Anda di halaman 1dari 6

Ekstraksi Green Tea

Ditimbang 50 gram bubuk kering daun teh hijau

Dimaserasi dengan 150 mL etanol 96% selama 60 menit pada suhu kamar dan
ditambahkan 0,7% baking soda dari jumlah pelarut

Campuran disaring

Ekstrak cair diuapkan dengan menggunakan vakum evaporator

Kondisi optimum diperoleh pada saat penguapan pada tekanan termos 90 mBar
pada suhu 40oC.

Prosedur Sabun Transparan Dari Minyak Kelapa Dengan Penambahan


Extract Green Tea
Dilelehkan 5 gram asam stearat pada suhu 70-80oC.

30 gram minyak kelapa dipanaskan dan diaduk dengan menggunakan


pengaduk magnetik dengan kecepatan 550 rpm pada Suhu ± 70°C - 80oC
selama 5 menit.

Ditambahkan asam stearat yang telah meleleh

Ditambahkan 0,3 gram asam sitrat dan 0,2 gram NaCl

Diaduk sampai homogen ± 5 menit pada suhu yang dipertahankan 70-80ºC.

Ditambahkan 5 gram NaOH


NaOH dilarutkan dalam 15 ml air suling, dan diaduk sampai trance (Trance
adalah kondisi dimana sabun sudah terbentuk yang ditandai sebagai akhir
proses pencampuran dan juga sabun campuran mulai menebal)

19 gram etanol ditambahkan dan diaduk ± 5 menit sampai homogen

Ditambahkan molase (5 gram gula telah dilarutkan dalam 5 ml air suling)

Ditambahkan gliserin 5-6 gram, diaduk sampai semua sabun terlarut

Suhu diturunkan menjadi 40ºC

Ditambahkan ekstrak green tea sesuai perlakuan (0,5; 1,0; 1,5; 2,0%)

Campuran dituangkan ke dalam cetakan, setelah ± 10 menit ditutupi dengan


plastik kemudian penyimpanan pada suhu kamar selama 24 jam sampai sabun
mengeras.

Dilakukan analisis lebih lanjut dari sabun (organoleptik, sifat kimia, uji iritasi,
antioksidan dan aktivitas antimikroba)

UJI EVALUASI

I. Evaluasi Sediaan

Organoleptis

Uji organoleptis dilakukan terhadap perubahan-perubahan warna dan bau


pada sediaan.
Krim dianalisis melalui pengamatan visual meliputi warna, bau, dan bentuk

(Hendradi dkk., 2013).


Uji Iritasi Kulit

Uji iritasi kulit dilakukan langsung pada manusia dengan cara uji tempel.
Sediaan ditimbang 0,1 gram dioleskan pada lengan bagian dalam dengan
diameter 2 cm, kemudian ditutup dengan kain kasa dan plester. Setelah
24 jam gejala yang timbul diamati. Pemeriksaan ini dilakukan terhadap 5
orang panelis untuk masing–masing formula. Pemeriksaan dilakukan
selama 3 hari berturut– turut.

Ditimbang 0,1 gram sediaan, dioleskan pada lengan bagian dalam dengan
diameter 2 cm

Ditutup dengan kain kasa dan plester

Setelah 24 jam gejala yang timbul diamati

Uji Daya Pembasah

Uji daya pembasah dilakukan dengan metode Draves. Benang kapas


seberat 2 gram digulung sepanjang 9 cm dan salah satu ujungnya
dikaitkaan ke beban seberat 0,5 gram. Larutan sabun 0,1%
dimasukkan ke dalam beaker glass ukuran 1 liter, benang dan beban
dimasukkan ke dalam larutan sampel. Pada saat beban dijatuhkan, stop
watch dihidupkan dan stop watch dimatikan pada saat beban menyentuh
dasar beaker glass.
Benang kapas seberat 2 gram digulung sepanjang 9 cm dan salah satu ujungnya
dikaitkaan ke beban seberat 0,5 gram.

Pada saat beban dijatuhkan, stop watch dihidupkan dan stop watch dimatikan
pada saat beban menyentuh dasar beaker glass
Uji Daya Busa Terhadap Air Suling

Uji daya busa terhadap air suling dilakukan dengan cara: larutan sabun 1
% sebanyak 50 ml dimasukkan ke dalam gelas ukur 500 ml kemudian
tingginya diukur. Teteskan 200 ml larutan yang sama dengan bantuan
buret dengan ketinggian 90 cm di atas permukaan sabun, setelah 5 menit
tinggi busa yang terbentuk segera diukur.

Larutan sabun 1 % sebanyak 50 ml dimasukkan ke dalam gelas ukur 500 ml

Diukur tingginya.

Diteteskan 200 ml larutan yang sama dengan bantuan buret dengan ketinggian
90 cm di atas permukaan sabun

Setelah 5 menit tinggi busa yang terbentuk segera diukur

Uji Daya Busa Terhadap Air Sadah


Air sadah dibuat dengan melarutkan 0,3 gram CaCO3 dan 0,15 gram
MgCO3 dalam air suling 500 ml kemudian dipanaskan, kemudian pada
saat dipanaskan tersebut ditambahkan HCl setetes demi setetes hingga
larut. Selanjutnya dilakukan uji yang sama dengan pengujian daya busa
terhadap air suling.

Dibuat air sadah, dipanaskan

Ditambahkan HCl setetes demi setetes hingga larut

Dilakukan uji yang sama dengan pengujian daya busa terhadap air suling

(Supandi, 2009).
Uji Kekerasan

Tingkat kekerasan ditentukan dengan mengukur kedalaman jarum


penetrasi pada sabun. Kedalaman ini biasanya dinyatakan dalam
sepersepuluh milimeter dari nilai yang tercantum pada skala
penetrometer. Semakin tinggi kedalaman penetrasi jarum menunjukan
bahwa suatu sampel semakin lunak. Ada kecenderungan, meningkatnya
konsentrasi lengkuas, kekerasan sabun akan melunak. Bila sabun
terlalu lunak akan menyebabkan sabun mudah larut dan menjadi cepat
rusak.
Siapkan sabun padat dan jarum

Ditusukkan jarum pada sabun

Semakin tinggi kedalaman penetrasi jarum menunjukan bahwa suatu sampel


semakin lunak

(Hernani et al., 2010).


Uji pH
Sabun terhidrolisis dengan adanya H2O sehingga membebaskan NaOH .
Digunakan indikator PP dan jika berubah menjadi merah maka sabun
bersifat basa jika tidak berwarna maka sabun bersifat asam. Sabun
batangan dipotong kecil dengan menggunakan pisau atau alat tajam
lainnya kemudian diberi lubang dibagian tengahnya. Diteteskan indikator
PP ke dalam lubang tersebut. Diamati , jika berwarna merah maka sabun
mempunyai pH basa , jika tidak berwarna maka sabun mempunyai pH
asam.

Sabun batangan dipotong kecil dengan menggunakan pisau atau alat


tajam
Diteteskan indikator PP ke dalam lubang tersebut

Diamati warna yang terbentuk

(Hernani et al., 2010).

Anda mungkin juga menyukai