Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayahNya
makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Teknologi Sediaan Semi Solid.
Makalah yang berjudul “Ampicillin Dry Syrup" ini menjelaskan tentang hal-hal yang
berkaitan mengenai sediaan dry syrup yang dengan zat aktif Ampicillin, mulai dari definisi,
komposisi, hingga formulasi suspensi baik yang sudah mengalami pengujian maupun yang
baru dirancang oleh penulis guna memperkaya formulasi sediaan terkait. Penulisan makalah
ini, diharapkan dapat memberikan referensi untuk merancang suatu formulasi atau pra
formulasi sediaan suspensi obat maag dengan membandingkan hasil-hasil dari pengujian
formula yang sudah ada.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
berharap kritik dan saran dari para pembaca berkaitan dengan makalah ini guna memperbaiki
makalah dan mengembangkan isinya agar makalah ini dapat lebih bermanfaat lagi bagi para
pembaca. Atas perhatiannya, penulis ucapkan terimakasih.

Jakarta, November 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
Latar Belakang Masalah .................................................................................................................. 1
Tujuan ............................................................................................................................................. 2
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................................ 3
Teori singkat .................................................................................................................................... 3
Pengertian sirup kering ................................................................................................................... 3
Metode pembuatan sirup kering .................................................................................................... 4
Beberapa uji Evaluasi pada suspensi rekonstitusi :......................................................................... 5
MEKANISME AKSI ANTIBIOTIK AMPISILIN / AMPICILLIN ................................................................ 7
Farmakokinetik ............................................................................................................................... 7
Farmakodinamik ............................................................................................................................. 8
Produk Refren : ............................................................................................................................... 9
BAB III .................................................................................................................................................... 10
METODELOGI ........................................................................................................................................ 10
USULAN FORMULASI..................................................................................................................... 10
Formula ......................................................................................................................................... 11
KAJIAN FORMULASI .................................................................................................................. 11
ALAT DAN BAHAN ......................................................................................................................... 15
Cara pembuatan (granulasi).......................................................................................................... 15
EVALUASI....................................................................................................................................... 16
PRODUK......................................................................................................................................... 19
Desain Kemasan ............................................................................................................................ 21
BAB IV.................................................................................................................................................... 23
PEMBAHASAAN ..................................................................................................................................... 23
BAB V..................................................................................................................................................... 24
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................................................... 24
SARAN ........................................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Berbagai macam penyakit balakang ini banyak bermunculan seiring dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan tekhnolgi yang pesat.Karena itu sehararusnya penyakit ini dapat
ditanggulangi juga dengan kemajuan iptek yang sudah ada, untuk meningkatkan tingkat
kesejahteraan masyarakat.Disni peran farmasis sangat dibutuhkan, karena ruang lingkup
farmasis yang berkaitan dengan kehidupan manusia dan menjadi satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan.Karena itu dengan meningkatnya gangguan pada tingkat kesehatan,
terutama yang berkaiatan erat dengan kegiatan dalam bidang tekhnologi dan dan formulasi
sediaan farmasi, baik itu semisolida, solida maupun likuida.Dalam pembuatan sediaan ini
dituntut pengetahuan yang luas dari seorang farmasis dibidangnya.Selain dituntut dalam
bidang pengetahuan, farmasis juga harus terampil dan cekatan dalam prakteknya membuat
sediaan.sediaan yang dibuat hendaknya disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan
konsumen.Disini farmasis dituntut untuk mengolah sediaan yang dibuatya berdasarkan seni
membuat obat. Untuk meningkatkan acceptable dari sediaan dapat ditambahkan pewarna
essence,pemanis dan lain-lain sehingga memepuyai penampilan, bentuk, estetik yang baik
dan menarik sehingga menimbulkan rasa senang dan nyaman pada pemakainya. Perlu di
ingat bahwa konsumen biasanya hanya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang sedikit
mengenai pemakaian obat, penyimpanan obat dan lain-lain. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan
peranan farmasis dalam menghasilkan produk obat yang memenuhi persyaratan mutu seperti:
aman, efektif, acceptable, stabil , demi tercapainya efektifitas yang optimal dari suatu produk
obat. Karena itu sangat diperlukan juga peranan farmasi dalm melaksanakan salah satu tugas
seven star of pharmacy, yaitu memberikan layanan konsultasi, informasi, edukasi (KIE) yang
tepat, jelas dan mudah di pahami oleh pasien. Sebagai formulator, perlu dipertimbangkan
alasan dan pemilihan bentuk sediaan yang tepat karena akan menentukan keberhasilan dari
formulasi yang akan dihasilkan. Adapun pemilihn bentuk sediaan dry syrup ini dimaksudkan
untuk proses absorbsi yang lebih cepat dari saluran cerna ke sistemik. Sehingga dengan
banyakya kemajuan iptek, dihasilkan produk obat yang bermacam- macam dan berkualitas,
sehingga pengobatan terhadap suatu penyakit dapat ditanggulagi dapat cepat

1
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
a) Mengetahui bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sediaan sirup kering.
b) Mengetahui kekurangan dan kelebihan dari formulasi sirup kering yang telah
mengalami pengujian.
c) Merancang formula baru sediaan sirup kering yang diharapkan dapat memperbaiki
kekurangan dan mempertahankan kelebihan dari formulasi yang sudah ada.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Teori singkat

