PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki sumber daya alam salah satunya ialah tumbuhan buah merah
yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan serta obat tradisonal yang dapat menyembuhkan
berbagai penyakit.
Buah merah merupakan tumbuhan endemik dari Papua yang dimanfaatkan sebagai
obat seperti asam urat, kolestrol, diabetes, hipertensi, hepatitis, jantung coroner,
hingga penyakit yang paling berbahaya saat ini yaitu HIV dan memiliki berbagai
nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh seperti protein, kalori, karbohidrat,
lemak dan antioksidan seperti Vitamin E, vitamin C, α-karoten, β-karoten dan zat
warna antosianin (Febrina, e t a l ., 2007). Aisyah et al. (2009) menyatakan bahwa
kandungan metabolit sekunder dalam buah merah adalah alkaloid, terpenoid, dan
flavonoid. Senyawa metabolit sekunder berfungsi sebagai perlindungan pada tanaman
itu sendiri dan juga untuk kesehatan manusia. Selain itu juga kandungan vitamin E
yang terdapat pada buah merah atau tokoferol yang tinggi dapat berfungsi sebagai
penetralisir kolestrol. Febrina, e t a l ., (2007); Budi, et al., (2005).
Kandungan utama buah merah adalah sebagai minyak yang merupakan ekstrak
dari buah merah yang mengandung senyawa aktif yaitu α-karoten, β-karoten, β-
kriptosantin, α-tokoferol, serta asam lemak tidak jenuh, antara lain asam oleat, linoleat
dan palmitoleat (Murtiningrum et., al 2005). Proses pengolahan buah merah menjadi sari
buah merah (minyak buah merah) yang menghasilkan limbah berupa biji, pasta, dan
empulur buah merah. Ampas buah merah yang selama ini kurang dimanfaatkan, padahal
jika dilihat dari kandungan nutrien buah merah yang tinggi maka ampas buah merah
telah dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak. Penelitian sebelumnya menunjukkan
bahwa dengan menambahkan 6% ampas buah merah kedalam pakan komersial dapat
meningkatkan panjang dan bobot saluran pencernaan . Hal ini mengindikasikan
penyerapan zat – zat makanan akan lebih baik yang berdampak pada pertumbuhan itik
jantan (Ollong et., al 2012).
Skrining fitokimia bertujuan untuk menggetahui senyawa metabolit sekunder
yang terdapat dalam tumbuhan seperti alkaloid, flavonoid, glikosida, terpenoid, saponin,
tanin dan polifenol (Muraay, 2009). Flavonoid, karotenoid, senyawa fenolik dan
polifenol merupakan komponen senyawa yang dapat berfungsi sebagai antioksidan.
1
Antioksidan merupakan senyawa atau molekul yang dapat menghambat terjadinya
proses oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas. Menurut Sangkala et al., 2014)
ekstrak buah merah memiliki daya aktivitas antioksidan yang kuat dengan presentase
penghambat radikal bebas sebesar 81.02%. Pengujian aktivitas antioksidan dapat
dilakukan dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl). Metode ini sering
digunakan untuk melihat aktivitas antioksidan karena caranya mudah digunakan. Metode
DPPH memberikan serapan kuat pada Panjang gelombang 517 nm dengan warna violet
gelap (Kelma, 2012).
Saat ini penelitian mengenai limbah empulur buah merah belum banyak dilakukan.
Oleh karena itu, peneliti tertarik mempelajari kandungan fitokimia dan aktivitas
antioksidan dari ekstrak empulur buah merah (Pandanus Conoideus Lam).
2
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Buah merah ( Pandanus Conoideus Lam )
3
2.2. Ekstraksi
Estraksi adalah pemisahan zat target dan zat yang tidak bermanfaat yang di mana
teknik pemisahan berdasarkan dari distribusi zat terlarut antara 2 pelarut atau lebih yang
saling bercampur. Biasanya zat terlarut yang di ekstrak bersifat tak larut atau sedikit
larut pada suatu pelarut , namun mudah larut dengan pelarut lain yang lainnya.
(Harbone, 1987). Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia
(Ansel, 1989).
Senyawa metabolit sekunder dihasilakan melalui tiga jalur yaitu jalur asetat
malonat, jalur asam shikimat, dan jalur asetat mevalonat. Melalui jalur asetat malonat
menghasilkan senyawa poliketida dan senyawa aromatic seperti kuinon, untuk mjalur
shikimate menghasilkan senyawa alkaloid fenol dan senyawa aromatik tanaman, melaui
jalur asetat mevalonat dihasilkan senyawa golongan terpene yaitu terpene dan steroid
(Dewick, 2001). Senyawa metabolik sekunder memiliki khasiat seperti, senyawa
flavonoid, antosianin, dan alkaloid memiliki fungsi sebagai andiabetik, dan senyawa
yang berfungsi sebagai anti tumor yaitu flavonoid lignin, terpen, dan alkaloid.
2.4. Alkaloid
Alkaloid adalah senyawa yang bersifat racun bagi manusia tetapi dapat
digunakan sebagai obat adalah alkaloid, sehinggah digunakan secara luas dalam bidang
pengobatan,dan alkaloid dapat digunakan sebagai pengatur tumbuh, atau penarik
serangga (Harbone, 1987). Alkaloid dapat ditemukan pada biji, daun, ramting dan kulit
kayu dari tumbuh – tumbuhan. Kadar alkaloid dari tumbuhan dapat mencapai 10-15%.
Alkaloid merupakan senyawa tanpa warna, sering kali bersifat optic, aktif kebanyakan
berbentuk kristal tetapi hanya sedikit yang berupa cairan (Sabirin, et al., 1994).
Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan
isoprena dan biosintesis. Senyawa ini tidak bewarna, berbentuk kristal, bertitik leleh
4
tinggi dan bersifat optik aktif (Robinson, 1995). Beberapa triterpenoid menunjukkan
fisiologi dan senyawa ini merupakan komponen aktif dalam tumbuhan obat yang telah
digunakan untuk penyakit termaksud diabetes , gangguan menstruasi, patukan ular,
gangguan kulit, kerusakan hati dan malaria. Sedangkan bagi tumbuhan yang
mengandung senyawa triterpenoid senyawa ini bekerja sebagai anti fungsi, insektisida,
anti pemangsa, anti bakteri dan anti virus. Uji kimia yang dapat dilakukan untuk adanya
senyawa triterpenoid dalam bagian tumbuhan adalah dengan menggunakan pereaksi
Liebermann-Burchard (Harbone, 1987).
2.6. Saponin
Saponin merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu terdiri dari senyawa hasil
kondensasi. Struktur saponin tersebut menyebabkan saponin bersifat seperti sabun atau
deterjen sehingga saponin disebut sebagai surfaktan alami. Nama saponin diambil dari
sifat utama yaitu “sapo” dalam bahasa latin yaitu sabun (Hawley, 2004 dan Calabria,
2008). Saponin dapat diperoleh dari tumbuhan melalui metode ekstraksi.
2.7. Flavonoid
5
2.8. Tanin
2.10 Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menghilangkan, membersihkan
menahan pembentukan, ataupun mendiadakan efek oksigen reaktif. Suatun senyawa
dikatakan memiliki sifat antioksidatif bila senyawa tersebut mampu mendonasikan satu
atau lebih elektron kepada senyawa peroksida, kemudian, mengubah senyawa oksidan
menjadi senyawa yang lebih stabil. Namun hanya dengan antioksidan primer saja tidak
cukup untuk ,merendam radikal bebas yang dihasilkan ysng dihasilkan setiap harinya oleh
tubuh, sehingga tubuh membutuhkan senyawa anrtioksidan dari luar (antioksidan
sekunder). Senyawa kimia yang termaksud kelompok antioksidan dan dapat ditemukan
6
pada tanaman, antara lain berasal dari golongan polifenol, vitamin C vitamin E, β-karoten
dan flavonoid (Winarsi, 2007)
Menurut Molyneusx (2004), ketika larutan DPPH direaksikan dengan zat yang
dapat mentumbangkan atom hydrogen, maka senyawa yang bereaksi sebagai penangkal
radikal akan mereduksi DPPH yang dapat diamati dengan adanya perubahan DPPH
dari warna ungu menjadi kuning. Hal ini disebabkan ketika electron ganjil dari radikal
benas yang membentuk DPPH tereduksi.
