Anda di halaman 1dari 11

Struktur Benih

Muhammad Iqbal Fathurrohman

A24190043

Kelas Paralel Praktikum: P3

Dosen Pembimbing : Dr. Maryati Sari, S.P., M.Si.

Asisten : Hamiddah Intan Kusumastuti, SP

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Benih merupakan biji yang dipersiapkan sebagai bahan penanaman dalam


budidaya pertanian. Tentunya untuk mempersiapkan benih yang berkualitas dan
unggul, diperlukan penelitian yang cukup lama. Benih memiliki bagian - bagian dari
kulit terluar sampai poros embrio.

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman kacang-
kacangan atau polong – polongan yang bagian bijinya selalu dikonsumsi masyarakat.
Kandungan kacang tanah kaya akan protein dan memiliki kandungan minyak yang
cukup tinggi. Bagian biji kacang tanah dapat dikonsumsi dengan cara direbus,
digoreng, bahkan bisa dimakan mentah langsung. Tidak heran mayoritas makanan
khas daerah pulau jawa berbumbu dengan bahan dasar kacang tanah, mengingat
pulau jawa sendiri merupakan salah satu penghasil kacang tanah terbesar di Indonesia

Alpukat atau persea americana adalah salah satu tanaman buah dengan tipe
buni(berdagingnya banyak) yang sering dikonsumsi oleh semua kalangan. Tanaman
buah alpukat merupakan jenis tanaman perkebunan dengan ukuran yang bervariasi.
Buah ini tergolong sangat mudah ditemukan di Indonesia. Kulitnya akan berwarna
hijau kekuningan atau kecoklatan ketika sudah masak. Daging buah alpukat yang
masak berwarna hijau kekuningan dan bertekstur lunak. Biji alpukat berukuran cukup
besar dan keras, tipe perkecambahannya hypogeal yaitu kotiledonnya tetap berada
didalam tanah.

Jengkol menjadi salah satu tanaman yang sangat terkenal dikalangan


masyarakat. Jengkol (Archidendron pauciflorum) merupakan jenis tanaman polong -
polongan sejenis kacang tanah. Buah jengkol yang sering kita konsumsi termasuk
bagian biji. Buahnya berkulit cokelat kehitaman dan berbentuk bulat pipih. Daging
buahnya berwarna hijau dan bertekstur lunak.

Srikaya mungkin menjadi salah satu buah yang masih asing di kalangan
masyarakat Indonesia. Srikaya atau (Annona squamosa) merupakan tanaman yang
sejenis dengan buah sirsak baik dari bentuknya maupun dagingnya. Rasanya sangat
manis dan bertekstur sangat lunak. Buah ini memiliki biji yang berukuran kecil dan
banyak. Bijinya memiliki kulit berwarna hitam keras.

Sawo (Manilkara zapota) adalah salah satu tanaman buah yang tumbuh di
Indonesia. Tentunya tidak asing lagi, tanaman ini memiliki getah yang cukup banyak
diseluruh bagian organnya. Tanaman ini menghasilkan buah yang berkulit kasar dan
berwarna coklat. Buah sawo memiliki biji yang berukuran kecil, biasanya dalam satu
buah terdapat hingga 5 biji. Bijinya berwarna hitam, keras dan mengkilap.
Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk melatih keterampilan dalam mengenali dan


mempelajari struktur benih(embrio, kotiledon,testa, dll) tanaman beberapa familia.

TINJAUAN PUSTAKA

Struktur benih adalah bagian bagian benih dari lapisan terluar yaitu testa(kulit
biji) sampai poros embrio. Benih pada umumnya berasal dari biji tanaman yang
dipersiapkan untuk proses budidaya. Tumbuhan terdiri atas tumbuhan berbiji terbuka
dan berbiji tertutup. Tumbuhan berbiji tertutup terdiri atas dikotil dan monokotil.
Tumbuhan dikotil dan monokotil memiliki tipe perkecambahan yang berbeda,
tumbuhan dikotil pada umumnya epigeal dalam proses perkecambahan yaitu bagian
kecambah yang tumbuh ke arah cahaya dan menjadi hijau adalah hipokotil dengan
dua kotiledon dan epikotil menjadi dua daun primer(Balitkabi). Sedangkan tanaman
monokotil memiliki tipe perkecambahan hypogeal yaitu kotiledon akan tetap berada
di bawah permukaan tanah ketika berkecambah (Turhadi dan Indriyani 2015).

