Anda di halaman 1dari 27

I.

TUJUAN
1.1 Mengetahui Anatomi (irisan membujur dan melindungi) bagian
tumbuhan (akar, batang, daun bunga buah dan biji) termasuk isi sel
yang memiliki bentuk tertentu.
1.2 Mengidentifikasi simplisia dengan menggunakan mikriskop serta
menyebutkan cirri khas simplisia tersebut.
1.3 Mengidentifikasi simplisia secara makroskopik.

II. TEORI
Farmakognosi merupakan bagian, biokimia, dan kimia sintesis
sehingga ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang didefinisikan sebagai
fluduger, yaitu penggunaan secara serentak sebagai cabang ilmu
pengetahuan untuk memperoleh segala segi yang perlu diketahui tentang
obat.
Metode mikroskopi dan makroskopik merupakan salah satu cara
untuk mengidentifikasi simplisia baik keadaan tunggal maupun campuran,
baik berbentuk bahan utuh, rajangan maupun serbuk, dengan mengamati
ciri khas anatomi simplisia tersebut.
Makroskopik (macroscopic) yaitu pernyataan sifat ukuran yang
bisa dilihat dengan mata telanjang tanpa bantuan alat pembesar.
Sedangkan mikroskopik (microscopic) yaitu pernyataan sifat ukuran
sangat kecil dan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, sehingga
diperlukan mikroskop untuk bisa melihatnya dengan jelas.
Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat
yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan
lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simpisia terbagi 2 jenis, yaitu
simplisia nabati dan simplisia hewani. Simplisia nabati adalah simplisia
yang berupa tanaman utuh, bagian dari tanaman atau isi sel dengan cara
tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni.
Sedangkan simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh,
bagian hewan, atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum
berupa zat kimia murni. Selain itu juga terdapat simplisia pelikan (mineral)
yaitu simplisia yang berupa bahan-bahan pelikan/mineral yang belum
diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia
murni (Depkes RI, 1978).
Simplisia nabati harus bebas dari serangga, fragmen
hewan/kotoran hewan, tidak menyimpan bau dan warna, tidak
mengandung cendawan, tidak mengandung bahan lain yang beracun dan
berbahaya (Depkes RI, 1989).
Jika simplisia tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah
ditetapkan maka simplisia dianggap bermutu rendah, terutama persyaratan
kadarnya. Hal yang menyebabkan simplisia bermutu rendah yaitu tanaman
asal, cara panen, dan pengeringan yang salah, penyimpanan terlalu lama,
kelembaban atau panas, atau isinya telah disari dengan cara pelarutan dan
penyulingan.
Pemberian nama suatu simplisia umumnya ditetapkan dengan
menyebutkan nama marga (genus), atau nama spesies (species) atau
petunjuk jenis (specific epithet) dari tanaman asal, diikuti dengan nama
bagian tanaman yang dipergunakan. Simplisia dapat diperoleh dari
tanaman liar atau dari tanaman yang sengaja dibudidayakan atau dikultur.
Tanaman liar disini diartikan sebagai tanaman yang tumbuh dengan
sendirinya di hutan-hutan atau di tempat lain di luar hutan atau tanaman
yang sengaja ditanam tetapi bukan untuk tujuan memperoleh simplisia
untuk obat (misalnya tanaman hias, tanaman pagar). Sedangkan tanaman
kultur diartikan sebagai tanaman budidaya, yang ditanam secara sengaja
untuk tujuan mendapatkan simplisia. Tanaman budidaya dapat berupa
perkebunan luas, usaha pertanian kecil-kecilan atau berupa tanaman
halaman dengan jenis tanaman yang sengaja ditanam untuk tujuan
memperoleh simplisia tetapi juga berfungsi sebagai tanaman hias.
Identifikasi simplisia yang akan dilakukan secara :
1. Organoleptik meliputi pengujian morfologi, yaitu berdasarkan
warna, bau, dan rasa, dari simplisia tersebut.
2. Makroskopik merupakan pengujian yang dilakukan dengan mata
telanjang atau dengan bantuan kaca pembesar terhadap berbagai
organ tanaman yang digunakan untuk simplisia.
3. Mikroskopik, pada umumnya meliputi pemeriksaan irisan bahan
atau serbuk dan pemeriksaan anatomi jaringan itu sendiri.
Untuk menjamin keseragaman senyawa aktif, keamanan maupun
kegunaannya, maka simplisia harus memenuhi persyaratan minimal. Dan
untuk memenuhi persyarata minimal tersebut, ada beberapa faktor yang
berpengaruh , antara lain adalah :
1. Bahan baku simplisia.
2. Proses pembuatan simplisia termasuk cara penyimpanan bahan
baku simplisia.
3. Cara pengepakan dan penyimpanan simplisia.
Agar simplisia memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan,
maka ketiga faktor tersebut haus memenuhi persyaratan minimal yang
ditetapkan.

