Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN RESMI PERMASTIAN MUTU SEDIAAN FARMASI

“VALIDASI METODE ANALISIS”

DOSEN PEMBIMBING:

Reslely Harjanti, M.Sc., Apt.,

Disusun oleh :

(kelompok 3 – i)

1. Intan Saraswati (23175314A)


2. Rafie Hayunda Mazuk (23175316A)
3. Mahardhika Novia Putri (23175317A)
4. Pudyastuti Sih Nugraheni (23175318A)
5. Rizaldi (23175330A)

UNIVERSITAS SETIA BUDI

FAKULTAS FARMASI

SURAKARTA

2020
I. Tujuan
Mahasiswa dapat melakukan validasi metode analisis
II. Dasar Teori
Tujuan utama yang harus dicapai dari suatu kegiatan analisis adalah dihasilkannya
data uji yang valid. Secara sederhana hasil uji yang valid dapat digambarkan sebagai
hasil uji yang mempunyai akurasi (accuracy) dan presisi (precission) yang baik.
Menurut ISO/IEC, Validasi diartikan sebagai kegiatan konfirmasi melalui pengujian
dan pengadaan bukti yang objektif bahwa persyaratan tertentu untuk suatu maksud
khusus harus terpenuhi.
Terdapat 8 parameter validasi metode analisis yakni spesifisitas, ketelitian, ketepatan,
linieritas, kisaran, limit deteksi, limit kuantitasi, ketangguhan, sedangkan parameter yang
harus dipenuhi untuk validasi metode analisis produk obat-obatan meliputi spesifisitas,
linieritas, kisaran, limit deteksi, limit kuantisasi, ketelitian dan ketepatan.
Paracetamol merupakan zat aktif pada obat yang banyak digunakan dan dimanfaatkan
sebagai analgesik dan antipiretik. Paracetamol tergolong kedalam kelompok besar
antiinflamasi nonsteroid (Non Steroid Antiinflamatory Drugs/NSAIDS)
Dalam Farmakope Indonesia Edisi IV (Hal:649-650), Parasetamol mempunyai
beberapa sinonim yakni Parasetamolum, Asetaminofen, dan 4-hidroksiasetanilida.
Dengan rumus kimia C8H9NO2 dan berat molekul 151,16, senyawa ini berwujud serbuk
hablur berwarna putih, tidak berbau dengan rasa sedikit pahit. Paracetamol bersifat
mudah larut dalam etanol, air mendidih dan dalam NaOH 1N.
Uji Akurasi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analis dengan
kadar analit yang sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan kembali
(recovery) analit yang ditambahkan. Uji presisi adalah uji yang dilakukan untuk
menentukan kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil
individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang-ulang pada sampel
yang diambil dari campuran yang homogeny, ada tiga jenis presisi yaitu repeatability
(keterulangan), presisi antara, dan reprodusibitas.
Uji Linieritas adalah kemampuan metode analisis memberikan respon proporsional
terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Linieritas suatu metode merupakan ukuran
seberapa baik kurva kalibrasi yang menghubungkan antara respon (y) dengan konsentrasi
(x). linieritas dapat diukur dengan melakukan pengukuran tunggal pada konsentrasi yang
berbeda-beda.
LOD (Limit Of Detection) atau batas deteksi adalah konsentrasi analit terendah dalam
sampel yang masih dapat dideteksi, meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi. LOD
merupakan batas uji yang secara spesifik menyatakan apakah analit di atas atau di bawah
nilai tersebut. LOD dapat dihitung berdasarkan pada standar deviasi (SD) respon dan
kemiringan (slope, S) kurva baku pada level yang mendekati LOD. LOQ (Limit Of
Quantification) atau batas kuantifikasi didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah
dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada
kondisi operasional metode yang digunakan. Sebagaimana LOD, LOQ juga
diekspresikan sebagai konsentrasi.
III. Alat Dan Bahan
- Spektrofotometer UV-Vis
- Neraca Analitis
- Labu Terukur
- Pipet Volume
- Beaker glass
- Larutan NaOH
- Sampel paracetamol
- Kalkulator/ms.excel
IV. Cara Kerja
1. Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N digunakan sebagai pelarut sampel Paracetamol
2. Pembutan larutan induk baku parasetamol
3. Penentuan Linieritas

Pembuatan seri konsentrasi dari larutan induk baku

dibaca absorbansinya dengan spektrofotometer UV

Dicari persamaan regresi linearnya ( Y=a+bx)

4. Penentuan Akurasi
membuat seri konsentrasi yang berbeda dengan sampel yang
masing masing direplikasi sebnyak 3 kali

Lalu catat hasil dan dianalisis nilai akurasinya dengan excel

5. Penentuan presisi

konsentrasi yang memenuhi syarat (masuk range)


dimasukkan dalam 6 labu terukur

dibaca absorbansinya dengan spektrofotometer UV

catat dan analisis data untuk menentukan nilai presisinya


dengan ms excel

V. Data
1. Linieritas

2.
Konsentrasi Absorbansi
3,48 0,289
4,64 0,396
5,8 0,491
6,96 0,568
11,6 0,894
A = 0,051753425
B = 0,073252244
R = 0,998497049
Grafik

1 Linieritas
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

3. Akurasi
 Penentuan akurasi
konsentrasi Absorbansi
(ppm) x y
2 0,153
4 0,3
6 0,454
8 0,593
10 0,752
12 0,88
14 1,038

Nilai regresi linier a = 0,0081429


b = 0,0734464 y = 0,0081429+ 0,0734464x
r = 0,9998154
 Nilai absorbansi akurasi
% rata-
Konsentrasi Replikasi Absorbansi Konsentrasi Sebenarnya %
rata
1 0,603 8,0992 8 101%
80% 2 0,606 8,1400 8 102% 101,58%
3 0,606 8,1400 8 102%
1 0,762 10,2640 10 103%
100% 2 0,763 10,2777 10 103% 102,82%
3 0,765 10,3049 10 103%
1 0,891 12,0204 12 100%
120% 2 0,889 11,9932 12 100% 99,83%
3 0,884 11,9251 12 99%
Rata-
101,41%
rata
 Perhitungan konsentrasi
a. Konsentrasi 80%
1) Replikasi 1
y = 0,0081429 + 0,0734464x
0,603 = 0,0081429 + 0,0734464x
0,603−0,0081429
X =
0,073446
X = 8,0992 ppm / 8 ppm x 100%
% = 101 %
2) Replikasi 2
y = 0,0081429 + 0,0734464x
0,606 = 0,0081429 + 0,0734464x
0,606−0,0081429
X =
0,073446
X = 8,1400ppm / 8 ppm x 100%
% = 102 %
3) Replikasi 3
y = 0,0081429 + 0,0734464x
0,606 = 0,0081429 + 0,0734464x
0,606−0,0081429
X =
0,073446
X = 8,1400ppm / 8 ppm x 100%
% = 102 %
b. Konsentrasi 100%
1) Replikasi 1
y = 0,0081429 + 0,0734464x
0,762 = 0,0081429 + 0,0734464x
0,762−0,0081429
X =
0,073446
X = 10,2640 ppm / 10 ppm x 100%
% = 103 %
2) Replikasi 2
y = 0,0081429 + 0,0734464x
0,763 = 0,0081429 + 0,0734464x
0,763−0,0081429
X =
0,073446
X = 10,2777ppm / 10 ppm x 100%
% = 103 %
3) Replikasi 3
y = 0,0081429 + 0,0734464x
0,765 = 0,0081429 + 0,0734464x
0,765−0,0081429
X =
0,073446
X = 10,3049 ppm / 10 ppm x 100%
% = 103 %
c. Konsentrasi 120%
1) Replikasi 1
y = 0,0081429 + 0,0734464x
0,891 = 0,0081429 + 0,0734464x
0,891−0,0081429
X =
0,073446
X = 12,0204 ppm / 12 ppm x 100%
% = 100 %
2) Replikasi 2
y = 0,0081429 + 0,0734464x
0,889 = 0,0081429 + 0,0734464x
0,889−0,0081429
X =
0,073446
X = 11,9932 ppm / 12 ppm x 100%
% = 100 %
3) Replikasi 3
y = 0,0081429 + 0,0734464x
0,884 = 0,0081429 + 0,0734464x
0,884−0,0081429
X =
0,073446
X = 11,9251 ppm / 12 ppm x 100%
% = 99 %

4. Uji Presisi
konsentrasi
(ppm) x Absorbansi y Replikasi Absorbansi Konsentrasi
2 0,153 1 0,602 8,0856
4 0,3 2 0,608 8,1673
6 0,454 3 0,612 8,2217
8 0,593 4 0,617 8,2898
10 0,752 5 0,621 8,3443
12 0,88 6 0,628 8,4396
0,12704432
14 1,038 SD 7
8,25804360
RATA-RATA 2
0,01538431
a 0,008142857 CV 3
b 0,073446429
r 0,999815412

