Disusun Oleh :
1. Ajeng Widiastuti
2. Neneng Nur Amaliyah
E0014029
E0014045
2016KATA PENGANTAR
Puji syukur sepatutnyalah kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha
Kuasa, karena atas berkat, pertolongan dan petunjuknya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Suspensi tepat pada waktu yang telah
ditentukan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, dan juga tak terlupa kepada
Bapak Agung Nur Cahyanta Selaku dosen pengampu mata kuliah TSF Semi Solid
Dan Liquid.
Kami sadar Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu segala kritik, saran, dan masukan yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya besar harapan kami kiranya makalah ini dapat membantu temanteman sekalian dalam memahami materi Suspensi
Penyusun
VISI
Menjadi Institusi Yang Menghasilkan Tenaga Kesehatan Yang Profesional Dan
Mandiri Tahun 2020.
MISI
1. Membangkitkan Kesadaran Masyarakat Tentang Keberadaan Stikes Bhamada
Slawi Sebagai Pusat Pendidikan Kesehatan Yang Kredibel Dan Berorientasi
Pada Kebutuhan Dunia Kerja.
2. Menyelenggarakan Proses Pendidikan Agar Peserta Didik Menjadi Manusia
Yang Beriman Dan Bertakwa Pada Tuhan Yang Maha Esa, Berkemampuan
Akademik Dan Kompeten Dibidang Kesehatan.
3. Mengembangkan Penelitian Di Bidang Kesehatan Serta Mengaplikasikan
Dalam Bentuk Pengabdian Kepada Masyarakat.
4. Mengembangkan Kerja Sama Kemitraan Dalam Rangka Penyebar Luasan
Iptek Dan Pendayagunaan Lulusan
DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................................
i
Kata Pengantar.........................................................................................................
ii
Visi dan Misi ............................................................................................................
iii
Daftar Isi...................................................................................................................
iv
BAB I. Pendahuluan................................................................................................
1
A. Latar Belakang
........................................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
........................................................................................................................
2
C. Tujuan
........................................................................................................................
2
BAB II. Tinjauan Pustaka.......................................................................................
4
A. Definisi Sediaan Suspensi
........................................................................................................................
4
B. Persyaratan Sediaan Suspensi
........................................................................................................................
6
C. Jenis Jenis Suspensi
........................................................................................................................
7
D. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan dalam Suspensi
........................................................................................................................
7
E. Faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas Suspensi
........................................................................................................................
8
F. Komponen Sediaan Suspensi
........................................................................................................................
10
G. Pengertian Suspending Agent
........................................................................................................................
11
H. Penggolongan Suspending Agent
........................................................................................................................
11
I. Contoh Formulasi
........................................................................................................................
14
J. Cara Pembuatan Suspensi Secara Umum
........................................................................................................................
14
K. Evaluasi Sediaan Suspensi
........................................................................................................................
14
L. Penggunaan Suspensi Dalam Farmasi
........................................................................................................................
15
M. Kelebihan dan Kelemahan Sediaan Suspensi
........................................................................................................................
16
N. Pengemasan dan Penandaan Sediaan
........................................................................................................................
17
BAB III. Penutup.....................................................................................................
18
A. Kesimpulan
........................................................................................................................
18
B. Saran
........................................................................................................................
18
Daftar Pustaka..........................................................................................................
19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
partikel,
mendispersikan
partikel
tersebut
dan
kemudian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Sediaan Suspensi
Menurut Farmakope Indonesia IV Th. 1995, hal 17, Suspensi adalah sediaan
cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
Suspensi Oral adalah sediaaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi
dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk
penggunaan oral.
Menurut Farmakope Indonesia III, Th. 1979, hal 32, Suspensi adalah
sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut,
terdispersi dalam cairan pembawa. Suspensi oral adalah sediaan cair yang
menggunakan partikel-partikel padat terdispersi dalam suatu pembawa cair
dengan flavouring agent yang cocok yang dimaksudkan untuk pemberian oral.
Suspensi topikal adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel padat
yang terdispersi dalam suatu pembawa cair yang dimaksudkan untuk pemakaian
pada kulit. Suspensi otic adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel
mikro dengan maksud ditanamkan di luar telinga.
Menurut Fornas Edisi 2 Th. 1978 hal 333, Suspensi adalah sediaan cair yang
mengandung obat padat, tidak melarut dan terdispersikan sempurna dalam cairan
pembawa, atau sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk halus, dengan
atau tanpa zat tambahan, yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan
pembawa yang ditetapkan. Yang pertama berupa suspensi jadi, sedangkan
yang kedua berupa serbuk untuk suspensi yang harus disuspensikan lebih dahulu
sebelum digunakan.
Menurut IMO, Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat
dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang
terdispersi harus halus, tidak boleh cepat mengendap, bila digojok perlahan
lahan, endapan harus segera terdispersii kembali.
