PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
II.
TINJAUAN PUSTAKA
III.
PROSEDUR KERJA
A. Bahan dan Alat
3. Metode Plong
a. Daun yang akan diukur luasnya (a gram) ditimbang .
b. Gambar segi empat dengan luas tertentu (L cm2) pada daun tersebut
c. Potong gambar segi empat tersebut, kemudian ditimbang (b gram)
d. Luas daun= a gram/b gram x L cm2
4. Metode kertas millimeter (mm)
a. Sediakan daun dan kertas mm blok
b. Letakkan daun secara telungkup (sisi atas daun menghadap ke bawah) dan
tekan sedikit di kertas mm blok agar rata
c. Gambar daun pada kertas tersebut
d. Tentukan luas gambar daun dengan menghitung kotak pada kertas mm blok
e. Luas daun = luas gambar daun
5. Leaf Area meter.
a. Sediakan daun yang mau dianalisis
b. Letakkan semua daun di atas alat leaf area meter.
c. Jalankan alat, luas daun dapat dibaca (menggunakan leaf area meter).
IV.
Terlampir
B. Pembahasan
Pengukuran luas daun dapat dilakukan dengan memetik daun maupun tanpa
memetik daun. Bilamana pengukuran harus dilakukan dengan cara memetik daun
bersangkutan, maka tanaman mengalami kerusakan daun. Daun-daun tersebut
kemudian diukur dengan menggunakan alat Leaf Area Meter (LAM) ataupun
Metode Timbang. Sebaliknya pengukuran dengan tanpa memetik daun, maka
tanaman akan tetap tumbuh baik karena daun-daun tidak berkurang atau bahkan
habis terpetik.
Pengukuran daun dengan tidak memetik daun dapat dilakukan dengan
menggunakan persamaan atau rumus. Pengukuran luas daun dengan tidak harus
memetik daun merupakan teknik pengukuran yang lebih baik karena tanaman
tidak rusak dan pengukuran cepat serta tidak mensyaratkan peralatan yang
mungkin sulit tersedianya. Pada beberapa tanaman pangan seperti jagung dan
kedelai digunakan faktor koreksi terhadap luas daun yang diperoleh dari
pengukuran panjang dan lebar daun (Pearce et.al., 1988). Selain itu, dapat
menggunakan metode milimeter block dan gravimetri.
Metode milimeter block menggunakan kertas milimeter dan peralatan
menggambar untuk mengukur luas daun. Metode ini dapat diterapkan cukup
efektif pada daun dengan bentuk daun relatif sederhana dan teratur. Pada
dasarnya, daun digambar pada kertas milimeter yang dapat dengan mudah
dikerjakan dengan meletakkan daun diatas kertas milimeter dan pola daun diikuti.
Luas daun ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat dalam pola daun.
Sekalipun metode ini cukup sederhana, waktu yang dibutuhkan untuk mengukur
suatu luasan daun relatif lama, sehingga ini tidak cukup praktis diterapkan apabila
jumlah sampel banyak (Jumin, 2005).
Pada prinsipnya luas daun ditaksir melalui perbandingan berat (gravimetri)
dilakukan dengan menggambar daun yang akan ditaksir luasnya pada sehelai
kertas, yang menghasilkan replika (tiruan) daun. Replika daun kemudian
digunting dari kertas yang berat dan luasnya sudah diketahui. Luas daun
kemudian ditaksir berdasarkan perbandingan berat replika daun dengan berat total
kertas dikalikan dengan luas kertas konversi (Jumin, 2005)
Metode plong, prinsip pengukuran luas daun hampir sama dengan Metode
Gravimetri, tetapi pada metode ini tidak menggunakan kertas. Daun sampel
dipotong dengan ukuran yang telah diketahui luasnya, berat potongan daun
ditimbang sehingga diketahui beratnya. Hasil pengukuran tersebut digunakan
sebagai konstanta untuk melakukan estimasi terhadap daun sampel.
Metode planimeter, pengukuran menggunakan alat planimeter yang sering
digunakan untuk mengukur suatu luasan dengan bentuk yang tidak teratur dan
berukuran besar seperti peta. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur luas daun
apabila bentuk daun tidak terlalu rumit. Jika daun banyak dan berukuran kecil,
metode ini kurang praktis karena membutuhkan waktu yang lama.
