Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayahNya
makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Teknologi Sediaan Semi Solid.
Makalah yang berjudul “Ampicillin Dry Syrup" ini menjelaskan tentang hal-hal yang
berkaitan mengenai sediaan dry syrup yang dengan zat aktif Ampicillin, mulai dari definisi,
komposisi, hingga formulasi suspensi baik yang sudah mengalami pengujian maupun yang
baru dirancang oleh penulis guna memperkaya formulasi sediaan terkait. Penulisan makalah
ini, diharapkan dapat memberikan referensi untuk merancang suatu formulasi atau pra
formulasi sediaan suspensi obat maag dengan membandingkan hasil-hasil dari pengujian
formula yang sudah ada.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
berharap kritik dan saran dari para pembaca berkaitan dengan makalah ini guna memperbaiki
makalah dan mengembangkan isinya agar makalah ini dapat lebih bermanfaat lagi bagi para
pembaca. Atas perhatiannya, penulis ucapkan terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
Latar Belakang Masalah .................................................................................................................. 1
Tujuan ............................................................................................................................................. 2
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................................ 3
Teori singkat .................................................................................................................................... 3
Pengertian sirup kering ................................................................................................................... 3
Metode pembuatan sirup kering .................................................................................................... 4
Beberapa uji Evaluasi pada suspensi rekonstitusi :......................................................................... 5
MEKANISME AKSI ANTIBIOTIK AMPISILIN / AMPICILLIN ................................................................ 7
Farmakokinetik ............................................................................................................................... 7
Farmakodinamik ............................................................................................................................. 8
Produk Refren : ............................................................................................................................... 9
BAB III .................................................................................................................................................... 10
METODELOGI ........................................................................................................................................ 10
USULAN FORMULASI..................................................................................................................... 10
Formula ......................................................................................................................................... 11
KAJIAN FORMULASI .................................................................................................................. 11
ALAT DAN BAHAN ......................................................................................................................... 15
Cara pembuatan (granulasi).......................................................................................................... 15
EVALUASI....................................................................................................................................... 16
PRODUK......................................................................................................................................... 19
Desain Kemasan ............................................................................................................................ 21
BAB IV.................................................................................................................................................... 23
PEMBAHASAAN ..................................................................................................................................... 23
BAB V..................................................................................................................................................... 24
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................................................... 24
SARAN ........................................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
a) Mengetahui bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sediaan sirup kering.
b) Mengetahui kekurangan dan kelebihan dari formulasi sirup kering yang telah
mengalami pengujian.
c) Merancang formula baru sediaan sirup kering yang diharapkan dapat memperbaiki
kekurangan dan mempertahankan kelebihan dari formulasi yang sudah ada.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teori singkat
Suspensi kering atau suspensi rekonstitusi adalah sejumlah sediaan resmi dan
diperdagangkan yang terdiri dari campuran kering atau serbuk granula, dimaksudkan
untuk disuspensikan dalam air atau pembawa lainnya sebelum pemberian.
Sebagaimana telah diketahui sediaan resmi ini mencantumkan ”Untuk Suspensi Oral”
pada judul resminya untuk membedakannya dari suspensi yang sudah disiapkan.
Kebanyakan dari obat-obat yang dibuat sebagai campuran kering untuk
suspensi oral adalah obat-obat antibiotik. Produk kering yang dibuat secara komersial
guna mengandung obat-obat antibiotik, dengan bahan tambahan untuk pewarna,
pemanis, aroma, penstabil dan pensuspensi, atau zat pengawet yang mungkin
didinginkan untuk meningkatkan stabilitas dari serbuk kering atau campuran granul
atau dasar suspensi cair. Apabila akan dioplos dan diberikan kepada pasien maka
apoteker atau ahli farmasi akan membuka serbuk yang ada pada dasar wadah secara
perlahan-lahan dengan benda keras lalu menambahkan sejumlah air murni sesuai
dengan yang ditunjukkan pada label dan dikocok dengan kencang sampai seluruh
suspensi kering tersuspensi sempurna.