5. Nilai LOD dan LOQ


Konsentrasi (ppm) x Absorbansi y Y' Y-Y' (Y-Y')2
2 0,153 0,155036 -0,0020 0,00000414413265306
VI. Pembahasan
4 0,3 0,301929 -0,0019 0,00000371938775510
6 0,454 0,448821 0,0052 0,00002681760204082
8 0,593 0,595714 -0,0027 0,00000736734693878
10 0,752 0,742607 0,0094 0,00008822576530612
12 0,88 0,8895 -0,0095 0,00009025000000000
14 1,038 1,036393 0,0016 0,00000258290816326
TOTAL 0,0002
a 0,008142857 SY/X 0,0067
b 0,073446429 LOD 0,3001
r 0,999815412 LOQ 0,9095

Paracetamol merupakan zat aktif pada obat yang banyak digunakan dan dimanfaatkan
sebagai analgesik dan antipiretik. Paracetamol tergolong kedalam kelompok besar antiinflamasi
nonsteroid (Non Steroid Antiinflamatory Drugs/NSAIDS) Dalam Farmakope Indonesia Edisi IV
(Hal:649-650), Parasetamol mempunyai beberapa sinonim yakni Parasetamolum, Asetaminofen,
dan 4-hidroksiasetanilida. Dengan rumus kimia C8H9NO2dan berat molekul 151,16, senyawa
ini berwujud serbuk hablur berwarna putih, tidak berbau dengan rasa sedikit pahit. Paracetamol
bersifat mudah larut dalam etanol, air mendidih dan dalam NaOH 1N.
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk memahami kerja alat
spektrofotometer ultraviolet- visible, mencari panjang gelombang maksimum dan
optimum suatu seyawa obat, serta membuat kurva kalibrasi suatu senyawa
parameter validasi (kurva validasi, akurasi, presisi, LoD, LoQ) dan penetapan kadar
dalam sediaan. Sampel yang digunakan adalah tablet paracetamol dan menggunakan
alat spektrofotometer UV-VIS.
Parameter validasi berguna untuk membuktikan bahwa parameter tersebut
memenuhi persyaratan dalam penggunaannya. Tujuan utama validasi parameter
adalah untuk menjamin metode analisis yang digunakan mampu memberikan hasil
yang cermat dan handal serta dapat dipercaya.
Parameter validasi tergantung pada beberapa faktor seperti aplikasi, sampel
uji, tujuan metode, parameter yang harus diuji, dan peraturan lokal atau
internasional. Parameter validasi menurut USP ada 8 langkah antara lain :
Ketahanan, Kekasaran, Linearitas dan rentang, Spesifikasi, batas deteksi (LoD),
akurasi, presisi, dan batas kuantifikasi (LoQ). Namun praktikum kali ini kami hanya
melakukan validasi metode analisis dengan lima langkah yaitu Linearitas, Akurasi,
presisi, LoD dan LoQ. Adapun hasil pengujian yang di dapatkan yaitu :
1. Linearitas
Linieritas adalah kemampuan suatu metode untuk memperoleh hasil-hasil
uji secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit pada kisaran yang
diberikan. Koefisien korelasi adalah parameter yang paling umum digunakan
untuk mengetahui linieritas suatu metode. Nilai koefisien relasi merupakan
indikator kualitas dari parameter linieritas yang menggambarkan respon analitik
(luas area) terhadap konsentrasi yang diukur. Menurut Sarwono (2009) jika nilai
koefisien korelasi 0,75 < r ≤ 0,99 maka artinya korelasi sangat kuat. Hasil nilai
koefisien korelasi sebesar 0,9998 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
proporsional antara respon analitik dengan konsentrasi yang diukur karena nilai
koefisien korelasi ≤ 0,99. Dari data diatas, didapat nilai r sebesar 0,998497049.
Nilai r dikatakan baik apabila mendekati 1 atau jika mengacu pada aturan
AOAC maka nilai r yang baik yaitu r > 0,99. Dalam pengukuran didapat nilai r
sesuai standar yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa metode analisis
memiliki nilai linieritas yang baik
2. Akurasi
Akurasi dari suatu metode analisis adalah kedekatan nilai hasil uji yang
diperoleh dengan prosedur tersebut dari nilai yang sebenarnya. Akurasi
merupakan ukuran ketepatan prosedur analisis (Rohman, 2007). Kecermatan
dinyatakan sebagai persen perolehan kembali analit yang ditambahkan. Akurasi
bertujuan untuk mengetahui kedekatan antara nilai terukur dengan nilai
sebenarnya yang ditunjukkan dengan persen perolehan kembali (% recovery).