Pengertian suspensi secara umum Suspensi adalah sediaan cair yang
mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Sistem
terdispers terdiri dari partikel kecil yang dikenal sebagai fase dispers, terdistribusi
keseluruh medium kontinu atau medium dispersi. Untuk menjamin stabilitas
suspensi umumnya ditambahkan bahan tambahan yang disebut bahan pensuspensi
atau suspending agent. Suspensi oral adalah sediaan cair rnengandung-partikel
padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai,
dan ditujukan untuk penggunaan oral. Beberapa suspensi-yang diberi etiket
sebagai susu atau magma termasuk dalam kategori ini. Beberapa suspensi dapat
langsung digunakan sedangkan yang lain berupa campuran padat yang harus
dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai segera sebelum
digunakan. Suspensi topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang
terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan pada kulit.
Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai "lotio" termasuk dalam kategori ini.
Suspensi tetes telinga adalah sediaan : cair mengandung partikel-partikel halus
yang ditujukan untuk di teteskan telinga bagian luar. Suspensi optalmik adalah
sediaan cair steal yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam
cairan pembawa untuk pemakaian pada mata. Obat dalam suspensii harus dalam
bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi atau goresan pada kornea.
Suspensii obat mata tidak boleh digunakan bila terjadi masses yang mengeras atau
penggumpalan. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk
dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau
kedalam larutan spinal. Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan padat
kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang
memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan
pembawa yang sesuai.
Pembagian Suspensi berdasarkan sifat :
1. Suspensi Deflokulasi
Partikel yang terdispersi merupakan unit tersendiri dan apabila
kecepatan sedimentasi bergantung daripada ukuran partikel tiap unit, maka
kecepatannya akan lambat. Gaya tolak-menolak di antara 2 partikel
menyebabkan masing-masing partikel menyelip diantara sesamanya pada
waktu mengendap. Supernatan sistem deflokulasi keruh dan setelah
pengocokan kecepatan sedimentasi partikel yang halus sangat lambat.
Keunggulannya : sistem deflokulasi akan menampilkan dosis yang
relatif homogen pada waktu yang lama karena kecepatan sedimentasinya yang
lambat.
Kekurangannya : apabila sudah terjadi endapan sukar sekali diredispersi
karena terbentuk masa yang kompak. Sistem deflokulasi dengan viskositas
tinggi akan mencegah sedimentasi tetapi tidak dapat dipastikan apakah sistem
akan tetap homogen pada waktu paronya.
2. Suspensi Flokulasi
Partikel sistem flokulasi berbentuk agregat yang dapat mempercepat
terjadinya sedimentasi. Hal ini disebabkan karena setiap unit partikel dibentuk
oleh kelompok partikel sehingga ukurang agregat relatif besar. Cairan
supernatan pada sistem deflokulasi cepat sekali bening yang disebabkan flokulflokul yang terbentuk cepat sekali mengendap dengan ukuran yang bermacammacam.
Keunggulannya :sedimen pada tahap akhir penyimpanan akan tetap
besar dan mudah diredispersi.
Kekurangannya : dosis tidak akurat dan produk tidak elegan karena
kecepatan sedimentasinya tinggi.
Flokulasi dapat dikendalikan dengan :
a. Kombinasi ukuran partikel
b. Penggunaan elektrolit untuk kontrol potensial zeta.
c. Penambahan polimer mempengaruhi hubungan/ struktur partikel dalm
suspensi
3.
= kecepatan aliran
po
= gravitasi
= viskositas cairan
Jumlah partikel (konsentrasi)
Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka
partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering
terjadi benturan antara partikel tersebut. Benturan itu akan menyebabkan
terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu makin besar
konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel
pengawet,
meningkatkan kelarutan.
h. Acidifier
fungsinya untuk mengatur
pengawet,
pH,
memperbesar
potensial
meningkatkan kelarutan.
G. Pengertian Suspending Agent
Suspensi agent adalah bahan tambahan yang berfungsi mendispersikan
partikel tidak larut dalam pembawa dan meningkatkan viskositas sehingga
cairan tersebut
bertambah
dan
akan
menambah
stabilitas
c. Tragacanth
Merupakan eksudat dari tanaman astragalus gumnifera. Tragacanth sangat
kambat mengalami hidrasi, untuk mempercepdt hidrasi biasanya dilakukan
pemanasan, Mucilago tragacanth Iebih kental dari mucilago dari gom arab.
Mucilago tragacanth balk sebagai stabilisator suspensi saja, tetapi bukan
sebagai emulgator
d. Algin
Diperoleh dari beberapa species ganggang laut. Dalam perdagangan terdapat
dalam bentuk garamnya yakni Natrium Alginat. Algin merupakan senyawa
organik yang mudah mengalami fermentasi bakteri sehingga suspensi
dengan algin memerlukan bahan pengawet. Kadar yang dipakai sebagai
suspending agent umumnya 1- 2%.
