Anda di halaman 1dari 8

Farmaka

Suplemen Volume 15 Nomor 2 1

REVIEW ARTIKEL: KANDUNGAN DAN AKTIVITAS FARMAKOLOGI JERUK


NIPIS (Citrus aurantifolia s.)

Silvia Sari Prastiwi, Ferry Ferdiansyah


Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor 45363
Silvia.cikip@gmail.com

ABSTRAK

Jeruk nipis (Citrus aurantifolia s.) adalah salah satu tanaman obat yang tumbuh subur
di negara Indonesia. Salah satu kandungan utama dari jeruk nipis (Citrus aurantifolia s.)
adalah flavonoid yang memberikan berbagai macam aktivitas farmakologi. Artikel review ini
berisi tentang paparan kandungan yang terdapat di dalam jeruk nipis (Citrus aurantifolia s.)
dan aktivitas farmakologinya. Kandungan utama flavonoid glikosida jeruk nipis (Citrus
aurantifolia s.) adalah eriocitrin, hesperidin dan Neoponcirin. Berdasarkan beberapa
penelitian aktivitas farmakologi jeruk nipis (Citrus aurantifolia s.) diantaranya adalah
antibakteri, antifungal, antioksidan, antikanker, sebagai pemutih gigi, larvasida nyamuk
Aedes aegypti, antikolesterol.
Kata kunci: Jeruk nipis, Flavonon glikosida, aktivitas farmakologi, HPLC

ABSTRACT

Lime (Citrus aurantifolia s.) is one of medicinal plants that thrives in indonesia
country. One of the womb the center of lime (Citrus aurantifolia s.) is flavonoid give various
forms of activity pharmacology. Articles review it contains about exposure to what is in lime
and activity farmakologinya. Main content flavonoid glycosides lime (Citrus aurantifolia s.) is
eriocitrin, hesperidin and neoponcirin.Based on a number of research activity pharmacology
lime of them are antibacterial, an antifungal, antioxidant, an anticancer, as a bleach teeth,
larvasida aedes aegypti mosquito, antikolesterol.
Keywords: lime, flavonon glycosides, activity pharmacology, HPLC
PENDAHULUAN kimia. Tanaman obat herbal menjadi salah
Indonesia adalah negara yang satu alternatif untuk menghindari
memiliki kekayaan alam yang melimpah. munculnya resistensi tersebut. Salah satu
Hampir semua jenis tumbuhan dapat tumbuhan herbal yang banyak digunakan
tumbuh di Indonesia. Sebagian besar oleh masyarakat Indonesia untuk
tumbuhan tersebut sudah dimanfaatkan pengobataan tradisional adalah jeruk nipis
untuk mengobati berbagai penyakit oleh (Citrus aurantifolia s.)( Aibinu, 2007).
nenek moyang kita, dimana tumbuhan ini Jeruk nipis (Citrus aurantifolia s.)
dikenal sebagai obat herbal. Perkembangan adalah salah satu tanaman toga yang
dan popularitas obat herbal semakin banyak digunakan oleh masyarakat sebagai
meningkat seiring dengan tingginya harga bumbu masakan dan obat-obatan
obat non herbal dan resistensi dari obat (Razak,2013). Dalam bidang medis, jeruk
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2 2