Penting bagi seorang ahli farmasi untuk menambahkan secara tepat jumlah air
yang telah ditetapkan dalam campuran kering sehingga dihasilkan konsentrasi yang
tepat per unit dosis. Penggunaan air murni lebih baik untuk menghindari penambahan
kontaminasi yang dapat merusak dan memberi efek kebalikan dari efek stabilitas
sediaan yang dihasilkan. Ahli farmasi harus memberitahukan pasien mengenai sifat-
sifat ini dan mengharuskannya untuk mengocok isinya baik-baik sesaat sebelum
pemakaian dan obat disimpan secara tepat (biasanya didinginkan).
3
pelarut lain yang sesuai sebelum digunakan. Sediaan ini adalah sediaan yang
mengandung campuran kering zat aktif dengan satu atau lebih pendapar, pewarna,
pengencer, pendispersi, dan pengaroma yang sesuai ( Depkes RI, 1995)
Karakteristik yang perlu diperhatikan dari campuran serbuk atau granul untuk
direkonstitusikan adalah :
1. Campuran serbuk atau granul haruslah merupakan campuran homogeny dari bahan
aktif obat dan excipient
2. Selama rekonstitusi, campuran serbuk atau granul harus melarutkan / terdispersi
dengan cepat dan sempurna dalam pelarut atau pembawa air.
3. Suspensi hasil rekonstitusi harus dengan mudah diredispersi dan dituang dari botol
oleh pasien untuk menakar dosis secara akurat dan uniform
4. Produk jadi akhir harus menunjukkan tampilan bau dan rasa yang dapat diterima
oleh pasien 5. Campuran serbuk atau granul untuk rekonstitusi harus memenuhi
spesifikasi yang dinyatakan dalam farmakope (misal kadar air, disolusi, waktu
rekonstitusi dan lain sebagainya)
6. Masa kadaluarsa campuran serbuk atau granul dan hasil rekonstitusi harus diteliti
dan dinyatakan pada label ; disamping ketentuan lain, misal penyimpanan, suhu
penyimpanan, cairan untuk rekonstitusi dan lain sebagainya
1) Power Bland
Pada metode ini komponen formula dicampurkan dalam bentuk serbuk. Bahan dengan
jumlah sedikit dilakukan pencampuran dengan dua tahap, pertama dicampur
dengan sebagian sukrosa selanjutnya dicampur dengan bahan lain supaya didapat
hasil homogen.
2) Granulated Product
Pada metode ini dilakukan beberapa tahapan yaitu :
a. Reduksi ukuran partikel. Bahan bebrbentuk serbuk di milling dengan mesh size
tertentu yang dilegkapi screen/ayakan.
b. Pencampuran suspending agent, wetting agent, dan anti-foaming agent. Yang
dicampurkan terlebih dahulu adalah wetting agent dan anti-foaming agent.
Suspending agent ditambahkan perlahan-lahan pada campuran wetting agent dn
antifoaming agent. Kecepatan pengadukan dan waktu pengadukan sangat
berpengaruh.
4
c. Pencampuran bahan aktif. Bahan yang sudah di milling ditambahkan pada
campuran (b) lalu diaduk homogen.
d. Granulasi. Campuran bahan aktif dengan bahan tambahan diatas, dibentuk menjadi
granul dengan mesh ukuran tertentu (dengan cairan pembentuk masa granul)
e. Pengeringan. Granul yang sudah dihasilkan hingga % moisturaizer tertentu (tray
oven atau Fluid Bed Drier)
f. Milling. Hasil pengeringan selanjutnya diuji distribusi ukuran partikelnya.
g. Final Blend. Merupakan bagian pencampuran akhir.Waktu dan kecepatan
pengadukan sangat mempengaruhi hasil dari pencampuran ini.
3) Combination Product
Metode ini sering digunakan terhadap bahan yang tidak tahan panas (flavor),
yang ditambahkan setelah pengeringan granul
.
1. Sifat-sifat mengalir
Sifat-sifat mengalir suatu bahan dihasilkan dari banyak gaya. Partikel-partikel
padat akan saling tarik-menarik, dan gaya yang bekerja antara partikel-partikel
bila mereka berhubungan terutama gaya permukaan. Ada beberapa gaya yang
dapat bekerja di antara partikel-partikel padat: (1). Gaya gesekan/friksi, (2).