Suspensi kering atau suspensi rekonstitusi adalah sejumlah sediaan resmi dan
diperdagangkan yang terdiri dari campuran kering atau serbuk granula, dimaksudkan
untuk disuspensikan dalam air atau pembawa lainnya sebelum pemberian.
Sebagaimana telah diketahui sediaan resmi ini mencantumkan ”Untuk Suspensi Oral”
pada judul resminya untuk membedakannya dari suspensi yang sudah disiapkan.
Kebanyakan dari obat-obat yang dibuat sebagai campuran kering untuk
suspensi oral adalah obat-obat antibiotik. Produk kering yang dibuat secara komersial
guna mengandung obat-obat antibiotik, dengan bahan tambahan untuk pewarna,
pemanis, aroma, penstabil dan pensuspensi, atau zat pengawet yang mungkin
didinginkan untuk meningkatkan stabilitas dari serbuk kering atau campuran granul
atau dasar suspensi cair. Apabila akan dioplos dan diberikan kepada pasien maka
apoteker atau ahli farmasi akan membuka serbuk yang ada pada dasar wadah secara
perlahan-lahan dengan benda keras lalu menambahkan sejumlah air murni sesuai
dengan yang ditunjukkan pada label dan dikocok dengan kencang sampai seluruh
suspensi kering tersuspensi sempurna.
Penting bagi seorang ahli farmasi untuk menambahkan secara tepat jumlah air
yang telah ditetapkan dalam campuran kering sehingga dihasilkan konsentrasi yang
tepat per unit dosis. Penggunaan air murni lebih baik untuk menghindari penambahan
kontaminasi yang dapat merusak dan memberi efek kebalikan dari efek stabilitas
sediaan yang dihasilkan. Ahli farmasi harus memberitahukan pasien mengenai sifat-
sifat ini dan mengharuskannya untuk mengocok isinya baik-baik sesaat sebelum
pemakaian dan obat disimpan secara tepat (biasanya didinginkan).

Pengertian sirup kering


Sirup kering adalah suatu campuran padat yang ditambahkan air pada saat akan
digunakan, sediaan tersebut pada umumnya bahan obat yang tidak stabil dan tidak
larut dalam pembawa air, seperti ampisilin, amoksisilin, dan lain-lainnya. Agar
campuran setelah ditambah air membentuk dispersi homogen, maka dalam
formulanya digunakan bahan pensuspensi. Komposisi suspensi sirup kering biasanya
terdiri dari bahan pensuspensi, pembasah, pemanis, pengawet, penambah rasa/ aroma,
buffer, dan zat warna (Depkes RI, 1995)
Sirup kering adalah sediaan berbentuk suspensi yang harus direkonstitusikan terlebih
dahulu dengan sejumlah air atau pelarut lain yang sesuai dengan sejumlah air atau

3
pelarut lain yang sesuai sebelum digunakan. Sediaan ini adalah sediaan yang
mengandung campuran kering zat aktif dengan satu atau lebih pendapar, pewarna,
pengencer, pendispersi, dan pengaroma yang sesuai ( Depkes RI, 1995)

Karakteristik yang perlu diperhatikan dari campuran serbuk atau granul untuk
direkonstitusikan adalah :
1. Campuran serbuk atau granul haruslah merupakan campuran homogeny dari bahan
aktif obat dan excipient
2. Selama rekonstitusi, campuran serbuk atau granul harus melarutkan / terdispersi
dengan cepat dan sempurna dalam pelarut atau pembawa air.
3. Suspensi hasil rekonstitusi harus dengan mudah diredispersi dan dituang dari botol
oleh pasien untuk menakar dosis secara akurat dan uniform
4. Produk jadi akhir harus menunjukkan tampilan bau dan rasa yang dapat diterima
oleh pasien 5. Campuran serbuk atau granul untuk rekonstitusi harus memenuhi
spesifikasi yang dinyatakan dalam farmakope (misal kadar air, disolusi, waktu
rekonstitusi dan lain sebagainya)
6. Masa kadaluarsa campuran serbuk atau granul dan hasil rekonstitusi harus diteliti
dan dinyatakan pada label ; disamping ketentuan lain, misal penyimpanan, suhu
penyimpanan, cairan untuk rekonstitusi dan lain sebagainya

Metode pembuatan sirup kering


Ada tiga metode yang digunakan dalam pembuatan ”Dry syrup”, yaitu :

1) Power Bland
Pada metode ini komponen formula dicampurkan dalam bentuk serbuk. Bahan dengan
jumlah sedikit dilakukan pencampuran dengan dua tahap, pertama dicampur
dengan sebagian sukrosa selanjutnya dicampur dengan bahan lain supaya didapat
hasil homogen.

2) Granulated Product
Pada metode ini dilakukan beberapa tahapan yaitu :
a. Reduksi ukuran partikel. Bahan bebrbentuk serbuk di milling dengan mesh size
tertentu yang dilegkapi screen/ayakan.
b. Pencampuran suspending agent, wetting agent, dan anti-foaming agent. Yang
dicampurkan terlebih dahulu adalah wetting agent dan anti-foaming agent.
Suspending agent ditambahkan perlahan-lahan pada campuran wetting agent dn
antifoaming agent. Kecepatan pengadukan dan waktu pengadukan sangat
berpengaruh.

4
c. Pencampuran bahan aktif. Bahan yang sudah di milling ditambahkan pada
campuran (b) lalu diaduk homogen.
d. Granulasi. Campuran bahan aktif dengan bahan tambahan diatas, dibentuk menjadi
granul dengan mesh ukuran tertentu (dengan cairan pembentuk masa granul)
e. Pengeringan. Granul yang sudah dihasilkan hingga % moisturaizer tertentu (tray
oven atau Fluid Bed Drier)
f. Milling. Hasil pengeringan selanjutnya diuji distribusi ukuran partikelnya.
g. Final Blend. Merupakan bagian pencampuran akhir.Waktu dan kecepatan
pengadukan sangat mempengaruhi hasil dari pencampuran ini.
3) Combination Product
Metode ini sering digunakan terhadap bahan yang tidak tahan panas (flavor),
yang ditambahkan setelah pengeringan granul
.

