Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS SEDIAAN OBAT


“VALIDASI METODE ANALISIS KADAR PARASETAMOL DENGAN
SPEKTROFOTOMETRI : LINEARITAS”

Dosen Pengampu : 1. Apt. Sri Wardatun, M.Farm

2. Apt. Dra. Bina Lohita Sari, M.Pd., M.Farm

3. Sara Nurmala, M.Farm.

4. Zaldy Rusli, M.Farm

5. Rikkit S.Farm

Asisten Dosen : Shafana Zahra Aulia

Disusun Oleh:

SITI NAFSIATUL MUTMAINAH


066119019
4A FARMASI

LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Mengetahui validasi metode analisis dengan parameter linearitas terhadap
analisis kadar parasetamol dengan metode spektrofotometri.

1.2 Dasar Teori


Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter
tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa
parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Validasi
metode analisis bertujuan untuk memastikan dan mengkonfirmasi bahwa
metode analisis tersebut sudah sesuai untuk peruntukannya (Gandjar, 2007).
Linearitas menunjukkan kemampuan suatu metode analisis untul,
ntemperoleh hasil pengujian yang sesuai dengan konsentrasi analit dalam
sampel pada kisaran konsentrasi tertentu. Sedangkan rentang metode adalah
pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat
ditetapkan dengan kecermatan, keseksamaan, dan linearitas yang dapat
diterima. Rentang dapat dilakukan dengan cara membuat kurva kalibrasi dari
beberapa set larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya (Ermer &
Miller 2005).
Spektrofotometri UV merupakan suatu teknik analisis spektroskopi yang
memakai sumber radiasi elektromagnetik (190-380 nm) dengan instrumen
spektrofotometer. Hasil interaksi molekul yang dianalisis dengan radiasi
elektromagnetik dapat digambarkan oleh suatu grafik yang menghubungkan
banyaknya radiasi elektromagnetik yang diserap dengan panjang
gelombangnya, yang disebut dengan spektrum absorpsi (Mulja dan Suharman,
1995).
Parasetamol (asetaminofen) adalah obat analgesik (penahan rasa sakit atau
nyeri) dan anti-piretik (penurun panas atau demam) yang aman, efektif, dapat
ditoleransi dengan baik, dan murah dengan efek samping yang relatif sedikit
bila digunakan pada dosis terapeutik yang dianjurkan. Parasetamol pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1955 untuk aplikasi klinisnya dalam menyembuhkan
demam, sakit kepala dan rasa nyeri, kemudian sejak saat itu mulai banyak
digunakan secara luas hampir di seluruh dunia (Ibrahim, dkk, 2013).
Metode yang digunakan untuk penetapan kadar parasetamol dalam
penelitian ini yaitu metode spektrofotometri UV-Visible. Spektrofotometri UV-
Visible merupakan suatu metode yang tidak baku. Oleh karena itu, sebelum
metode yang digunakan untuk penetapan suatu kadar diterapkan dalam suatu
pengujian laboratorium, terlebih dahulu dilakukan validasi. Validasi metode
analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu
berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa metode
tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Tetrasari, 2003)
Parasetamol mudah larut dalam air mendidih, sangat mudah larut dalam
kloroform, larut dalam etanol, metanol, dimetil formamida, aseton dan etil
asetat,praktis tidak larut dalam benzen (Ditjen POM, 1995).Parasetamol adalah
N-(4-hidroksifenil) asetamida dan merupakan agen analgesik maupun
antipiretik. Parasetamol efektif dalam mengobati sakit kepala, neuralgia dan
sakit pada otot dan persendian (Battu and Reddy, 2009).
BAB II

METODE KERJA
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
1. Batang Pengaduk
2. Beaker glass
3. Botol semprot
4. Buret
5. Kertas perkamen
6. Labu ukur
7. Pipet tetes
8. Spektrofotometer
9. Timbangan analitik