7
III METODOLOGI PENELITIAN
3.3.3. Uji Fitokimia Empulur Tumbuhan Buah Merah (Pandanus conoideus L.)
(Harbone, 1987).
8
Ekstrak kental empulur dari beberapa pelarut di analisis dengan dilakukan uji
kandungan alkaloid, saponin, flavonoid, streroid, triterpenoid, fenolik dengan langkah
sebagai berikut ini menurut (Harbone. 1987)
9
Sebanyak 2 mL larutan uji dari masing-masing tabung ektrak dimasukkan dalam
tabung reaksi. Kemudian masing-masing tabung ditambahkan 2 mL aquades, lalu dikocok
sampai homogen. Setelah itu, dipanaskan selama 2-3 menit. Dinginkan, setelah dingin
kocok sampai homogen. Adanya busa yang stabil selama 30 detik menunjukkan sampel
mengandung saponin.
10
𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑘𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠 (%) = 1 − × 100%
𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
11
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida
Ibrahim, Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi keempat, 225-271,607-602,700: Jakarta, UI
Press.
Calabria LM. 2008. The Isolation and Characterization of Triterpene Saponin from
Sliphium and the She Mosystematic and Biological Significance of Saponins in the
Asteraceae. Proquest.
Dewick, P.M. 2002. Secondary Metabolism : The Building Blocks and Construction
Mechanisms. Medical Natural Products. 2:8-34.
Desmiaty, Y. Ratih. H. Dewi. M.A. Agustin R. 2008. Penentuan Jumlah Tanin Total pada
Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) dan Daun Sambang Darah
(Excoecaria bicolor Hassk) Secara Kolorimeter dengan Pereaksi Biru Prusia.
Ortocoarpus. 8:106-109.
Febrina, E., D. Gozali, & T. Rusdiana. 2007. Formulasi Sediaan Emulsi Buah Merah
(Pandanus conoideus Lam.) Sebagai Produk Antioksidan Alami. Laporan
Penelitian, Penelitian Peneliti Muda (LITMUD) UNPAD. Universitas
Padjajaran. Jatinangor.
Hawley TS. & Hawley RG. 2004. Flow Cytometry Protocols. Humana Press, Inc.
Heinrich, M., Barners, J., Gibbons, S., Williamsom, E., M. 2010. Farmakognosi dan
Fitoterapi. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta.
12
I Made Budi, Fendy R. Paimin, Buah Merah: Penebar Swadaya, 2005, 5-70.
Jeoung, S.M., Kim, S.Y., Kim. D.R, Jo. Nam, K.C., Ahn, D.U. dan Lee, S.C.2005. Effect
of Headt Treatment on the Antiokxidant Activity of Extracts from Citrus Peels. J.
Agric. Food. Chem. 33:213-217.
Murtiningrum, Kataren, S., Suprihatin dan Kaseno (2005). Ekstrak minyak buah merah
(Pandanus conoideus L) dengan metode wet rendering. Jurnal Teknologi Industri
Pertanian 15(1): 28-33.
Murray R. K., Granner D.K,. Rodwell V.W,. 2009. Biokomia Harper. Edisi 27. Penerbit
Buku Kedokteran. EGC: Jakarta.
Molyneux, P.2004 The Use of the Stabel Free Radikal Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for
Estimating Antioxidant Activity. Journal of Sci. Tech. 26:211-557.
Ollong A.R. Wihandoyo.Yuni Erwanto. 2012. Pengaruh Pemberian Minyak Buah Merah
(Pandanus conoideus Lam) Terhadap Bobot Akhir, Karkas dan Hati Ayam Broiler.
Agrinimal. 2(1):6-11.
Myrtaceae Fruit, Dissetation, The City University of New York, New York.
Sutarjadi. 1991. Dari Jamu Menjadi Obat Tradisional Menuju ke Fitikimia. Fakultas
Farmasi Universitas Airlangga: Surabaya.
Warsi., Guntarti, Any. 2013. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Buah Paprika Hijau
(Capsicum annum L.). Jurnal Ilmiah Kefarmasian. 3 :9-19.
13
14