METODE

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum struktur benih adalah biji Alpukat
(Persea americana), Jengkol (Archidendron pauciflorum), Kacang Tanah (Arachis
hypogaea L.), Srikaya (Annona squamosa), Sawo (Manilkara zapota) (Gambar 1)
dan juga air (sebagai pemicu perkecambahan).

. Alat – alat yang digunakan yaitu silet/cutter Gambar 2) dan pinset. Silet
digunakan untuk memotong biji yang berukuran kecil sedangkan cutter untuk
memotong benih berukuran besar dan keras.

Gambar 1. Bahan utama benih


Gambar 2. Alat pemotong silet

Metode

Praktikum struktur benih yang kita lakukan menggunakan beberapa benih


seperti benih kacang tanah, nangka, srikaya, jengkol, jeruk nipis, sawo, dan alpukat.
Metode praktikum ini biasanya dilakukan dengah cara yang umum yaitu pertama,
temukanlah beberapa benih tanaman di sekitar kita; kedua, rendamlah benih - benih
tersebut didalam air selama ± 24 jam; ketiga, ambillah benih tersebut kemudian lap
menggunakan kain untuk memudahkan pengirisan; keempat, iris benih tersebut
menggunakan cutter(silet) secara vertical longitudinal; kelima, amati secara langsung
struktur benih tersebut(embrio, testa, cadangan makanan, dll); dan terakhir gambar
hasil pengamatan struktur benih dan bandingkan dengan gambar literatur.

Tujuan perendaman benih didalam air untuk memudahkan dalam pengirisan


dan pengamatan bagian – bagian struktur benih. Perendaman bersifat pilihan
bergantung kepada kelembaban benih diawal. Benih yang sudah lembab tidak perlu
lagi direndam, sementara benih yang kering harus direndam dengan menyesuaikan
kondisi benih tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

No
Gambar pengamatan Gambar literatur
.

1.

Alpukat (Persea americana)


https://yasemuadisiniada.blogspot.com/
2016/07/kasiat-mengagumkan-dari-
biji-alpokat.html?m=1

Jengkol (Archidendron pauciflorum)

2.

Penelitian Dana Dipa Faperta


Universitas Andalas (Zainal dkk 2017)
Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) https://struktur.shareinspire.me/2019/0
3/perbedaan-struktur-biji-jagung-dan-
biji.html?m=1
3.
Srikaya (Annona squamosa)

4.

(Murwani 2012)

5.

https://struktur.shareinspire.me/2019/0
Sawo (Manilkara zapota) 3/perbedaan-struktur-biji-jagung-dan-
*Kiri(belum berkecambah) biji.html?m=1
*kanan(berkecambah)

Keterangan :

1 : Alpukat (Persea americana)

2 : Jengkol (Archidendron pauciflorum)

3 : Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)

4 : Srikaya (Annona squamosa)

5 : Sawo (Manilkara zapota)

Pembahasan

Praktikum struktur benih dilakukan menggunakan 5 benih tanaman yaitu


alpukat, jengkol, kacang tanah, srikaya, dan sawo. Berdasarkan pengamatan pada
benih alpukat ditemukan struktur dengan jelas seperti kotiledon, poros
embrio(plumula, epikotil, hipokotil, radikula), dan testa. Pengamatan ini sejalan
dengan gambar literatur yang juga memperlihatkan struktur benih alpukat. Struktur
benih jengkol yang dapat terlihat jelas yaitu kotiledon, endosperm, dan radikula.
Sementara bagian lain tidak dapat terlihat dikarenakan benih tersebut belum masuk
kedalam proses perkecambahan. Hal ini didukung dengan gambar literatur yang
memperlihatkan bahwa struktur lain terlihat jelas ketika memasuki proses
perkecambahan.

