Disusun oleh :
MIRA RIZKY LESTARI (23175192A)
DEVI OKTAVIANA PUTRI (23175195A)
YOSEFA MARIA WEAN (23175197A)
DINDA CATUR CAHYANI (23175198A)
LISCA DEYANA DINDA S. (23175199A)
Dasar Teori
Emulsi
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat,
terdispersi dalam cairan pembawa, di stabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan
yang cocok. Merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak tercampur,
bisanya air dan minyak, di mana cairan yang satu terdispersi manjadi butit-butir kecil
dalam cairan yang lain.
Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil, sehingga dibutuhkan zat
pengemulsi atau emulgator untuk menstabilkannya sehingga antara zat yang
terdispersi dengan pendispersinnya tidak akan pecah atau keduannya tidak akan
terpisah. Metode yang dapat digunakan untuk menilai efisiensi emulgator yang
ditambahkan adalah metode HLB (Hydrophilic-Lipophilic Balance).
Zat pengemulsi yang sering digunakan adalah gelatin, gom akasia, tragakan,
sabun, senyawa amonium kwarterner, senyawa kolesterol, surfaktan, atau emulgator
lain yang cocok. Untuk mempertinggi kestabilan dapat ditambahkan zat pengental,
misalnya tragakan, tilosa, natrium karboksimetilselulosa
Emulsi yang dipakai untuk obat luar bertipe o/w atau w/o, untuk tipe o/w
menggunakan zat penegemulsi disamping beberapa yakni natrium lauril sulfat,
trietanolamin stearat.
1. Komponen Dasar
Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat didalam emulsi. Terdiri atas:
Fase Dispers/ Fase Internal/ Fase Diskontinue/ Fase Dalam : yaitu zat cair
yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil ke dalam zat cair lain.
Fase Kontinue/ Fase External/ Fase Luar : yaitu zat cair dalam emulsi yang
berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut.
Emulgator : adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi.
2. Komponen Tambahan.
Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal dan eksternal, maka
emulsi dapat digolongkan menjdai 2 macam yaitu :
Emulsi tipe O/W (oil in water) atau M/A (minyak dalam air) adalah emulsi
yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar ke dalam air. Minyak sebagai
fase internal dan air sebagai fase external.
Emulsi tipe W/O (water in oil) Atau A/M (air dalam minyak) adalah emulsi
yang terdiri dari butiran air yang tersebar ke dalam minyak. Air sebagai fase
internal dan minyak sebagai fase external.
Alat:
- Blender
- Tabung reaksi
- Mikroskop
- Viscometer
Bahan:
- Paraffin liquidium
- Tween 80
- Span 80
- Sirup simplex
- Nipagin
- Nipasol
- Aquades
Cara kerja
a. Formulasi Emulsi
Campurkan parafin liquidium, sirup simplex, nipagin, nipasol, tween dan span, aduk
dengan blender.
Metode pemberian warna ditambah larutan metilen blue terjadi warna biru yang
dominan maka tipe emulsi adalah minyak dalam air. ditambah sudan III jika warna
merah dominan maka tipe emulsi adalah air dalam minyak.
Metode pengeceran emulsi diberi sedikit air dan aduk jika diperoleh emulsi yang
homogen lagi maka tipe emulsi minyak dalam air.
Metode pengukuran daya hantar listrik, sebuah voltameter dicelupkan ke dalam emulsi
jika terjadi gerakan maka tipe emulsi minyak dalam air jika tidak terjadi gerakan maka
tipe air dalam minyak.
e. Viskositas
Lakukan pengukuran
Lakukan hal yang sama pada pH 7 dan pH 10 , kemudiaan dikalibrasi dan
diujikan pada sediaan
g. pH
Memvalidasi pH meter menggunakan buffer kemudian menyiapkan larutan
buffer yang sesuai
Hasil Praktikum
a. Formula
2. Formula B
50
Tween 80 = x 15=7,5
100
50
Span 80 = x 4,3=2,15
100
HLB campuran formula A adalah 9,65
3. Formula C
25
Tween 80 = x 15=3,75
100
75
Span 80 = x 4,3=3.225
100
HLB campuran formula A adalah 6,975
b. Evaluasi dan pengamatan
1. Organoleptik
Bentuk cair
2. Determinasi
Warna tipe Putih
emulsisusu
Bau khas a.
