MODUL III
ANALISIS SAMPEL FENOBARBITAL DENGAN METODE
KLT – DENSITOMETRI
Tanggal Praktikum:
17 Maret 2021
Nama/NIM Asisten :
Arif Al Iman/118260062
Kelompok 4
Nama/NIM Anggota Kelompok:
Aldila Fajar Oktriyanto 119260009
Anastya Devi Septiani 119260075
Fransiska Abella Berliana 119260033
Rahadika Kurnia Shandy 119260152
Vinna Agustiya 119260049
II. Metodologi
Pertama dilakukan standar larutan stok Phenobarbitone, disiapkan dahulu
phenobarbitone dengan melarutkan 10 mg obat dalam 100 ml metanol untuk
mendapatkankonsentrasi 100µg / ml. Lalu dari larutan stok 2, 4, 6, 8 dan 10µl
diaplikasikan pada pelat TLC, pada jarak 10mm sumbu x dan sumbu y. Kemudian
2 ml larutan stok standar Phenobarbitone diencerkan dalam 10 ml methanol untuk
mendapatkan larutan standar kerja 20 µg / ml (100ng / 5µl).
Setelah itu dilakukan solusi stok Phenobarbitone (100μg / ml) dengan
disiapkan dalam metanol. Dibuat larutan berbeda volume stok menjadi 2, 3, 4, 5
dan 6μl, terlihat pada pelat KLT untuk mendapatkan konsentrasi 200,300, 400,
500 dan 600ng / band Phenobarbitone pada masing-masing. Lalu data area antara
puncak dengan obat konsentrasi diperlakukan dengan kuadrat terkecil linier
analisis regresi. Respon untuk obat tersebut ditemukan liniernya dalam kisaran
konsentrasi 200– 600ng / band. Kemudian dibuat kurva kalibrasinya. Dimana
ketepatan metode ini ditunjukkan oleh variasi intra-day dan inter-day studi. Dalam
studi intraday, 3 berbeda konsentrasi 200, 400 dan 600ng / band standar larutan
stok terlihat dalam rangkap tiga dan dianalisis. Setelah itu dihitung presentasi
RSD nya.
Ditentukan akurasinya. Untuk memeriksa keakuratan metode, studi pemulihan
dilakukan dengan over spotting, larutan obat standar ke larutan sampel yang telah
dianalisis sebelumnya, di tiga tingkat yang berbeda 80, 100 dan 120%. Dasar
konsentrasi sampel yang dipilih adalah 300 ng / pita, Obat curah fenobarbiton
yang 240, 300 dan 360 ng / band tablet Phenobarbitone ditambahkan lebih dari
bercak. Area tersebut dicatat setelah pengembangan piring. Lalu Konsentrasi obat
Phenobarbitone dihitung dengan menggunakan persamaan regresi.
Pada Densitogram Fenobarbiton, metanol digunakan sebagai pelarut untuk
preparasi larutan. Fase diam adalah pelat aluminium HPTLC (20 × 10cm) yang
dilapisi sebelumnya silika gel F 254 . diklorometana: etil asetat: glasial, asam
asetat (9,5: 0,5: 0,1 v / v / v / v) digunakan. Standar larutan stok Phenobarbitone
5µl (300ng / band) diaplikasikan pada pelat TLC. Faktor retensi Fenobarbiton
adalah 0,70 ± 0,05.
Dilakukan hidrolisis asam. Untuk 6 ml larutan stok, ditambahkan 1 ml 2,5N
HCl. Volume dibuat hingga 10 mldengan metanol (0,3µg / 5µl). Campuran ini
kemudian disimpanselama 3 jam untuk 30ᵒC. Kemudian 5μl larutan resultan
(300ng / band) diaplikasikan pada pelat KLT bersama denganmasing-masing
kosong di trek yang berdekatan dan densitogram dikembangkan.
Lalu pada hidrolisis alkali, untuk 6 ml larutan stok ditambahkan 1 ml 3N
NaOH. Volume dibuat hingga 10 ml dengan metanol (0,3µg / 5µl). Kemudian 5μl
larutan resultan(300ng / band) diaplikasikan pada pelat KLT bersama dengan
masing-masing kosong di trek yang berdekatan dan densitogram. Lalu campuran
ini kemudian disimpan selama 3 jam untuk 30ᵒC.
Untuk oksidasi, 6 ml larutan stok ditambahkan 2 ml larutan 6% H2O2 tadi.
Volume dibuat hingga 10 ml dengan Metanol (0,3μg / 5μl). Campuran ini
kemudian disimpan selama 3jam di RT. 5μl larutan resultan (300 ng / band).
diaplikasikan pada pelat TLC bersama dengan blanko masing-masingtrek yang
berdekatan dan densitogram dikembangkan.
Setelah itu dilakukan degradasi di bawah panas kering. Studi panas kering
dilakukan dengan menyimpan sampel obat dalam oven (50 0 C) selama ajangka
waktu 120 jam. 10 mg obat yang terpapar tadi ditimbang secara akurat dan
dipindahkan ke 100 ml labu ukur dan dilarutkan dalam metanol, volumenya
dibuat dengan metanol untuk mendapatkan konsentrasi. Dari 100µg / ml, larutan
stok standar 6 ml Phenobarbitone tadi kemudian diencerkan dalam 10 ml
methanol hingga mendapatkan standar kerjalarutan (0,3μg / 5μl). Kemudian 5μl
larutan resultan(300ng / band) diaplikasikan pada pelat KLT bersama dengan
masing-masing kosong di trek yang berdekatan dan densitogram dikembangkan.
Dan yang terakhir dilakukan studi degradasi foto. Yang pertama Degradasi
UV panjang pada 366 nm, dengan mengencerkan 10 ml methanol untuk
mendapatkan standar kerjalarutan (0,3μg / 5μl). Kemudian timbang 10 mg obat
secara akurat 100 ml metanol untuk mendapatkan konsentrasi 100µg / ml. 6ml
larutan stok standar Phenobarbitone. Setelah itu fotokimiastabilitas obat dipelajari
dengan memaparkan obat sampel ke sinar UV panjang (366nm) selama 48 jam 10
mg setelah terpapar. Dan 5μl larutan resultan(300ng / band) kemudian
diaplikasikan pada pelat KLT. Lalu yang kedua Degradasi UV pendek pada 254
nm. Fotokimiastabilitas obat dipelajari dengan memaparkan obatsampel ke sinar
UV pendek (254nm) selama 48 jam 10 mg. Setelah terpapar, timbang 10 mg obat
secara akurat100 ml metanol untuk mendapatkan konsentrasi 100µg / ml. 6ml
larutan stok standar fenobarbiton kemudiandiencerkan dalam 10 ml methanol
untuk mendapatkan standar kerjalarutan (0,3μg / 5μl). Dan 5μl larutan
resultan(300ng / band) kemudian diaplikasikan pada pelat KLT.
Faktor Pengenceran
konsentrasi awal sampel
Faktor pengenceran =
konsentrasi pengenceran akhir sampel
1000 ppm
=
20 ppm
= 50 x pengenceran
IV. Pembahasan
V. Kesimpulan
Sherma, J., and B. Fried, 1999, Thin Layer Chromatography. 4rd edition.
Marcel Dekker, Inc., New York, 1-9.
Skoog , D. A., 1985, Principles of Instrumental Analysis, Saunders College Publ,
Philadelphia, 5, 842- 845.
N
o Nama NIM Kontribusi
- Metodologi
1 Aldila Fajar Oktriyanto 119260009 - Daftar Pustaka
2 Anastya Devi Septiani 119260075 -Pembahasan
Fransiska Abella -Pengolahan Data
3 Berliana 119260033 - Tabel Pengerjaan
Rahadika Kurnia - Pembahasan
4 Shandy 119260152 - Tujuan Percobaan
- Cover
5 Vinna Agustiya 119260049 - Kesimpulan