nipis dimanfaatkan sebagai penambah Flavonoid adalah derivat senyawa


nafsu makan, diare, antipireutik, fenol. Flavonoid memiliki 15 atom karbon
antiinflamasi, antibakteri dan diet yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-
(Mursito, 2006; Haryanto,2006). C6 (dua cincin aromatik yang terhubung
Citrus aurantifolia adalah tanaman oleh tiga karbon yang dapat atau tidak
yang berasal dari Asia dan tumbuh subur dapat membentuk cincin ketiga). Gugus
pada daerah yang beriklim tropis. Citrus hidroksil (-OH) hampir selalu terdapat
aurantifolia merupakan salah satu tanaman dalam flavonoid, dimana gugus hidroksil
yang berasal dari Famili Rutaceae dengan adalah tempat menempelnya berbagai gula
genus Citrus. Citrus aurantifolia memiliki yang berpengaruh terhadap kelarutan
tinggi sekitar 150-350 cm dan buah yang flavonoid dalam air (F.B. Salisbury, 1995).
yang berkulit tipis serta bunga berwarna Berdasarkan strukturnya, flavonoid
putih. Tanaman ini memiliki kandungan digolongkan menjadi enam golongan yaitu
garam 10% da dapat tumbuh subur pada aglikon (flavonoid tanpa gula terikat),
tanah yang kemiringannya sekitar 30o flavonoid-Cglikosida (flavonoid yang
(Rukmana, 2003). terikat gula pada inti benzena), flavonoid-
Jeruk nipis memiliki kandungan O-glikosida (flavonoid yang terikat gula
flavonoid, saponin dan minyak atsiri pada gugus hidroksilnya), biflavonoid
(Syamsuhidayat dan Hutape, 1991). (flavonoid biner), flavonoid sulfat
Komponen minyak atsirinya adalah siral, (flavonoid yang berikatan dengan satu atau
limonene, feladren, dan glikosida lebih gugus sulfat), dan aglikon yang
hedperidin. Sari buah jeruk nipis bersifat optis aktif. (P. Sumthong and
mengandung minyak atsiri limonene dan Verpoorte, 2007) Sedangkan berdasarkan
asam sitrat 7%. Buah jeruk mengandung fungsi fisiologisnya, flavonoid
zat bioflavonoid, pectin, enzim, protein, digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu
lemak dan pigmen (karoten dan klorofil) antosianin (flavonoid yang berperan
(Sethpakdee, 1992). sebagai pigmen warna), flavonol dan
Berdasarkan beberapa penelitian, flavon (perlindungan terhadap radiasi UV
buah jeruk nipis memiliki kandungan berlebih dan sebagai sinyal biologis), dan
metabolit sekunder flavonoid dalam isoflavon (flavonoid biner yang banyak
jumlah yang banyak baik dalam bentuk C berperan sebagai senyawa pertahanan).
atau O-glikosida. Flavonoid jeruk dapat Semua jenis golongan flavonoid disintesis
diklasifikasikan menjadi flavonon, flavon oleh prekursor fenilalanin yang merupakan
dan flavonol (Hertog et al 1993; Bronner asam amino aromatik, dimana sintetisnya
and Beecher 1995).
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2 3

melalui jalur biosintesis asam sikimat. (L. adalah “jeruk nipis”, “flavonon glikosida”,
Taiz, 2008). “aktivitas farmakologi”, dan“instrument
Flavonoid glikosida terbagi HPLC”. Artikel dan jurnal yang digunakan
menjadi enam macam, yaitu eriocitrin, merupakan artikel dan jurnal yang telah
neoeriocitrin, narirutin, naringin, terakreditasi secara nasional maupun
hesperidin, neohesperidin. (Mouly, 1994), internasional. Kriteria inklusi yang
poncirin, dan neoponcirin (robarts, 1997). digunakan adalah (1) menyelidiki jenis
METODE kandungan flavonon glikosida pada jeruk
Penulisan artikel review diperoleh nipis (Citrus aurantifolia s.), (2)
menggunakan teknik pengumpulan data menyelidiki aktivitas farmakologi yang
penelitian studi literature yang telah dimiliki oleh jeruk nipis (Citrus
dipublikasi sebelumnya. Literatur yang aurantifolia s.)
digunakan diperoleh dari sumber data HASIL
sekunder seperti artikel ilmiah, text book Analisis kandungan flavonoid dalam jeruk
dan pencarian offline ataupun online nipis (Citrus aurantifolia s.) dilakukan
seperti situs Pubmed, NCBI, dan situs menggunakan metode HPLC (High-
journal yang terkait dengan tema. performance liquid chromatography),
Kata kunci yang digunakan dalam dimana didapatkan hasil sebagai berikut :
proses pensortiran artikel yang digunakan
Tabel 1 penentuan flavanon glikosida pada kelompok Citrus
Lemon + limec Grapefruit Sweet orangee
compda Mean SD CV (%) Mean SD CV Mean SD CV
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (%) (mg/L) (mg/L) (%)
1 (ER1) 70.9 23.7 33.4 trh 3.0 2.23 74.3
2 (NER) 2.4 2.23 92.9 tr nd
3 (NAT) 5.1 3.10 60.8 96.7 64.4 66.6 56.8 26.9 47.4
f
4 (NAR) nd 246.8 133.7 54.4 nd
5 (HES) 140.3 56.4 40.2 4.0 3.93 98.3 320.8 85.6 26.7
6 (NEH) nd 5.2 4.38 84.4 Nd
7b (UN1) 0.4 0.33 82.5 tr 1.3 0.59 45.4
b
8 (UN2) 0.7 0.50 71.4 1.0 0.97 97.0 1.5 1.31 87.3
9b (UN3) nd nd tr
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2 4

