikasi
Setelah pencucian, dilakukan sortasi untuk memisahkan umbi yang besar,
sedang dan kecil. Umbi yang rusak dan terluka dipisahkan karena mudah
terkena infeksi mikrobia pembusuk. Sebaiknya umbi yang rusak ini
dimanfaatkan untuk makanan ternak atau untuk kompos, sedangkan yang
telah membusuk sebaiknya dibakar dan/atau dibuang.Umbi yang telah
disortasi dapat diikat menjadi untaian sekitar 10-15 umbi untuk setiap
untaian agar kelihatan lebih menarik dan segar sehingga disenangi oleh
konsumen. Ikat umbi menjadi ikatan-ikatan tertentu. Sehingga praktis
dalam pengangkutan dan penyimpanannya. Potong sebagian tangkai daun
untuk disisakan sekitar 15-20 cm.
5. Penyimpanan
Umbi wortel yang telah siap disimpan, ditempatkan berjajar di lantai
ruangan dengan dialasi daun pisang atau ditempatkan di rak-rak yang telah
tersedia atau digantung berjajar pada gantungan. Ruang penyimpanan

8
berupa ruang yang teduh dan terhindar dari sinar matahari
langsung. Untuk menjaga kualitas perlu pengetahuan mengenai temperatur
dan kelembaban ruangan penyimpanan. Temperatur ruangan sekitar 32°–
40° F, kelembaban sekitar 90 – 95 % dan aerasi cukup baik.
6. Pemasaran
Untuk pengiriman yang memerlukan waktu tempuh sekitar 2 – 3 jam dapat
dilakukan pengemasan dalam bentuk untaian yang disusun dengan baik
dalam keranjang agar aerasi cukup baik dan ditutup dengan daun pisang.
Selanjutnya bak kendaraan ditutup dengan kain terpal agar terhindar dari
sinar matahari. Sebaiknya pengiriman dilakukan pada pagi atau sore hari.
Untuk pengiriman dengan jarak tempuh yang jauh sebaiknya dilakukan
dengan kendaraan box yang berpendingin.
7. Pengeringan
Selain dalam bentuk segar untuk dikonsumsi sebagai juice dan sayur, umbi
wortel juga dapat dikeringkan untuk dijadikan sebagai sayuran
kering serta untuk dijadikan sebagai tepung dan dikemas dalam kaleng
untuk bahan makanan yang bergizi terutama untuk makanan bayi.
F. PENGOLAHAN WORTEL
Pengolahan wortel ini berupa pembuatan mie wortel, jus, asinan, krupuk, dan
selai
Asinan wortel

Jus wortel

9
Selai wortel Sop Wortel

Kerupuk Wortel

Mie Wortel

10
Bubur Wortel

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Cara penanganan dan pengolahan hasil sayuran wortel, yaitu perlakuan
segera setelah produk pertanian dipanen dan perlakuan pasca panen. Perlakuan
segera pasca panen antara lain adalah pengeringan, pemulihan, pengikatan,
pencucian, pengeringan, pembersihan. Untuk perlakuan pasca panen pokok antara
lain sortasi dan grading, pengemasan, pemeraman, penyimpanan dan
pengangkutan dan tata cara pengolahan sayuran wortel.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. Kumpulan kliping wortel. Jakarta : Trubus, 1997.

Rukmana, Rahmat. Bertanam wortel. Yogyakarta : Kanisius, 1995.

Sunarjono, H. 1984. Kunci Bercocok Tanam Sayur-sayuran Penting di Indonesia.


Sinar Baru, Bandung

13

Anda mungkin juga menyukai