Amilum/Pati
Adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu
sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-
bijian.Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang
permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar
tanaman menahun, dan umbi. Amilum merupakan 50-65% berat kering
biji gandum dan 80% bahan kering umbi kentang.

Folium (Daun)
Adalah merupakan salah satu bagian dari tumbuhan yang tumbuh
pada bagian paling atas dari tumbuhan, yang pada umumnya berwarna
hijau. Daun berfungsi sebagai alat pengolahan zat-zat makanan (asimilasi),
penguapan air (transpirasi), penguapan air (transpirasi).
Cortex (Kulit Batang)
Bagian terluar dari tanaman berkayu, meliputi : kulit batang,
cabang, atau kulit akar sampai ke lapisan epidermis. Saat tumbuhan sudah
cukup besar umumnya zat berkhasiat terdapat dalam serat terutama
alkaloid. Cortex juga merupakan bark, kulit kayu. Berupa seluruh jaringan
di luar kambium. Dapat berasal dan akar, batang, dan cabang.

Rhizoma (Rimpang)
Dalam botani, rimpang atau rizoma (bahasa Latin: rhizoma) adalah
modifikasi batang tumbuhan yang tumbuhnya menjalar di bawah
permukaan tanah dan dapat menghasilkan tunas dan akar baru dari ruas-
ruasnya. Suku temu-temuan (Zingiberaceae) dan paku-pakuan
(Pteridophyta) merupakan contoh yang biasa dipakai untuk kelompok
tumbuhan yang memiliki organ ini.
Rhizoma biasanya memiliki fungsi tambahan selain fungsi pokok
seperti batang. Yang paling umum adalah menjadi tempat penyimpanan
produk metabolisme (metabolit) tertentu. Rimpang menyimpan banyak
minyak atsiri dan alkaloid yang berkhasiat pengobatan. Rizoma yang
membesar dan menjadi penyimpanan cadangan makanan (biasanya dalam
bentuk pati) dinamakan tuber (umbi batang).

Radix (Akar)
Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat dalam tanah.
Tugas akar selain memperkuat tegak nya tumbuhan, menyerap air dan zat
makanan dari dalam tanah, kadang-kadang juga sebagai tempat menimbun
makanan. Menurut bentuknya, dibedakan 2 macam akar yaitu akar
tunggang dan akar serabut. Akar tunggang hanya terdapat pada tumbuhan
yang ditanam dari biji. Akar untuk simplisia bias dari tanaman rumput,
perdu, atau tanaman berkayu keras.

Semen (biji)
Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah, pada Angiospermae
atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut
pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang
termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang
sesuai untuk pertumbuhan.

Pada praktikum ini akan dilakukan pengujian identifikasi simplisia secara


mikroskopik dan makroskopik pada simplisia berikut ini :
1. AMILUM/PATI.
a. Organoleptis
1) Warna : putih
2) Bau : tidak berbau
3) Rasa : tidak berasa
b. Reaksi warna : dengan laruyan iodium berwarna biru sampai
ungu.
Beberapa jenis amilum yang biasa digunakan antara lain :
A. Amylum Oryzae
Nama Lain : Pati beras
Nama Tanaman Asal : Oryza sativa (L.)
Keluarga : Poaceae
Isi : Amilosa, amilopektin, air, abu
Penggunaan : Bahan penolong dari sediaan obat
Pemerian : Serbuk sangat halus, warna putih,
berasa dan tidak berbau
Bagian Yang Digunakan : Pati yang diperoleh dari biji
Bentuk : polygonal 4 – 6 mikron
Hilus : kadang-kadang tidak ada, letak
sentries
Susunan : menggerombol atau tunggal
(polliadelphis atau monoadelphis)
lamella tidak ada.
B. Amylum Tritici
Nama Lain : Pati gandum, pati terigu
Nama Tanaman Asal : Triticum vulgare (Vill.)
Keluarga : Poaceae
Isi : Amilosa dan amilopektin, air, abu
Penggunaan : Bahan penolong bahan sediaan obat
Pemerian : Serbuk sangat halus, warna putih,
tidak berbau, hampir tidak berasa
putih, tidak berbau, tidak berasa
Bagian Yang Digunakan : Pati yang diperoleh dari buah
Bentuk : Bulat atau seperti lenca cembung,
ukuran beragam, yang kecil 2–9
mikron, yang besar 20–35 mikron,
bahkan sampai 50 mikron tetapi
sebagian besar 6–7 mikron
Hilus : Ada, letaknya sentries, berbentuk
titik atau garis.
Susunan : tunggal,cirri khas adalah butiran
besar dikelilingi butirsn kecil,
lamella tidak jelas.

C. Amylum Manihot
Nama Lain : Pati singkong
Nama Tanaman Asal : Manihot Utilissima (Pohl.)
Keluarga : Euphorbiaceae
Isi : Amilosa dan amilopektin
Penggunaan : Bahan penolong bahan sediaan obat
Pemerian : Serbuk halus kadang-kadang berupa
umpalan kecil, warna putih tidak
berbau, tidak berasa
Bagian Yang Digunakan : Pati yang diperoleh dari umbi akar
Bentuk : Bulat, ada yang ramping
Hilus : Sentris, berupa titik atau huruf
lamda
Susunan : Tunggal atau menggrombol tiga
(triaderphis), lamella ada tapi tidak
jelas.

D. Amylum Marantae
Nama Lain : Pati Garut
Nama Tanaman Asal : Maranta arundinaceae L.
Bentuk : seperti elips atau bulat panjang
tidak simetris
Hilus : Letaknya aksentris pada ujung
lebar, bentuk Huruf V
Susunan : Tunggal atau berdua (dialephis),
lamella ada dan jelas

E. Amylum Solani
Nama Lain : Pati kentang
Nama Tanaman Asal : Solanum tuberosum (L.)
Keluarga : Solanaceae
Isi : Amilosa dan amilopektin
Penggunaan : Bahan penolong bahan sediaan obat
Pemerian : Serbuk halus, warna putih, tidak
berbau
Bagian Yang Digunakan : Pati yang diperoleh dari ubi
Bentuk : Seperti elips (ellisoidus)
Hilus : Eksentris pada ujung yang
menyempit berupa titik
Susunan : Tunggal dan menggerombol sampai
tiga, lamella terlihat jelas
2. FOLIUM (DAUN)
A. Datura Folium
Nama Lain : Daun Kecubung
Nama Tanaman Asal : Datura metel L.
Pemerian : Serbuk berwarna hijau tua abu-abu berbau
tidak enak dan khas (memabukan), rasa
pahit tidak enak.
Mikroskopik : Kalsium oksalat berbentuk roset atau
bitang terdapat dalam satu lapis Jaringan
mesofil dengan berkas pengangkut
bercabang, kristal .Sel parenkim bunga
karang, kecuali sel yang berbatasan
dengan urat Daun (tulang daun),rambut
kelenjar dan rambut penutup bersel
banyak (multiselular), jumlahnya tidak
banyak, stomata dikelilingi. Oleh tiga atau
empat sel tetangga, yang satu lebih kecil
dari yang lain (stomata tipe anisositik).

B. Digitalis Folium
Nama Lain : Daun digitalis / Daun jari
Nama Tanaman Asal : Digitalis purpurea (L)
Keluarga : Scrophulariaceae
Isi : Glukosida dan terurai menjadi
Glukosa dan Aglukon
Persyaratan Kadar : Potensi tidak kurang dari 10 S.I tiap
Gram
Penggunaan : Kardiatonika
Pemerian : serbuk berwarna hijau abu-abu,
berbau lemah, rasa pahit, apabila
basah baunya seperti teh.
Bagian Yang Digunakan : Daun
Mikroskopik : sebagian besar terdiri dari mesofil,
epidermis dengan stomata tipe
Anomositik atau tipe
Ranunculaceae, epidermis atas
dinding sedikit Berombak dan
epidermis bawah berdinding sangat
berombak, rambut Penutup
miltiseluler berkutikula berbintik-
bintik, seiring dengan sel yang
menyimpit (kolaps), kadang-kadang
ada yang berbentuk seperti Ujung
sumbu lilin, rambut kelenjar dengan
satu atau dua sel kepala Terdapat
pori air pada tepi gigi daun pada
umumnya satu pori untuk satu daun
tiap daun jarang dua pori .

C. Nerii Folium
Nama Lain : Daun Oleander
Nama Tanaman Asal : Narium Oleander L.
Pemerian : Serbuk hijau kecoklatan, tidak
berbau,berasa pahit
Mikroskopik : Kutikula terlepas dari epidermis
berbentuk lurus atau setengah
lingkaran, kristal kalsium oksalat
berbentuk roset atau prisma, berkas
pengangkut berbentuk tangga atau
noktah, stomata bertipe kriptofor
(tenggelam atau tersembunyi)
dengan banyak rambut penutup
bersel Tunggal (uniseluler)
berbentuk kerucut.

D. Theae Folium
Nama Lain : Daun teh
Nama Tanaman Asal : Camellia sinensis (L) O.K. yang
disebut juga Thea sinensis
Keluarga : Theaceae
Isi : Coffein, tanin dan sedikit minyak
atsiri
Penggunaan : Anti dotum, keracunan alkaloida &
logam-logam berat, Analeptika,
stimulansia
Pemerian : serbuk hijau sampai hijau
kehitaman, bau agak aromatis, rasa
pahit dan kelat.
Bagian Yang Digunakan : Daun
Mikroskopik : epidermis atas dan epidermis bawah
dengan stomata tipe anomositik
kristal kalsium oksalat berbentuk
roset, sel batu bentuk khas
(bercabang).

E. Sonchi Folium
Nama Lain : Daun tempuyung
Nama Tanaman Asal : Sonchus arvensis ( L )
Keluarga : Asteraceae
Isi : Kalium, silikat
Penggunaan : Diuretika
Pemerian : Serbuk hijau kelabu, berbau
rumput, rasa agak kelat
Bagian Yang Digunakan : Daun
Mikroskopik : epidermis atas dengan dinding agak
bergelombang, rembut kelenjar
pendek (uniseluler). stomata bertipe
anostik, ada epidermis berwarna
ungu dan kadang-kadang ditemukan
tepi daun sangat runcing.

F. Elephantopi Folium
Nama Lain : Daun tapakliman
Nama Tanaman Asal : Elephantopus scaber (L)
Keluarga : Asteraceae
Isi : Flavonoida luteolin-7-glukosida
Penggunaan : Anti demam, Adstringen
Pemerian : Serbuk hijau tua, tidak berbau,
terasa tawar, lama-lama pahit
Bagian Yang Digunakan : Daun
Mikroskopik : rambut penutup berdinding tebal,
besar, banyak, kadang-kadang
kadang-kadang terdapat gelembung
udara didalamnya, epidermis atas
dan bawah dengan stomata tipe
anisositik, kristal kalsium oksalat
berbentuk roset atau prisma,
pembuluh kayu dengan penebalan
tangga atau spiral serta serabut
sklerenkim.

G. Melaleucae Folium
Nama Lain : Daun kayu putih
Nama Tanaman Asal : Melaleuca leucadendra (L)
Keluarga : Myrtaceae
Isi : Minyak atsiri, sineol
Penggunaan : perdarahan stomachicum, spasmolik
Pemerian : serbuk hijau sampai kelabu bau
khas aromatis, rasa pahit
Mikroskopik : epidermis atas dengan kutikula tebal,
epidermis bawah dengan stomata tipe
animositik, rambut penutup bersel
tunggal, ujung runcing berdinding
tebal, mesofil dengan kelenjar minyak
lisigen berwarna kekuningan, serabut
kristal kalsium oksalat berbentuk
prisma, serabut sklerenkim.

H. Sennae Folium
Nama Lain : Daun sena
Nama Tanaman Asal : Casssia acutifolia ( Del. ), Cassia
angustifolia ( Vahl. )
Isi : Rhein, aloe-emodin dan asam krin
Penggunaan : Pencahar
Pemerian : serbuk hijau kekuningan, bau lemah,
khas, rasa berlendir agak pahit.
Bagian Yang Digunakan : Anak daun
Mikroskopik : mesofil dengan kristal kalsium
oksalat bentuk roset atau prisma,
stomata tipe parasitic atau tipe
Rubiaceae, rambut penutup dengan
kutikula bergirigi dan bengkok,
epidermis disekeliling rambut
penutup berbentuk khas, serabut
sklerenkim.
Reaksi Warna : serbuk pada kertas saring ditetsi
larutan kalium hidroksida akan
berwarna merah ( golongan
antrakinon).

3. CORTEX (AKAR)
A. Cinnamomi Cortex
Nama lain : Kulit Kayu manis, Ceylon
Cinnamon
Nama tanaman asal : Cinnamomum zeylanicum (BI)
Keluarga : Lauraceae
Isi : Minyak atsiri yang mengandung
egenol sinamilaldehida, zat
penyamak, pati, lendir
Penggunaan : Karminativa, menghangatkan
lambung, dicampur dengan
adstringensia lainnya untuk obat
mencret
Pemerian : serbuk coklat sampai coklat tua,
bau khas aromatis, rasa khas manis
hangat berlendir.
Bagian yang digunakan : Kulit bagian dalam yang diperoleh
dari anak batang yang telah
dipangkas.
Mikroskopik : amilum di, tri, dan tetra adelphis,
sel batu berdinding tebal, ada sel
batu dengan penebalan huruf U,
parenkim floem, parenkim korteks
dengan sel-sel lender dan sel
minyak, kristal kalsium oksalat
berbentuk prisma atau rapida
(berkas jarum).

B. Chinae Cortex
Nama lain : Kulit kina, Peruvian bark, Jesuit
bark
Nama tanaman asal : Cinchona succirubra
Keluarga : Rubiaceae
Isi : Alkaloida kinina, sinkonina, damar,
sinkodina, kina tanat, kinidin, asam
tanat, asam kina, malam
Persyaratan kadar : Kadar kinin tidak kurang dari 8,0 %
Penggunaan : Antipiretika, antimalaria, amara.
Pemerian : serbuk coklat muda sampai coklat
merah, hamper tak berbau, berasa
sangat pahit dan kelat.
Bagian yang digunakan : Kulit batang , kulit dahan, kulit akar
Mikroskopik : jaringan gabus berwarna coklat atau
coklat merah, parenkim korteks
dengan kristal kalsium oksalat
berbentuk pasir, cirri khas berupa
serabut sklerenkim kuning, besar,
dinding tebal, lumen sempit dengan
noktah bentuk corong, noktah dan
lamela jelas

C. Rhamni frangiae Cortex


Nama Tanaman Asal : Rhamnus frangula L.
Pemerian : serbuk berwarna coklat sampai
coklat hitam, berbau khas, rasa pahit
jika dikunyah akan memberi warna
kuning pada ludah
Mikroskopik : jaringan gabus berwarna sindur
sampai coklat merah, parenkim
floem, Parenkim korteks, fragmen
buluh tapis disertai dengan serabut
kristal serabut sklerenkim, berwaena
kekuningan dengan kristal kalsium
oksalat bentuk roset atau prismatis,
sering lepas, ada fragmen lumut
kerak (lichenes) sel-selnya berjajar
halus, berwarna hijau kelabu dengan
apotesia berwarna hitam, butir-butir
amilum bulat telur.

4. RADIX DAN RHIZOMA (AKAR DAN RIMPANG)


A. Ipecacuanhae Radix
Nama lain : Akar Ipeka, akar muntah
Nama tanaman asal : Psychotria ipecacuanha Stokes,
Cephaelis ipecacuanha, Cephaelis
acuminata, Uragoga ipecacuanha,
Psychotria ipecacuanha
Keluarga : Rubiaceae
Isi : Alkaloid emetina, sefaelina,
psikotrina, emetine orthomethil,
sikotrina
Persyaratan kadar : Kadar emetin 2 ,0 %
Penggunaan : Dalam jumlah amat kecil sebagai
menambah nafsu makan, dalam
jumlah sedang sebagai diaforetika
dan ekspektoransia, dalam jumlah
besar sebagai emetika
Pemerian : serbuk berwarna coklat abu-abu,
hampir tak berbau, pahit dan
menyebabkan ingin muntah
Bagian yang digunakan : Akar/campuran akar/pangkal
batang
Mikroskopik : jaringan gabus berwarna kecoklatan
berdinding bentuk polygonal traeka
dan trakeida bernoktah, parenkim
berdinding tipis dengan butir-butir
amilum dan ada kristal kalsium
oksalat berbentuk rapida (bekas
jarum), kristal lepas tersebar, bentuk
jarum. Amilum berbentuk bulat
telur, plankonveks, mono, di sampai
oktaadhelpis

B. Rhei Radix
Nama Lain : kelembak
Nama tanaman asal : Rheum palmatum, Rheum officinale
dan species atau hibrida lainnya
kecuali Rheum rhaponticum
Keluarga : Polygonaceae
Isi : Antraglukosida yang pada
penguraian memberikan emodin,
rhein, aloe emodin dan asam
krisofanat. Terdapat pula tanin,
pektin, katekhin, pati, kalsium
oksalat
Penggunaan : Laksativa
Pemerian : serbuk berwarna kuning kecoklatan,
berbau khas aromatik, berasa khas
pahit dan kelat, bila dikunyah terasa
ada pasirnya.
Bagian yang digunakan : Pangkal batang beserta sebagian
akar
Mikroskopik : jaringan gabus berwarna coklat,
parenkim floem, trakea dengan
penebalan Y, jala cincin, dan spiral,
cirri khas adanya kristal kalsium
Oksalat lepas berbentuk roset dan
besar, amilum berbentuk bulat telur
mono, di, triadelphis.

C. Zingiberis Rhizoma
Nama Lain : Jahe
Nama Tanaman Asal : Zingiber officinale Roscoe
Keluarga : Zingiberaceae
Isi : Pati, damar, oleo resin, gingerin,
minyak atsiri yang mengandung
zingeron,zingiberol,
zingiberin,borneol, kamfer, sineol
dan felandren
Pemerian : serbuk berwarna kuning kecoklatan,
bau khas aromatik, berasa khas
aromatis dan pedas
Penggunaan : Karminativa, stimulansia, diaforetika
Bagian yang digunakan : akar tinggal yang sebagian kulitnya
telah dikupas
Mikroskopik : Jaringan gabus, parenkim korteks,
dan sel secret berisi oleoresin
berwarna kuning sampai kuning
coklat, serabut sklerenkim dengan
salah satu dindingnya berombak,
trakea dengan penebalan tangga,
butir amilum bentuk khas, yaitu
serupa elips dengan tonjolan di salah
satu ujung.

D. Curcuma xanthorrhizae rhizoma


Nama lain : Temulawak, koneng gede
Nama Tanaman Asal : Curcuma Xanthorrizoma L
Keluarga : Zingiberaceae
Isi : minyak atsiri yang mengandung
felandren dan tumerol, zat warna
kurkumin, pati. Kadar minyak atsiri
tidak kurang dari 8,2% b/v
Penggunaan : kolagoga, antispasmodika
Pemerian : bau khas aromatic, rasa tajam dan
pahit
Bagian yang digunakan : kepingan akar tinggal
Mikroskopik : Jaringan gabus, parenkim korteks,
dan sel sekrret berwarna kuning tua
sampai kuning coklat, serabut
sklerenkim dengan salah satu
dinding berombak, trakea penebalan
tangga. Butiran amilum berbentuk
khas seperti jahe, seluruh sediaan
berwarna kuning tua karena
mengandung kurkumin

5. SEMEN (BIJI)
A. Strychni Semen
Nama Lain : Biji strihni
Nama Tanaman Asal : Strychnos nux vomica L.
Keluarga : Loganiaceae
Isi : Alkaloida terutama strichnina dan
brusina, minyak lemak, glukosid
loganin
Persyaratan Kadar : Kadar strichina tidak kurang dari
1,2 %
Penggunaan : amara, strimulansia, antidota (pada
keracunan obat tidur dari golongan
barbitura)
Pemerian : serbuk berwarna merah muda,
hampir tak berbau, berasa sangat
pahit
Bagian Yang Digunakan : Biji yang masak
Mikroskopik : fragmen epidermis testa dengan
rambut yang memiliki ujung tumpul
rambut dengan penebalan dan
pahatan yang mudah dikenal, basal
rambut membesar, endosperm
dengan benang-benang plasmdesma
sel kolaps
Reaksi Warna : dinding sel endosperm dan rambut
dengan pereaksi floroglusionol-
asam klorida dan dipanaskan akan
berwarna merah ( lignin).
B. Foenigraeci Semen
Nama Lain : Biji Klabet
Nama Tanaman Asal : Trigonella foenumgraecum (L.)
Keluarga : Papilionaceae
Isi : Minyak atsiri, alkaloida trigonelin,
lender, minyak lemak
Penggunaan : Karminativa, tonikum, bahan
pewangi
Pemerian : serbuk coklat kekuningan, berbau
khas aromatik, berasa pahit tidak
enak
Bagian Yang Digunakan : Biji
Mikroskopik : epidermis luar terdiri dari selapis sel
berbentuk serupa palisade dan
berkutikula berdinding tebal, bila
dilihat secara tangensial berupa sel
batu berbentuk polygonal, fragmen
palisade bersama sel penyangga
dengan dinding radial berusuk
menjari, fragmen endosperm,
fragmen lembaga dengan sel berisi
aleuron dan tetes minyak, sel lender
dari endosperm berdinding berlapis-
lapis (bila dilihat pada media air-
gliserin).

6. FRUCTUS (BUAH)
A. Piperis Albi Fructus
Nama Lain : Lada putih, merica putih
Nama Tanaman Asal : Piper nigrum L.
Keluarga : Piperaceae
Isi : Minyak atsiri dan pati
Penggunaan : Karminativa
Pemerian : Serbuk berwarna coklat muda, bau
khas aromatis, berasa khas aromatis
dan pedas
Bagian Yang Digunakan : Buah
Mikroskopik : fragmen perisperm bening berisi
amilum, dinding buah berwarna
coklat terdiri dari sel batu bentuk
persegi panjang lumen sempit
endokarp terdiri sel batu bentuk
piala atau dengan penebalan U, sel
secret berwarna kuning terletak di
perisperm. Amilum kecil-kecil,
kompak, berbentuk bulat atau
polygonal.

B. Foeniculli Fructus
Nama Lain : Buah adas
Nama Tanaman Asal : Foeniculum vulgare ( Mill. )
Keluarga : Apiaceae
Isi : Minyak atsiri yang mengandung
anetol, fenkon (rasa pahit), metal
khavikol, anisaldehida, minyak
lemak
Penggunaan : Karminativa, obat mulas, obat
gosok anak
Pemerian : serbuk berwarna coklat kuning,
berbau dan berasa khas aromatik
Bagian Yang Digunakan : Oleum Foeniculi FI
Mikroskopik : Parenkim mesokarp dengan
penebalan bentuk jala berwarna
coklat , fragmen saluran minyak
(vittae) berwarna kuning kecoklatan,
fragmen endocarp dengan
permukaan merupakan sel-sel
tersusun seperti “parkit”, fragmen
endosperm tak berwarna, polygonal
tak teratur Berdinding tebal berisi
aleuron dan kristal kalsium oksalat
berbentuk roset.

7. FLOS (BUNGA)
A. Caryophylli Flos
Nama Lain : Cengkeh
Nama Tanaman Asal : Syzygium aromaticum (L) Merill et
perry atau Eugenia caryophyllata Thunb.
Keluarga : Myrtaceae
Isi : Minyak atsiri yang mengandung
Egenol. Zat serupa damar, tidak
berasa, hablurnya berupa jarum
yang disebut kariofilin, zat
penyamak dan Gom
Penggunaan : Stimulansia, obat mulas,
menghilangkan rasa mual dan
muntah
Pemerian : Serbuk berwarna coklat kehitaman,
bau khas dan rasa khas aromatis
Mikroskopik : Serbuk sari berwarna merah coklat
sampai tak berwarna, berbentuk
tetra herbal, fragmen sel batu bentuk
polygonal, berkas pengangkut
dengan trakeaa penebalan spiral,
sklerenkim berdinding tebal, kristal
kalsium oksalat bentuk roset,
kelenjar minyak tipe sizolisigen
berbatasan dengan epidermis.

B. Cannabis Sativa Folium


Nama lain : ganja
Nama Tanaman Asal : Cannabis sativa L.
Pemerian : Serbuk berwarna hijau tua, baunya
tidak khas tetapi jika dibakar baunya
khas, mula-mula tak berasa tetapi
lama-lama menebalkan lidah.
Mikroskopik : Fragmen epidermis bawah dinding
berombak dengan stomata tipe
anomosis, epidermis atas dinding
tidak berombak dan tidak ada
stomata. Rambut penutup bersel
tunggal, bengkok, meruncing,
dasarnya melebar berisi cytolith,
rambut kelenjar ada dua macam,
yang pendek bersel tunggal dan
yang panjang tangkai berbentuk
lidah dan kepala terdiri dari 8–16
sel, kristal kalsium oksalat
berbentuk roset, berkas pengangkut
dengan penebalan spiral.

C. Opii Pulvis
Nama lain : serbuk opium
Nama Tanaman Asal : Papaver somniverum L.
Pemerian : Serbuk berwarna coklat kekuningan
sampai coklat, berbau khas (juga
kalau dibakar), berasa pahit.
Mikroskopik : Dalam kloral hidrat tampak
fragmen epidermis luar kapsula,
bentuk polygonal, sel epidermis
stigma (kepala putik) banyak noktah
dan berlumen bentuk bintang,
fragmen daun terlihat epidermis atas
dan bawah, polygonal, dinding tipis
dengan stomata tipe Ranunculaceae,
serbuk sari berbentuk bulat, licin
dengan tiga pori, hife kapang,
butiran pasir.
Reaksi myeline : Serbuk ditambah larutan tannin 5-
10% dalam air, terjadi gelembung
hialin berisi granul halus,
gelembung makin lama makin
membesar dan membentuk tonjolan
berupa pita, akhirnya pecah
ujungnya menjadi masa terbagi
halus, peristiwa ini berlangsung
cepat.
III. ALAT DAN BAHAN
III.1 ALAT
1. Mikroskopik
2. Obyek Glass
3. Lampu Spiritus

III.2 BAHAN
1. Amylum Oryzae 19. Zingiberis Rhizoma
2. Amylum Tritici 20. Curcuma Xanthorrhizae
3. Amylum Mnihot Rhizoma
4. Amylum Marantae 21. Strychni Semen
5. Amylum Solani 22. Foenigraeci Semen
6. Datura Folium 23. Piperis Albi Fructus
7. Digitalis Folium 24. Foeniculli Fructus
8. Nerii Folium 25. Caryophylli Flos
9. Theae Folium 26. Cannabis Sativa Folium
10. Sonchi Folium 27. Opii Pulvis
11. Elephantopi Folium 28. Aquadest
12. Melaleuca Folium 29. larutan ioudium
13. Sennae Folium 30. larutan kloralhidrat
14. Cinnamomi Cortex 31. larutan kalium
15. Chinae Cortex hidroksida
16. Rhamni frangiae 32. peraksi floroglusionol-
Folium asam klorida
17. Ipecacuanhae Radix 33. larutan tannin
18. Rhei Radix
IV. CARA KERJA
IV.1 Amylum

Taruh dalam obyek


Ambil sedikit amilum
glass

tutup dengan cover


beri beberapa tetes air
glass

lihat di mikroskop dengan perbesaran lemah


(12,5x10) dan perbesaran kuat(12,5x40)

IV.2 Folium

tambah beberapa
hangatkan diatas
Taruh sedikit tetes larutan hidrat
nyala spiritus
serbuk daun pada ( 50 gr
(jangan sampai
objek glass kloralhidrat dalam
mendidih)
20ml air suling)

kalau perlu setelah dingin,


ditambah larutan lihat di mikroskop
Tutup dengan kloralhidrat dengan perbesaran
cover glass berlebih dihisap lemah (12,5x10)
dengan kertas dan perbesaran
saring kuat(12,5x40)
IV.3 Cortex, Radix, Rhizoma dan Semen

Taruh sedikit tambah beberapa tetes hangatkan diatas


serbuk daun larutan hidrat (50 gr nyala spiritus
pada objek kloralhidrat dalam 20 (jangan sampai
glass ml air suling) mendidih)

kalau perlu ditambah larutan


Tutup dengan
kloralhidrat berlebih dihisap dengan
cover glass
kertas saring

setelah dingin, lihat di


dilihat dalam media air
mikroskop dengan perbesaran
untuk memeriksa bentuk
lemah (12,5x10) dan
butir amilum
perbesaran kuat(12,5x40)

IV.4 Percobaan makroskopik

Mata telanjang atau bantuan kaca


lihat organ simplisia
pembesar

Anda mungkin juga menyukai