2. Golongan bukan gom
Suspending agent dari alam bukan gom adalah tanah Iiat. Tanah liat yang
sering dipergunakan untuk tujuan menambah stabilitas suspensi ada 3 macam
yaitu bentonite, hectorite dan veegum. Apabila tanah liat dimasukkan ke dalam
air mereka akan mengembang dan mudah bergerak jika dilakukan
penggojokan. Peristiwa ini disebut tiksotrofi. Karena peristiwa tersebut,
kekentalan
cairan
akan
bertambah sehingga
stabilitas
dari
suspensi
menjadi lebih baik. Sifat ketiga tanah liat tersebut tidak larut dalam air,
sehingga penambahan bahantersebut
kedalam
suspensi
adalah
dengan
air,tidakberacun
dan
tidak
mengiritasi
kulit,
serta
sedikit
I. Contoh Formulasi
R/
calamin 6
Zinc oxyd 3
Gliserin 3
PGA 5%
Aq.Rosarium. Ad 60 cc
Kocok dahulu
5. Sediaan suspensi yang terdiri dari partikel halus yang terdispersi dapat
menaikkan luas permukaan di dalam saluran pencernaan, sehingga dapat
mengabsorpsi toksin-toksin atau menetralkan asam yang diproduksi oleh
lambung. Contoh Kaolin, Mg-Karbonat, Mg-Trisilikat. (antasida/Clays).
6. Sifat adsorpsi daripada serbuk halus yang terdispersi dapat digunakan untuk
sediaan yang berbentuk inhalasi. Zat yang mudah menguap seperti mentol, Ol.
Eucaliptus, ditahan dengan menambah Mg-Karbonat yang dapat mengadsorpsi
tersebut.
7. Dapat menutup rasa zat berkhasiat yang tidak enak atau pahit dengan lebih baik
dibandingkan dalam bentuk larutan. Untuk suspensi Kloramfenikol dipakai
Kloramfenikol Palmitas yang rasanya tidak pahit.
8. Suspensi BaSO4 untuk kontras dalam pemeriksaan X-Ray.
9. Suspensi untuk sediaan bentuk aerosol.
M. Kelebihan Dan Kelemahan Sediaan Suspensi
1. Kelebihan sediaan suspensi
Suspensi merupakan sediaan yang menjamin
stabilitas
kimia
dan
dikocok setiap kali sebelum digunakan untuk menjamin' distribusi zat padat yang
merata dalam pembawa sehingga dosis yang diberikan setiap kali tepat dan
seragam. Pada etiket harus juga tertera "Kocok Dahulu"
BAB III
PEMUTUP
A. Kesimpulan
Suspensi adalah sediaan cair yang terdiri dari dua fase, yang masing masing
fase apabila terdapat di alam tidak akan bisa disatukan atau digabungkan, sediaan
suspensi secara garis besar ada tiga jenis yaitu suspensi oral, suspensi topical dan
suspensi
otic.
Cara pembuatan suspensi ada dua, yaitu metode dispersi dan metode presitipasi
yang keduanya membutuhkan suspending agent dalam prosesnya, baik
suspending agent yang berasal dari alam maupun sintetik.
B. SARAN
1. Saran bagi pemerintah
Saran penulis bagi pemerintah agar lebih gencar dalam edukasi terhadap tenaga
medis maupun masyarakat, agar tidak salah dalam penggunaan atau dalam
pengaturan dan perhitungan dosis.
2. Saran bagi masyarakat
Saran penulis kepada masyarakat agar lebih kritis dalam membeli dan
menerima obat, jangan malu untuk bertanya dan juga jangan lupa untuk selalu
menanyakan penggunaan serta dosis obat jenis apapun yang anda terima.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995).Farmakope
Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Hal. 1083, 1084.
Dirjen POM Departemen Kesehatan RepublikIndonesia. (1979).Farmakope
Indonesia, EdisiIII. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.Hal. 639.
Ansel, C.H. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Jakarta:UI
Press.Hal. 103, 104, 105, 118, 119, 112.Departemen
Farmakologi dan Terapeutik FK UI. (1995). Farmakologi Dan Terapi. Edisi IV.
Jakarta: Universitas Indonesia.Hal. 207, 209, 210.
Anief, Moh.(1995). Prinsip Umum Dan Dasar Farmakologi. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.Hal. 45.
Syukri, Y. (2002). Biofarmasetika. Edisi Pertama. Yogyakarta: UI Press. Hal. 31,
36, 37, 38
Pharmacopeia ofthe Peoples Republic of China.(2005).Vol. II. Hal. 127