Anda di halaman 1dari 3

I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan produksi pertanian seringkali dihadapkan pada permasalahan
gangguan serangan hama tanaman. Penyebab hama tanaman dapat berupa
serangga dan hewan invertebrata. Hewan invertebrata meliputi keong, bekicot,
tangau, dan lain sebagainya.
Kerugian ditimbulkannya beragam, tergantung dari beberapa faktor seperti
makanan, iklim, musuh alami, dan manusia. Sehubungan Indonesia terletak di
daerah tropis maka masalah gangguan serangan hama tanaman hampir selalu ada
sepanjang tahun, hal ini disebabkan faktor lingkungan yang sesuai bagi
perkembangan populasi hama. Gangguan serangan hama pada tanaman sangat
merugikan, karena menurunkan produktivitas, maka dari itu upaya pengendaliaan
perlu dilakukan.
Hama akan melancarkan serangannya saat pagi dan sore menjelang malam,
maka dari itu untuk meningkatkan hasil produksi pertanian diperlukan strategi
pengendalian hama. Hama yang sering muncul pada tanaman produksi seperti
padi yaitu keong emas. Oleh karena itu diperlukan cara pengendalian efektif untuk
mengatasi serangan hama invertebrata.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis, ciri dan
gejala dari hama invertebrata yang menimbulkan kerugian pada proses budidaya
tanaman.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Hewan Invertebrata adalah yang tidak bertulang belakang, serta memiliki


struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok
hewan bertulang punggung/belakang, juga sistem pencernaan, pernapasan dan
peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan invertebrata. Berdasarkan
bentuk tubuh, dibagi menjadi simetri radial dan simetri bilateral tubuh Eumetazoa
memiliki lapisan embrional. Hewan dengan simetri radial memiliki tubuh dorsal
(atas), ventral atau bagian bawah.
Filum-filum yang terdapat pada kelas invertebrata ada banyak, seperti porofera,
coelenterata, platyhelminthes, nemathelminthes, annelida, mollusca, arthopoda, dan
echinodermata. Masing-masing dari flum tersebut mempunyai struktur tubuh dan
fungsi yang berbeda-beda. Semua hewan dalam filum tersebut tidak mempunyai
tulang belakang atau biasa disebut notochord.
Salah satu Contoh dari hewan invertebrata yaitu keong mas. Para ahli
berpendapat bahwa taksonomi dari Pomaceae hanya sedikit yang diketahui.
Klasifikasi keong mas adalah sebagai berikut:
Klasifikasi
Kingdom: Animalia
Filum: Mollusca
Kelas: Gastropoda
Ordo: Mesogastropoda
Famili Ampullariidae
Genus: Pomacea
Spesies: Pomacea canaliculata Lamarck
Keong mas mempunyai kelamin tunggal, yaitu jantan dan betina terpisah,
sehingga perkembangbiakan baru terjadi jika keong jantan dan betina dewasa saling
bertemu dan melakukan pemijahan. Jantan dan betina yang sudah dewasa tubuh dan
kelaminnya akan saling mencari, ketika bertemu akan melangsungkan kopulasi.
Keong jantan akan membuahi sel-sel telur yang terdapat di dalam tubuh induk betina.
Perkawinan keong mas tidak dipengaruhi waktu atau musim artinya terjadi sepanjang
tahun (Departement of Primary Industries, 2012).
Cangkang keong mas dewasa berbentuk bulat, berwarna kuning keemasan
hingga coklat tua. Warna dinding dalam mulut cangkang sama dengan dinding
luarnya. Sutura melekuk membentuk kanal yang dalam dan di sekitar sutura warna
cangkang menjadi lebih muda. Beberapa diantaranya memiliki pita melintang
berwarna coklat tua hingga tepi mulut cangkang. Dinding cangkang tebal, sulur tinggi
dan runcing, seluk akhir membulat dengan jumlah seluk 5-6 buah, dan pusat cangkang
berbentuk celah. Mulut cangkang lonjong, bagian atasnya menaik sehingga terlihat
agak meruncing di bagian atas (Isnaningsih & Marwoto, 2011). Tinggi cangkang
12,58-69,66 mm, lebar cangkang 4,94-64,90 mm, tinggi seluk 11,20-61,20 mm, tinggi
aperture 8,58-49,7 mm, lebar aperture 6,50-34,31 mm (Marwoto & Isnaningsih,
2011).

Anda mungkin juga menyukai