Pengamatan struktur benih kacang tanah dapat terlihat jelas seperti kotiledon,
poros embrio (radikula, hipokotil, epikotil, plumula), dan testa. Hal ini juga sesuai
dengan literatur gambar yang memperlihatkan struktur benih kacang tanah. Benih
srikaya hanya terlihat beberapa struktur yaitu taste, endosperm dan radikula. Literatur
gambar srikaya hanya memperlihatkan beberapa bagian struktur, hal ini diakibatkan
karena beberapa struktur akan terlihat ketika memasuki proses perkecambahan.
Sementara itu, benih sawo yang belum berkecambah hanya dapat memperlihatkan
struktur benih yakni testa dan kotiledon. Pengamatan benih sawo yang berkecambah
memperlihatkan struktur benih yang lain seperti radikula, hipokotil, epikotil. Literatur
gambar srikaya hanya terlihat testa dan kotiledon karena belum memasuki proses fase
perkecambahan.

Struktur benih dalam pengamatan sesuai dengan literatur (Jasmi 2018) biji
selalu memiliki minimal 2 bagian struktur yaitu embrio dan testa. Struktur benih yang
lain yaitu endosperm, epikotil, hipokotil, plumula dan radikula. Perendaman air
dilakukan untuk memudahkan pelepasan kulit biji sehingga nantinya pengirisan dapat
dilakukan. Menurut (Atdwiyani et al. 2017) perendaman pada benih dapat
mempercepat proses perkecambahan. Sehingga kita dapat mengetahui bahwa dengan
adanya proses perkecambahan, dapat memudahkan kita dalam mengamati struktur
benih.

KESIMPULAN

Struktur benih terdiri atas minimal 2 bagian yaitu embrio dan testa.
Perendaman air untuk mempercepat proses perkecambahan dan memudahkan dalam
pengirisan. Beberapa tanaman tidak dapa dilihat seluruh struktur benihnya karena
belum terjadi perkecambahan. Keberagaman tipe perkecambahan terdiri atas 2 yaitu
epigeal dan hypogeal.
DAFTAR PUSTAKA

Atdwiyani A, Purwanti S, Muhartini S. 2017. Pengaruh perendaman air pada benih


nangka (artocarpus heterophyllus lamk.) dengan berbagai posisi tanam benih
terhadap pertumbuhan bibit. Jurnal Vegetalika. 6(3): 1-11.

Jasmi. 2018. Uji viabilitas terhadap benih polyembrioni. Jurnal Agrotek Lestari. 5(2):
11-15.

Murwani EKA. 2012. Struktur anatomi buah dan biji sirsak (annona muricata)
mulwo (annona reticulata), dan srikaya (annona squamosa). 5(2): 112-117.

Turhadi, Indriyani S. 2015. Uji daya tumbuh porang (amorphophallus muelleri


blume) dari berbagai variasi potongan biji. Jurnal Biologi. 3(1): 1-6.

Zainal A, Gustian, Herawati N. 2017. Fenologi Perkecambahan


Jengkol(pithecellobium jiringa)[Laporan Akhir Penelitian]. Padang(ID):
Universitas Andalas.

Hasil
Tabulasil penghitungan 
insidensi dan severitas penyakit bercak daun cercospora
Daun no. Taksiran visual persentase Jumlah daun yang
gejala  (%) memiliki skor v (n )
i i

1  38  4

2  24  3

3  42 5

4  43 5

5  21 3

6  10 2

7  0  0

8  39 4

9  5 1

10  10 2

11  24 3

12  4 1

13  7 2

14  0 0

15  2 1

16  25 3

17  12 3

18  0 0

19  5 1

20  6 2

∑ n x vi 
i = (3 x 0) + (4 x 1) + (4 x 2) + (5 x = 45%
3) + (2x 4) + (2 x 5) + (0 x 6) 

N x V  = 20 x 6  = 120%

Severitas  Penyakit     ∑ n x vi 


i = 37,5 %
= ------------ x 100% 
         N x V
  45 
= ----- x 100% 
     120

Insidensi  penyakit      n  = 85 %
= ----- x 100% 
      N
  17 
= ----- x 100% 
     20

Pembahasan

 Praktikum perhitungan intensitas penyakit dilakukan pada tanaman


kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang terserang penyakit bercak daun (leaf
spot). Praktikan terlebih dahulu mengamati 20 daun tetrafoliet kacang tanah
sakit dengan berbagai persentase gejala sebagai unit pengamatan. Kemudian
praktikan melakukan pengukuran insidensi dan severitas penyakit tersebut.
Menurut (Rori 2014) rumus pengukuran insidensi dan severitas penyakit
adalah :
                                              n 
Insidensi Penyakit = ----------- x 100% 
                                              N
Keterangan,
I :Insidensi penyakit 
n :Jumlah unit tanaman terinfeksi 
N : Total jumlah unit tanaman yang diamati.