Gaya tegangan permukaan, (3) gaya mekanik yang disebabkan oleh saling
menguncinya partikel yang bentuknya tidak teratur, (4). Gaya elektrostatik,
dan (5). Gaya kohesi atau Van der walls. Semua gaya tersebut dapat
mempengaruhi sifat alir dari zat padat. Sifat –sifat granul tersebut seperti
ukuran partikel, distribusi ukuran partikel, bentuk partikel, kekerasan atau
tekstur partikel, penurunan energi permukaan dan luas permukaan juga dapat
dipengaruhi. Ada beberapa uji yang dapat digunakan sebagai pengukur aliran
dari pengaruh seluruh gaya yang saling bereaksi pada suatu saat. Dua metode
yang paling umum dipakai adalah (1) sudut baring (repose angle) dan (2)
pengukuran kecepatan mengalir.
Metode corong tegak dan kerucut yang berdiri bebas memakai corong yang
dijaga agar ujungnya berada pada suatu ketinggian yang dikehendaki. H di
atas kertas grafik yang terletak pada bidang horizontal. Bubuk atau granul
dituang perlahan-lahan sampai ke ujung corong. R adalah jari-jari dari alas
tumpukan bubut yang terbentuk kerucut.
𝐻
tan 𝛼 = .......................................................................................(1)
𝑟
Atau
𝐻
𝛼 = tan−1 𝑟 .....................................................................................(2)
𝛼 adalah sudut baring. Bila sudut baring lebih kecil dari 30º biasanya
menunjukkan bahwa bahan dapat mengalir bebas, bila sudutnya lebih besar
atau sama dengan 40º biasanya daya mengalirnya kurang baik
5
2. Pertimbangan Rheologis
Karakteristik rheologis dari suatu suspensi farnasi dapat merupakan faktor
penentu yang penting dalam mengoptimisasi stabilitas fisika sistem suspensi
tersebut. Khususnya yang paling diinginkan adalah suspensi yang mempunyai
thiksotropi yang mudah dikembangkan. Suspensi seperti itu bila diformulasi
dengan tepat dapat mencegah sedimentasi, agregasi, dan caking yang berdasarkan
suatu yield value viskositas tinggi pada keadaan istirahat, sedangkan pengocokan
kuat mengurai viskositas agar dapat dituang, sehingga produk tersebut dapat
diberikan. Viskositas tinggi dapat terbentuk kembali dengan cepat bila suspense
sekali lagi pada keadaan istirahat, dan akhirnya menghilangkan kemungkinan
ketidakstabilan fisik yang dibicarakan sebelumnya. Tanah liat bentonit dan
beberapa resin polimer cenderung membentuk media thiksotropi dalam air yang
dikembangkan dengan baik.
Pembuatan formulasi farmasi disarankan untuk mengupayakan mencegah
karakteristik rheologis tertentu dalam suatu produk farmasi yang sedang
dikembangkan. Khususnya karakteristik rheologis pseudoplastis (dimana tidak ada
yield value), dilatan, dan reopeksi (dimana viskositas meningkat dengan tekanan
shear) paling tidak diinginkan karena kestabilan fisiknya yang buruk.
3. Volume Sedimentasi
Karena kemampuan mendispersi kembali merupakan salah satu pertimbangan
utama dalam menaksir penerimaan pasien terhadap suatu suspensi, dan karena
endapan yang terbentuk harus dengan mudah didispersikan kembali dengan
pengocokan sedang agar menghasilkan suatu sistem homogen, maka pengukuran
volume endapan dan mudahnya ia mendispersi membentuk dua prosedur evaluasi
dasar yang paling umum.
Konsep volume endapan (volume sedimentasi) adalah sederhana. Pendeknya,
konsep tersebut mempertimbangkan rasio tinggi akhir dari endapan (Hu) terhadap
tinggi awal suspensi keseluruhan (Ho) pada waktu suspense mengendap dalam
suatu silinder dibawah kondiri standar. Makin besar fraksi ini, makin baik
kemampuan suspensinya.
4.Ukuran partikel
Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam farmasi,
sebab ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam pembuatan sediaan obat
dan juga terhadap efek fisiologisnya.
Pentingnya mempelajari mikromiretik, yaitu:
1. Menghitung luas permukaan
2. Sifat kimia dan fisika dalam formulasi obat
3. Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara per oral,
suntikan dan topikal
4. Pembuatan obat bentuk emulsi, suspensi dan duspensi
5. Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel).
6
Metode paling sederhana dalam penentuan nilai ukuran partikel adalah
menggunakan pengayak standar. Pengayak terbuta dari kawat dengan ukuran
lubang tertentu. Istilah ini (mesh) digunakan untuk menyatakan jumlah lubang
tiap inchi linear.
1. Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau lebih pada
ikatan penisilin-protein (PBPs – Protein binding penisilin’s), sehingga menyebabkan
Penghambatan pada tahapan akhir transpeptidase sintesis peptidoglikan dalam dinding
sel bakteri, akibatnya biosintesis dinding sel terhambat dan sel bakteri menjadi pecah
(lisis)
2. Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau lebih protein
Pengikat-penisilin (PBP) yang pada gilirannya menghambat langkah transpeptidasi
akhir sintesis peptidoglikan di dinding sel bakteri, sehingga menghambat biosintesis
dinding sel. Bakteri akhirnya lisis akibat aktivitas yang sedang berlangsung dari
dinding sel enzim autolytic (autolysins dan murein hidrolase) sementara perakitan
dinding sel ditangkap.
Farmakokinetik
1.Untuk pemakaian oral dianjurkan diberikan ½ jam sampai 1 jam sebelum makan.
2.Cara pembuatan suspensi, dengan menambahkan air matang sebanyak 50 ml, kocok
sampai serbuk homogen. Setelah rekonstitusi, suspensi tersebut harus digunakan
dalam jangka waktu 7 hari.
3.Pemakaian parental baik secara i.m ataupun i.v dianjurkan bagi penderita yang tidak
memungkinkan untuk pemakaian secara oral
7
Farmakodinamik
Ampisilina termasuk golongan penisilina semisintetik yang berasal dari inti
penisilina yaitu asam 6-amino penisilinat (6-APA) dan merupakan antibiotik luas
yang bersifat bakterial. Secara klinis efektif terhadap kuman-kuman gram-positif yang
peka terhadap penisilina 6 dan terhadap bermacam-macam kuman gram-negatif,
diantaranya :
1.Kuman gram-positif seperti S. pneumoniae, enterokokus, dan stafilokolus yang
tidak menghasilkan penisilinase.
2.Kuman gram-negatif seperti gonokokus, H. Influenzae, jenis E. coli. Shigella,
Salmonella dan P. mirabilis.
Indikasi:
Ampisilina digunakan untuk pengobatan:
1.Infeksi saluran pernapasan, seperti pneunomia faringitis, bronkitis, laringitis.
2.Infeksi saluran pencernaan, seperti shigellosis, salmonellosis.
3.Infeksi saluran kemih dan kelamin, seperti gonore (tanpa komplikasi), uretritis,
sistitis, pielonefritis.
4.Infeksi kulit dan jaringan kulit.
5.Septikemia, meningitis
Kontradiksi
Hipersensitif terhadap penisilina
Efek Samping
Efek samping yang jarang seperti angioderma dan clostridium difficile diarrhea.
Perawatan medis harus segera diberikan jika tanda-tanda pertama dari efek samping
muncul karena jika seseorang mengalami reaksi hipersensitivitas terhadap
ampisilin,dapat mengalami shock anafilaktik yang bisa berakibat fatal.
Perhatian
1.Hati-hati memberikan ampisilin (ampicillin) pada penderita dengan fungsi hati dan
ginjal yang rusak terutama pada pemakaian obat dalam jangka waktu panjang.
