PENDAHULUAN
dengan ilmu kefarmasian. Ditemukan begitu banyak senyawa-senyawa aktif alamiah yang
dapat dimanfaatkan keberadaannya untuk sarana pengobatan berbagai macam penyakit. Salah
tanaman,glikosida tidak diubah lagi menjadi senyaewa lain kecuali, bila memang
mengalami peruraian akibat pengaruh lingkungan luar. Glikosida terdiri atas gabungan dari d
ua bagian senyawa, yaitu gula dan bukan gula. Keduanya dihubungkan oleh suatu bentukikata
bagian gula yang biasa disebut aglikon atau genin. Apabila glikondan aglikon saling terikat
dan perlunya pemahaman yang memadai tentang senyawa ini, penyusun mengangkat temagli
dalammasyarakat Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Glikosida
Glikosida merupakan salah satu kandungan aktif tanaman yang termasuk dalam kelompok
metabolit sekunder. Di dalam tanaman glikosida tidak lagi diubah menjadi senyawa lain, kecuali
bila memang mengalami peruraian akibat pengaruh lingkungan luar (misalnya terkena panas dan
teroksidasi udara).
Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu gula dan
bukan gula. Keduanya dihubungkan oleh suatu bentuk ikatan berupa jembatan oksigen (O –
sinigrin), maupun jembatan karbon (C-glikosida, barbaloin). Bagian gula biasa disebut glikon
sedangkan bagian bukan gula disebut sebagai aglikon atau genin. Apabila glikon dan aglikon
B. Biosintesis Glikosida
Apabila bagian aglikon dari suatu glikosida juga merupakan gula, maka glikosida ini
disebut hollosida, sedang kalau bukan gula disebut heterosida. Pembicaraan tentang biosintesa
dari heterosida umumnya terdiri dari dua bagian yang penting. Yang pertama adalah reaksi
umum bagaimana bagian gula terikat dengan bagian aglikon, diperkirakan reaksi transfer ini
sama pada semua sistem biologik. Ini kemudian dilanjutkan dengan pembicaraan secara
mendetail tentang jalannya reaksi biosintesa untuk berbagai jenis aglikon yang akan menyusun
glikosida.
Hasil-hasil penyelidikan telah menunjukkan bahwa jalan reaksi utama dari pembentukan
glikosida meliputi pemindahan (transfer) gugusan uridilil dari uridin trifosfat kesuatu gula-l-
fosfat. Enzim-enzim yang bertindak sebagai katalisator pada reaksi ini adalah uridilil transferase
(a) dan telah dapat diisolasi dari binatang, tanaman dan mikroba. Sedang gula fosfatnya dapat
pentosa, heksosa dan turunan gula lainnya. Pada tingkat reaksi berikutnya enzim yang digunakan
adalah glikolisis transferase (b), dimana terjadi pemindahan (transfer) gula dari uridin difosfat
Apabila glikosida telah terbentuk, maka suatu enzim lain akan bekerja untuk
memindahkan gula lain kepada bagian monosakarida sehingga terbentuk bagian disakarida.
Enzim serupa terdapat pula dalam tanaman yang mengandung glikosida lainnya yang dapat
membentuk bagian di-, tri- dan tetrasakarida dari glikosidanya dengan reaksi yang sama.