Beberapa uji Evaluasi pada suspensi rekonstitusi :

1. Sifat-sifat mengalir
Sifat-sifat mengalir suatu bahan dihasilkan dari banyak gaya. Partikel-partikel
padat akan saling tarik-menarik, dan gaya yang bekerja antara partikel-partikel
bila mereka berhubungan terutama gaya permukaan. Ada beberapa gaya yang
dapat bekerja di antara partikel-partikel padat: (1). Gaya gesekan/friksi, (2).
Gaya tegangan permukaan, (3) gaya mekanik yang disebabkan oleh saling
menguncinya partikel yang bentuknya tidak teratur, (4). Gaya elektrostatik,
dan (5). Gaya kohesi atau Van der walls. Semua gaya tersebut dapat
mempengaruhi sifat alir dari zat padat. Sifat –sifat granul tersebut seperti
ukuran partikel, distribusi ukuran partikel, bentuk partikel, kekerasan atau
tekstur partikel, penurunan energi permukaan dan luas permukaan juga dapat
dipengaruhi. Ada beberapa uji yang dapat digunakan sebagai pengukur aliran
dari pengaruh seluruh gaya yang saling bereaksi pada suatu saat. Dua metode
yang paling umum dipakai adalah (1) sudut baring (repose angle) dan (2)
pengukuran kecepatan mengalir.
Metode corong tegak dan kerucut yang berdiri bebas memakai corong yang
dijaga agar ujungnya berada pada suatu ketinggian yang dikehendaki. H di
atas kertas grafik yang terletak pada bidang horizontal. Bubuk atau granul
dituang perlahan-lahan sampai ke ujung corong. R adalah jari-jari dari alas
tumpukan bubut yang terbentuk kerucut.
𝐻
tan 𝛼 = .......................................................................................(1)
𝑟
Atau
𝐻
𝛼 = tan−1 𝑟 .....................................................................................(2)
𝛼 adalah sudut baring. Bila sudut baring lebih kecil dari 30º biasanya
menunjukkan bahwa bahan dapat mengalir bebas, bila sudutnya lebih besar
atau sama dengan 40º biasanya daya mengalirnya kurang baik

5
2. Pertimbangan Rheologis
Karakteristik rheologis dari suatu suspensi farnasi dapat merupakan faktor
penentu yang penting dalam mengoptimisasi stabilitas fisika sistem suspensi
tersebut. Khususnya yang paling diinginkan adalah suspensi yang mempunyai
thiksotropi yang mudah dikembangkan. Suspensi seperti itu bila diformulasi
dengan tepat dapat mencegah sedimentasi, agregasi, dan caking yang berdasarkan
suatu yield value viskositas tinggi pada keadaan istirahat, sedangkan pengocokan
kuat mengurai viskositas agar dapat dituang, sehingga produk tersebut dapat
diberikan. Viskositas tinggi dapat terbentuk kembali dengan cepat bila suspense
sekali lagi pada keadaan istirahat, dan akhirnya menghilangkan kemungkinan
ketidakstabilan fisik yang dibicarakan sebelumnya. Tanah liat bentonit dan
beberapa resin polimer cenderung membentuk media thiksotropi dalam air yang
dikembangkan dengan baik.
Pembuatan formulasi farmasi disarankan untuk mengupayakan mencegah
karakteristik rheologis tertentu dalam suatu produk farmasi yang sedang
dikembangkan. Khususnya karakteristik rheologis pseudoplastis (dimana tidak ada
yield value), dilatan, dan reopeksi (dimana viskositas meningkat dengan tekanan
shear) paling tidak diinginkan karena kestabilan fisiknya yang buruk.

3. Volume Sedimentasi
Karena kemampuan mendispersi kembali merupakan salah satu pertimbangan
utama dalam menaksir penerimaan pasien terhadap suatu suspensi, dan karena
endapan yang terbentuk harus dengan mudah didispersikan kembali dengan
pengocokan sedang agar menghasilkan suatu sistem homogen, maka pengukuran
volume endapan dan mudahnya ia mendispersi membentuk dua prosedur evaluasi
dasar yang paling umum.
Konsep volume endapan (volume sedimentasi) adalah sederhana. Pendeknya,
konsep tersebut mempertimbangkan rasio tinggi akhir dari endapan (Hu) terhadap
tinggi awal suspensi keseluruhan (Ho) pada waktu suspense mengendap dalam
suatu silinder dibawah kondiri standar. Makin besar fraksi ini, makin baik
kemampuan suspensinya.

4.Ukuran partikel
Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam farmasi,
sebab ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam pembuatan sediaan obat
dan juga terhadap efek fisiologisnya.
Pentingnya mempelajari mikromiretik, yaitu:
1. Menghitung luas permukaan
2. Sifat kimia dan fisika dalam formulasi obat
3. Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara per oral,
suntikan dan topikal
4. Pembuatan obat bentuk emulsi, suspensi dan duspensi
5. Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel).

6
Metode paling sederhana dalam penentuan nilai ukuran partikel adalah
menggunakan pengayak standar. Pengayak terbuta dari kawat dengan ukuran
lubang tertentu. Istilah ini (mesh) digunakan untuk menyatakan jumlah lubang
tiap inchi linear.

MEKANISME AKSI ANTIBIOTIK AMPISILIN / AMPICILLIN

1. Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau lebih pada
ikatan penisilin-protein (PBPs – Protein binding penisilin’s), sehingga menyebabkan
Penghambatan pada tahapan akhir transpeptidase sintesis peptidoglikan dalam dinding
sel bakteri, akibatnya biosintesis dinding sel terhambat dan sel bakteri menjadi pecah
(lisis)

2. Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau lebih protein
Pengikat-penisilin (PBP) yang pada gilirannya menghambat langkah transpeptidasi
akhir sintesis peptidoglikan di dinding sel bakteri, sehingga menghambat biosintesis
dinding sel. Bakteri akhirnya lisis akibat aktivitas yang sedang berlangsung dari
dinding sel enzim autolytic (autolysins dan murein hidrolase) sementara perakitan
dinding sel ditangkap.