                    ∑ n x v  
i i

Severitas Penyakit = ---------------- x 100% 


          N x V 

S = Severitas Penyakit 
n = Jumlah cabang dari tiap kategori serangan 
v = Nilai skala tiap kategori serangan
N = Jumlah cabang yang diamati
V = Nilai numerik tertinggi pada kategori serangan

 Sehingga dapat diketahui bahwa pengertian Insidensi penyakit adalah


persentase tanaman yang terkena penyakit terhadap seluruh contoh tanaman
yang diamati. Sedangkan severitas penyakit adalah tingkat keparahan
penyakit berdasarkan banyaknya jumlah tanaman yang terinfeksi terhadap
total keseluruhan. Hasil pengamatan 20 daun kacang tanah menunjukkan
bahwa terdapat gejala bercak - bercak berwarna coklat dan bercak berwarna
coklat kehitaman dengan halo(kuning) yang tidak teratur.

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel tabulasi didapatkan ada 20


contoh daun kacang tanah pengamatan insidensi dan severitas penyakit. Skor
gejala kerusakan pada daun  nomor 1 hingga daun no 20 secara berturut -
turut adalah 4, 3, 5, 5, 3, 2, 0, 4, 1, 2, 3, 1, 2, 0, 1, 3, 3, 0, 1, 2. taksiran visual
persentase gejala pada daun no 1 hingga daun no 20 secara berturut - turut
adalah 38%, 24%, 42%, 43%, 21%, 10%, 0%, 39%, 5%, 10%, 24%, 4%, 7%,
0%, 2%, 25%, 12%, 0%, 5%, 6%. Skor gejala kerusakan tertinggi terdapat
pada dua contoh daun yaitu daun nomor 3 dan daun nomor 4 dengan skor 5
(luas gejala 41 - 65 %). Namun untuk taksiran visual persentase gejala
tertinggi terdapat pada contoh daun nomor 4 sebesar  43%. Jika dinilai
berdasarkan diagram gambar skoring dan skala kerusakan penyakit bercak
daun secara keseluruhan. Dapat dinyatakan bahwa hasil tersebut termasuk
nilai tinggi dalam skoring dan skala gejala kerusakan daun kacang tanah.
Kerusakan daun nomor 4 melalui gejala bercak yang disebabkan patogen
cukup tinggi. 

Untuk skor gejala kerusakan terendah terdapat pada tiga contoh daun yaitu
daun nomor 7, daun nomor 14, dan daun nomor 18 dengan skor 0 %(tidak
ada gejala).Dapat dinyatakan bahwa hasil tersebut termasuk nilai terendah
dalam skoring dan skala gejala kerusakan daun kacang tanah pada
praktikum ini. Kerusakan daun dengan skor 0 disebabkan tidak adanya
gejala bercak daun pada contoh daun tersebut. Insidensi penyakit bercak
daun terhadap keseluruhan tanaman sebesar 85%. Hal ini disebabkan jumlah
kejadian penyakit  bercak daun sebanyak 17 contoh daun dan jumlah daun
yang tidak terkena penyakit sebanyak 3 contoh daun. Artinya hampir
keseluruhan populasi terjangkit penyakit dan harus segera dilakukan
pengendalian penyakit. Severitas penyakit bercak daun terhadap keseluruhan
daun sebesar 37,5%. Artinya masih banyak contoh daun yang memiliki gejala
cukup ringan sehingga harus segera dikendalikan melalui prosedur yang ada. 

KESIMPULAN

Penyakit pada kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yaitu bercak daun
(leaf spot) disebabkan oleh Cercospora arachidicola di awal serangan dan
Cercospora personatum yang muncul lambat. Penyakit ini merupakan
penyakit utama yang sering ditemukan di lapangan. Insidensi penyakit bercak
daun kacang tanah terbilang tinggi sehingga harus segera dikendalikan
sebelum menyebar ke seluruh tanaman. Severitas penyakit masih bernilai
rendah artinya tanaman yang terinfeksi memiliki sedikit gejala .

Anda mungkin juga menyukai