Tabel 2 Flavonoid glikosida pada beberapa jenis jeruk dengan LC-MS


Jenis N arirutin- Eriocitrin Naringin Hesperidin Neohesperidin Neoponcirin
4’-glucoside
Valencia 1.5 nd 0.5* 10* nd 1*
Navel 1 nd 2* 10* nd 1.5*
Grapefruit nd nd 2* 0.5* 0.5* 2*
Mandarin nd nd 1 10 nd 0.5*
Tangelo 2 nd 1.5 10 nd 1
Pummelo nd nd nd nd nd 7
Lemon nd 9* nd 10* nd nd
Lime nd 3 nd 10 nd 1

PEMBAHASAN oksalat sebagai buffer berfungsi untuk


Karakterisasi Flavanon Glikosida mempertahankan agar sampel berada
Analisis kandungan flavonoid dalam range pH dalam pengukuran
dalam sampel jeruk nipis dilakukan dengan khususnya untuk hesperidin dan narirutin
menggunakan metode lkromatografi cair agar tetap konstan . Fase gerak terdiri dari
dengan fase terbalik. Berdasarkan air, asetonitril, tetrahidrofuron, asam asetat
penelitian yang dilakukan oleh Mouly glacial (80:16:3:1 v/v/v/v) sedangkan fase
(1994), buah jeruk nipis diperas diperas diam yang digunakan RP-18 UHS.
dan disaring terlebih dahulu sebelum (Mouly, 1994).
dianalisis. Kemudian 5 ml hasil perasan Berdasarkan hasil analisis flavanon
buah jeruk nipis ditambahkan dengan glikosida yang dilakukan pada beberapa
DMF sebanyak 10 ml dan larutan spesies Citrus dengan HPLC (Tabel 1),
ammonium oksalat 0,05 mol/L sebanyak jeruk nipis memiliki kandungan flavonone
10 ml serta diuapkan selama 10 menit pada glikosida yaitu eriocitrin (49-62 mg L-l),
suhu 90oC. Sampel diencerkan dalam labu hesperidin (84-196 mg L-l). (Mouly,
volumetric 50 ml, disentrifugasi dengan 1994).
kecepatan 25 Wg selama 10 menit dan Sedangkan pada hasil analisis
disaring menggunakan filter Acrodisc. flavanon glikosida menggunakan metode
Sampel diambil dan diinjeksikan ke kolom LC-MS diperoleh kandungan flavanon
LC sebanyak 20 pL. Penggunaan beberapa glikosida sebanyak 3 macam pada sampel
larutan pada proses ekstraksi dan oksidasi jeruk nipis yaitu eriocitrin, hesperidin dan
menyebabkan beberapa enzim dari ekstrak neoponcirin. Munculnya neoponcirin
menjadi tidak aktif sehingga menyebabkan sebagai flavanon glikosida dalam sampel
terjadinya perubahan pada flavonoid jeruk nipis diperkirakan karena instrumen
dimana kadar L-asam askorbat menjadi yang digunakan yaitu LC-MS memiliki
meningkat. Penambahan ammonium sensitifitas yang lebih tinggi dengan
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2 5

dilengkapi oleh teknik ESI (Electrospray lingkungan dibawah rentang pH


Ionisation) yang bersifat lebih kompleks. pertumbuhan bakteri tersebut dan
(Robards, 1997). menghambat metabolism (Barbut,2002).
Citrus aurantifolia sebagai Antibakteri Aktivitas Farmakologi Citrus
Berdasarkan penelitian yang aurantifolia
dilakukan oleh Razak (2013), jeruk nipis Citrus aurantifolia sebagai Antifungal
terbukti memiliki kemampuan dalam Berdasarkan penelitian yang
menghambat pertumbuhan bakteri, dilakukan oleh Hert (2011), ekstrak kulit
Staphylococcus aureus secara in vitro buah jeruk nipis memiliki kemampuan
dalam beberapa konsentrasi yaitu 25%, dalam menghambat pertumbuhan jamur
50%, 75%, dan 100%, dimana semakin penyebab penyakit kulit seperti jamur
tinggi konsentrasi jeruk nipis maka akan Trichophyton mentagraphytes dan
semakin baik daya hambatnya. Hasil ini Microsporium cains. Ekstrak kulit buah
menunjukkan bahwa jeruk nipis memiliki jeruk dapat dijadikan sebagai bahan
kandungan kimia seperti minya atsiri dan antijamur disebabkan oleh kandungan zat
fenol yang bersifat bakterisidal kimianya, seperti basonin, eugenol,
(Razak,2013). galangan, galangol, dan asetoksi kavikal
Berdasarkan penelitian yang asetat (Hamzah, 2014; De Pooter, 2005).
dilakukan oleh Nurdin (2012), jeruk nipis Citrus aurantifolia sebagai Antioksidan
mampu memberikan daya hambat pada Berdasarkan penelitian yang
pertumbuhan bakteri Staphylococcus dilakukan oleh Reddy (2012), daun jeruk
epidermidis, dimana jeruk nipis nipis memiliki kemampuan sebagai
memberikan daya hambat terbaik pada antioksidan dengan menghambat aktivitas
konsentrasi tertinggi yaitu 25% dalam oksidasi radikal 50%. Kandungan dari
percobaannya (Nurdin, 2012). jeruk nipis yang memberikan adanya
Jeruk nipis juga memiliki daya aktivitas antioksidan adalah alkaloid, fenol,
hambat pada beberapa bakteri lainnya, saponin, tanin, steroid, dan flavonoid
seperti Salmonella typhi (Pratiwi, 2013), (Reddy, 2012).
Enterococcus Faecalis (Ramadhinta, Senyawa flavonoid mampu
2016), dll. Komponen utama yang berperan sebagai antioksidan karena dapat
mempengaruhi adanya aktivitas antibakteri berperan sebagai free radical scavengers
pada jeruk nipis adalah asam sitrat, asam yang mampu melepaskan atom hydrogen
malat dan asam tartarat. Mekanisme dari gugus hidroksilnya, dimana atom
penghambatan pertumbuhan bakteri oleh hidroksil tersebut akan berikatan dengan
jeruk nipis adalah dengan menurunkan pH radikal bebas sehingga menjadi netral
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2 6