3. Mengikat protein-pengikat-penisilin spesifik (PBP) yang terletak di dalam dinding


sel bakteri, Ampisilin menghambat tahap ketiga dan tahap terakhir dari sintesis
dinding sel bakteri. Sel lisis ketika dimediasi oleh enzim autolytic dinding sel bakteri
seperti autolysins; Kemungkinan bahwa Ampisilin mengganggu inhibitor autolysin.

4.Ampisilin memiliki aktivitas antibakteri yang luas diantaranya terhadap streptococci,


pneumococci nonpenicillinase- producting staphilocochi, listeria, meningococci;
turunan H.Influenzae, salmonella, Shigella, E.coli, Enterobacter, dan
Klebsiella.

Farmakokinetik

1.Untuk pemakaian oral dianjurkan diberikan ½ jam sampai 1 jam sebelum makan.
2.Cara pembuatan suspensi, dengan menambahkan air matang sebanyak 50 ml, kocok
sampai serbuk homogen. Setelah rekonstitusi, suspensi tersebut harus digunakan
dalam jangka waktu 7 hari.
3.Pemakaian parental baik secara i.m ataupun i.v dianjurkan bagi penderita yang tidak
memungkinkan untuk pemakaian secara oral

7
Farmakodinamik
Ampisilina termasuk golongan penisilina semisintetik yang berasal dari inti
penisilina yaitu asam 6-amino penisilinat (6-APA) dan merupakan antibiotik luas
yang bersifat bakterial. Secara klinis efektif terhadap kuman-kuman gram-positif yang
peka terhadap penisilina 6 dan terhadap bermacam-macam kuman gram-negatif,
diantaranya :
1.Kuman gram-positif seperti S. pneumoniae, enterokokus, dan stafilokolus yang
tidak menghasilkan penisilinase.
2.Kuman gram-negatif seperti gonokokus, H. Influenzae, jenis E. coli. Shigella,
Salmonella dan P. mirabilis.

Indikasi:
Ampisilina digunakan untuk pengobatan:
1.Infeksi saluran pernapasan, seperti pneunomia faringitis, bronkitis, laringitis.
2.Infeksi saluran pencernaan, seperti shigellosis, salmonellosis.
3.Infeksi saluran kemih dan kelamin, seperti gonore (tanpa komplikasi), uretritis,
sistitis, pielonefritis.
4.Infeksi kulit dan jaringan kulit.

5.Septikemia, meningitis

Kontradiksi
Hipersensitif terhadap penisilina

Efek Samping

Efek samping yang jarang seperti angioderma dan clostridium difficile diarrhea.
Perawatan medis harus segera diberikan jika tanda-tanda pertama dari efek samping
muncul karena jika seseorang mengalami reaksi hipersensitivitas terhadap
ampisilin,dapat mengalami shock anafilaktik yang bisa berakibat fatal.

Perhatian

1.Hati-hati memberikan ampisilin (ampicillin) pada penderita dengan fungsi hati dan
ginjal yang rusak terutama pada pemakaian obat dalam jangka waktu panjang.
2.Hentikan pemakaian ampisilin (ampicillin) jika terjadi super infeksi yang biasanya
terjadi pada saluran pencernaan (umumnya disebabkan Enterobacter, Pseudomonas,
S.aureus Candida)
3.Antibiotik golongan penicillin termasuk ampisilin (ampicillin) telah diketahui ikut
keluar bersama air susu ibu (ASI). Oleh karena itu, jika ampisilin (ampicillin)
digunakan untuk ibu menyusui, perlu dikonsultasikan dengan dokter.Untuk
menghindari efek sensitivitas ampisilin (ampicillin) terhadap bayi, penggunaan
antibiotik ini harus dilakukan dengan jarak yang cukup dengan saat menyusui.

8
Produk Refren :

 SANPICILLIN DRY SYRUP 125 mg / 5ml

Indikasi :Infeksi saluran kemih dan kelamin, saluran napas, saluran pencernaan yang
disebabkan oleh bakteri Gram negatif dan Gram positif.
Kemasan :Dry syrup 125 mg/5 ml x 60 ml.
Dosis :
 Dewasa dan anak-anak dengan berat badan lebih dari 20 kg : 250-500 mg tiap 6
jam.
 Anak-anak dengan berat badan kurang dari 20 kg : 25-100 mg/kg berat badan/hari
dalam dosis terbagi yang diberikan tiap 6 jam.
Pabrik :Sanbe Farma.

 SANPICILLIN FORTE DRY SYRUP 250 mg / 5ml

Indikasi :Infeksi saluran kemih dan kelamin, saluran napas, saluran pencernaan yang
disebabkan oleh bakteri Gram negatif dan Gram positif.
Kemasan :Dry syrup 250 mg/5 ml x 60 ml.
Dosis :
 Dewasa dan anak-anak dengan berat badan lebih dari 20 kg : 250-500 mg tiap 6
jam.
 Anak-anak dengan berat badan kurang dari 20 kg : 25-100 mg/kg berat badan/hari
dalam dosis terbagi yang diberikan tiap 6 jam.
Pabrik :Sanbe Farma.