2.1.2 Bahan
1. Acetaminophen (Paracetamol)
2. Aquadest
3. Etanol
4. NaOH 0,1N

2.2 Cara Kerja


1. Ditimbang acetamiophen
2. Dilarutkan dengan NaOH 0,1 N 10 ml
3. Dimasukkan kedalam labu ukur ditambahkan aquadest ad 100 ml
4. Dipipet , kemudian dibuat deret konsentrasi 2 ppm , 4 ppm , 6 ppm , 8
ppm , 10 ppm
5. Diukur serapan menggunakan spektrofotometri
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Pengamatan


Konsentrasi Absorbansi y topi yi -ytopi ̂ )𝟐
(𝒚𝒊 − 𝒚
2 0.123 0.1222 0.0008 6.4 x 107
4 0.329 0.3247 0.0043 1.849 x 10-5
6 0.519 0.5272 -0.0082 6.724 x 10-5
8 0.730 0.7297 0.0003 9 x 10-8
10 0.935 0.9322 0.0028 7.84 x 10-6

3.2 Reaksi
-

3.3 Perhitungan
Diketahui
n =5
slope (b) = 0.10125
intercept (a) = -0.0803
r = 0.999885037
∑(𝑦𝑖 − 𝑦̂)2 = 9.43 x 10-5
Larutan yang di buat = 1000 ppm = 1000mg/1liter =100mg/100ml

 Perhitungan Deret Standar


 2 ppm
V1 . N1 = V2 . N2
100 ml x 2 ppm = V2 x 1000 ppm
100 ml x 2 ppm
V2 = = 0.2 ml ad 100 ml
1000 ppm

 4 ppm
V1 . N1 = V2 . N2
100 ml x 4 ppm = V2 x 1000 ppm
100 ml x 4 ppm
V2 = = 0.4 ml ad 100 ml
1000 ppm

 6 ppm
V1 . N1 = V2 . N2
100 ml x 6 ppm = V2 x 1000 ppm
100 ml x 6 ppm
V2 = = 0.6 ml ad 100 ml
1000 ppm

 8 ppm
V1 . N1 = V2 . N2
100 ml x 8 ppm = V2 x 1000 ppm
100 ml x 8 ppm
V2 = = 0.8 ml ad 100 ml
1000 ppm

 10 ppm
V1 . N1 = V2 . N2
100 ml x 10 ppm = V2 x 1000 ppm
100 ml x 10 ppm
V2 = = 1 ml ad 100 ml
1000 ppm

 x
2+4+6+8+10
= =6
5

 y = bx + a
1. 𝑦̂ = 0.10125 x 2 + ( -0.0803) = 0.1222
2. 𝑦̂ = 0.10125 x 4 + ( -0.0803) = 0.3247
3. 𝑦̂ = 0.10125 x 6 + ( -0.0803) = 0.5272
4. 𝑦̂ = 0.10125 x 8 + ( -0.0803) = 0.7297
5. 𝑦̂ = 0.10125 x 10 + ( -0.0803) = 0.9322

 yi - 𝒚
̂
1. yi - 𝑦̂ = 0.123 - 0.1222 = 0.0008
2. yi - 𝑦̂ = 0.329 - 0.3247 = 0.0043
3. yi - 𝑦̂ = 0.519 - 0.5272 = -0.0082
4. yi - 𝑦̂ = 0.730 - 0.7297 = 0.0003
5. yi - 𝑦̂ = 0.935 – 0.9322 = 0.0028
̂ )𝟐
 (𝒚𝒊 − 𝒚
 (𝑦𝑖 − 𝑦̂)2 = (0.0008)2 = 6.4 x 107
 (𝑦𝑖 − 𝑦̂)2 = (0.0043)2 = 1.849 x 10-5
 (𝑦𝑖 − 𝑦̂)2 = (−0.0082)2 = 6.724 x 10-5
 (𝑦𝑖 − 𝑦̂)2 = (0.0003)2 = 9 x 10-8
 (𝑦𝑖 − 𝑦̂)2 = (0.0028)2 = 7.84 x 10-6

