Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

(P2 PENGAMATAN SIMPLISIA SECARA

MAKROSKOPI, MIKROSKOPI, DAN MIKROKIMIA )

Tanggal Praktikum: 15 Maret 2021

Pengampu : apt. Dewi Andini K.M., M.Farm

Disusun oleh :

Gol,Kelompok/Kelas: 3A/B

Neni Yuli Sulistiani 20105011066

Siti Aminah 20105011068

Cindy Aurelia Vernanda 20105011069

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
MARET 2021

I. Tujuan

Setelah melakukan praktikum ini, dengan menggunakan panca indera dan mikroskop
maka mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi suatu simplisia secara
makroskopi, mikroskopi dan mikrokimia.
II. Dasar Teori

Mutu simplisia dapat diketahui dengan melakukan analisis kuantitatif dan


kualitatif. Analisis kuantitatif meliputi penentuan bahan organic asing, kadar air,
kadar abu dan penentuan kandungan zat dalam simplisia dengan tujuan untuk
mengetahui kemurnian dan mutu simplisia nabati. Analisis kualitatif meliputi
pengujian organoleptik, makroskopi dan mikroskopi untuk mengetahui jenis
simplisia, pengujian histokimia dan identifikasi kimia terhadap senyawa yang tersari
untuk menentukan kelompok utama zat aktif.
Uji makroskopik dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar atau tanpa alat.
Cara ini dilakukan untuk mencari kekhususan morfologi, ukuran dan warna simplisia
yang diuji. Setiap ciri morfologi diamati dan disesuaikan dengan persyaratan dalam
Monografi Materia Medika Indonesia.

Uji mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop dengan


pembesaran yang disesuaikan dengan keperluan. Simplisia yang diuji dapat berupa
sayatan melintang, radial, paradermal atau membujur atau dapat pula berupa serbuk.
Uji mikroskopik mengamati unsur-unsur anatomi jaringan yang khas. Dari pengujian
ini diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen pengenal spesifik masing-masing
simplisia.

Metode mikroskopik merupakan cara utama untuk mengenali simplisia


berbentuk sayatan atau serbuk yaitu dengan pengamatan di bawah mikroskop dengan
pembesaran 10 kali atau lebih.

Metode mikrokimia menggunakan pereaksi antara lain adalah air untuk


melihat serbuk amilum pada radix, semen dan fructus, kloralhidrat untuk melihat
serbuk-serbuk pada umumnya dan reagen zat warna seperti aqua-iod untuk melihat
amilum, NaOH/KOH untuk melihat lignum dan FeCl3 untuk melihat tannin.

20 Cara menggunakan mikroskop:

1. Perbesaran lemah (10 x 10)

 Putar revolver dan arahkan lensa objektif perbesaran 10 x di atas kondensor


dengan tepat. Buka diafragma dan aturlah kondensor.
 Arahkan cermin kea rah datangnya cahaya, sambil melihat lensa okuler cari
cahaya yang paling terang.
 Preparat diletakkan tepat di bawah lensa objektif, putar sekerup besar pada
tabung untuk mengatur lensa objektif agar dekat dengan preparat (jangan
sampai menyentuh preparat).
 Sambil melihat pada lensa okuler, sekerup makro digerakkan agar lensa
objektif naik ke atas sedikit demi sedikit menjauh preparat sampai didapatkan
bayangan dengan jelas.

2. Perbesaran kuat (40 x 10 atau 100 x 10)

 Setelah dihasilkan bayangan yang tepat pada perbesaran lemah, putarlah


revolver untuk mengganti perbesaran lensa objektifnya.
 Bila belum jelas maka dapat diatur dengan menggerakkan sekerup halus.
Jangan sekali-kali menggerakkan sekerup besar untuk perbesaran kuat !

3. Memperjelas bayangan benda

 Buka diafragma secara sempurna


 Aturlah kondensornya
 Aturlah tabung dengan menggerakkan sekerup halus.

