A24190043
Latar Belakang
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman kacang-
kacangan atau polong – polongan yang bagian bijinya selalu dikonsumsi masyarakat.
Kandungan kacang tanah kaya akan protein dan memiliki kandungan minyak yang
cukup tinggi. Bagian biji kacang tanah dapat dikonsumsi dengan cara direbus,
digoreng, bahkan bisa dimakan mentah langsung. Tidak heran mayoritas makanan
khas daerah pulau jawa berbumbu dengan bahan dasar kacang tanah, mengingat
pulau jawa sendiri merupakan salah satu penghasil kacang tanah terbesar di Indonesia
Alpukat atau persea americana adalah salah satu tanaman buah dengan tipe
buni(berdagingnya banyak) yang sering dikonsumsi oleh semua kalangan. Tanaman
buah alpukat merupakan jenis tanaman perkebunan dengan ukuran yang bervariasi.
Buah ini tergolong sangat mudah ditemukan di Indonesia. Kulitnya akan berwarna
hijau kekuningan atau kecoklatan ketika sudah masak. Daging buah alpukat yang
masak berwarna hijau kekuningan dan bertekstur lunak. Biji alpukat berukuran cukup
besar dan keras, tipe perkecambahannya hypogeal yaitu kotiledonnya tetap berada
didalam tanah.
Srikaya mungkin menjadi salah satu buah yang masih asing di kalangan
masyarakat Indonesia. Srikaya atau (Annona squamosa) merupakan tanaman yang
sejenis dengan buah sirsak baik dari bentuknya maupun dagingnya. Rasanya sangat
manis dan bertekstur sangat lunak. Buah ini memiliki biji yang berukuran kecil dan
banyak. Bijinya memiliki kulit berwarna hitam keras.
Sawo (Manilkara zapota) adalah salah satu tanaman buah yang tumbuh di
Indonesia. Tentunya tidak asing lagi, tanaman ini memiliki getah yang cukup banyak
diseluruh bagian organnya. Tanaman ini menghasilkan buah yang berkulit kasar dan
berwarna coklat. Buah sawo memiliki biji yang berukuran kecil, biasanya dalam satu
buah terdapat hingga 5 biji. Bijinya berwarna hitam, keras dan mengkilap.
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Struktur benih adalah bagian bagian benih dari lapisan terluar yaitu testa(kulit
biji) sampai poros embrio. Benih pada umumnya berasal dari biji tanaman yang
dipersiapkan untuk proses budidaya. Tumbuhan terdiri atas tumbuhan berbiji terbuka
dan berbiji tertutup. Tumbuhan berbiji tertutup terdiri atas dikotil dan monokotil.
Tumbuhan dikotil dan monokotil memiliki tipe perkecambahan yang berbeda,
tumbuhan dikotil pada umumnya epigeal dalam proses perkecambahan yaitu bagian
kecambah yang tumbuh ke arah cahaya dan menjadi hijau adalah hipokotil dengan
dua kotiledon dan epikotil menjadi dua daun primer(Balitkabi). Sedangkan tanaman
monokotil memiliki tipe perkecambahan hypogeal yaitu kotiledon akan tetap berada
di bawah permukaan tanah ketika berkecambah (Turhadi dan Indriyani 2015).
METODE
Bahan yang digunakan dalam praktikum struktur benih adalah biji Alpukat
(Persea americana), Jengkol (Archidendron pauciflorum), Kacang Tanah (Arachis
hypogaea L.), Srikaya (Annona squamosa), Sawo (Manilkara zapota) (Gambar 1)
dan juga air (sebagai pemicu perkecambahan).
. Alat – alat yang digunakan yaitu silet/cutter Gambar 2) dan pinset. Silet
digunakan untuk memotong biji yang berukuran kecil sedangkan cutter untuk
memotong benih berukuran besar dan keras.
Metode
Hasil
No
Gambar pengamatan Gambar literatur
.
1.
2.
4.
(Murwani 2012)
5.
https://struktur.shareinspire.me/2019/0
Sawo (Manilkara zapota) 3/perbedaan-struktur-biji-jagung-dan-
*Kiri(belum berkecambah) biji.html?m=1
*kanan(berkecambah)
Keterangan :
Pembahasan
Pengamatan struktur benih kacang tanah dapat terlihat jelas seperti kotiledon,
poros embrio (radikula, hipokotil, epikotil, plumula), dan testa. Hal ini juga sesuai
dengan literatur gambar yang memperlihatkan struktur benih kacang tanah. Benih
srikaya hanya terlihat beberapa struktur yaitu taste, endosperm dan radikula. Literatur
gambar srikaya hanya memperlihatkan beberapa bagian struktur, hal ini diakibatkan
karena beberapa struktur akan terlihat ketika memasuki proses perkecambahan.
Sementara itu, benih sawo yang belum berkecambah hanya dapat memperlihatkan
struktur benih yakni testa dan kotiledon. Pengamatan benih sawo yang berkecambah
memperlihatkan struktur benih yang lain seperti radikula, hipokotil, epikotil. Literatur
gambar srikaya hanya terlihat testa dan kotiledon karena belum memasuki proses fase
perkecambahan.
Struktur benih dalam pengamatan sesuai dengan literatur (Jasmi 2018) biji
selalu memiliki minimal 2 bagian struktur yaitu embrio dan testa. Struktur benih yang
lain yaitu endosperm, epikotil, hipokotil, plumula dan radikula. Perendaman air
dilakukan untuk memudahkan pelepasan kulit biji sehingga nantinya pengirisan dapat
dilakukan. Menurut (Atdwiyani et al. 2017) perendaman pada benih dapat
mempercepat proses perkecambahan. Sehingga kita dapat mengetahui bahwa dengan
adanya proses perkecambahan, dapat memudahkan kita dalam mengamati struktur
benih.
KESIMPULAN
Struktur benih terdiri atas minimal 2 bagian yaitu embrio dan testa.
Perendaman air untuk mempercepat proses perkecambahan dan memudahkan dalam
pengirisan. Beberapa tanaman tidak dapa dilihat seluruh struktur benihnya karena
belum terjadi perkecambahan. Keberagaman tipe perkecambahan terdiri atas 2 yaitu
epigeal dan hypogeal.
DAFTAR PUSTAKA
Jasmi. 2018. Uji viabilitas terhadap benih polyembrioni. Jurnal Agrotek Lestari. 5(2):
11-15.
Murwani EKA. 2012. Struktur anatomi buah dan biji sirsak (annona muricata)
mulwo (annona reticulata), dan srikaya (annona squamosa). 5(2): 112-117.
Hasil
Tabulasil penghitungan
insidensi dan severitas penyakit bercak daun cercospora
Daun no. Taksiran visual persentase Jumlah daun yang
gejala (%) memiliki skor v (n )
i i
1 38 4
2 24 3
3 42 5
4 43 5
5 21 3
6 10 2
7 0 0
8 39 4
9 5 1
10 10 2
11 24 3
12 4 1
13 7 2
14 0 0
15 2 1
16 25 3
17 12 3
18 0 0
19 5 1
20 6 2
∑ n x vi
i = (3 x 0) + (4 x 1) + (4 x 2) + (5 x = 45%
3) + (2x 4) + (2 x 5) + (0 x 6)
N x V = 20 x 6 = 120%
Insidensi penyakit n = 85 %
= ----- x 100%
N
17
= ----- x 100%
20
Pembahasan
∑ n x v
i i
S = Severitas Penyakit
n = Jumlah cabang dari tiap kategori serangan
v = Nilai skala tiap kategori serangan
N = Jumlah cabang yang diamati
V = Nilai numerik tertinggi pada kategori serangan
Untuk skor gejala kerusakan terendah terdapat pada tiga contoh daun yaitu
daun nomor 7, daun nomor 14, dan daun nomor 18 dengan skor 0 %(tidak
ada gejala).Dapat dinyatakan bahwa hasil tersebut termasuk nilai terendah
dalam skoring dan skala gejala kerusakan daun kacang tanah pada
praktikum ini. Kerusakan daun dengan skor 0 disebabkan tidak adanya
gejala bercak daun pada contoh daun tersebut. Insidensi penyakit bercak
daun terhadap keseluruhan tanaman sebesar 85%. Hal ini disebabkan jumlah
kejadian penyakit bercak daun sebanyak 17 contoh daun dan jumlah daun
yang tidak terkena penyakit sebanyak 3 contoh daun. Artinya hampir
keseluruhan populasi terjangkit penyakit dan harus segera dilakukan
pengendalian penyakit. Severitas penyakit bercak daun terhadap keseluruhan
daun sebesar 37,5%. Artinya masih banyak contoh daun yang memiliki gejala
cukup ringan sehingga harus segera dikendalikan melalui prosedur yang ada.
KESIMPULAN
Penyakit pada kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yaitu bercak daun
(leaf spot) disebabkan oleh Cercospora arachidicola di awal serangan dan
Cercospora personatum yang muncul lambat. Penyakit ini merupakan
penyakit utama yang sering ditemukan di lapangan. Insidensi penyakit bercak
daun kacang tanah terbilang tinggi sehingga harus segera dikendalikan
sebelum menyebar ke seluruh tanaman. Severitas penyakit masih bernilai
rendah artinya tanaman yang terinfeksi memiliki sedikit gejala .