9
BAB III

METODELOGI
USULAN FORMULASI

Nama Bahan F1 F2 F3 F4 Formulasi

2,5% = 125mg/
Konsentrasi 25mg/ml 25mg/ml 25 mg/ml
125mg/5ml ml

Ampicillin Ampicillin Ampicillin Ampicillin Ampicillin


Zat Aktif trihydrat 6,25% trihydrat trihydrat trihydrat trihydrat
6,25% 6,25% 2,5% 125mg/ml
Carboxyl Carboxyl Carboxyl Na Alginat Carboxyl
methyl 1,83% methyl 1,83% methyl 1,83% 10% methyl
Suspending
1,83%
agent
Cellulose Cellulose Cellulose
sodium 0.75% sodium 0.75% sodium 0.75%
Glidant Aerosil qs Aerosil qs Aerosil qs Aerosil qs
Sodium Sodium Sodium Nipagin Sodium
Pengawet benzoate 90% benzoate 90% benzoate 90% 0,18% benzoate
90%
Citric Acid qs Citric Acid qs Citric Acid qs Citric Acid
antioksidan qs

Pineapple Pineapple Pineapple Sukrosa 10% Orange


Perasa flavour 0,25% flavour 0,25% flavour 0,25% essence
0,25%
tartrazine tartrazine tartrazine Sunset
Pewarna 0,25% 0,25% 0,25% yellow
0,25%
Solvent Suspending Almond oil qs Coconut Oil qs Sorbitol 5% Coconut Oil
medium qs qs

Laktosa 25%
Pengikat

Sugar Sugar Sugar


Pemanis Pharmaceutical Pharmaceutical Pharmaceutical
grade q.s grade q.s grade q.s

10
Formula

Bahan Formula
% b/v Kegunaan
(dengangranulasi)

Ampisilin trihydrat 125mg / ml Zat aktif

CMC 1,83% Suspending agent


Aerosil Qs Glidant
Na benzoat 90% Bahan pengawet
Citric Acid qs antioksidan
Orange essence 0,25% Bahan pengaroma
Sunset yellow 0,25% Bahan pewarna
Coconut Oil Qs Solvent

KAJIAN FORMULASI

a) Zat aktif
1. Ampisilin Trihydras (Farmakope Indonesia Ed.IV hal.103, DI halm.227
Rumus Molekul : C16H19N3O4S.3H2O

BM bentuk trihidrat : 403,45


Pemeria :Serbuk hablur, putih; praktis tidak berbau.
Kelarutan: Sangat sukar larut dalam air dan dalam metanol;tidak larut dalam benzena, dalam
karbon tetraklorida dan dalam kloroform
Dosis : 1. Ampisilin dewasa untuk pengobatan infeksi saluran nafas atau kulit adalah 250-
500 mg setiap 8 jam.
2. Untuk pengobatan infeksi saluran kemih , dosis dewasa biasanya 500 mg setiap 6 jam.
3. Untuk septikemia atau radang selaput otak karena bakteri adalah 8-14 g atau 150-250
mg/kg setiap hari diberikan secara parentral.
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Khasiat : Antibiotik terhadap bakteri Gram-positif dan Gram-negatif

b) Zat tambahan
1. CMC Na/ Natrium Carboxy Metil Cellulose (Handbook of Excipients Ed.VI hal.78)

11
Pemerian : Serbuk berwarna putih, tidak berasa, bergranul.
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk larutankoloidal; tidak larut
dalam etanol, dalam eter dan dalam pelarut organik lain.
Berat Jenis : 0,52 g/ml
pH : antara 6,5 dan 8,5
Kegunaan : Suspending agent
Konsentrasi : 0,1 – 1,0 %
Stabilitas : Stabil dan higroskopis,dibawahkondisiKelembapan tinggi dapat
mengabsorpsi (>50%)air.
OTT : Tidak bercampur dengan larutan asamberkonsentrasitinggi dan larut
dengan garambesi jugabeberapalogam seperti aluminium,merkuri, dan zink.
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

2. Natrium Benzoat (FI IV Hal. 584, Handbook of Excipient Hal. 627)


Rumus Molekul : C7H5NaO2
Berat Molekul : 144,11
Pemerian : Granul atau serbuk hablur putih, tidak berbau, atau praktis tidak
berbau, stabil di udara.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih
mudah larut dalam etanol 90%.
Berat Jenis : 1,497-1,527 g/ml
pH : 8,0
Kegunaan : pengawet
Konsentrasi : 0,02 – 0,5%
Stabilitas : Larutan dapat disterilisasi dengan autoklaf dan filtrasi.
OTT : Incompatibel dengan senyawa kuartener, gelatin, garam feri, garam kalsium.
Aktifitas pengawet biasanya berkurang karena interaksi dengan kaolin atau surfaktan
nonionik.
Wadah&Penyimpanan : Dalam wadah yang tertutup baik dan di tempat sejuk dan
kering.

3. Aerosil (Handbook of Excipients halm.185 dan Ed.IV halm.424)


Rumus Molekul : SiO2
Pemerian : Serbuk koloid silikon dioksida dengan ukuran partikel sekitar 15
nm, ringan, warna putih-kebiruan, tidak berbau, tidak berasa, dan serbuk amorf. amorf,
berwarna putih, tidak berbau dan tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam organik solven, air dan asam kecuali
hydrofluoric acid, larut dalam larutan alkali hydroxide panas membentuk dispersi koloidal
dengan air
Berat Jenis : 0,029-0,042 g/ml
pH : 3,5 – 4,0
Stabilitas : bersifat higroskopis dan mengadsorbsi sebagian besar air
tanpa mencair.
OTT : inkompatibel dengan diethylstilbestrol preparations.
12
Wadah dan Penyimpanan: wadah yang tertutup rapat
Kegunaan : memperbaiki sifat alir, glidant, suspending agent, peningkat viskositas,
absorben
Konsentrasi : Glidant 0,1 – 0,5%
Suspending dan thickening agent 2,0 – 10,0%