2.Hentikan pemakaian ampisilin (ampicillin) jika terjadi super infeksi yang biasanya
terjadi pada saluran pencernaan (umumnya disebabkan Enterobacter, Pseudomonas,
S.aureus Candida)
3.Antibiotik golongan penicillin termasuk ampisilin (ampicillin) telah diketahui ikut
keluar bersama air susu ibu (ASI). Oleh karena itu, jika ampisilin (ampicillin)
digunakan untuk ibu menyusui, perlu dikonsultasikan dengan dokter.Untuk
menghindari efek sensitivitas ampisilin (ampicillin) terhadap bayi, penggunaan
antibiotik ini harus dilakukan dengan jarak yang cukup dengan saat menyusui.
8
Produk Refren :
Indikasi :Infeksi saluran kemih dan kelamin, saluran napas, saluran pencernaan yang
disebabkan oleh bakteri Gram negatif dan Gram positif.
Kemasan :Dry syrup 125 mg/5 ml x 60 ml.
Dosis :
Dewasa dan anak-anak dengan berat badan lebih dari 20 kg : 250-500 mg tiap 6
jam.
Anak-anak dengan berat badan kurang dari 20 kg : 25-100 mg/kg berat badan/hari
dalam dosis terbagi yang diberikan tiap 6 jam.
Pabrik :Sanbe Farma.
Indikasi :Infeksi saluran kemih dan kelamin, saluran napas, saluran pencernaan yang
disebabkan oleh bakteri Gram negatif dan Gram positif.
Kemasan :Dry syrup 250 mg/5 ml x 60 ml.
Dosis :
Dewasa dan anak-anak dengan berat badan lebih dari 20 kg : 250-500 mg tiap 6
jam.
Anak-anak dengan berat badan kurang dari 20 kg : 25-100 mg/kg berat badan/hari
dalam dosis terbagi yang diberikan tiap 6 jam.
Pabrik :Sanbe Farma.
9
BAB III
METODELOGI
USULAN FORMULASI
2,5% = 125mg/
Konsentrasi 25mg/ml 25mg/ml 25 mg/ml
125mg/5ml ml
Laktosa 25%
Pengikat
10
Formula
Bahan Formula
% b/v Kegunaan
(dengangranulasi)
KAJIAN FORMULASI
a) Zat aktif
1. Ampisilin Trihydras (Farmakope Indonesia Ed.IV hal.103, DI halm.227
Rumus Molekul : C16H19N3O4S.3H2O
b) Zat tambahan
1. CMC Na/ Natrium Carboxy Metil Cellulose (Handbook of Excipients Ed.VI hal.78)
11
Pemerian : Serbuk berwarna putih, tidak berasa, bergranul.
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk larutankoloidal; tidak larut
dalam etanol, dalam eter dan dalam pelarut organik lain.
Berat Jenis : 0,52 g/ml
pH : antara 6,5 dan 8,5
Kegunaan : Suspending agent
Konsentrasi : 0,1 – 1,0 %
Stabilitas : Stabil dan higroskopis,dibawahkondisiKelembapan tinggi dapat
mengabsorpsi (>50%)air.
OTT : Tidak bercampur dengan larutan asamberkonsentrasitinggi dan larut
dengan garambesi jugabeberapalogam seperti aluminium,merkuri, dan zink.
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
13
Pemerian : tidak berwarna atau bening,atau sebagai kristal putih, bubuk
efflorescent. Hal ini tidak berbau dan memilikirasa asam yang kuat.
Kelarutan : Larut 1 di 1,5 bagian etanol (95%) dan 1 dalam waktu kurang
dari 1 bagian air; sedikit larut dalam eter.
Kegunaan : antioksidan, buffer agent
Stabilitas : Larutan dapat disterilisasi dengan autoklaf dan filtrasi.
Wadah&Penyimpanan : Dalam wadah yang tertutup baik dan di tempat sejuk dan
kering.
Bahan Formula
Perhitungan penimbangan
(dengangranulasi)
Bahan Formula
Perhitungan penimbangan
(dengangranulasi)
14
Coconut Oil Qs Qs
Alat :
Planetary Mixxer
Granulator machine
Oven
Filling machine
Capping machine
Spatula
Ember plastic
Loyang
Beaker glass
Viskometer Brookfield
Botol cokelat
Batang pengaduk
Timbangan
Gelas ukur
Pengayak
Seperangkat ayakan ( pada pengujian ukuran partikel )
Tabung sedimentasi
Alat uji sifat alir
Stopwatch
Milimeter blok
Kertas coklat
Bahan :
Ampisilin Trihidrat
CMC
Aerosil
Citric Acid
Coconut Oil qs
Sunset Yellow
Orange essens
Natrium Benzoat
15
6. Bahan hasil pencampuran dimasukan ke dalam mesin granulator.
7.Loyang di persiapkan sebagai wadah untuk penyimpanan granul untuk di keringkan
dalam oven.
8. Suhu dan waktu oven di setel, kemudian loyang dimasukan.
9. Setelah kering granul di keluarkan, dan masukan ke dalam mesin filling untuk di kemas
dalam botol.
10. Botol di persiapkan untuk di segel dengan mesin capping.
11. Botol dikemas dalam box karton kemasan sekunder.
EVALUASI
1. Sifat Alir
a) Secara Langsung
25 gram granul ditimbang, tempatkan pada corong alat uji sifat alir dalam keadaan
tertutup.Penutupnya dibuka, serbuk dibiarkan mengalir, catat waktunya dengan
menggunakan stopwatch.
Syarat : Waktu alir 100 gram serbuk/granul > 10g /detik
Rumus Kecepatan Alir = Bobot (g)
Waktu (t)
Tan α = h/r
α = inv tanoko
keterangan :
r : jari-jari bidang datar kerucut
h : tinggi kerucut
α : sudut baring
Sudut diam Keterangan
<25 Sangat baik
25 – 30 Baik
30 – 40 Cukup
>40 Kurang
16
Data Evaluasi Sifat Alir Formula
Massa t R H α Kecepatan alir
0
(g) (detik) (cm) (cm) ( ) (g/dtk)
25 5.71 4 1.4 19.30 4.38
25 3.53 3.5 1.6 24.57 7.08
25 3.47 3.7 1.6 23.38 7.20
2.Volume sedimentasi
Cara :
Suspensi rekonstitusi dimasukkan ke dalam tabung sedimentasi 25 ml dan diamati
kestabilannya
Perhitungan : F = Vu / Vo
dimana, F = Derajat sedimentasi
Vu = Volume sedimentasi
Vo = Volume awal
Pengamatan hasil
Vo 25,5
15 menit Vu 25,5
F 1
Vo 25,5
30 menit Vu 25,5
F 1
45 menit Vo 25,5
Vu 25,5
F 1
Vo 25,5
60 menit Vu 25,5
F 1
Vo 25,5
1 hari Vu 25,5 + endapan
F 1
Vo 25,5
2 hari Vu 24 + endapan
F 1
Vo 25,5
3 hari Vu 23 + endapan
F 1
4 hari Vo 25,5
Vu 20,75 + endapan
F 1
17
3. Waktu Rekonstitusi
a. Ukuran Partikel
4. Penentuan Viskositas
18
Perhitungan : Viskositas (η) = faktor x skala
Gaya (F) = skala x konstanta alat (kv)
* kv = 673,7 dyne/cm2
5. Pengujian Stabilitas
Waktu
% kadar Awal Hari 1 Hari ke 7 Hari ke 14
104±0.12 104±0.08 97.33±0.12 76.1±0.04
*spesifikasi %kadar ampisilin trihydrat FI III tidak kurang dari 95%
PRODUK
SPESIFIKASI PRODUK
Kemasan:
INDIKASI
19
-saluran napas,
-saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Gram negatif dan Gram
positif.
KONTRAINDIKASI
Monukleosis menular
PERHATIAN-PERHATIAN
Kerusakan ginjal
Leukemia limfatik
Interaksi obat :
EFEK SAMPING
Dosis
20
Tambahkan 60 ml air, kocok sampai suspensi homogen.Bila telah dilarutkan,
obat dapat disimpan dalam 7 hari.
PENYIMPANAN
Simpan dalam ruang ber-AC (suhu dibawah 25oC) dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya dan kelembaban.
Desain Kemasan
Etiket
21
22
BAB IV
PEMBAHASAAN
Pembahasan
Formula F1, F2, F3, didapat dari jurnal yang membahas tentang evaluasi
pengujian ampisilin dry syrup ready use, untuk kestabilan dan % kandungan
zat aktifnya.
Untuk formula F4, di dapat dari sebuah jurnal yang membahas tentang
penggunaan pati singkong sebagai bahan suspending agent.
Pemilihan formula berdasarkan hasil dari, data pengujian dari jurnal yang
mana menunjukan formula F3, lebih stabil dan menunjukan hasil yang lebih
baik, perubahan konsentrasi b/v dari 25mg/ml menjadi 125mg/ml, mengikuti
produk refreen yang ada (sanpicillin), serta di modifikasi sedikit di
penggantian bahan perasa dan pewarnanya .
Rata – rata sifat alir yang didapat adalah 5.84 g/detik. Sifat alir ini tergolong
cepat. Hal ini disebabkan karena dengan adanya granulasi ukuran partikelnya
menjadi lebih bsar shingga sifat alir yg didapat lebih besar. Selain itu dengan
metode ini serbuk suspensi mempunyai luas permukaan yang lebih kecil
sehingga mempermudah serbuk ini untuk mengalir.
Pada formula ini didapat waktu rekonstitusi 1:28 menit, serbuk granul tersebut
mudah terdispers ketika ditambahkan air untuk menjadi bentuk sediaan
suspensi dikarenakan juga kecepatan alir yang baik.
Hasil pengujian stabilitas menunjukan formula ini stabil hingga hari ke 7, dan
out of spec di hari ke 14
23
BAB V
Pada formulasi sediaan dry syrup dengan zat aktif ampicillin diperoleh kesimpulan
sebagaiberikut :
Jadi formula yang digunakan setelah melihat hasil dari beberapa formula usulan adalah
sebagai berikut :
Bahan Formula
% b/v Kegunaan
(dengangranulasi)
24
Hasil dari evaluasi pengujian :
1. Organoleptik
Parameter Hasil
Warna Orange
Bau Jeruk
2. Viskositas
rata rata viskositas 137,38
4. Kecepatan alir
Kecepatan rata rata : 5,84 g/detik free flowing
5. Ukuran Partikel
Rata rata ukuran partikel : 0,1833 nm
6. Uji Stabilitas
Kestabilan hanya sampai hari ke 7, dan % kadar menunjukan ketidak stabilan di hari ke 14
Berdasarkan data diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa formula suspensi
rekonstitusi yang digunakan cukup baik.
SARAN
Dalam pembuatan, disarankan untuk membuat suspensi rekonstitusi dengan menggunakan
metode granulasi agar didapatkan sediaan yangbaik di laju alir, ukuran partikel, serta
sedimentasi dan stabil.
25
DAFTAR PUSTAKA
Anief,Moh. 2010. Ilmu Meracik Obat teori dan praktik.Yogyakarta. Gadjah Mada University
Press
Buhler, Volker. 1998. Generic Drug Formulations Second Edition. BASF.
Rowe, C. Raymond dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Excipients Sixth
edition. London
Kasim, Fauzi dkk. 2014. ISO Indonesia Vol. 49. Jakarta: PT Isfi Penerbitan.
Departemen Kesehatan RI, Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta : 1979.
Departemen Kesehatan RI, Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta : 1995.
Martindale 36, 2009. London: Pharmaceutical Press.
USP 27−NF 22. 2004. United States Pharmacopeia and The National Formulary. Rockville
(MD) : The United States Pharmacopeial Convention.
Effionora Anwar dkk, 2006. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. III, No. 3, Desember 2006, 117
– 126
AEJAZ AHMED, 2010. International Journal of Applied Pharmaceutics Vol 2, Issue 3, 2010
Agoes, Goeswin. 2012. Sediaan Farmasi Likuida – Semisolida (SFI – 7).ITB : Bandung
Agoes, Goeswin. 2012
26