Metode panjang kali lebar, metode yang dipakai untuk daun yang bentuknya
teratur, luas daun dapat ditaksir dengan mengukur panjang dan lebar daun.
1)
2)
3) Kondisi tenaga batere perlu diperhatikan pula, dengan tingkat kekuatan batere
yang mulai melemah akan menghasilkan kesalahan pengukuran. Gejala yang
nampak pada saat batere melemah adalah pengulangan pengukuran satu sampel
daun yang sama akan memberikan hasil yang berbeda jauh.
4) Harga alat LAM mahal.
5) Merusak daun atau memetik daun dari tanaman.
b.
1)
2)
10
3)
Penggunaan LAM sangat baik digunakan untuk mengukur luas daun dari suatu
tanaman yang memang dalam percobaan akan dirusak (destruktif).
Hasil yang didapat dari praktikum pengukuran luas daun pada daun jambu
biji adalah: pada metode gravimetri 54cm, milimeter blok 45 cm , Leaf area
meter 49,6 cm dan metode plong 41,92cm.
Hasil yang didapat dari praktikum pengukuran luas daun pada daun jambu
biji besar adalah: pada metode gravimetri 162,29cm, milimeter blok 165,29 cm ,
Leaf area meter 141,28 cm dan metode plong 167,34 cm.
Hasil yang didapat dari praktikum pengukuran luas daun pada daun bayam
adalah: pada metode gravimetri 27 cm, milimeter blok 29,7 cm , Leaf area meter
29,84 cm dan metode plong 28,35 cm.
Hasil yang didapat dari praktikum pengukuran luas daun pada daun caisim
adalah: pada metode gravimetri 105,6cm, milimeter blok 122,76 cm , Leaf area
meter 138,4 cm dan metode plong 468,32 cm.
Berdasarkan hasil perhitungan dan pengukuran luas daun di atas didapatkan
hasil pengukuran yang berbeda dari keempat metode pengukuran tersebut.
Perbedaan tersebut tidak hanya dikarenakan jenis tanaman yang berbeda, tingkat
keakuratan dari keempat metode tersebut juga berbeda sehingga memperoleh hasil
pengukuran luas daun yang beda pula. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bambang
et al (2008) Pengukuran luas daun dengan menggunakan pendekatan faktor
koreksi maupun dengan alat LAM, menunjukkan tingkat kosistensi yang berbeda.
Konsistensi penggunaan teknik perhitungan harus sesuai untuk menggambarkan
11
V.
12
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan , dapat disimpulkan bahwa;
1. Dari beberapa metode perhitungan luas daun metode yang paling akurat
adalah dengan menggunakan Leaf Area Meter /LAM dibandingkan metode
lainnya.
B. Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan , saran yang dapat
diberikan diantaranya :
1. Dalam menghitung luas daun diharapkan lebih teliti agar hasil yang didapat
akurat.
DAFTAR PUSTAKA
13
Bambang, B., Santoso, dan Hariyadi. 2008. Metode Pengukuran Luas Daun Jarak
Pagar. Magrobis. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. 8(1):17-22.
Finkeldey, R. 2005. An Introduction to Tropical Forest Genetics. Diterjemahkan
Djamhuri, E. et.al. Pengantar Genetika Hutan Tropis. ASEAN-EU University
Network Programme (AUNP). Bogor.
Kiusalaas, J., Numerical Methods in Engineering with MATLAB. Cambrigde
University Press, New York, 2005.
Maftuchah dan S. Idiyah. 1994. Buku Petunjuk Praktikum Analisa Pertumbuhan
Tanaman. FP- UMM.
Pearce, SC., G.M. Clark, G.V. Dyke, R.E. Kempson. 1988. A Mannual of
CropExperimentation. London, Charles Griffin & Company.
Sitompul,S.M. B.Guritno ,l995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada
University Press.Yogyakarta.
Taiz, L., Zeiger, E., Plant Physiology, Sinauer Associates Incorporated, 2010.
LAMPIRAN
14
15