4. Sunset Yellow( Handbook of Pharmaceutical of Excipient edisi VI halm.193 )


Rumu Molekul : C H N Na O S
Pemerian : Serbuk kuning kemerahan, didalam larutan
memberikan warna orange terang
Kelarutan : Mudah larut di gliserin dan air, agak sukar larut dalma
aseton dan propilen glikol, sukar larut dalam etanol 75%
Kegunaan : Pewarna
Konsentrasi :
OTT : Asam askorbat, gelatin, dan glukosa
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah yang tertutup rapat, dan tempat yang
sejuk dan kering

5. Essence Orange( Martindalehalm.680 )


Pemerian : Terbuat dari kulit jeruk yang masih segar yang
diproses secara mekanik dan terkandung kurang lebih 90% lemon
Kelarutan : Mudah larut dalam alkohol 90%
Kegunaan : pewarna dan pewangi
Wadah dan Penyimpanan : Dalm wadah yang tertutup dan tempat yang sejuk dan kering,
dan terhindar dari cahaya matahari

6. Coconut Oil( Handbook of Pharmaceutical of Excipient edisi VI halm.184 )


Pemerian : umumnyasebagai putih untuk massa cahaya kuning atau
tidak berwarna atau cahaya kuning minyak yang jelas, dengan karakteristik bau sedikit dari
kelapa dan rasa ringan. minyak kelapa olahan adalah putih atau hampir
putih massa bermanis-manis.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; bebas larut dalam diklorometana
dan dalam minyak bumi cahaya (bp: 65-708C); larut dalam eter,
karbon disulfida, dan kloroform; larut di 608C di 2 bagian
etanol (95%) namun kurang larut pada suhu yang lebih rendah.
Kegunaan : solvent
Wadah dan Penyimpanan : pada paparan udara, minyak mudah mengoksidasi dan
menjadi tengik, mengakuisisi bau yang tidak menyenangkan dan rasa asam yang kuat.
Simpan dalam ketat, wadah yang diisi, terlindung dari cahaya padasuhu tidak melebihi
258C.Minyak kelapa mungkin terbakar pada suhu tinggi, dan mungkin secara spontan panas
dan terbakar jika disimpan dalam kondisi panas dan basah.

7. Citric Acid (Handbook of Pharmaceutical of Excipient edisi VI halm. 181)


Rumus Molekul : C6H8O7_H2O
Berat Molekul : 210.14

13
Pemerian : tidak berwarna atau bening,atau sebagai kristal putih, bubuk
efflorescent. Hal ini tidak berbau dan memilikirasa asam yang kuat.
Kelarutan : Larut 1 di 1,5 bagian etanol (95%) dan 1 dalam waktu kurang
dari 1 bagian air; sedikit larut dalam eter.
Kegunaan : antioksidan, buffer agent
Stabilitas : Larutan dapat disterilisasi dengan autoklaf dan filtrasi.
Wadah&Penyimpanan : Dalam wadah yang tertutup baik dan di tempat sejuk dan
kering.

Perhitungan untuk 60ml

Bahan Formula
Perhitungan penimbangan
(dengangranulasi)

Ampisilin trihydrat 125mg /5 ml x 60ml = 1,5g


1500mg = 1,5g
CMC 1,83/100 x 60ml = 1,1g 1,1g
Aerosil Qs Qs
Na benzoat 90/100 x 60ml= 54g 54g
Citric Acid Qs Qs
Orange essence 0,25/100 x 60ml= 0.2g 0.2g
Sunset yellow 0,25/100 x 60ml= 0.2g 0.2g
Coconut Oil Qs Qs

Perhitungan untuk 60ml x 150 bottle (pilot scale)

Bahan Formula
Perhitungan penimbangan
(dengangranulasi)

Ampisilin trihydrat 1,5g x 150 = 225g 225g

CMC 1,1g x 150 = 165g 165g


Aerosil Qs Qs
Na benzoate 54g x 150 = 8100g 8100g
Citric Acid Qs Qs
Orange essence 0.2g x 150 = 30g 30g
Sunset yellow 0.2g x 150 = 30g 30g

14
Coconut Oil Qs Qs

ALAT DAN BAHAN

Alat :
 Planetary Mixxer
 Granulator machine
 Oven
 Filling machine
 Capping machine
 Spatula
 Ember plastic
 Loyang
 Beaker glass
 Viskometer Brookfield
 Botol cokelat
 Batang pengaduk
 Timbangan
 Gelas ukur
 Pengayak
 Seperangkat ayakan ( pada pengujian ukuran partikel )
 Tabung sedimentasi
 Alat uji sifat alir
 Stopwatch
 Milimeter blok
 Kertas coklat

Bahan :
 Ampisilin Trihidrat
 CMC
 Aerosil
 Citric Acid
 Coconut Oil qs
 Sunset Yellow
 Orange essens
 Natrium Benzoat

Cara pembuatan (granulasi)


1. Alat dan bahan disiapkan
2. Bahan-bahan obat yang diperlukan ditimbang
3. Ampisilin Trihidrat dimasukkan kedalam mixer bersamaan dengan
Ditambahkan CMC Na , Natrium Benzoat, Aerosil, Citric acid, Coconut oil, Sunsset
Yellow dan Orange Essens
4. Mixer di nyalahkan hingga semua bahan terlihat bercampur merata.
5. Semua bahan di keluarkan, di letakan pada wadah ember plastik.

15
6. Bahan hasil pencampuran dimasukan ke dalam mesin granulator.
7.Loyang di persiapkan sebagai wadah untuk penyimpanan granul untuk di keringkan
dalam oven.
8. Suhu dan waktu oven di setel, kemudian loyang dimasukan.
9. Setelah kering granul di keluarkan, dan masukan ke dalam mesin filling untuk di kemas
dalam botol.
10. Botol di persiapkan untuk di segel dengan mesin capping.
11. Botol dikemas dalam box karton kemasan sekunder.