kembali. Flavonoid yang kehilangan atom nipis seperti limonen atau limonoid
hydrogen akan mengalami resonansi dan menghambat pergantian kulit pada larva
radikal bebas yang telah stabil menjadi dan dapat masuk ke dalam tubuh larva
berhenti bereaksi sehingga tidk merusal nyamuk sebagai racun (Ekawati,2017).
lipid, protein atau DNA. (Pambudi, 2014). Citrus aurantifolia sebagai
Citrus aurantifolia sebagai Antikanker Antikolesterol
Berdasarkan penelitian yang Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Pratiwi (2010), ekstrak dilakukan oleh Elon (2015), jeruk nipis
etanol jeruk nipis terbukti mampu terbukti memiliki efek dalam menurunkan
menekan karsinogenesis melalui kadar kolesterol dalam darah, dimana
penekanan ekspresi c-Myc dan terapi jus jeruk nipis yang dibarengi oleh
menghambat tahap proliferasi. Kandungan olahraga ataupun tidak memiliki hasil yang
flavonoid dalam jeruk nipis berupa narigin, sama dalam penurunan kadar kolesterol.
hesperidin dan naringenin berperan sebagai Kandungan pectin (flavonoid dalam jeruk
agen kemopreventif karsinogenesis, nipis) mampu mengurangi kadar kolesterol
menghambat proliferasi sel kanker dan darah, triglyceride dan LDL-cholesterol
tumorigenesis (De Leo,2005; (Elon, 2015).
Pratiwi,2010). SIMPULAN
Citrus aurantifolia sebagai Pemutih gigi Tanaman jeruk nipis (Citrus
Berdasarkan penelitian yang aurantifolia s.) terbukti memiliki aktivitas
dilakukan oleh Rochmah (2014), jeruk farmakologi yang beragam melalui
nipis terbukti dapat memutihkan gigi yang berbagai penelitian. Tanaman jeruk nipis
mengalami diskolorisasi setelah dilakukan (Citrus aurantifolia s.) menjadi popular
perendaman dalam 30-60 menit, dimana untuk diteliti karena memiliki beragam
kandungan asam sitrat pada daging buah senyawa aktif diantaranya asam sitrat,
jeruk nipis memiliki pH yang hampir sama eriocitrin, hesperidin, neoponcirin,
dengan pH pemutih gigi alami yaitu limonene, dan feladren.
stroberi asam (Reksodiputro, 2004). UCAPAN TERIMA KASIH
Citrus aurantifolia sebagai Larvasida Ucapan terima kasih penulis
nyamuk Aedes aegypti sampaikan kepada Bapak Ferry
Berdasarkan penelitian yang Ferdiansyah, M.Si Apt. selaku dosen
dilakukan oleh Ekawati (2017), kulit buah pembimbing, Bapak Rizky Abdulah, Ph.D,
jeruk nipis terbukti memiliki potensi Apt. selaku dosen mata kuliah metodologi
sebagai larvasida nyamuk Aedes aegypti. penelitian, dan semua pihak yang terlibat
Kandungan minyak atsiri pada kulit jeruk
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2 7

dalam penulisan artikel hingga Ekspresi c-Myc dan penghambatan


terselesaikan. Proliferasi pada Sel Payudara Tikus
DAFTAR PUSTAKA Galur Sparague Dawley Terinduksi
Aibinu I, Adenipekun T, Adelowotan T, 7,12-Dimetilbenz[a]antrasena.
Ogunsanya T, Odugbemi T. Majalah Obat Tradisional, 15(1), 8 –
Evaluation of the antimicrobial 15, 2010
properties of different parts of Citrus Ekawati, Evy Ratnasari, Setyo Dwi
aurantifolia (lime fruit) as used Santoso, dan Yeni Retno Purwanti.
locally. Afr. J. Trad. Complem. Alter. 2017. Pemanfaatan Kulit Buah Jeruk
Med. 2007: 4(2): 185-195.21. Nipis (Citrus aurantifolia) Sebagai
Barbut, S. 2002. Poultry Products Larvasida Aedes aegypti Instar III.
Processing : An Industry Guide. Boca Jurnal Biota Vol. 3 No. 1 Edisi
Raton, Florida : CRC Press Januari 2017
Bronner W E, Beecher G R. 1995. Elon, Yunus, Jacqueline Polancos. 2015.
Extraction and measurement of Manfaat Jeruk Nipis (Citrus
prominent flavonoids in orange and Aurantifolia) dan Olahraga Untuk
grapefruit concentrates. J Chromatogr Menurunkan Kolesterol Total Klien
705 247-256 Dewasa. Jurnal Skolastik
De Leo, F. and Del Bosco, F.S. (2005). Keperawatan Vol.1, No. 1
Citrus Flavonoids as Bioactive F.B. Salisbury, C.W. Ross. 1995.
Compounds: Role, Bioavailability, Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung: ITB
Socio-Economic Impact and Hamzah, Faizah dan Farida Hanum
Biotechnological Approach For Their Hamzah. 2014. Karakterisasi Shampo
Modification, 9th ICABR Antijamur dengan Ekstrak Kulit Jeruk
International Conference on Nipis. Prosiding Seminar dan
Agricultural Biotechnology: Ten Lokakarya Nasional FKPT-TPI 2014
Years Later, Ravello, Italy. Haryanto, Sri. 2006 . Sehat dan Bugar
De Pooter. H,L., Mn Omar and NM Secara Alami. Jakarta: Penebar Plus
Schamp 2005. The Essential Oil Of Hertog M G L, Hollman P C H, van de
Greater Skin Of Lemon/Citrus from Putte B. 1993. Content of potentially
Malaysia. J Phytochem 24 : 93-96. anticarcinogenic flavonoids of tea
Dewi Pratiwi, dkk. 2010. Potensi Ekstrak infusions, wines and fruit juices. J
Etanolik Kulit Buah Jeruk Nipis Agric Food Chem 41 1242-1246
Citrus Aurantifolia L. sebagai Agen
Khemopreventif Melalui Penekanan
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2 8