Pengamatan mikroskopik amilum ubi jalar, susunan amilumnya terlihat bergerombol,


hilus ada ditengah, lamela tidak ada, butir amilum ada yang berbentuk sferis dan ada pula
yang berbentuk polihedral. Pada amilum ubi jalar ini dijumpai lebih banyak banyak butir
amilum yang berbentuk yang berbentuk polihedral dibandingkan dengan yang berbentuk
sferis. (bagus. rissang,dkk, 2017).

taksonomi dan klasifikasi tanaman ubi jalar menurut Malik (2003) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Solanales

Famili : Concolvulaceae

Genus : Ipomea

Species : Ipomea batatas (L.) Lam

Nama Lokal : Ubi Jalar Kuning


Pereaksi lain yang sering digunakan untuk identifikasi tannin adalah FeCl3, tannin
dengan FeCl3 akan membentuk kompleks yang berwarna biru sampai hitam. (Jork dkk.,
1990)

Sudan III atau IV Larutan ini digunakan untuk mendeteksi minyak dan suberin atau
kutin yang terdapat pada preparat. (Baiq farhatul W.,dkk.,2018)

KLORALHIDRAT digunakan untuk menjernihkan sediaan (melarutkan isi sel).


Untuk mempercepat kerjanya dapat sedikit dipanaskan, tetapi kalau terlalu lama dapat
merusakkan dinding. (Moch. Amrun H., Dkk.,2016)

III. Alat dan Bahan

Alat :
1) Mikroskop cahaya
2) objek gelas
3) cover glass
4) pipet tetes
5) sendok sungu
6) lampu spiritus
7) korek api

Bahan :
1) Ubi Jalar
2) Daun Sirih
3) Aquadest
4) KOH/NaOH
5) Kloralhidrat
6) FeCl3 3%
7) Sudan III

IV. Cara Kerja

 Ubi Jalar

Disiapkan simplisia yang sudah proses pengeringan dan yang sudah menjadi serbuk

Disiapkan objek gelas, diambil serbuk ubi jalar secukupnya dan diletakkan ditengah
objek gelas

Ditambahkan pereaksi aquades secukupnya ,1-2 tetes


Ditutup dengan cover gelas

Setelah hasil yang diamati pada mikroskop, ditambahkan larutan iodium secukupnya ,

1-2 tetes

Diatas serbuk yang ada di objek gelas

Diamati dibawah mikroskop

 Daun Sirih

 Menggunakan mikroskopi:

Diambil simplisia daun sirih secukupnya lalu diletakkan di dalam objek gelas

Ditambahkan pereaksi yaitu kloralhidrat,lalu ditutup dengan cover gelas dan diamati dengan
mikroskop

 Menggunakan mikrokimia:

Diambil sedikit serbuk daun sirih, lalu dimasukkan ke dalam objek gelas

Ditambahkan FeCL3 sebanyak 1-2 tetes.

Kemudian untuk pereaksi yang kedua ditambahkan Sudan III sebanyak 1-2 tetes.

Kedua pereaksi tersebut dipanaskan diatas lampu spritus hingga sedikit mendidih.
V. Pembahasan

Uji makroskopik dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar atau tanpa


alat. Uji mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran
yang disesuaikan dengan keperluan. Metode mikrokimia menggunakan pereaksi
antara lain adalah air untuk melihat serbuk amilum pada radix, semen dan fructus,
kloralhidrat untuk melihat serbuk-serbuk pada umumnya dan reagen zat warna seperti
aqua-iod untuk melihat amilum, NaOH/KOH untuk melihat lignum dan FeCl3 untuk
melihat tannin.
Pada uji mikroskopik dengan bahan simplisia ubi jalar, setelah diamati
menggunakan mikroskop dengan penambahan aquades terlihat fragmen-fragmen dari
amylum pada pengamatan mikroskop 20x10. Lalu untuk memastikan apakah benar
amylum atau tidak, ditambahkan larutan iodium, terlihat fargmen berwarna biru
kehitaman pengamatan pada mikroskop 20x10.
Pada uji mikroskopik dengan bahan simplisia daun sirih, didapatkan hasil
pengamatan mikroskop skalal 20x10 setelah ditambahkan kloralhidrat terdapat
fargmen berwarna jingga.
Selanjutnya uji mikrokimia pada bahan simplisia daun sirih dicampurkan
dengan reagen FeCL3 terdapat fragmen berwarna hijau kehitaman, sendangkan untuk
simplisia daunsirih ditambahkan sudan III muncul warna jingga dibeberapa fragmen.

Anda mungkin juga menyukai