EVALUASI
1. Sifat Alir
a) Secara Langsung
25 gram granul ditimbang, tempatkan pada corong alat uji sifat alir dalam keadaan
tertutup.Penutupnya dibuka, serbuk dibiarkan mengalir, catat waktunya dengan
menggunakan stopwatch.
Syarat : Waktu alir 100 gram serbuk/granul > 10g /detik
Rumus Kecepatan Alir = Bobot (g)
Waktu (t)

Kecepatan mengalir Aliran


(gram/s)
>10 Free flowing
4 – 10 Easy flowing
1,6 – 4 Cohesive
<1,6 Very cohesive

b) Secara Tidak Langsung


Pada cara (a), serbuk ditampung pada kertas grafik millimeter, catat tinggi (h) dan
diameter unggukan serbuk. Hitung α ( sudut istirahat ) menggunakan persamaan :
Tg α = h/r

Tan α = h/r
α = inv tanoko
keterangan :
r : jari-jari bidang datar kerucut
h : tinggi kerucut
α : sudut baring
Sudut diam Keterangan
<25 Sangat baik
25 – 30 Baik
30 – 40 Cukup
>40 Kurang

16
 Data Evaluasi Sifat Alir Formula
Massa t R H α Kecepatan alir
0
(g) (detik) (cm) (cm) ( ) (g/dtk)
25 5.71 4 1.4 19.30 4.38
25 3.53 3.5 1.6 24.57 7.08
25 3.47 3.7 1.6 23.38 7.20

2.Volume sedimentasi
Cara :
Suspensi rekonstitusi dimasukkan ke dalam tabung sedimentasi 25 ml dan diamati
kestabilannya
Perhitungan : F = Vu / Vo
dimana, F = Derajat sedimentasi
Vu = Volume sedimentasi
Vo = Volume awal

Pengamatan hasil
Vo 25,5
15 menit Vu 25,5
F 1
Vo 25,5
30 menit Vu 25,5
F 1
45 menit Vo 25,5
Vu 25,5
F 1
Vo 25,5
60 menit Vu 25,5
F 1
Vo 25,5
1 hari Vu 25,5 + endapan
F 1
Vo 25,5
2 hari Vu 24 + endapan
F 1
Vo 25,5
3 hari Vu 23 + endapan
F 1
4 hari Vo 25,5
Vu 20,75 + endapan
F 1

17
3. Waktu Rekonstitusi

Waktu untuk Formula (granulasi)


Rekonstitusi 01.58 menit

a. Ukuran Partikel

Metode : Pengayakan bertingkat


Cara :
Serbuk dimasukkan ke pengayak bertingkat.Alat dinyalakan selama 15
menit.Setelah selesai, bobot serbuk yang terdapat pada masing-masing mess
ditimbang.

Tabel ukuran diameter mesh menurut USP 26-NF 21


No. Mesh Diameter Mesh (μm)
20 850,00
40 425,00
60 250,00
80 180,00
100 150,00
120 125,00

Mesh Rata-rata Bobot yang % Bobot yang % Bobot yang


diameter mesh tertinggal (g) tertinggal tertinggal x Rata-
(mm) rata diameter
mesh (mm)
20 0,85 0,1 0,212 0,1802
20/40 0,6375 0,5 1,059 0,6751
40/80 0,3025 19,7 41,737 12,6254
80/100 0,165 5,7 12,076 1,9925
100/120 0,1375 3,3 6,992 0,9614
120 0,125 17,9 37,924 4,7405
Total 47,2 100 21,1751

4. Penentuan Viskositas

o Metode : Viskometer Brookfield


Alat : Viskometer Brookfield tipe LV
Menggunakan alat viscometer Brookfield sesuai petunjuk penggunaan
alat. Dicatat
RPM, skala, dan faktor dari alat yang digunakan. Gunakan spindle
yang sesuai.

18
Perhitungan : Viskositas (η) = faktor x skala
Gaya (F) = skala x konstanta alat (kv)
* kv = 673,7 dyne/cm2

Spindel RPM Faktor Skala Viskositas Gaya


(cPs) (dyne/cm2)
Faktor x skala Skala x kv
1 6 10 14,25 142,5 9600,225
1 12 5 28 140 18863
1 30 2 61 122 41095,7
1 6 10 14,50 145 9768,65

5. Pengujian Stabilitas

Pengujian dipercepat % kadar di suhu 40˚C dengan kelembapan 75%

Waktu
% kadar Awal Hari 1 Hari ke 7 Hari ke 14
104±0.12 104±0.08 97.33±0.12 76.1±0.04
*spesifikasi %kadar ampisilin trihydrat FI III tidak kurang dari 95%

PRODUK

SPESIFIKASI PRODUK

Nama produk: Ampuncillin Dry Syrup

Bahan Aktif: Ampicillin trihydrat

Kekuatan Sediaan: 125mg/5ml

Bentuk sediaan: Dry Suspension

Kemasan:

Primer : Botol kaca gelap

Sekunder : individual box karton

Target pasien: anak-anak dan dewasa

INDIKASI

- Infeksi saluran kemih dan kelamin,

19
-saluran napas,
-saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Gram negatif dan Gram
positif.

KONTRAINDIKASI

Hipersensitif terhadap penisilin

Monukleosis menular

PERHATIAN-PERHATIAN

Hipersensitif terhadap sefalosporin

Kerusakan ginjal

Pengobatan jangka panjang membutuhkan pemeriksaan fungsi hati, ginjal,


dan hematopoietik

Leukemia limfatik

Interaksi obat :

Probenesid mengganggu sekresi obat

Menurunkan kemanjuran kontrasepsi oral dan


atenolol

Allopurinol meningkatkan resiko ruam kulit

EFEK SAMPING

Gangguan saluran pencernaan

Ruam kulit,gatal-gatal, urtikaria (biduran/kaligata), demam, anafilaksis,


kelainan darah, superinfeksi

Dosis

 Dewasa dan anak-anak dengan berat badan lebih dari 20 kg : 250-500


mg tiap 6 jam.
 Anak-anak dengan berat badan kurang dari 20 kg : 25-100 mg/kg berat
badan/hari

CARA MEMBUAT LARUTAN

20
Tambahkan 60 ml air, kocok sampai suspensi homogen.Bila telah dilarutkan,
obat dapat disimpan dalam 7 hari.

PENYIMPANAN

Simpan dalam ruang ber-AC (suhu dibawah 25oC) dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya dan kelembaban.

Desain Kemasan

Etiket

21
22
BAB IV

PEMBAHASAAN

Pembahasan

 Formula F1, F2, F3, didapat dari jurnal yang membahas tentang evaluasi
pengujian ampisilin dry syrup ready use, untuk kestabilan dan % kandungan
zat aktifnya.

 Untuk formula F4, di dapat dari sebuah jurnal yang membahas tentang
penggunaan pati singkong sebagai bahan suspending agent.

 Pemilihan formula berdasarkan hasil dari, data pengujian dari jurnal yang
mana menunjukan formula F3, lebih stabil dan menunjukan hasil yang lebih
baik, perubahan konsentrasi b/v dari 25mg/ml menjadi 125mg/ml, mengikuti
produk refreen yang ada (sanpicillin), serta di modifikasi sedikit di
penggantian bahan perasa dan pewarnanya .

 Penggunaan konsentrasi Na Benzoat yang besar dikarenakan solvent yang


digunakan dari bahan alam (coconut oil) kurang tahan lama.

 Rata – rata sifat alir yang didapat adalah 5.84 g/detik. Sifat alir ini tergolong
cepat. Hal ini disebabkan karena dengan adanya granulasi ukuran partikelnya
menjadi lebih bsar shingga sifat alir yg didapat lebih besar. Selain itu dengan
metode ini serbuk suspensi mempunyai luas permukaan yang lebih kecil
sehingga mempermudah serbuk ini untuk mengalir.

 Uji volume sedimentasi berguna untuk mengetahui kemampuan mendispersi


kembali dari pembasah yang digunakan dan endapan yang terbentuk harus
dengan mudah didispersikan kembali setelah dengan pengocokan sedang agar
menghasilkan suatu sistem homogen. Pada hasil percobaan di dapat hasil
volume sedimentasi, yaknididapatkan nilai F konstan bernilai 1 sampai hari
terakhir pengamatan.

 Pada formula ini didapat waktu rekonstitusi 1:28 menit, serbuk granul tersebut
mudah terdispers ketika ditambahkan air untuk menjadi bentuk sediaan
suspensi dikarenakan juga kecepatan alir yang baik.

 Hasil pengujian stabilitas menunjukan formula ini stabil hingga hari ke 7, dan
out of spec di hari ke 14

23
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada formulasi sediaan dry syrup dengan zat aktif ampicillin diperoleh kesimpulan
sebagaiberikut :

Jadi formula yang digunakan setelah melihat hasil dari beberapa formula usulan adalah
sebagai berikut :

Bahan Formula
% b/v Kegunaan
(dengangranulasi)

Ampisilin trihydrat 125mg / 5ml Zat aktif

CMC 1,83% Suspending agent


Aerosil Qs Glidant
Na benzoat 90% Bahan pengawet
Citric Acid Qs Buffer agent
Orange essence 0,25% Bahan pe˚ngaroma
Sunset yellow 0,25% Bahan pewarna
Coconut Oil Qs Solvent

24
Hasil dari evaluasi pengujian :

1. Organoleptik
Parameter Hasil
Warna Orange
Bau Jeruk

2. Viskositas
rata rata viskositas 137,38

3. Uji Volume Sedimentasi


Rata rata sedimentasi  F = 1

4. Kecepatan alir
Kecepatan rata rata : 5,84 g/detik  free flowing

5. Ukuran Partikel
Rata rata ukuran partikel : 0,1833 nm

6. Uji Stabilitas
Kestabilan hanya sampai hari ke 7, dan % kadar menunjukan ketidak stabilan di hari ke 14

Berdasarkan data diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa formula suspensi
rekonstitusi yang digunakan cukup baik.

SARAN
Dalam pembuatan, disarankan untuk membuat suspensi rekonstitusi dengan menggunakan
metode granulasi agar didapatkan sediaan yangbaik di laju alir, ukuran partikel, serta
sedimentasi dan stabil.

25
DAFTAR PUSTAKA

Anief,Moh. 2010. Ilmu Meracik Obat teori dan praktik.Yogyakarta. Gadjah Mada University
Press
Buhler, Volker. 1998. Generic Drug Formulations Second Edition. BASF.
Rowe, C. Raymond dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Excipients Sixth
edition. London
Kasim, Fauzi dkk. 2014. ISO Indonesia Vol. 49. Jakarta: PT Isfi Penerbitan.
Departemen Kesehatan RI, Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta : 1979.
Departemen Kesehatan RI, Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta : 1995.
Martindale 36, 2009. London: Pharmaceutical Press.
USP 27−NF 22. 2004. United States Pharmacopeia and The National Formulary. Rockville
(MD) : The United States Pharmacopeial Convention.
Effionora Anwar dkk, 2006. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. III, No. 3, Desember 2006, 117
– 126
AEJAZ AHMED, 2010. International Journal of Applied Pharmaceutics Vol 2, Issue 3, 2010
Agoes, Goeswin. 2012. Sediaan Farmasi Likuida – Semisolida (SFI – 7).ITB : Bandung
Agoes, Goeswin. 2012

26

Anda mungkin juga menyukai