Mursito, Bambang. 2006. Ramuan (Citrus aurantifolia s.) Terhadap


Tradisional untuk Pelangsing Tubuh. Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus
Jakarta: Penebar Swadya Aureus Secara In Vitro. Jurnal
Nurdin, Jeffery Ali, Ratna Sofaria Munir, Kesehatan Andalas. 2013; 2(1)
dan Rebekah Juniati Setiabudi. 2013. Reddy LJ, dkk. Evaluation of Antibacterial
Essential Oil Extract of Citrus and Atioxidant Activities of The Leaf
Aurantifolia L. Has Better Essential Oil and Leaf extract of
Antibacterial Effect Than Sulfur Citrus Aurantifolia L. Asian Journal of
Towards Staphylococcus epidermidis. Biochemical and Pharmaceutical
Folia Medica Indonesiana Vol. 48 No. Research. May 2012;2:346-53
3 July-September 2012 : 115-120 Reksodiputro, S. 2004. Efek Jus Buah
Pambudi, Arief, dkk. 2014. Identifikasi Stroberi Terhadap Pemutihan
Bioaktif Golongan Flavonoid Kembali Permukaan Email Gigi Yang
Tanaman Anting-Anting (Acalypha Berubah Warna Karena Kopi. Tidak
indica L.). Jurnal AL-AZHAR Diterbitkan. Karya Ilmiah. Jakarta:
INDONESIA SERI SAINS DAN Universitas Indonesia
TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 3, Maret Robarts, Kevin, Robards, Xia Li, Michael
2014 Antolovich dan Stephen Boyd. 1997.
Pratiwi, Donna, Irma Suswati, dan Characterization of Citrus by
Mariyam Abdullah. 2013. Efek Anti Chromatographic Analysis of
Bakteri Ekstrak Kulit Jeruk Nipis Flavonoid. J Sci Food Agric 1997, 75,
(Citrus Aurantifolia L.) Terhadap 87-101
Salmonella Typhi Secara In Vitro. Rukmana, R. 2003. Jeruk nipis : prospek
VOLUME 9 NO 2 DESEMBER 2013 agribisnis, budidaya dan pasca panen.
Ramadhinta, Talitha Maghfira, M. Yanuar Yogyakarta: kanisius
Ichrom Nahzi, dan Lia Yulia Budiarti. Sethpakdee, S. 2002. Citrus aurantifolia.
2016. Uji Efektivitas Antibakteri Air Adible Fruit and Nut: Porsea Sent
Perasan Jeruk Nipis (Citrus Resources of South East Asia 2: 126-
Aurantifolia L.) Sebagai Bahan Irigasi 128
Saluran Akar Alami Terhadap Syamsuhidayat, S dan J.R. Hutape. 1991.
Pertumbuhan Enterococcus Faecalis Inventaris Tanaman Obat Indonesia.
In Vitro. Dentino (Jur. Ked. Gigi), Vol Jakarta: Depkes RI
I. No 2. September 2016: 124 – 128
Razak, Abdul, dkk. 2013. Uji Daya
Hambat Air Perasan Buah Jeruk Nipis

Anda mungkin juga menyukai