Akurasi dilakukan pada tiga konsentrasi yaitu 8 ppm, 10 ppm, dan 12 ppm
dengan replikasi tiga kali pada masing-masing konsentrasi. Kriteria penerimaan
rata-rata perolehan kembali dari ketiga konsentrasi adalah 98%-102%. Dari hasil
penelitian didapatkan rata-rata persen perolehan kembali sebesar 101,41%
sehingga memenuhi rentang akurasi yang dipersyaratkan yaitu 98%-102%.
3. Presisi
Ketelitian atau presisi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian
antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-
rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampelsampel yang diambil
dari campuran yang homogen. Keseksamaan dapat dinyatakan sebagai
repeatability (keterulangan) atau reproducibility (ketertiruan). Repeatability
adalah keseksamaan metode jika dilakukan berulang kali oleh analis yang sama
pada kondisi sama dan dalam interval waktu yang singkat. Reproducibility
adalah keseksamaan metode jika dikerjakan pada kondisi yang berbeda. Nilai
presisi dihitung menggunakan standar deviasi (SD) untuk menghasilkan Relative
Standard Deviasion (RSD) atau Coeficient Variation (CV). Kriteria dikatakan
baik jika metode memberikan nilai %RSD ≤2%. Semakin kecil nilai standar
deviasi yang diperoleh, maka makin kecil pula nilai koefisien variasinya
(Riyadi, 2009). Berdasarkan data, menunjukkan bahwa nilai standar deviasi
yang diperoleh sebesar 0,127044327 nilai % standar deviasi relative (%RSD)
sebesar 0,015384313. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa metode uji
yang digunakan pada validasi metode penentuan kadar parasetamol
menggunakan spektrofotometri UV Visible memenuhi syarat nilai %RSD yang
diterima. Nilai presisi dapat memberikan informasi bahwa metode ini dapat
digunakan sebagai metode tetap yang digunakan pada laboratorium.
4. LoD dan LoQ
Batas deteksi LOD didefinisikan sebagai kosentrasi terkecil yang dapat
dideteksi namun tidak perlu secara kuantitatif, sedangkan definisi LOQ
dikatakan sebagai kosentrasi terkecil analit yang dapat diukur secara kuantitatif.
Statistik perhitungan LOD dan LOQ diperoleh melalui garis regresi linier dari
kurva kalibrasi. LOD dan LOQ menunjukan kesensitifan dari suatu metode,
semakin kecil nilai LOD dan LOQ maka semakin sensitif metode yang
digunakan (Harvey 2000). Penentuan LOD dihitung berdasarkan standar
deviasi (SD) respon dan kemiringan (slope) kurva baku pada level yang
mendekati LOD sesuai dengan rumus, standar deviasi dapat ditentukan
berdasarkan intersep y pada garis regresi linier (Gandjar & Rohman 2012). Pada
penelitian ini memberikan harga LOD yang didapat sebesar 0,3001 ppm yang
artinya pada kosentrasi tersebut masih dapat dilakukan pengukuran sampel yang
memberikan hasil ketelitian suatu alat berdasarkan tingkat akurasi individual
hasil analisis. Sedangkan, harga LOQ sebesar 0,9095 ppm artinya pada
kosentrasi tersebut bila dilakukan pengukuran masih dapat memberikan
kecermatan analisis.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
Didapatkan rata-rata persen perolehan kembali sebesar 101,41% sehingga
memenuhi rentang akurasi yang dipersyaratkan yaitu 98%-102%. berdasarkan hasil
penelitian didapatkan nilai RSD presisi adalah 0,015384313% sehingga memenuhi
kriteria yang dipersyaratkan, diperoleh nilai r linieritas 0,998497049 dengan LOD
0.3001ppm dan LOQ 0.9095 ppm.
VIII. Daftar Pustaka
Gandjar, G.I & Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Belajar.
Yogyakarta. IICHI International Conference on Harmonization.
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI, Jakarta
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Depkes RI, Jakarta
Hopkar, S.M., 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas Indonesia Press,
Jakarta
Mursyidi, Achmad dan Rohman, Abdul, 2006, Volumetri dan Gravimetri, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai