KELOMPOK: 2
KELAS: F
DOSEN PEMBIMBING:
Dra Uswatun Chasanah, S.Farm., M.Kes., Apt.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan segala nikmat-
Nya sehingga kami dapat menyusun laporan akhir praktikum sediaan sirup dan drops
Parasetamol ini dengan baik.
Laporan ini kami susun dengan bantuan anggota kelompok 2 yang telah berkontribusi
secara maksimal dan dengan bimbingan dari dosen praktikum Farmasetika Sediaan Liquida.
Oleh karena itu kami sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung selama
proses pembuatan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan praktikum ini masih
jauh dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sekalian.
Akhir kata semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat untuk kelompok kami
dan para pembaca lainnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................4
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................................6
1.1 Latar Belakang..............................................................................................6
1.2 Karakteristik Bahan Aktif...........................................................................7
1.3 Karakteristik Bahan Tambahan...............................................................10
BAB II. PERSYARATAN UMUM SEDIAAN.......................................................14
2.1. Persyaratan Umum Sediaan Larutan.......................................................14
2.2. Keuntungan Sediaan Sirup dan Drops.....................................................15
2.3. Kerugian Sediaan Sirup dan Drops..........................................................16
2.4. Syarat Sediaan Sirup dan Drops...............................................................16
BAB III. PERHITUNGAN.......................................................................................19
3.1. Dosis Bahan Aktif.......................................................................................19
3.2. Perhitungan Dapar.....................................................................................21
3.3. Perhitungan Expired Date.........................................................................22
BAB IV. RANCANGAN SPESIFIKASI SEDIAAN..............................................23
4.1 Alur Pemilihan Bahan................................................................................23
4.2 Bentuk Sediaan Terpilih.............................................................................23
4.3 Rancangan Spesifikasi Sediaan.................................................................25
BAB V. FORMULA SEDIAAN...............................................................................26
5.1 Formula Baku Sediaan Sirup dan Drops..................................................26
5.2 Rancangan Formula Sediaan Sirup dan Drops.......................................27
5.3 Cara Peracikan............................................................................................36
5.4 Diagram Alir................................................................................................42
BAB VI. RANCANGAN PRODUKSI.....................................................................45
6.1 Formula Skala Besar..................................................................................45
6.2 Cara Peracikan............................................................................................47
6.3 Diagram Alir................................................................................................49
4
BAB VII. RANCANGAN EVALUASI....................................................................51
7.1 Organoleptis................................................................................................51
7.2 Pemeriksaan Viskositas..............................................................................51
7.3 Pemeriksaan pH..........................................................................................52
7.4 Pemeriksaan Berat Jenis............................................................................52
7.5 Pemeriksaan Volume Terpindahkan........................................................54
BAB VIII. RANCANGAN PENANDAAN..............................................................55
8.1 Rancangan Kemasan Primer.....................................................................55
8.2 Rancangan Kemasan Sekunder.................................................................55
8.3 Rancangan Brosur......................................................................................55
BAB IX. PEMBAHASAN.........................................................................................56
BAB X. PENUTUP....................................................................................................59
10.1 Kesimpulan..................................................................................................59
10.2 Saran............................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................61
LAMPIRAN...............................................................................................................62
5
BAB I. PENDAHULUAN
6
membuktikan hipotesis mengenai formula yang telah disusun dengan evaluasi
dari masing masing formula Sirup dan Drops.
B. M. : 151,16
Kemurnian : Parasetamol mengandung tidak kurang dari
98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2 ,
dihitung terhadap zat anhidrat ( FI V, 2014
hlm 998).
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa
sedikit pahit.
Efek terapeutik : Parasetamol tidak memiliki efek antiinflamasi
yang bermakna, tetapi banyak digunakan
sebagai analgesik ringan bila nyeri tidak
memiliki komponen inflamasi. Parasetamol
diabsorpsi dengan baik secara oral dan tidak
menyebabkan iritasi lambung (At a Glance
Farmakologi Medis Edisi Kelima M. J. Neal
hlm 70 )
Titik Lebur : 168° - 172°C
7
Kelarutan : Larut dalam air mendidih dan Natrium
hidroksida 1N, mudah larut dalam etanol (FI IV
hal 649)
Mikroskopis : Bentuk kristal, hablur kristal putih (codex 12th
ed :988)
8
1.2.3 Tinjauan Farmakologi Obat
a. Farmakodinamik
Efek analgesik paracetamol serupa dengan salisilat yaitu
menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya
menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga
berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Efek anti-inflamsi sangat
lemah, oleh karena itu Paracetamol tidak digunakan sebagai
antireumatik. Paracetamol merupakan penghambat biosintesis PE yang
lemah. Efek iritasi, erosi dan pendarahan lambung tidak terlihat pada
kedua obat ini, demikian juga gangguan pernafasan dan keseimbangan
asam basa. ( Farmakologi VI ed 1 hal 238)
b. Farmakokinetik
Paracetamol diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna
konsentrasi tinggi dalam plasma dicapai dalam waktu jam dan masa
paruh plasma antara 1-3 jam. Obat ini tersebar keseluruh tubuh. Dalam
Plasma 25%. Parasetamol terikat protei plasma. Obat ini dimetabolisme
oleh enzim mikrosom hati. Sebagian asetaminophen (80%) dikonjugasi
dengan asam glukorunat dan sebagian lainnya dengan asam sulfat.
Selain itu obat ini juga dapat mengalami hidroksilasimetabolit hasil
hidroksilasi dapat menimbulkan methemoglobinemia dan hidrolisis
eritrosit. Obat ini dieksresikan melalui ginjal. Sebagian Parasetamol
(3%) dan sebagian lainnya dalam bentuk terkonjugasi. (Farmakologi dan
terapi FK UI ed 5 hal 238)
c. Indikasi
Di Indonesia penggunaan Paracetamol sebagai analgetik dan
antipiretik telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgetik
lainnya. Paracetamol sebaiknya tidak diberikan terlalu lama karena
kemungkinan menimbulkan nefropati analgesik. Jika dosis terapi tidak
memberikan manfaat biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Karena
9
hampir tidak mengiritasi lambung, Paracetamol sering dikombinasikan
dengan AINS untuk efek analgetik. ( Farmakologi dan Terap FK UI ed 5
hal 238)
d. Kontraindikasi
Penggunaan Paracetamol tidak diperkenankan pada penderita yang
hipersensitifitas terhadap asetaminofen dan penderita yang mempunyai
gangguan fungsi hati.
e. Efek Samping
Reaksi alergi terhadap derifar Per-aminofenol jarang terjadi.
Manifestasinya lebih berat berupa demam dan lesi pada mukosa, bisa
berupa aritmia dan urtikaria. Farmasetin dapat menyebabkan anemia
hemolitik, terutama pada pemakaian kronik. Anemia hemolitik dapat
terjadi berdasarkan mekanisme autoimun, difidiensi enzim GGPD dan
adanya metabolit abormal. (Farmakologi dan Terapi, 238)
f. Toksisitas akut
Akibat dosis toksik yang paling serius adalah nekrosis hati.
Nekrosis tubulus renalis serta koma hipoglikemik dapat juga terjadi
toksisitas dapat terjadi toksisitas dapat terjadi pada pemberian dosis 10-
15g (200-250mg/kgBB) Parasetamol (FKUI eds:238)
10
Kelarutan : Sedikit larut dalam aseton, larut dalam
etanol 95% metanol, air, tidak larut dalam benzena,
iodoform minyak larut 1 : 500 dengan eter 1:1
dengan atil asetat.
3. Propilenglikol ( HPE hal 624)
Bentuk : cairan jernih, tidak berwarna, kental, tidak
berbau, rasa manis, sedikit pahit.
Kelarutan : campur aseton, kloroform, eter 95%,
glyserin, air larut dengan perbandingan 1:6 dengan
eter tidak larut dengan minyak mineral.
4. PEG 400 ( HPE hal 517)
Bentuk : Cairan kental, tidak berwarna, cairan rasa
agak manis higroskopis.
Kelarutan : Larut dalam air, dalam etanol 95%
dalam aseton P, dalam glikol lain dan dalam
hidrokaron aromatik. Praktis tidak larut dalam eter
dan dalam hidrokarbon alifatik.
Pengawet 1. Na Benzoat (HPE hal 627)
Bentuk : Granul pati/ kristalin sedikit, higroskopis,
tidak berbau, tidak berwarna, tidak manis dan asin.
Kelarutan :
Pada suhu 20°C
Etanol 95 % 1:75
Etanol 90% 1:50
Air 1:18
Ar 100% 1:1
2. Nipagin (metil paraben) ( HPE 441)
Pemerian : Kristal berwarna atau kristal putih tidak
berbau/ berbau lemah dan rasa sedikit membakar.
Kelarutan : Larut dalam pelarut pada suhu 25°C
11
kecuali dinyatakan lain :
Etanol 1:2
Etanol 95% 1: 3
Etanol 90% 1: 6
Eter 1:10
Gliserin 1: 60
Minyak mineral praktis tidak larut
Minyak kacang 1: 200
Propilenglikol 1 : 5
Air 1:400
Air 50°C 1: 50
Air 80°C 1: 30
Pemanis 1. Sukrosa (HPE 703)
Pemerian : serbuk kristal tidak berwarna, kristal
massa atau kristal bubuk putih tidak berbau dan
memiliki rasa manis.
Kelarutan : Larut pada suhu 20°C kecuali
dinyatakan lain
Kloroform praktis tidak larut
Etanol 1:400
Etanol (95%) 1:170
Air 1:0,5
Air 100°C 1:0,2
2. Saccharin Na (HPE 6th hal 608)
Bentuk : Hablur atau serbuk hablur putih tidak
berbau, agak aromatik, rasa ssangat manis.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut
dalam etanol
Pewarna 1. Allured red (Martindale 28 : 424)
Pemerian : Serbukmerah tua
12
Kelarutan : Larut dalam air
ADI : 7 mg/kgBB
Inkompaktibilitas : -
Ket. Lain : Berdasarkan penelitian FAO tidak
karsinogenik
2. Amarakh (Martindale 28 : 424)
Pemerian : Serbuk coklat kemerahan hamper tidak
berbau dan berasa.
Kelarutan : larut dalam air 1:15, sangat sedikit larut
dalam alcohol
ADI : 730 mg/kgBB
13
larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk
sediaan umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki
ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur.
Sediaan padat secara kimia umumnya lebih stabil dibandingkan
senyawa dalam larutan, dan dapat dikemas lebih ringkas dan ringan. Untuk
semua larutan, terutama yang mengandung pelarut mudah menguap, harus
digunakan wadah tertutup rapat dan terhindar dari panas berlebih. Jika
senyawa tidak stabil dan mudah mengalami degradasi secara fotokimia,
penggunaan wadah tahan cahaya perlu dipertimbangkan.
Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral,
mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis,
atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven air. Larutan oral
dapat diformulasikan untuk diberikan langsung secara oral kepada pasien atau
dalam bentuk lebih pekat yang harus diencerkan lebih dahulu sebelum
diberikan. Penting untuk diketahui bahwa pengenceran larutan oral dengan air
yang mengandung kosolven seperti etanol, dapat menyebabkan pengendapan
bahan terlarut. Jika terdapat kosolven, pengenceran larutan pekat perlu
berhati-hati.
Disamping sukrosa dan gula lain, senyawa poliol tertentu seperti
sorbitol atau glycerin dapat digunakan dalam larutan oral untuk menghambat
penghabluran dan untuk mengubah kelarutan, rasa, dan sifat lain zat
pembawa. Umumnya juga ditambahkan antimikroba untuk mencegah
pertumbuhan bakteri, jamur, dan ragi. Beberapa larutan oral tidak
mengandung gula, melainkan bahan pemanis buatan, seperti sorbitol atau
aspartam, dan bahan pengental seperti gom selulosa. Larutan kental dengan
pemanis buatan seperti ini tidak mengandung gula, dibuat sebagai zat
pembawa untuk pemberian obat kepada pasien diabetes.
Adapun persyaratan lain dalam pembuatan sediaan ialah sebagai
berikut :
14
1. Pada pembuatan sirup dari simplisia yang mengandung glikosida
antrakinon di tambahkan Na2CO3 sejumlah 10% bobot simplisia.
2. Kecuali dinyatakan lain, pada pembuatan sirup simplisia untuk persediaan
ditambahkan metil paraben 0,25 % b/v atau pengawet lain yang cocok.
3. Kadar sukrosa pada sirup tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%.
15
2.3.2. Drop
Stabilitas bentuk larutan biasanya kurang baik
Diperlukan ketepatan dosis yang presisi
Kesulitan dalam masalah formulasi untuk menutupi rasa zat aktif
yang pahit dan tidak menyenangkan. (Anief, 2005)
16
2.4.2. Drop
Drop atau guttae adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi atau
suspensi dimaksudkan untuk obat dalam atau luar, digunakan dengan cara
meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan yang secara
dengan penetes baku. Penetes baku adalah penetes yang pada suhu 20°C
(memberikan tetesan air suling yang beratnya 47,5 dan 52,5mg. Tetes yang
dimaksud adalah tetes yang keluar bebas dari penetes baku secara tegak lurus
atau dari penetes lain yang telah ditara terhadap penetes baku (FI III XXXV)
Persyaratan bentuk sediaan drop : Jernih, larutan berwarna, biasanya
tersedia dalam bentuk larutan manis.
Dosis dan kemasan terkecil : 15mg/0,6ml
Konsumen yang dituju : 0-1 tahun
Dosis untuk bayi (tabel berat badan ISO Vol 46 tahun 2010)
Usia Laki-laki Perempuan
(Bulan) Bobot (Kg) Panjang (cm) Bobot (Kg) Panjang (cm)
0 3.1 48 3.0 48
1 4.2 52 3.8 52
2 5.2 56 4.8 56
3 5.9 59 5.4 57
4 6.4 61 6.1 61
5 6,9 63 6.5 62
6 7.3 64 6.8 63
7 7.5 65 7.1 64
8 7.6 66 7.4 66
9 7.7 67 7.5 67
10 8.0 69 7.6 68
11 8.0 70 7.8 69
12 8.2 71 8.0 70
17
BAB III. PERHITUNGAN
e) • Dosis 120mg/5ml
Kelebihan : Lebih efisien, rasa tidak terlalu pahit, lebih mudah larut
Kekurangan : Takaran lebih banyak apabila diberikan untuk pasien 6-12 tahun
• Dosis 250mg/5ml
Kelebihan : Jumlah takaran lebih sedikit karena dosisnya lebih besar dari
120mg
Kekurangan : Rasa lebih pahit dan sukar larut, hal ini terjadi karena
konsentrasi lebih besar
Dipilih dosis 120mg/5ml karena lebih efisien dalam pembuatan sediaan dan
pemakaiannya bila untuk anak-anak 1-2 tahun.
f) Volume yang dibutuhkan
1-6 tahun : 1-2 sendok takar (120mg/5ml)
1 hari : (5ml - 10ml) x 4 = 20ml - 40ml
3 hari : (20ml - 40ml) x 3 = 60ml - 120ml
7-12 tahun : 2-4 sendok takar (120mg/5ml)
1 hari : (10ml - 20ml) x 4 = 40ml - 80ml
18
3 hari : (40ml - 80ml) x 3 = 120ml - 240ml
g) Mengunakan kemasan botol 60ml
Alasan : Karena efektif dan efisien untuk semua konsumen yang dituju dan
juga karena pertimbangan jumlah pemakaian untuk 3 hari dibuat dalam
jumlah 60ml karena memperhitungkan bahan aktif dan penyimpanan obat.
Dosis yang diperlukan untuk Drop:
a) Perhitungan dosis
Dosis awal Parasetamol untuk anak
0-3 bulan = 30mg - 60mg
3-6 bulan = 60mg - 75mg
6-12 bulan = 75mg - 120mg
Dosis dapat di berikan tiap 4-6 jam, bila perlu 4x sehari.
b) Volume takaran pipet : 0,3ml; 0,4ml; 0,6ml; 0,8ml
Volume takaran terkecil = 0,6ml setara dengan 30mg Parasetamol
Alasan : Dosis sekali pakai 30mg/0,6ml masuk dalam rentang usia 0-12 bulan
c) Volume kemasan terkecil
Lama pengobatan 3 hari
Pemakaian : 3-4 x sehari
1. 0-3 bulan = 0,3ml - 0,6ml (30mg - 60mg)
1 hari = (0,3ml - 0,6ml) x 4 = 1,2ml - 2,4ml
3 hari = (1,2ml - 2,4ml) x 3 = 3,6ml - 7,2ml
2. 3-6 bulan = 0,6ml - 0,8ml (60mg - 80mg)
1 hari = (0,6ml - 0,8ml) x 4 = 2,4ml - 3,2ml
3 hari = ( 2,4ml - 3,2ml) x 3 = 7,2ml - 9,6ml
3. 6-12 bulan = 0,8ml - 1,2ml (80mg - 120mg)
1 hari = (0,8ml - 1,2ml) x 4 = 3,2ml - 4,8ml
3 hari = (3,2ml - 4,8ml) x 4 = 9,6ml - 14,4ml
d) Mengunakan kemasan botol 15ml
Alasan : Karena lebih efisien untuk digunakan pasien berusia 0 – 12 bulan
dengan pemakaian selama 3 hari.
19
3.2. Perhitungan Dapar
20
gr 1000
0.0317 M = ×
237 15 ml
g = 0,1127 g
Garam
gr 1000
0.0050 M = ×
258 15 ml
g = 0.0178 g
2. Sirup
Asam
gr 1000
0.0317 M = ×
237 60 ml
g = 0.4508 g
Garam
gr 1000
0.0050 M = ×
258 60 ml
g = 0.0774 g
2.303 C0
( ) ×log ( )
log K = 1 1
T C0
2 2
= ( 2.303
21.8 )
× log 2
= 0.0318 tahun
Untuk t/90
2.303 C0
( ) ×log ( )
log K = 1 Ct
T
2
21
2.303 C0
0.0318 = ( ) ×log ( )
T 90 0.9 C 0
0.105
0.0318 =
T 90
= 3.31 tahun
22
BAB IV. RANCANGAN SPESIFIKASI SEDIAAN
Paracetamol
Menggunakan pelarut
Agak sukar Rasa Pahit Dikehendaki aquadest, tempat
larut Bau berkembang biak yang baik
pH 3.8-6.1
bagi mikroba
23
4.2.2 Drop
Alasan : Karena sediaan ini ditunjukan untuk pasien dibawah usia 0 - 1
tahun sehingga pasien dapat mendapatkan dosis yang besar dengan
kuantitas sediaan yang minimal.
24
4.3 Rancangan Spesifikasi Sediaan
4.3.1 Spesifikasi Sediaan Sirup
1. Bentuk Sediaan : Sirup
2. Kadar Bahan Aktif : 120mg/5ml
3. pH Sediaan : 5.6 (3.8 - 6.1)
4. Warna : Merah
5. Bau dan Rasa : Raspberry
6. Viskositas : 2,095 – 10,96 cps
7. Wadah Prnyimpanan: Botol Coklat
8. Kemasan Terkecil : 60 ml
25
BAB V. FORMULA SEDIAAN
26
No % Rentang Berat yang
Nama Bahan Fungsi % Dipakai
. Pemakaian Ditimbang
1. Paracetamol Bahan aktif 120mg/5ml 1,44 g
2. PEG 400 Kosolven/pemanis 15−25 % 15 % 10,08 g
3. Propilenglikol Kosolven/pengawet 1 < 25% 20 % 12,46 g
4. Sukrosa Pemanis 67% 5% 3g
5. Na2HC6H6O7 Dapar 0,4508 g
6. Na3C6H5O7 Dapar 0,0774 g
7. Pewarna Pewarna Qs qs qs (3 tetes)
makanan
merah
8. Essens Perasa Qs qs qs (3 tetes)
Raspberry
9. Nipagin Pengawet 0,05 – 0,2 % 0,16 g
0,2%
10. Gliserin Kosolven < 50% 35% 26,25 g
11. Aquadest Pelarut Ad 60 ml
Perhitungan Bahan:
120 mg
1. Paracetamol : ×60 ml=1440 mg~ 1,44 g
5 ml
15 ml
2. PEG 400 : × 60 ml=9 ml ×1,120 g/ml=10,08 g
100 ml
20 ml
3. Propilenglikol : × 60 ml=12 ml × 1,038 g /ml=12,46 g
100 ml
35 g
4. Gliserin : × 60 ml=21ml × 1,25 g /ml=26,25 g
100 ml
0,2 g
5. Nipagin : × 60 ml=0,12ml ×1,352 g/ml=0,16 g
100 ml
5g
6. Sukrosa : × 60 ml=3 g
100 ml
Perhitungan Kosolven:
9g
1. PEG 400 (1 : 5) : × 1 g=1,8 g
5 ml
27
12 g
2. Propilenglikol (1 : 9) : × 1 g=1,3 g
9 ml
21 g
3. Gliserin : ×1 g=0,53 g
40 ml
28
1 x hari: 4 x (5ml-10ml) = 20 ml – 40 ml
Kandungan Propilenglikol
20 ml
Dalam 20 ml : × 20 ml=4,0 ml ×1,038 g/ml=4,152 g
100 ml
20 ml
Dalam 40 ml : × 40 ml=8,0 ml ×1,038 g/ml=8,304 g
100 ml
Umur 6 tahun – 12 tahun:
1 x hari: 4 x (10ml – 20ml) = 40ml – 80ml
Kandungan Propilenglikol
20 ml
Dalam 40 ml : × 40 ml=8,0 ml ×1,038 g/ml=8,304 g
100 ml
20 ml
Dalam 80 ml : × 80 ml=16,0ml ×1,038g/ml = 16,608 g
100 ml
3. Nipagin
Umur BB (Kg) ADI 0,5 mg/KgBB
1 tahun – 6 tahun 7,85 kg – 16 kg 3,925 mg – 8 mg
6 tahun – 12 tahun 16,65 kg –30,85 kg 8,325 mg – 15,425 mg
Nipagin yang digunakan 0,16 g
Umur 1 tahun – 6 tahun:
1 x hari: 4 x (5ml – 10ml) = 20 ml – 40 ml
Kandungan Nipagin
0,2 g
Dalam 20 ml : × 20 ml=0.04 g × 1,352=0,05 g
100 ml
0,2 g
Dalam 40 ml : × 40 ml=0.08 g× 1,352=0,11 g
100 ml
Umur 6 tahun – 12 tahun:
1 x hari: 4 x (10ml – 20ml) = 40ml – 80ml
Kandungan Nipagin
0,2 g
Dalam 40 ml : × 40 ml=0,08 g× 1,352=0,11 g
100 ml
0,2 g
Dalam 80 ml : × 80 ml=¿0,16 g ×1,352=0,22 g
100 ml
4. Gliserin
29
Umur BB (Kg) ADI 1,0 – 1,5 mg/KgBB
1 tahun – 6 tahun 7,85 kg – 16 kg (7,85 mg – 11,75 mg ) – ( 16 mg – 24 mg )
6 tahun – 12 tahun 16 kg – 23 kg ( 16 mg – 24 mg ) – ( 23 mg - 34,5 mg )
Gliserin yang digunakan 26,25 g
Umur 1 tahun – 6 tahun:
1 x hari: 4 x (5ml – 10ml) = 20 ml – 40 ml
Kandungan Gliserin
35 g
Dalam 20 ml : × 20 ml=7 g ×1,25 g /ml=¿ 8,75g
100 ml
35 g
Dalam 40 ml : × 40 ml=14 g ×1,25 g/ml=17,5 g
100 ml
Umur 6 tahun – 12 tahun:
1 x hari: 4 x (10ml – 20ml) = 40ml – 80ml
Kandungan Gliserin
35 g 1,25 g
Dalam 40 ml : × 40 ml=14 g × =17,5 g
100 ml ml
35 g 1,25 g
Dalam 80 ml : × 80 ml=¿28 g× =35 g
100 ml ml
Paracetamol =
( ( %gliserin x konst . gliserin ) + ( %PEG 400 x konst . PEG 400 ) + ( %air x kost . air ) ) +(Propilenglikol x Konsta
30
Rancangan Formula 2 Sirup
120 mg
1. Paracetamol : ×60 ml=1440 mg
5 ml
18 ml 1,25 g
2. Gliserinn : × 60 ml=10,8 ml × =13,5 g
100 ml ml
14 ml g
3. PEG 400 : × 60 ml=8,4 ml ×1,120 =9,41 g
100 ml ml
0,5 g
4. Saccharin Na : × 60 ml=0,3 g
100 ml
0,2 g
5. Na Benzoat : × 60 ml=0,12 g
100 ml
Perhitungan Kosolven:
10,8 ml
1. Gliserin : × 1 g=0,27 g
40 ml
8,4 ml
2. PEG 400 : ×1 g=1,68 g
5 ml
31
Jumlah Kosolven > Paracetamol
Sehingga Paracetamol dalam sediaan dapat larut dalam kosolven.
Perhitungan ADI:
3. Gliserin
Umur BB (Kg) ADI 1,0 g – 1,5 g/KgBB
1 tahun – 6 tahun 7,85 kg – 16 kg (7,85g-11,775 g) – (16 g
– 24 g)
6 tahun – 12 tahun 16 kg – 30,85 kg (16g – 24g) – (30,85g
-46,275g)
Gliserin yang digunakan 13,5 g
Umur 1 tahun – 6 tahun:
Kandungan Gliserin
20 ml−40 ml
1 – 6 tahun : sehari : ×13,5 g=4,5 g−9 g
60 ml
40 ml−80 ml
6 – 12 tahun : sehari : ×13,5 g=9 g−18 g
60 ml
Kesimpulan : tidak melebihi ADI
4. PEG 400
Umur BB (Kg) ADI 10 mg/KgBB
1 tahun – 6 tahun 7,85 kg – 16 kg 78,5 mg – 160 mg
6 tahun – 12 tahun 16 kg – 30,85 kg 160 mg – 308,5 mg
PEG 400 yang digunakan : 9,408g
Umur 1 tahun – 6 tahun:
20 ml−40 ml
Sehari : ×9,408 g=3,136 g−6,272 g
60 ml
Umur 6 – 12 tahun :
40 ml−80 ml
Sehari : ×9,408 gml=6,272 g−12 ,544
60 ml
Kesimpulan : Melebihi rentang ADI, namun masih bisa digunakan karena obat
digunakan hanya bila perlu.
5. Na Benzoat
Umur BB (Kg) ADI 5 mg/KgBB
32
1 tahun – 6 tahun 7,85 kg – 16 kg 39,25 mg – 80 mg
6 tahun – 12 tahun 16 kg – 30,85 kg 80 mg – 154,25 mg
Na Benzoat yang digunakan 0,18 g
Umur 1 tahun – 6 tahun:
20 ml−40 ml
Sehari : ×0,18 g=0,06 g−0,12 g
60 ml
Umur 6 tahun – 12 tahun:
40 ml−80 ml
sehari : ×0,18 g=0,12 g−0,24 g
60 ml
kesimpulan : tidak melebihi ADI
Perhitungan Bahan:
30 mg 0,75 g
1. Paracetamol : ×15 ml=750 mg→ × 100 %=5 %
0,6 ml 15 ml
26 ml g
2. PEG 400 : × 15 ml=3,9 ml × 1,120 =4,36 g
100 ml ml
15 ml g
3. Gliserin : × 15 ml=2,25 ml × 1,26 =2,84 g
100 ml ml
33
0,2 g
4. Na Benzoat : × 15 ml=0,03 g
100 ml
0,3 g
5. Saccharin Na : × 15 ml=0,045 g
100 ml
6. Na2HC6H6O7 :
gr 1000
0.0317 M = ×
237 15 ml
g = 0,1127 g
7. Na3C6H5O7 :
gr 1000
0.0050 M = ×
237 15 ml
g = 0,0178 g
Perhitungan Kosolven:
2,25 ml
1. Gliserin : 1g× =0,056 g
40 ml
3 ml
2. PEG 400 : 1g× =0,429 g
7 ml
34
2,4−4,8 ml
Sehari : ×2,84 g=0,4544 g−0,9088 g
15 ml
Umur 3 bulan – 6 bulan:
4,8−7,2ml
Sehari : ×2,84 g=0,9088 g−1,3632 g
15 ml
Umur 6 bulan – 12 bulan:
7,2−9,6 ml
Sehari : ×2,84 g=1,3632 g−1,8176 g
15 ml
Kesimpulan: Penggunaan Gliserin tidak melebih ADI
2. PEG 400
Umur BB (Kg) ADI 25 mg/KgBB
0 bulan – 3 bulan 3,05 – 5,65 30,5 – 56,5
3 bulan – 6 bulan 5,65 – 7,05 56,5 – 70,5
6 bulan – 12 bulan 7,05 – 7,85 70,5 – 78,5
Aquadest : 80
Gliserin : 43
35
Paracetamol =
( ( %gliserin x konst . gliserin ) + ( %PEG 400 x konst . PEG 400 ) + ( %air x kost . air ) )
100
=¿ ¿
36
gr 1000
0.0050 M = ×
237 15 ml
g = 0,0178 g
Perhitungan Kosolven:
2,25 ml
1. PEG 400 : 1g× =0,321 g
7 ml
1,5 ml
2. Gliserin : 1g× =0,038 g
40 ml
Total kosolven : 0,359g
Jadi, jumlah paracetamol yang dapat dilarutkan kosolven adalah 0,359g,
sehingga kosolven yang mampu melarutkan paracetamol 0,75g.
Perhitungan ADI
1. PEG 400 10mg/KgBB
Umur BB (kg) ADI 10mg/kgBB
37
Kesimpulan: Penggunaan PEG 400 tidak melebih ADI
2. Gliserin
Umur BB (Kg) ADI 1,0 – 1,5 g/KgBB
0 bulan – 3 bulan 3,05 – 5,65 (3,05 – 4,57) g – (5,65 - 8,475) g
3 bulan – 6 bulan 5,65 – 7,05 (5,65 – 8,475) g – (7,05 – 10,575) g
6 bulan – 12 bulan 7,05 – 7,85 (7,05 – 10,575) g – (7,85 – 11,775) g
Gliserin yang digunakan 1,89 g
Umur 0 bulan – 3 bulan:
2,4−4,8 ml
Sehari : ×1,89 g=0,3024 g−0,6048 g
15 ml
Aquadest : 80
Gliserin : 43
38
Paracetamol =
( ( %gliserin x konst . gliserin ) + ( %PEG 400 x konst . PEG 400 ) + ( %air x kost . air ) )
100
=¿ ¿
Formula 2
1. Dikalibrasi beakerglass sebesar 60 ml
39
2. Ditimbang Paracetamol (1,44 g), PEG 400 (9,408 g) dan gliserin
(13,5 g)
3. Dilarutkan paracetamol dengan propilenglikol dalam beakerglass
yang sudah dikalibrasi. Kemudian ditambahkan gliserin. Diaduk
ad larut, ad homogen (campuran 1)
4. Ditimbang Na benzoat (0,18 g). larutkan Na benzoat dengan
aquadest qs (2 ml). Diaduk ad larut ad homogen. (campuran 2)
5. Dimasukkan campuran 2 kedalam campuran 1, diaduk ad
homogen.
6. Dibuat larutan dapar, ditimbang asam (0,4508 g) dan garam
(0,0774 g), digerus didalam mortir dilarutkan dengan aquadest qs
(2 ml), diaduk ad larut.
7. Ditambahkan larutan dapar kedalam campuran larutan, diaduk ad
homogen.
8. Larutan dievaluasi pH
9. Larutan diiberi pewarna merah (9 tetes) dan perasa jeruk (3 tetes)
secukupnya.
10. Ditambahkan aquades ad tanda kalibrasi
11. Larutan dimasukkan kedalam botol coklat.
40
5. Ditimbang Na benzoat 0,03g dan sakarin 0,045g, masuk ke dalam
beaker glass lain dan dilarutkan dengan sedikit air, aduk ad larut
dan homogen. Campurkan ke campuran 1
6. Timbang Na2HC6H607 0,1127g dan Na3C6H5O7 0,0178g, lalu
dilarutkan dalam aquadest masukkan kedalam campuran aduk ad
larut ad homogen, masukkan ke campuran 1
7. Cek pH, apabila pH tidak sesuai spesifikasi dilakukan adjust pH
sampai diperoleh pH sesuai pesifikasi
8. Diberi pewarna dan perasa secukupnya
9. Ditambahkan aquades ad tanda kalibrasi, dimasukkan ke dalam
botol
Formula 2
1. Dikalibrasi beakerglass 15ml
2. Ditimbang Paracetamol (0,75g)
3. Timbang PEG 400 (2,52g), Glycerin (1,89g) di cawan porselin,
masuk ke beaker glass
4. Dimasukkan PCT kedalam campuran kosolven sedikit demi sedikit
aduk ad larut (campuran 1)
5. Ditimbang Na benzoat 0,03g dan sakarin 0,06g, masuk ke dalam
beaker glass lain dan dilarutkan dengan sedikit air, aduk ad larut
dan homogen. Campurkan ke campuran 1
6. Timbang Na2HC6H607 0,1127g dan Na3C6H5O7 0,0178g, lalu
dilarutkan dalam aquadest masukkan kedalam campuran aduk ad
larut ad homogen, masukkan ke campuran 1
7. Cek pH, apabila pH tidak sesuai spesifikasi dilakukan adjust pH
sampai diperoleh pH sesuai pesifikasi
8. Diberi pewarna dan perasa secukupnya
9. Ditambahkan aquades ad tanda kalibrasi, dimasukkan ke dalam
botol
41
5.4 Diagram Alir
5.4.1. Diagram Alir Peracikan Sirup 1
42
Cek PH, apabila Ph tidak sesuai spesifikasi dilarutkan adjust pH
sampai diperoleh pH sesuai spesifikasi
44
5.4.3. Diagram Alir Peracikan Drops
Timbang asam sitrat dan na sitrat, lalu dilarutkan dalam aquadest masukkan
kedalam campuran aduk ad larut ad homogen
45
BAB VI. RANCANGAN PRODUKSI
Berat
No % Rentang
Nama Bahan Fungsi % Dipakai yang
. Pemakaian
Ditimbang
1. Paracetamol Bahan aktif 120 mg/ 5 2,4 % 5,76 g
ml
2. Gliserin Kosolven/pemanis <50% 43,75 % 105 g
3. Propilenglikol Kosolven/pengawet 1<25 % 20,75 % 49,82 g
4. PEG 400 Pemanis 15-25 % 16,8 % 40,32 g
5. Na2HC6H6O7 Dapar 0,25 % 1,8031 g
6. Na3C6H5O7 Dapar 0,129 % 0,3096 g
7. Sukrosa Pemasin 67% 5 12 g
8. Pewarna Pewarna qs qs qs (5
makanan tetes)
merah
9. Essens Perasa qs qs qs (7
Raspberry tetes)
10. Nipagin Kosolven 0,05 – 0,2 0,27 % 0,65g
%
11. Aquadest Pelarut Ad 240 ml 10,1625 24,39 ml
%
Perhitungan Bahan:
2,4
1. Paracetamol: ×240=5,76g
100
43,75
2. Gliserinn : × 240=105 g
100
20,75
3. Propilenglikol: ×240=49,8 2g
100
16,8
4. PEG 400 : ×240=40,32g
100
0,27
5. Nipagin : × 240=¿ 0,65g
100
10,1625
6. Aquadest : ×240=24,39 ml
100
46
Perhitungan Kosolven:
105 g
1. Gliserin (10:1) : ×1 g=2,63 ml
40 ml
49,82 g
2. Propilenglikol (9:1) : ×1 g=5,54 ml
9 ml
40,32 g
3. PEG 400 : ×1 g=8,06 ml
5 ml
47
6. Na2HC6H6O7 :
gr 1000
0.0317 M = ×
237 210 ml
g = 1,5777 g
7. Na3C6H5O7 :
gr 1000
0.0050 M = ×
237 210 ml
g = 0,2709 g
48
11. Ditambahkan aquades ad tanda kalibrasi
12. Larutan dimasukkan kedalam botol coklat.
49
6.3 Diagram Alir
6.3.1. Diagram Alir Peracikan Sirup
Dikalibrasi
Beakerglass
Dilarutkan PCT,
nipagin dalam PG Dilarutkan sukrosa Digerus didalam
(campuran 1) dalam aquadest mortir
Ditimbang gliserin,
dimasukkan dalam, diaduk ad larut, ad
diaduk ad homogen. homogen. (campuran Dilarutkan dengan
2) aquadest
(campuran 1)
Dimasukkan campuran 2
kedalam campuran 1
50
6.3.2. Diagram Alir Peracikan Drops
Timbang Asam sitrat dan Garam sitrat, lalu dilarutkan dalam aquadest
masukkan kedalam campuran aduk ad larut ad homogen
51
BAB VII. RANCANGAN EVALUASI
7.1 Organoleptis
7.1.1. Organoleptis Sirup
Warna : Merah muda
Rasa : Manis
Bau : Raspberry
7.1.2. Organoleptis Drop
Warna : Merah muda
Rasa : Manis
Bau : Raspberry
52
7.2.2. Viskositas Drops
Hasil evaluasi:
Replikasi Viskositas
1 5 Cps
2 4 Cps
3 4 Cps
Rata-rata 4,33 Cps
7.3 Pemeriksaan pH
Alat : pH meter
Persyaratan : 3,8 – 6,1 (FI IV: 985)
Prosedur :
a. Bilas elektrode dengan aquadest, lalu keringkan dengan kertas tisu
b. Kalibrasi pH meter dengan larutan pH standar
c. Bilas elektrode dengan aquadest, lalu keringkan dengan kertas tisu
d. Tuang sediaan dalam gelas beker ± 60 ml
e. Celupkan elektrode kedalam sediaan ad terbenam
f. Baca pH yang tertera pada alat
7.3.1. pH Sirup
Hasil evaluasi: 5, 60 (masuk rentang persyaratan)
7.3.2. pH Drops
pH kalibrasi = 6,87
pH terbaca = 6,48
factor koreksi = 0,39
Hasil evaluasi: 5.14 + 0,39 = 5,53 (masuk rentang persyaratan)
53
Prosedur :
a. Bersihkan piknometer
b. Dinginkan piknometer ad suhu 20°C
c. Timbang piknometer kosong catat hasil penimbangan sebagai W1
d. Isilah piknometer dengan aquadest ad penuh lalu timbang pada suhu
20°C dan catat hasil penimbangan sebagai W2 aquadest.
e. Isilah piknometer dengan larutan uji ad penuh lalu timbang pada suhu
20°C dan catat hasil penimbangan sebagai W2 larutan.
f. Hitung berat jenis dengan memasukkan data yang diperoleh dalam
rumus.
Rumus berat jenis : W1 W2
Keterangan : V
= berat jenis
V = volume piknometer
W1 = berat piknometer kosong
W2 = berat piknometer + sediaan
7.4.1. BJ Sirup
Hasil evaluasi:
Piknometer kosong : 33,21 g
Piknometer + sirup : 61,18 g
Volume piknometer : 24,512 ml
w2 −w1 33,21 g−61,18 g
ρ =( )=( 3
¿=1,14 g / cm3
v 24,512 cm
Kesimpulan: berat jenis memenuhi persyaratan yaitu > 1,0 g/cm3.
7.4.2. BJ Drops
Hasil evaluasi:
Piknometer + sediaan : 60,49 g
Piknometer kosong : 33,22 g
Volume piknometer : 24,512 cm3
54
w2 −w1 60,49 g−33,22 g
ρ=( ) =( 3
¿=1,11 g /cm3
v 24,512 cm
Kesimpulan: berat jenis memenuhi persyaratan yaitu > 1,0 g/cm3.
55
BAB VIII. RANCANGAN PENANDAAN
56
BAB IX. PEMBAHASAN
57
Volume terpindahkan 97%
Dari hasil evaluasi, hasil dari viskositas, pH, dan berat jenis sudah memenuhi
ketentuan yang sudah kami tetapkan. Sedangkan volume terpindahkan sudah
memenuhi syarat umum yaitu dari salah satu wadah terletak dalam rentang 95% -
100% dari volume yang tertera pada etiket.
58
Warna : merah muda
Viskositas Rata-rata : 7,67 Cps
pH 5,59
Berat jenis 1,14 g/cm3
Volume terpindahkan 98%
Dari hasil evaluasi, hasil dari viskositas, pH, dan berat jenis sudah memenuhi
ketentuan yang sudah kami tetapkan. Sedangkan volume terpindahkan sudah
memenuhi syarat umum yaitu dari salah satu wadah terletak dalam rentang 95% -
100% dari volume yang tertera pada etiket.
59
BAB X. PENUTUP
10.1 Kesimpulan
a. Organoleptis
- Sirup
Warna : Merah muda
Rasa : Manis
Bau : Raspberry
- Drop
Warna : Merah muda
Rasa : Manis
Bau : Raspberry
b. Pemeriksaan pH
Persyaratan : 3,8 – 6,1 (FI IV: 985)
Hasil :
- Sirup 5,98 (masuk rentang persyaratan)
- Drop 5,53 (masuk rentang persyaratan)
c. Pemeriksaan Berat Jenis
Persyaratan : > 1,0 g/cm3 (Emillia, 2013)
Hasil :
- Sirup : 1,14 g/cm3
- Drop : 1,11 g/cm3
a. Viskositas
Persyaratan : 2,095 – 10,96 Cps
Hasil :
- Sirup : 7,67 Cps
- Drop : 4,33 Cps
60
b. Volume terpindahkan
Hasil :
- Sirup : 98 %
- Drop : 97 %
Persyaratan : Volume rata-rata yang di peroleh dari 10 wadah/botol tidak
kurang dari 100% dari yang tertera di etket. Dan tidak lebih dari satu dari 10
wadah bervolume kurang dari 95% dari yang tertera dietiket. (FI V: 1614)
Hasil :Untuk sirup dan drop hasil evaluasi sudah memenuhi
persyaratan.
10.1 Saran
61
DAFTAR PUSTAKA
62
LAMPIRAN
63
Drops
64
Lampiran 2. Desain Brosur
Sirup
Drops
65
SIRUP DROP
66
67
68