Rasa -
a. Metode pewarnaan
formula Sudan III Methylen Blue Tipe emulsi
A Fase dispersi : - Fase dispersi : biru W/O
Medium dispersi : merah Medium dispersi : -
B Fase dispersi : - Fase dispersi : - W/O
Medium dispersi : merah Medium dispersi : merah
C Fase dispersi : - Fase dispersi : - W/O
Medium dispersi : merah Medium dispersi : merah
b. Metode pengenceran
formula Air Minyak Tipe emulsi
A terpisah homogen W/O
B terpisah homogen W/O
C terpisah homogen W/O
3. Viskositas
formula viskositas
A 200
B 200
C 200
4. pH
formula pH
A 5
B 5
C 5
5. uji stabilitas
a. sentrifugasi
setelah diuji dengan sentrifugator sediaan emulsi tidak memisah dan tetap
berwarna putih seluruhnya
Vu 95
Perhitungan F = x 100= x 100=100
Vo 95
Pembahasan
Pada praktikum ini adalah tentang sediaan emulsi dimana emulsi menurut
farmakope Indonesia edisi lll halaman 9 Emulsi adalah sediaan yang mengandung
bahan obat cair atau cairan obat terdispersi dalam cairan pembawa distabilkan dengan
zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Dalam pembuatan suatu emulsi digunakan
suatu emulgator atau surfaktan yang bertujuan untuk menurunkan tegangan antar
muka air dan minyak serta membentuk lapisan film pada permukaan fase terdispersi.
Dalam percobaan ini bahan obat yang digunakan untuk membuat sediaan
emulsi adalah Parafin liquidium sebagai bahan aktif karena digunakan untuk oral
,tween 80 , span 80, sedangkan bahan obat adalah metilparaben, propilparaben, sirup
simplex dan aquadest. Digunakan kombinasi emulgator tipe air (Tween 80) dan
emulgator tipe minyak (span 80), meskipun kadang-kadang ditemukan bahwa suatu
pengemulsi tunggal dapat menghasilkan jenis emulsi yang dikehendaki pada
viskositas yang diinginkan, namun karena jarang ditemukan emulgator tunggal yang
memiliki nilai HLB sesuai dengan yang dibutuhkan maka digunakan emulgator
kombinasi. Di samping itu digunakan emulgator kombinasi karena sulit untuk
mencari emulgator tunggal sesuai dengan HLB butuh, selain itu pengemulsi hidrofilik
pada fase air dan zat hidrofobik pada fase minyak akan membentuk lapisan kompleks
pada batas minyak/ air, lapisan ini akan membungkus globul-globul lebih rapat
dibandingkan emulgator tunggal. Telah diketahui pula bahwa rantai hidrokarbon dari
molekul tween berada dalam bola minyak antara rantai-rantai span dan penyusun ini
menghasilkan atraksi Van der Walls yang efektif. Dengan cara ini lapisan antarmuka
diperkuat dan kestabilan emulsi O/W ditingkatkan melawan pengelompokan partikel.
Pada uji organoleptis meliputi bau, warna dan rasa. Evaluasi sediaan emulsi
yang diperoleh berwarna orange, berbau jeruk dan rasa manis yang menunjukkan
bahwa sesuai dengan bahan yang digunakan atau diinginkan dan memenuhi
persyaratan emulsi yaitu bau, rasa dan warna menarik.
Evaluasi dilanjutkan dengan mengukur viskositas sediaan dengan
menggunakan viscometer-brookfield diperoleh nilai 200cps 200cps, 200cps, dimana
sediaan emulsinya sama hal ini menunjukkan bahwa sediaan emulsi stabil dan
kekentalan sesuai.
Pada uji sentrifugasi,sediaan disentrifugasi dengan kecepatan3000 rpm selama
30menit dan menunjukkan sediaan emulsinya stabil dan tidak terjadi pemisahan..Pada
Uji sentrifugasi ini bertujuan untuk mengetahui kestabilan sediaan emulsi dengan cara
mengamati pemisahan fase setelah disentrifugasi. Fase yang diukuradalah fase air
yang terdapat di bagian bawah
Creaming adalah gerakan ke atas dari tetesan relatif zat terdispersi ke fase
kontinu,sedagkan sedimentasi adalah proses pembalikan yaitu gerakan ke bawah dari
partikel. Pada pengamatan volume creaming menunjukkan tidak terjadinya creaming.
Hal ini menunjukkan adanya kestabilan emulgator yang memberikan kerapatan
maksimal dari kedua fase, sehingga penyatuan fase minyak yang menjadikan
terjadinya koalesensi pada emulsi tidak terjadi. Karena semakin besar kerapatan dari
kedua fase, maka tetes terdispersi fase creaming bukanlah tanda pecahnya emulsi
tetapi secara estetika tidak menarik (Scovilles, 1995).
Kemudian uji pH. Nilai pH rata- rata yang diperoleh 5 hal ini menunjukkan
bahwa pH sediaan emulsi baik sesuai rentang yang diharapkan (5-8) dan
kemungkinan jika terjadi penurunan atau kenaikan pH karena adanya ketidakstabilan
dalam penyimpanan..
Selanjutnya uji hantaran listrik berdasarkan pada prinsip bahwa air dapat
menghantarkan arus listrik sedangkan minyak tidak. Dari hasil yang diperoleh pada
uji hantaran listrik sediaan tidak dapat menghantarkan arus listrik, (jarum tidak
bergerak) hal ini menujukkan bahwa emulsi tipe minyak dalam air (W/O).
Voigth, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi farmasi. Edisi V., Gajah Mada University Press:
Yogyakarta, hal 407