Anda di halaman 1dari 6

REVIEW JURNAL 1

NAMA JURNAL : ANALISIS KADAR TOTAL METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK ETANOL


DAUN TAMOENJU(Hibiscus surattensis L)
E-ISSN : 2477-5398
PENYUSUN : ASTRID NATALIA ALASA

DITERIMA 1 MEI 2017,DISETUJUI 8 OKTOBER 2017

LATAR BELAKANG

Obat dari tumbuhan telah lama digunakan dalam kehidupan masyarakat Indonesia merupakan negara yang
kaya biodiversitas.Kecendurangan masyarakat untuk kembali kea lam menjadikan tumbuhan memiliki
peran penting sebagai sumber obat dan bahkan berpotensi memiliki nilai ekonomi tinggi.Namun
demikian,permasalahan yang harus menjadi perhatian pemerintah saat ini adalah bagaimana cara menjamin
obat yang berbasis herbal memiliki mutu yang terukur dan mampu mendukung kesehatan serta terjamin
keamananya.Senyawa metabolit sekunder seringkali dihubungkan dengan aktivitas farmakologi
tertentu.Telah banyak dipublikasikan para peneliti herbal medisin bahwa senyawa alami didalam tumbuhan
tidak bekerja sendirian namun banyak diantaranya bersifat bioaktif atau sinergisme dan seringkali golongan
metabolit sekunder tertentu mendukung aktivitas senyawa utama.

METODE PENELITIAN
-PENGAMBILAN BAHAN UJI

Daun yang digunakan adalah daun muda,yaitu daun kelima dari pucuk hingga kebawah yang masih hijau
dan tidak terlalu tua.

-PENGOLAHAN BAHAN UJI


Daun disortasi dalam keadaan segar,dicuci bersih dan diangin anginkan sampai kering,kemudian dihaluskan
dengan menggunakan blender

-PROSES EKSTRAKSI

Daun diekstraksi dengan metode maserasi,pelarut yang digunakan yaitu etanol 96%.Serbuk simplisia daun
sebanyak 165 gram dimasukan kedalam wadah maserasi yang steril kemudian dimasukan senyawa penyari
etanol 96% sebanyak 1,5 liter sampai serbuk simplisia menyatu dengan penyari

UJI FITOKIMIA
-FLAVONOID
-SAPONIN
-TANIN

-ALKALOID
UJI KADAR TOTAL METABOLIT SEKUNDER

-KADAR FLAVONOID TOTAL


-KADAR SAPONIN TOTAL

-KADAR TANIN TOTAL

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian ini dilakukan secara kualitatif metabolit sekunder pada ekstrak kental.Pengujuian ini
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak tanaman
tersebut.Penentuan kadar total flavonoid dilakukan dengan metode spektrofotometri dan melibatkan
pembentukan,pengukuran berat ,ataupun isolasi dari suatu endapan.Penentuan kadar tanin total digunakan
dengan metode secara pemanganometri dan menunjukan efek penghambatan pertumbuhan pada sel
karsinoma manusia.
Flavonoid adalah senyawa yang tersebar luas pada tanaman dan memiliki banyak fungsi,kemudian
tanaman tamoenju juga memiliki kadar alkaloid yang dapat digunakan sebagai antidiabetes, selain itu
memiliki aktivitas gastroprotektif.Tanin juga memiliki aktivitas antibakteri karena menurut ann E.H
(1998)keberadaan tanin dalam suatu tanaman juga berperan sebagai senyawa antioksidan

KESIMPULAN

Pada ekstrak daun tamoenju ini terdeteksi ada 4 senyawa metabolit sekunder yang berperan yaitu
flavonoid,alkaloid,tanin dan saponin.Ekstrak ini memiliki kadar senyawa flavonoid sebesar 14,999 mg/100
g.Senyawa alkaloid 305,181 g/gram,senyawa saponin 371,112 g/gram dan senyawa tanin 55,417 g/
DAFTAR PUSTAKA

Carolin 1993,Jurnal Ilmu Teknologi Kesehatan Universitas Ssebelas Maret FMIPA,Surakarta

Anonim,2000 Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Dirjen POM Depkes RI Harborne
2006, Penuntun Cara Modern Menganalisis
REVIEW JURNAL 2

NAMA JURNAL : UJI KUALITATIF SENYAWA METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN PALADO
(Agave angustifolia) YANG DIEKSTRAKSI DENGAN PELARUT AIR DAN ETANOL

ISSN 2302-6030
PENYUSUN : Siti Nuryanti dan Indarini Dwi Pursitasari

LATAR BELAKANG

Keanekaragaman hayati merupakan basis berbagai pengobatan dan penemuan industri farmasi dimasa
mendatang. Jumlah tumbuhan berkhasiat obat di Indonesia diperkirakan sekitar 1.260 jenis tumbuhan.
Tumbuhan menghasilkan metabolit sekunder yang berpotensi sebagai antioksidan, zat perwarna, penambah
aroma makanan, parfum, insektisida dan obat. Ada 150.000 metabolit sekunder yang sudah diidentifikasi
dan ada 4000 metabolit sekunder “baru” setiap tahun. Menurut catatan World Health Organization (WHO)
pemanfaatan keanekaragaman hayati (bioprospecting) sangat besar sekali, sekitar 80% umat manusia
terutama di negara-negara sedang berkembang masih menggantungkan dirinya pada tumbuh-tumbuhan
(ekstrak dan bahan bioaktif) sebagai bahan obat untuk menjaga kesehatannya. Makhluk hidup dapat
menghasilkan bahan organik sekunder (metabolit sekunder) atau bahan alami melalui reaksi sekunder dari
bahan organik primer (karbohidrat, lemak, protein). Bahan organik sekunder (metabolit sekunder) ini
umumnya merupakan hasil akhir dari suatu proses metabolisme. Bahan ini berperan juga pada proses
fisiologi. Bahan organik sekunder itu dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu : fenolik, alkaloid dan
terpenoid, tetapi pigmen dan porfirin juga termasuk di dalamnya.

METODE PENELITIAN

Daun palado yang segar dibersihkan lalu dipotong kecil-kecil. Selanjutnya dikeringkandaun palado yang
telah dipotongpotong tersebut selama 7 hari (1 minggu). Setelah kering, kemudian dihaluskan sampel daun
palado tersebut dengan menggunakan blender sampai halus. Setelah itu, daun palado yang halus tersebut
siap untuk diekstraksi. Pembuatan ekstrak daun palado dimulai dengan menimbang 10 gram serbuk daun
palado. Setelah itu, sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan dengan 100 mL quades.
Kemudian ditutup erlenmeyer tersebut menggunakan aluminium foil dan direndam selama 3 x 24 jam (48
jam) sambil dikocok menggunakan sheker orbital. Setelah 72 jam ekstrak disaring menggunakan saring dan
filtrat yang didapatkan digunakan dalam pengujian metabolit sekunder. Langkah yang sama untuk
perlakuan ekstraksi dengan pelarut etanol.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Komponen yang terdapat dalam ekstrak air dan etanol daun palado dianalisis golongan senyawanya dengan
tes uji warna dengan beberapa pereaksi untuk golongan senyawa alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid dan
tanin. Prinsip dari metode analisis ini adalah reaksi pengendapan yang terjadi karena adanya penggantian
ligan. Atom nitrogen yang mempunyai pasangan elektron bebas pada alkaloid dapat mengganti ion iodo
dalam pereaksi-pereaksi. Perbedaan warna yang dihasilkan antara ekstrak air dan ekstrak etanol daun palado
diakibatkan senyawa flavonoid lebih terekstrak sempurna ada pelarut air dibandingkan pelarut etanol,
karena perbedaan sifat dari kedua pelarut tersebut. Flavonoid merupakan senyawa yang mengandung dua
cincin aromatik dengan gugus hidroksil lebih dari satu.

KESIMPULAN

Daun palado yang diekstraksi dengan menggunakan pelarut air dan etanol mengandung senyawa metabolit
sekunder yaitu alkaloid, flavonoid, dan tanin. Hal ini menunjukan bahwa pelarut air juga bisa digunakan
untuk mengekstrak senyawa metabolit sekunder pada tumbuhan, khusunya daun palado.

DAFTAR PUSTAKA

Septyaningsih 2002, Isolasi dan Identifikasi Komponen Utama Ekstrak Biji Buah Merah Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Sudewo 2005, Basmi Penyakit Dengan SIrih Merah. Penebar Swadaya,Jakarta
Hertiani 1992, Uji Daya Antioksidan Senyawa flavonoid Daun ITB : Bandung
REVIEW JURNAL 3
Kultur jaringan adalah istilah umum yang digunakan untuk mendifinisikan suatu metode
perbanyakan tanaman secara in vitro dengan menggunakan sel, jaringan,organ yang ditumbuhkan
dalam media buatan yang kaya akan nutrisi dalam kondisi aseptik dalam wadah yang tembus cahaya.
Kandungan metabolit sekunder dapat lebih besar apabila dihasilkan melalui teknik kultur
kalus dan kultur suspensi sel daripada dari tumbuhan itu sendiri. Produksi metabolit sekunder
dipengaruhi oleh eksplan, yaitu genetik dari eksplan, jenis eksplan seperti jaringan meristem, daun,
kotiledon, hipokotil atau biji dan umur fisiologis dari eksplan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Senyawa Metabolit Sekunder diantaranya :

Eksplan

Keberhasilan teknik kultur jaringan juga sangat ditentukan oleh eksplan yang digunakan.
Meskipun menurut teori totipotensi semua sel mempunyai kemampuan untuk beregenerasi
menjadi individu baru namun kemampuan regenerasi tersebut sangat bervariasi tergantung pada
genotipe, umur dan ukuran eksplan yang digunakan

Pemilihan eksplan juga dipilih berdasarkan umur fisiologis dari sumber eksplan yang digunakan.
Semakin muda sumber eksplan yang digunakan akan semakin tinggi tingkat regenerasi yang
dihasilkan. Sehingga tingkat keberhasilan kultur juga akan semakin besar. Untuk mendapatkan tanaman
umur fisiologis yang muda dari tanaman yang sudah tua maka dapat dilakukan berbagai kegiatan
rejuvenasi antara lain dengan grafting

Genetik.

Faktor genetik merupakan salah satu penentu tingkat produksi senyawa metabolit sekunder yang
dihasilkan. Tanaman yang berasal dari galur yang berbeda dari varietas yang sama sangat mungkin
akan menghasilkan jumlah metabolit sekunder yang berbeda

Jenis Kultur

Jenis kultur yang digunakan maupun jenis eksplan yang digunakan juga dapat mempengaruhi
produksi metabolit sekunder. Produksi metabolite sekunder tertentu pada tanaman tertentu dapat
diperoleh dari kultur kalus atau kultur suspensi sel namun pada tanaman yang berbeda atau senyawa
yang berbeda hanya dapat produksi dengan teknik kultur organ.
Komposisi Media Kultur.

Komponen penyusun media kultur jaringan antara lain adalah unsur makro, unsur mikro, sumber
karbohidrat, asam amino, vitamin, arang akif, persenyawaan organik kompleks dan zat pengatur
tumbuh.Sumber karbon yang dapat dipergunakan antara lain adalah galaktosa,sukrosa,fruktosa dan
manosa. Pemberian sukrosa dalam media dengan konsentrasi tinggi menyebabkan penurunan
pertumbuhan dibandingkan konsentrasi yang lebih rendah pada kultur

Kesimpulan

Pemanfaatan bioteknologi dalam hal ini kultur jaringan memberikan keuntungan karena dapat
digunakan untuk memperbanyak tanaman-tanaman langka dan berumur panjang yang digunakan
sebagai penghasil senyawa metabolit sekunder. Keuntungan penggunaan teknik kultur jaringan adalah
dapat dilakukan sepanjang waktu, tidak tergantung pada iklim dan musim; dapat diproduksi secara massal
sesuai dengan jumlah yang diinginkan, mengurangi pemakaian lahan, dapat menghasilkan kualitas dan
jumlah yang diinginkan. Peningkatkan pengetahuan tentang metode pelaksanaan dan faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan kultur jaringan perlu terus dilakukan untuk meningkatkan
efisiensi produksi. Kultur jaringan merupakan metode yang potensial digunakan untuk memproduksi
senyawa metabolit sekunder.

Anda mungkin juga menyukai