Aglikon
Aglikon dari glikosida terdiri dari banyak jenis senyawa kimiawi. Senyawa-senyawa
turunan antrasen, flavonoid dan steroid. Meskipun demikian glikosida tanaman yang pada waktu
ini banyak digunakan secara medisinal kebanyakan mempunyai aglikon steroid, flavonoid atau
antrasen. Ini tidak berarti bahwa glikosida lain tidak penting, hanya yang digunakan untuk
C. Jenis-jenis Gula
Glikosida sering diberi nama sesuai bagian gula yang menempel didalamnya dengan
menambahkan kata oksida. Sebagai contoh, glikosida yang mengandung glukosa disebut
Gula yang sering menempel pada glikosida adalah β-D-glukosa. Meskipun demikian ada
juga beberapa gula jenis lain yang dijumpai menempel pada glikosida misalnya ramnosa,
digitoksosa dan simarosa. Bagian aglikon atau genin terdiri dari berbagai macam senyawa
gugus fenol, alkohol, aldehid, keton dan ester. Secara kimiawi, glikosida adalah senyawa asetal
dengan satu gugus hidroksi dari gula yang mengalami kondensasi dengan gugus hidroksi dari
komponen bukan gula. Sementara gugus hidroksi yang kedua mengalami kondensasi di dalam
molekul gula itu sendiri membentuk lingkaran oksida. Oleh karena itu gula terdapat dalam dua
konformasi, yaitu bentuk alfa dan bentuk beta maka bentuk glikosidanya secara teoritis juga
memiliki bentuk alfa dan bentuk beta. Namun dalam tanaman ternyata hanya glikosida bentuk
beta saja yang terkandung didalamnya. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa emulsion dan
enzim alami lain hanya mampu menghidrolisis glikosida yang ada pada bentuk beta.
Ketika bahan kimia alami dari kelompok aglycone digunakan sebagai dasar pengaturan, dimana
1. Glikosida Saponin
Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sapogenin. Glikosida saponin
bisa berupa saponin steroid maupun saponin triterpenoid. Saponin adalah segolongan
senyawa glikosida yang mempunyai struktur steroid dan mempunyai sifat-sifat khas dapat
membentuk larutan koloidal dalam air dan membui bila dikocok. Saponin merupakan
senyawa berasa pahit menusuk dan menyebabkan bersin dan sering mengakibatkan iritasi
terhadap selaput lendir. Saponin juga bersifat bisa menghancurkan butir darah merah
lewat reaksi hemolisis, bersifat racun bagi hewan berdarah dingin, dan banyak
diantaranya digunakan sebagai racun ikan. Saponin bila terhidrolisis akan menghasilkan
aglikon yang disebut sapogenin. Ini merupakan suatu senyawa yang mudah dikristalkan
lewat asetilasi sehingga dapat dimurnikan dan dipelajari lebih lanjut. Saponin yang
Menurut SOBOTKA :
perhidrofenantren
- Juga dapat merupakan turunan yang tak jenuh dari siklopentano perhidrofenantren.
Struktur kimiawi
macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid. Kedua senyawa ini memiliki hubungan
glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal usul biogenetika yang sama lewat asam
Glikosida saponin dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan pada struktur bahan kimia dari
aglycone (sapogenin). Saponin pada hidrolisis menghasilkan suatu aglycone yang dikenal
sebagai "sapogenin".
Berdasarkan struktur dari aglikon maka glikosida dan saponin dapat dibagi 2 golongan
yaitu saponin netral yang berasal dari steroid dengan rantai samping spiroketal dan saponin asam
yang mempunyai struktur triterpenoid. Biosintesa saponin triterpenoid lebih kurang diketahui
bila dibandingkan dengan saponin steroid tetapi dapat dikatakan bahwa keduanya mempunyai
tidak tolak yang sama yaitu yang berasal dari asetat dan mevalonat. Rantai samping terbentuk
sesudah terbentuknya squalen. Sebagian terjadi inti steroid spiroketal dan yang lain membentuk
triterpenoid pentasiklik. Gugus gulanya dapat berdiri 1 – 55 gula dan dalam beberapa hal aglikon
Glikosida steroid adalah glikosida yang aglikonnya berupa steroid. Glikosida steroid
disebut juga glikosida jantung karena memiliki daya kerja kuat dan spesifik terhadap otot
jantung.
Struktur Kimiawi
Secara kimiawi bentuk struktur glikosida jantung sangat mirip dengan asam empedu yaitu
bagian gula yang menempel pada posisi tiga dari inti steroid dan bagian aglikonnya berupa
steroid yang terdiri dari dua tipe yaitu tipe kardenolida dan tipe bufadienolida. Tipe kardenolida
merupakan steroid yang mengandung atom C-23 dengan rantai samping terdiri dari lingkaran
lakton 5-anggota yang tidak jenuh dan alfa-beta menempel pada atom C nomor 17 bentuk beta.
Sementara tipe bufadienolida berupa homolog dari kardenolida dengan atom C-24 dan
mempunyai rantai samping lingkaran keton 6-anggota tidak jenuh ganda yang menempel pada
Aglikon dari glikosida jantung adalah steroid yaitu turunan dari siklo-pentenofenantren
yang mengandung lingkaran lakton yang tidak jenuh pada atom C-17. Seperti sudah kita ketahui
biosintesis dari senyawa steroid pada umumnya didasarkan atas biosintesa dari senyawa
kolesterol. Meskipun tidak semua senyawa steroid memerlukan kolesterol sebagai prekursor (pra
zat) pembentukannya, paling tidak pembentukan kolesterol ini dianggap sebagai mekanisme
3. GLIKOSIDA ANTRAKUINON
Beberapa jenis obat pencahar yang berasal dari tanaman mengandung glikosida sebagai isi
aktifnya. Glikosida-glikosida yang terdapat di dalam obat pencahar tersebut mengandung turunan
antrasen atau antrakinon sebagai aglikonnya. Simplisia yang mengandung glikosida ini antara
lain Rhamni purshianae Cortex, Rhamni Frangulae Cortex, Aloe, Rhei Radix, dan Sennae
Folium. Kecuali itu Chrysa robin dan Cochineal (Coccus cacti) juga mengandung turunan
antrakinon, akan tetapi tidak digunakan sebagai obat pencahar karena daya iritasinya terlalu keras
(Chrysarobin) sehingga hanya digunakan sebagai obat luar atau hanya digunakan sebagai zat
warna (Cochineal, Coccus Cacti). Tanaman-tanaman seperti kelembak, aloe, sena, dan kaskara
telah lama dikenal sebagai obat alami kelompok purgativummeskipun pada saat itu kandungan
kimiawinya belum diketahui dengan jelas. Belakangan, ternyata ada persamaan kandungan
kimiawi antara obat purgativum dengan beberapa bahan pewarna alami. Senyawa yang pertama
ditemukan adalah sena dari tipe antrakuinon, baik dalam keadaan bebas maupun sebagai
glikosida. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa produk alam juga mengandung turunan
antrakuinon yang tereduksi, misalnya oksantron, antranol, dan antron. Termasuk juga produk lain
seperti senyawa yang terbentuk dari dua molekul antron, yaitu diantron. Senyawa-senyawa ini
dapat dalam keadaan bebas (tidak terikat dengan senyawa gula dalam bentuk glikosida) dapat
pula dalam bentuk glikosida dimana turunan antrakinon tersebut berfungsi sebagai aglikon.
Struktur Kimiawi
Sama halnya dengan sifat glikosida lainnya, glikosida antrakuinon juga mudah
bahwa biosintesa pada tumbuhan tinggi terjadi melalui proses yang serupa, salah satu contoh
yang sederhana ialah pembentukan turunan antrakinon dari asam asetat yang diberi label dalam
antrakinon.
Terjadinya proses biosintesa emodin atau senyawa antrakinon lainnya dapat diikuti dengan
memberi label (tanda) pada asam asetat, yang dimaksud dengan memberi label adalah
menggunakan senyawa yang sebagian unsure-unsurnya diberi muatan radio aktif dengan
4. GLIKOSIDA SIANOPORA
Glikosida sianopora adalah glikosida yang pada ketika dihidrolisis akan terurai menjadi
fenilalanin dan tirosin. Biosintesa senyawa ini adalah melalui “Shikimic Acid Pathway”. Setelah
terbentuk asam shikimat dapat mengalami fosforilasi dan bereaksi dengan asam fosfoenolpiruvat
membentuk asam profenat, yang selanjutnya melalui asam fenilpiruvat menjadi fenilalanin.
5. GLIKOSIDA ISOTIOSIANAT
Banyak biji dari beberapa tanaman keluarga Crucifera mengandung glikosida yang
aglikonnya adalah isotiosianat. Aglikon ini merupakan turunan alifatik atau aromatik. Senyawa-
senyawa yang penting secara farmasi dari glikosida ini adalah sinigrin (Brassica nigra = black
mustard), sinalbin (Sinapis alba = white mustard) dan glukonapin (rape seed).
Aglikon dari glikosida isotiosianat dapat merupakan senyawa alifatik atau turunan
aromatik. Penelitian dengan radio isotop telah menunjukkan bahwa aglikon yang berupa senyawa
alifatik biosintesanya dapat melalui “Acetate Pathway” sedang yang aromatik melalui “Shikimic
Acel Pathwey”.
6. GLIKOSIDA FLAVONOL
Glikosida flavonol dan aglikon biasanya dinamakan flavonoid. Glikosida ini merupakan
senyawa yang sangat luas penyebarannya di dalam tanaman. Di alam dikenal adanya sejumlah
besar flavonoid yang berbeda-beda dan merupakan pigmen kuning yang tersebar luas diseluruh
tanaman tingkat tinggi. Rutin, kuersitrin, ataupun sitrus bioflavonoid (termasuk hesperidin,
hesperetin, diosmin dan naringenin) merupakan kandungan flavonoid yang paling dikenal.
dalam sistem biologis pembentukannya dapat melalui kedua cara pembentukan senyawa
aromatis, yaitu dengan kondensasi asam asetat dan melalui shikimic Acid Pathway.
7. GLIKOSIDA ALKOHOL
Glikosida alkohol ditunjukkan oleh aglikonnya yang selalu memiliki gugus hidroksi.
Senyawa yang termasuk glikosida alcohol adalah salisin. Salisin adalah glikosida yang diperoleh
8. GLIKOSIDA ALDEHIDA
Salinigrin yang terkandung dalam Salix discolor terdiri dari glukosa yang diikat oleh m-
9. GLIKOSIDA LAKTON
Meskipun kumarin tersebar luas dalam tanaman, tetapi glikosida yang mengandung
kumarin (glikosida lakton) sangat jarang ditemukan. Beberapa glikosida dari turunan hidroksi
kumarin ditemukan dalam bahan tanaman seperti skimin dan Star anise Jepang, aeskulin dalam
Beberap aglikon dari glikosida alami mempunyai kandungan bercirikan senyawa fenol.
Arbutin yang terkandung dalam uva ursi dan tanaman Ericaceae lain menghasilkan hidrokuinon
sebagai aglikonnya. Hesperidin dalam buah jeruk juga dapat digolongkan sebagai glikosida
fenol. Uva ursi adalah daun kering dari Arctostaphylos uva ursi (Famili Ericaceae). Tanaman ini
merupakan semak yang selalu hijau merupakan tanaman asli dari Eropa, Asia, Amerika Serikat
dan Kanada.
E. FUNGSI GLIKOSIDA
Secara umum arti penting glikosida bagi manusia adalah untuk sarana pengobatan dalam
arti luas yang beberapa diantaranya adalah sebagai obat jantung, pencahar, pengiritasi lokal,
Fungsi glikosida :
4. Proses glikosidasi untuk menjaga diri terhadap pengaruh luar yang mengganggu
Penggunaan glikosida dimana beberapa diantara glikosida merupakan obat yang sangat
penting, misalnya yang berkhasiat kardiotonik, yaitu glikosida dari Digitalis, Strophanthus,
Senna, Aloe, Rheum, Cascara Sagrada dan Frangula yang mengandung glikosida turunan
antrakinon emodin. Selanjutnya sinigrin, suatu glikosida dari Sinapis nigra, mengandung
alilisotiosianat suatu iritansia lokal. Gaulterin adalah glikosida dari gaulteria yang dapat
1. Fungsi glikosida sebagai cadangan gula temporer. Teori Pfeffer mengatakan bahwa glikosida
adalah meruapakan cadangan gula temporer (cadangan gula sementara) bagi tanaman.
Cadangan gula di dalam bentuk ikatan glikosides ini tidak dapat diangkut dari sel satu ke sel
mengatakan bahwa proses sintesa senyawa glokosida adalah merupakan proses detoksikasi,
3. Glokosida sebagai pengatur tekanan turgor Teori Wasicky mengatakan bahwa setelah
4. Proses glikosida untuk menjaga diri terhadap pengaruh luar yang menggangu. Teori ini
menyatakan bahwa proses glikosidasi di dalam tanaman dimaksudkan untuk menjaga diri
terhadap serangan serangga atau binatang lain dan untuk mencegah timbulnya penyakit pada
tanaman.
5. Glikosida sebagai petunjuk sistimatik. Adanya glikosida didalam tanaman, meskipun masih
sangat tersebar, dapat digunakan sebagai salah satu cara mengenal tanaman secara sistimatik,
baik dari aglikonnya, bagian gulanya maupun dari glikosidanya sendiri. Sebab ada beberapa
glikosida, aglikon atau gula yang hanya terdapat di dalam tanaman atau familia tertentu.
6. Menurut hasil penelitian Fuch dan kawan-kawan (1952), ternyata bahwa didalam waktu 24
jam tidak terdapat perubahan yang berarti pada kadar glikosida baik ditinjau dari sudut
biologi maupun secara kimiawi. Juga pada tanaman yang ditempatkan pada tempat yang
F. PEMBENTUKAN GLIKOSIDA
Apabila glukosa direaksikan dengan metal alkohol, menghasilkan dua senyawa. Kedua
senyawa ini dapat dipisahkan satu dari yang lain dan keduanya tidak memiliki sifat aldehida. Keadaan
ini membuktikan bahwa yang menjadi pusat reaksi adalah gugus –OH yang terikat pada atom karbon
nomor 1. Senyawa yang terbentuk adalah suatu asetal dan disebut secara umum glikosida. Ikatan yang
terjadi antara gugus metal dengan monosakarida disebut ikatan glikosida dan gugus –OH yang
Metilglikosida yang dihasilkan dari reaksi glukosa dengan metal alcohol disebut juga
metilglukosida. Ada dua senyawa yang terbentuk dari reaksi ini, yaitu metil–α–D–glukosida atau
metil-α-D-glukopiranosida dan metil-β-D-glukosida atau metil-β-D-glukopiranosida. Kedua senyawa
ini berbeda dalam hal rotasi optic, kelarutan serta sifat fisika lainnya. Dengan hidrolisis, metil
Glikosida banyak terdapat dalam alam, yaitu pada tumbuhan. Bagian yang bukan karbohidrat
dalam glikosida ini dapat berupa metilalkohol, gliserol atau lebih kompleks lagi misalnya sterol. Di
samping itu antara sesama monosakarida dapat terjadi ikatan glikosida, misalnya pada molekul
Tanaman Andong
Nama ilmiah andong atau nama lain andong adalah Cordyline fruticosa (L.) A Chev.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Asparagaceae
Waktu Panen :
Penyimpanan :
Tanaman andong merupakan salah satu jenis tanaman obat yang banyak
sampai saat ini masih sangat jarang masyarakat yang memanfaatkan tanaman andong
berkelompok. Pemanfaatan yang paling banyak dari tanaman ini adalah untuk
tanaman hias. Tanaman andong atau hanjuang ini memiliki banyak jenis.
andong memiliki bekas daun yang rontok berbentuk seperti cincin. Pada
Daun andong memiliki susunan spiral dengan ujung ranting yang berejal. Pada
bagian tangkai berbentuk talang. Sedang helaian daun berbentuk garis atau
sampai dengan 13 cm. Warna daun andong bermacam macam yaitu ada yang
berwarna hijau, merah atau lorek. Pada pangkal daun berbentuk baji dengan ujung
berbentuk runcing.
panjang, bercabang melebar, dengan daun pelindung yang besar pada pangkal
cabang. Sedang anak daun pelindung yang terdapat pada pangkal bunga lebih kecil.
Bunga andong berwarna keunguan atau kuning yang terdiri dari kelopak bunga. Dan
benang sari yang berjumlah 6 yang tertancap pada tenda bunga. Kepala putik bunga
andok pendek 3 taju. Buah dari tanaman andong berbentuk seperti bola berwarna
Saponin Steroid
saponin dihidrolisis
yang dikenal sebagai sapogenin. Tipe saponin ini memiliki efek antijamur. Pada
bahan baku pada proses biosintetis obat kortikosteroid. Saponin jenis ini memiliki
Jembatan ini juga sering disebut dengan glikosida jantung, hal ini disebabkan karena
Flavonoid
Senyawa flavonoid adalah senyawa-senyawa fenol yang berasal dari senyawa
aromatik yang terdapat dialam. Meski sering disebut senyawa fenol namun sebagian
besar senyawa flavanoid bersifat netral karena tidak mengandung gugus fenol dalam
keadaan bebas.
Polifenol
Polifenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Zat ini
molekulnya. Polifenol sering terdapat dalam bentuk glikosida polar dan mudah larut
dalam pelarut polar (Hosttetman, dkk, 1985). Beberapa golongan bahan polimer
penting dalam tumbuhan seperti lignin, melanin dan tanin adalah senyawa polifenol
daun saat musim gugur. Polifenol banyak ditemukan dalam buah-buahan, sayuran
mg. Khasiat dari polifenol adalah menurunkan kadar gula darah dan efek melindungi
pembentukan radikal bebas dalam tubuh sehingga dapat memperlambat penuaan dini.
Tanaman Rimbang
takokak (Sunda)
Sub-kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Genus : Solanum
Pengunaan :
steroid alkaloid
Penyimpanan :
Morfologi Tanaman Rimbang
kecil tahunan yang dapat tumbuh sampai tiga meter tingginya dan kadang-kadang
bias lebih.
Batang rimbang jelas, sehingga batang ini digolongkan kedalam tipe batang perdu.
Bentuk dan permukaan batang membulat. Pohon takokak dikenal tahan terhadap
Daun tanaman rimbang adalah daun tunggal dan berwarna hijau, daun
tanaman rimbang termasuk daun tidak lengkap, karena daun berdiri dari tangkai daun
dan helaian daun. Letak daun rimbang seling-seling. Bagian ujung daun rimbang
meruncing dan pangkal daun bertoreh. Bentuk daun rimbang bulat telur.
Tepi helaian daun mempengaruhi bentuk daun karena dalamnya torehan yang
kurang dari setengah panjang tulang cabang daun. Panjang daun rimbang sekitar 7 –
permukaannya ditutupi rambut tipis yang agak rapat. Tangkai daun berambut rapat
majemuk campuran karena pada satu tangkai terdapat lebih dari satu bunga. Sepia
bunganya. Bunganya ini berbentuk seperti bintang dan berwarna putih, dan tengahnya
berukuran besar dan tegak menutupi putiknya. Bunga keluar dari ujung batang atau
ketiak daun.
Buah rimbang adalah buah buni, banyak dan berbentuk bulat. Buahnya berwarna
hijau muda atau hijau, dan jika sudah matang, buah berwarna kuning orange dan licin.
Buah bias dimakan baik yang muda atau yang tua.buah ini merupakan buah majemuk
sejati dan berbiji banyak. Biji rimbang kusam, rata, berwarna kecoklatan, panjang 1,5
Saponin Steroid
saponin dihidrolisis
yang dikenal sebagai sapogenin. Tipe saponin ini memiliki efek antijamur. Pada
bahan baku pada proses biosintetis obat kortikosteroid. Saponin jenis ini memiliki
Jembatan ini juga sering disebut dengan glikosida jantung, hal ini disebabkan karena
aromatik yang terdapat dialam. Meski sering disebut senyawa fenol namun sebagian
besar senyawa flavanoid bersifat netral karena tidak mengandung gugus fenol dalam
keadaan bebas.
Vitamin C
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan
askorbat juga memainkan peran yang sangat penting sebagai koenzim dan pendonor
karnitina, EGF, atau mono dan dioksigenasi pada berbagai neurotransmitter dan
suksinat, asam malat dan gliserol 3-fosfat didalam mitokondria, homeostatis, gaya
Garam besi