𝒚 ∑(𝑦𝑖−𝑦̂)2
 𝑺 (𝒙 ) = √ 𝑛−2

9.43 x 10−5
=√ 3

= 0,0056

𝑠𝑦/𝑥
 Sx0 = 𝑏
0,0056
= 0,10125

= 0,0553

Sx0
 Vx0 = 𝐱̄
0,0553
= 6

= 0,0092

𝑦
𝑆( )
 𝑳𝒐𝑫 = 3 × 𝑥
𝑏

0,0056
=3 × 0.10125

= 0,1662 mg/L

𝑦
𝑆( )
 𝑳𝒐𝑸 = 10 × 𝑥
𝑏
0,0056
= 10 × 0.10125

= 0,5541 mg/L

3.2 Grafik

VALIDASI METODE ANALISIS KADAR


PARACETAMOL DENGAN
SPEKTROFOTOMETRI : LINEARITAS
1
y = 0.1013x - 0.0803
0.8
R² = 0.9998
Absorbansi

0.6
0.4 Series1

0.2 Linear (Series1)

0
0 5 10 15
Konsentrasi

3.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini di lakukan Validasi Metode Analisis Kadar
Paracetamol dengan absorbansi 2, 4, 6, 8, dan 10 Linieritas adalah
kemampuan dari suatu metode uji untuk menghasilkan hasil uji yang
proporsional terhadap kepekatan analit sampel dalam jangkauan kepekatan
yang ada. Linieritas suatu metode yang diuji untuk memastikan adanya
hubungan linier antara konsentrasi analit dan respon detektor. Uji linearitas
bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan
yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai
prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear.
Prinsip yang digunakan dalam uji linearitas adalah jika p < 0,05
maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung
dinyatakan linear, sebaliknya jika p > 0,05 berarti hubungan antar variabel
bebas dan variabel tergantung dinyatakan tidak linear
Validasi metode dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis
akurat, spesifik, reprodusibel dan tahan pada kisaran analit yang akan
dianalisis.Tujuan utama validasi metode adalah untuk menghasilkan hasil
analisis yang paling baik. Untuk memperoleh hasil tersebut, semua variabel
yang terkait dengan metode analisis harus dipertimbangkan seperti prosedur
pengambilan sampel, tahap penyiapan sampel, jenis penjerap yang
digunakan pada kromatografi, fase gerak, dan sistem deteksinya.
Banyaknya parameter yang harus divalidasi tergantung pada tujuan analisis.
Sedangkan Tujuan dari pelaksanaan Validasi Metode Analisa (VMA)
adalah untuk menunjukkan bahwa semua metode tetap yang digunakan
sesuai dengan tujuan penggunaannya dan selalu memberikan hasil yang
dapat dipercaya.
Penetapan kadar parasetamol dalam suatu sediaan dibutuhkan
metode yang teliti dan akurat. Oleh karena itu terlebih dahulu perlu
dilakukan validasi dimana prosedur ini digunakan untuk membuktikan
bahwa metode analisis memberikan hasil seperti yang diharapkan dengan
kecermatan dan ketelitian yang memadai.Penelitian ini menggunakan
metode spektrofotometri ultraviolet. Parasetamol mudah larut dalam air
mendidih, sangat mudah larut dalam kloroform, larut dalam etanol, metanol,
dimetil formamida, aseton dan etil asetat,praktis tidak larut dalam benzen
Dilihat dari strukturnya, parasetamol mem-punyai gugus kromofor dan
ausokrom, yang dapat menyerap radiasi, sehingga dapat dilakukan de-ngan
metode spektrofotometri, tetapi kendala yang sering dijumpai adalah
terjadinya tumpang tindih spektra (overlapping) karena keduanya memiliki
serapan maksimum pada panjang gelombang yang berdekatan sehingga
diperlukan proses pe-misahan terlebih dahulu. Gugus kromofor adalah
senyawa organic yang memiliki ikatan terkonjugasi. Gugus ausokrom
adalah gugus yang mengandung pasangan electron bebas yang disebabkan
oleh terjadinya mesomeri kromofor. Menggunakan spektrofotometer UV-
Vis adalah karena spektrofotometer merupakan instrument analisis yang
tidak rumit, selektif, serta kepekaan dan ketelitiannya tinggi. Selain itu,
senyawa asetosal, parasetamol dan kofein yang akan dianalisis memiliki
kromofor pada strukturnya berupa ikatan rangkap terkonjugasi dan juga
merupakan senyawa aromatik karena memiliki gugus aromatik sehingga
memenuhi syarat senyawa yang dapat dianalisis menggunakan
spektrofotometri UV-Vis.
Alasan penambahan pada NaOH yaitu digunakan untuk membantu
kelarutan untuk melarutkan sirup paracetamol agar homogen. Dan juga
sebagai blanko, di mana blanko digunakan untuk mengetahui besarnya
serapan oleh zat yang bukan analit. Kertas saring digunakan untuk
menyaring sampel saat dilakukan pengenceran.Blanko adalah larutan yang
mendapat perlakukan sama dengan analat tetapi tidak mengandung
komponen analat. Blanko dibuat untuk mengetahui besarnya serapan yang
disebabkan oleh zat yang bukan analat, baik hanya pelarut untuk melarutkan
atau mengencerkan ataupun pelarut dan pereaksi tertentu yang
ditambahkan. Selisih nilai serapan analat (Aa) dengan nilai serapan blanko
(Ab) menunjukan serapan yang disebabkan oleh komponen alat.
Deret konsentrasi dibuat untuk menentukan dan mengukur kadar
metode yang dipakai yaitu menggunakan kurva kalibrasi yaitu untuk
menentukan konsentrasi suatu zat dalam suatu sampel yang tidak diketahui,
dan membandingkannya dengan sampel standar dari konsentrasi yang telah
diketahui. Menurut literatur, panjang gelombang maksimum paracetamol
itu 245 nm . Untuk mengetahui hubungan linieritas, digunakan koefisien
korelasi ( r ) pada analisis regresi linier minimum 0,98 untuk syarat sesuai
dengan BPOM tahun 2001 atau minimum 0,999 untuk rekomendasi CDER
(Center for Drug Evaluation and Research) dan hasil koefisien korelasi ( r )
pada praktikum kali ini yaitu 0.999885037 nilai tersebut sesuai dengan
literature.
BAB IV

KESIMPULAN

Dari praktikum kali ini dengan judul “Validasi Metode Analisis Kadar
Paracetamol dengan Spektrofotometri: Linearitas”, maka dapat disimpulkan
bahwa:

1. Linieritas adalah kemampuan dari suatu metode uji untuk menghasilkan


hasil uji yang proporsional terhadap kepekatan analit sampel dalam
jangkauan kepekatan yang ada.
2. Tujuan dari pelaksanaan Validasi Metode Analisa (VMA) adalah untuk
menunjukkan bahwa semua metode tetap yang digunakan sesuai dengan
tujuan penggunaannya dan selalu memberikan hasil yang dapat dipercaya.
3. Alasan penambahan pada NaOH yaitu digunakan untuk membantu
kelarutan untuk melarutkan sirup paracetamol agar homogen. Dan juga
sebagai blanko, di mana blanko digunakan untuk mengetahui besarnya
serapan oleh zat yang bukan analit.
4. hasil koefisien korelasi ( r ) pada praktikum kali ini yaitu 0.999885037 nilai
tersebut sesuai dengan literature menurut BPOM tahun 2001 koefisien
korelasi ( r ) pada analisis regresi linier minimum 0,98.
DAFTAR PUSTAKA

Mulja, M., dan Suharman, 1995, Analisis Instrumenal, 26, Universitas Airlangga
Press, Surabaya
Battu, P. R., and Reddy, MS, 2009, RP-HPLC Method for Simultaneous Estimation
of Paracetamol and Ibuprofen in Tablets, http://www.ajrconline.org, diakses
tanggal 29 Agustus 2009
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia,Edisi IV.Departemen Kesehatan
Republik Indonesia: Jakarta.
Tetrasari dan Hermini., 2003, Validasi Metode Analisis. Pusat Pengkajian Obat
dan Makanan BPPOM.
Ibrahim, T., Agnihotri, S., Agnihotri, A.K., 2013, Paracetamol Toxicity-An
Overview. Emergency Med, Vol. 3: 158
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai