KELOMPOK: 4
KELAS: B
1. KATHINA DESWIAQSA
2. IRMA NURTRIANA SYAFITRI
3. ELYS OKTAVIANA
4. HANI RAHMANIA
5. SERVIANA AYUNINGTYAS W.
6. TIRA JULIA
7. TIA CAHYANING WULANDARI
8. IMAN LAILA MAHIR
9. ALDI BACHTIAR PRASETYA
10. NEVA MELINDA MAULANASARI
11. NIKITA OLIVIA
12. REFFANY DYAH SEPTATIWI
(201310410311127)
(201310410311149)
(201310410311203)
(201310410311209)
(201310410311215)
(201310410311223)
(201310410311224)
(201310410311238)
(201310410311234)
(201310410311239)
(201310410311246)
(201310410311274)
DOSEN PEMBIMBING:
Dra. USWATUN CHASANAH, Apt., M.Kes
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSIS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
BAB I
KARAKTERISTIK BAHAN AKTIF
1.1.
: Parasetamol ( Acetaminofen)
O
NH
CH3
OH
N-asetil-4-amino fenol
Rumus Molekul
Berat Molekul
Kemurnian
Efek Terapeutik
1.2.
: C8H9NO2
: 151,16
: Mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 100,0% C8H9NO2
: Analgetik dan antipiretik.
(FI IV : 649)
1.3.
Mikroskopis
Bentuk Kristal : Serbuk hablur
(FI IV : 649)
1.4.
1.5.
1.6.
BAB II
TINJAUN FARMAKOLOGIS BAHAN OBAT
2.1.
Tinjauan Farmakologi
Asetaminophen merupakan derivate para amino fenol. Efek
antipiretik ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Asetaminophen di
Indonesia diknal dengan nama paracetamol dan tersedia sebagai obat
bebas. Asetaminophen merupakan metabolit fenasetin dengan efek anti
piretik yang sama dan elah digunakan Sejas 1893. Walaupun demikian
laboran kerusakan fatal hepar akibat over dosis akut perla diperhatikan.
Perlu diperhatikan pemakai maupun dokter bahwa efek anti inflamasi
paracetamol hampir tidak ada.
(Ganiswara, 2003)
2.2.
Farmakokinetik
Absorpsi
Dapat terabsorpsi secara cepat dan sempurna dan dipengaruhi oleh
pengosongan lambung, makanan dan waktu obat dikonsumsi.
Distribusi
Didistribusikan secara luas keseluruh tubuh dengan volume sekitar 1
liter/KgBB, 80% sampai 40% terikat protein plasma.
Metabolisme
Paracetamol dimetabolisme dihati menjadi epoksida, N-dehidroksilasi
metabolit. Metabolit ini bertanggung jawab untuk nekrosis hati pada
overdosis paracetamol.
Eksresi
Sekitar 80% dari dosis terapi dieksresikan melalui urine dalam rentan
waktu 24 jam.
(Codex : 639)
2.3.
Farmakodinamik
Efek analgesik paracetamol mempunyai kemampuan untuk
menghambat siklooksigenase (COX) dan inhibisi sintesis prostaglandin
yang diakibatkannya sangat berperan untuk efek terapeutik.
2.4.
Efek Samping
Efek samping OAINS (Obat Antiinflamasi Non Steroid), termasuk
paracetamol sering terjadi, sebagian karena pemberian dosis tinggi dalam
waktu yang panjang dan sebagian karena penggunaan yang luas pada
pasien lanjut usia yang rentan terhadap efek samping. Efek samping
tersebut termasuk : traktus gastrointestinal, nefroloksisitas, serta
bronkospasme khususnya pada pasien asma, ruam kulit dan alergi lainnya.
(Farmakologi At a Glance : 71)
2.5.
Toksisitas Akut
Akibat dosis toksik serius adalah nekrosis hati (nekrosis tubulus
renalis dan koma hiploglemik bisa terjadi). Hepatotoksisitas dapat terjadi
pada pemberian tunggal 10-15 gram (200-250 mg/kgBB). Anorexia, mual,
muntah, sakit perut (pada 24 jam pertama dapat berlangsung lebih dari
seminggu.
(Ganiswara, 2003)
2.6.
Indikasi
Di Indonesia penggunaan parasetamik sebagai analgesik dan
Kontra Indikasi
Pengunaan Parasetamol tidak diperkenalkan pada penderita yang
hipersensitif terhadap asetaminofen dan penderita yang mempunyai
gangguan fungsi hati.
2.6.
Dosis
Dosis Parasetamol
Dewasa
Anak-anak
60 120 mg
1 6 tahun
= 120 250 mg
7 12 tahun
BAB III
RANCANGAN FORMULA
3.1.
Karakteristik Fisika
Kelarutan
1 : 70 bagian air
1 : 7 bagian alkohol
1 : 13 bagian aseton
1 : 40 bagian gliserol
Karakteristik Kimia
PH
Pka : 9,5
BJ : 151,16
TL : 168 0C - 172 0C
Ditambah
kosolven
1.Propilenglikol
2.polietilenglikol
3.gliserin
4.etanol
5.NaOH
Parasetamol
Rasa pahit
Diberi
pemanis
1.sakarin-Na
2.glukosa
3.sukrosa
4.sorbitol
5.gliserin
6.propilenglikol
Warna
dan
aroma
kurang
menarik
Diberi Flavor
buah-buahan
1.gliserin
2.propilenglikol
3.nipagin
4.nipasol
5.Na-benzoat
3.3.
3.4.
Spesifikasi yang
diinginkan
Drop
2. Warna sediaan
Kuning
3. Rasa sediaan
Jeruk
4. PH Sediaan
6,0
5. Kadar sediaan
30 mg/0,6 ml
6. Volume
sediaan
30ml/botol
1,258-1,263
7. Viskositas
3.5.
Alasan
Seperti gliserin.
(Martindale 28 ed p706)
Usia
Tahun
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Bulan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bobot (Kg)
Pria
3.1
4.2
5.2
5.9
6.4
6.9
7.3
7.5
7.6
7.7
8.0
8.0
8.2
Wanita
3.0
3.8
4.8
5.4
6.1
6.5
6.8
7.1
7.4
7.5
7.6
7.8
8.0
Rata-Rata
Bobot (Kg)
3.05
4
5
5.65
6.25
6.7
7.05
7.3
7.5
7.6
7.8
7.9
8.1
8.1
7.6
7.85
3.6.
Larutan dapar fosfat umumnya digunakan larutan dapar fosfat, larutan dapar
borat, dan larutan dapar lain yang mempunyai kapasitas dapar rendah. Jika
disebutkan pH dalam paparan obat jadi, pengaturan pH dilakukan dengan
penambahan asam, basa, atau larutan dapar yang tertera pada daftar berikut
ini, hingga pH dikehendaki :
Larutan
Na2HPO4.12H2O
1,85% (ml)
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0,5
pH
5,9
6,2
6,5
6,6
6,8
7,0
7,2
7,4
7,7
8,0
pH
7,6
7,3
7,05
6,85
6,65
6,45
6,25
6,05
5,7
5,3
NaCl yang
diperlukan
untuk
0,52
0,51
0,50
0,4
0,48
0,46
0,45
0,44
0,43
0,42
Kelarutan
: Larut dalam 5 bagian air, sukar larut dalam etanol
(95%)
Inkompatibilitas : dengan alkaloid, antipyrine, khloralhidrat, ion
asetat
Pyrogaliol, Resolsinol, dan asam glukonate dan
ciproxo.
2. NaH2PO4
Pemerian
: Tidak berbau, tidak berwarna, granul (bentuk
anhidrat).
Kelarutan
: Larut dalam 1 bagian air, sangat larut dalam etanol
(95%)
Inkompatibilitas : Dengan asam mineral, biasanya dengan bahan
alkali dan karbonat
PERHITUNGAN DAPAR
- Sediaan yang digunakan pH 6,0
- Menggunakan dapar Fosfat
o pKa1 : 2,15 ( H3PO4) Na3HPO4
o pKa2 : 7,20 (H2PO4-) Na2HPO4
o pKa3 : 12,38 (HPO42-) NaH2PO4
- pKa yang digunakan adalah pKa2 karena mendekati dengan pH sediaan
(pH = 6,0) dengan H2PO4- sebagai asam dan Na2HPO4 sebagai garam.
( garam)
pH
= pKa + Log ( Asam)
6,0
= 7,20 + log
-1,2
= log
0,06
( Na2 HPO 4)
( H 2 PO 4 )
( Na2 HPO 4)
( H 2 PO 4 )
H 2 PO 4
( Na2 HPO 4)
NaH2PO4 = 0,06H2PO4
Kapasitas Dapar
pKa : 7,20 Ka = 10-7,2 = 6,31 x 10-8
pH
: 6,0 H3O+
= 10-6
Persamaan Van Slyke
0,02
C
C
0,16
0,16
0,16
= 0,128 C
= 0,16 M
= garam + asam
= (Na2HPO4) + (H2PO4-)
= 0,06 (H2PO4-) + (H2PO4-)
= 1,06 (H2PO4-)
0,16
(H2PO4-)
= 1,06
(H2PO4-)
= 0,15M
(Na2HPO4)
= 0,16 0,15
= 0,01 M
Massa
141,96
1000
volume(mL)
1000
25
1000
volume(mL)
1000
25
Massa
Mr
0,15 M
Massa
119,98
Massa
141,96
1000
volume(mL)
1000
300
1000
volume(mL)
Massa
Mr
0,15 M
Massa
119,98
1000
300
Formula Standart
Paracetamol Elixir (Martindale 28th : 23)
R/
Paracetamol
120 mg
Etanol
0,7 ml
Propilenglikol
0,5 ml
Air
0,5 ml
Gliserin
R/
Paracetamol
5 ml
1200 mg
Etanol
7 ml
Propilenglikol
5 ml
Air
5 ml
Gliserin
50 ml
tiap 5 ml mengandung :
Acetaminophen
120 mg
Glycerolum
2,5 ml
Propilenglikol
500
1,25 ml
Aethanolum
500
q.s
Aqua
ad
5 ml
3.9.
Rancangan Formulasi Sediaan Drop FORMULA 1 (15 ml)
No Nama Bahan
Fungsi
% Rentang
%
.
Pemakaian
dipakai
1. Paracetamol
Bahan Aktif
2. Propilenglikol
Kosolven
10 25 %,
25 %
Pengawet : 15-30%
3. Glycerin
Kosolven dan < 20 %
30 %
pengawet
4. PEG 400
Kosolven
10%
5. Sacharin Na
Pemanis
0,075 0,6 %
0,075 %
6. Flavor stroberi
Perasa
dan
q.s
pewarna
7. Sorbitol
Zat tambahan 20-35%
35%
Glycerin
PEG
Sorbitol
Kosolven
Kosolven
anticaplockin
g
% Rentang
Pemakaian
10 25 %,
Pengawet : 15-30%
< 20 %
15 30 %
%
dipakai
Jumlah
0.75 g
3.75 ml
4.5 ml
0.75 ml
0.015 g
1 tetes
5.25 g (ad
15 ml)
25 %
Ditimban
g
1.25 g
6.4875 g
30 %
15%
10 %
9.45 g
4.274 g
2.5 g
6.
7.
8.
9.
10
.
11
.
12
.
13
.
NaH2PO4
Na2HPO4
Saccharin Na
Sucrosa
Na-benzoat
Dapar
Dapar
Pemanis
Pemanis
Pengawet
0,075 0,6 %
Pewarna hijau
Pewarna
q.s
1 tetes
Perasa melon
Perasa
q.s
1 tetes
Aquadest
Pembawa
0,02 0,5 %
0,128%
1.764%
0,075 %
10 %
0,02 %
0.441 g
0.032 g
0.05 g
2.5 g
0.005 g
Ad 25mL
BAB VI
RANCANGAN PRODUKSI
FORMULA terpilih Skala kecil (30 ml)
No Nama Bahan
Fungsi
.
1. Paracetamol
Bahan Aktif
2. Propilenglikol
Kosolven dan
pengawet
3. Glycerin
Kosolven
4. PEG
Kosolven
5. Sorbitol
anticaplockin
g
% Rentang
Pemakaian
%
dipakai
10 25 %,
Pengawet : 15-30%
< 20 %
25 %
Ditimban
g
3,30 g
7,785 g
25 %
30%
20 %
9,465 g
10,17 g
8,94 g
15 30 %
6.
7.
Saccharin Na
Essense Anggur
8.
Aquadest
Pemanis
Pewarna dan
perasa
Pembawa
0,075 0,6 %
q.s
0,1 %
0,03 g
8 tetes
Ad 30 mL
Perhitungan Bahan
1. Parasetamol = 60 mg/ 0,6ml x 30ml = 3 g
2. Propilenglikol = 25/100x 30 ml= 7,5 ml
7,5ml x 1,038 g/cm3 = 7,785 g
3. Glycerin = 25/100 x 30 ml = 7,5 ml
7,5 ml x 1,2620 g/cm3 = 9,465 g
4. PEG 400 = 30/100 x 30 ml = 9 ml
9 ml x 1,13 g/cm3 = 10,17 g
5. Sorbitol = 20/100 x 30ml= 6 ml
6 ml x 1,49 g/cm3 = 8,94 g
6. Saccharin Na = 0,1/100 x 30 ml = 0,03 g
% Rentang
Pemakaian
%
dipakai
10 25 %,
Pengawet : 15-30%
< 20 %
25 %
Ditimban
g
18,00 g
46,70 g
25 %
30%
20 %
90,91 g
60,50 g
54,25 g
0,1 %
0,15 g
13 tetes
15 30 %
0,075 0,6 %
q.s
Ad 240 mL
SKEMA KERJA
Timbang Bahan
BAB VII
RANCANGAN EVALUASI
4.1.
Organoleptis
Warna
Rasa
Bau
4.2.
Penetapan pH
Alat
: pH meter
Prosedur
a.
b.
c.
d.
4.3.
e.
f.
g.
Berat jenis
Alat
Prosedur
a. Bersihkan piknometer
b. Dinginkan piknometer ad suhu 20C
c. Timbang piknometer kosong catat hasil penimbangan sebagai W1
f.
W1 W2
V
= berat jenis
= volume piknometer
Viskositas
Alat
Cara kerja
a. Cuci alat viskometer cap and bob dengan aquadest dan keringkan
menggunakan tisu.
b. Masukkan zat uji sebanyak 100 ml ke dalam viskometer.
c. Pasang pengaduk (paddle 3) pada rotor viskometer.
d. Pastikan jarum pembaca skala pada posisi nol.
e. Pilih skala terkecil yang ada pada alat.
f. Tekan tombol on untuk memutar rotor.
BAB V
HASIL FORMULASI
1.1.
Formulasi Terpilih
Nama
Bahan
Paracetamol
Propilenglikol
3.
4.
5.
Glycerin
PEG
Sorbitol
6.
7.
8.
9.
10
NaH2PO4
Na2HPO4
Saccharin Na
Sucrosa
Na-benzoat
Fungsi
Bahan Aktif
Kosolven
Kosolven
Kosolven
anticaplockin
g
Dapar
Dapar
Pemanis
Pemanis
Pengawet
% Rentang
Pemakaian
10 25 %,
Pengawet : 15-30%
< 20 %
15 30 %
0,075 0,6 %
0,02 0,5 %
%
dipakai
25 %
Ditimba
ng
1.25 g
6.4875 g
30 %
15%
10 %
9.45 g
4.274 g
2.5 g
0,128%
1.764%
0,075 %
10 %
0,02 %
0.441 g
0.032 g
0.05 g
2.5 g
0.005 g
.
11 Pewarna hijau
.
12 Perasa melon
.
13 Aquadest
.
Pewarna
q.s
1 tetes
Perasa
q.s
1 tetes
Pembawa
Ad 25mL
Nama
Bahan
Paracetamol
Propilenglikol
3.
4.
5.
Glycerin
PEG
Sorbitol
6.
7.
8.
9.
10
.
11
.
12
.
NaH2PO4
Na2HPO4
Saccharin Na
Sucrosa
Na-benzoat
Flavor stroberi
Aquadest
1.2.
Fungsi
Bahan Aktif
Kosolven
Kosolven
Kosolven
anticaplockin
g
Dapar
Dapar
Pemanis
Pemanis
Pengawet
Pewarna dan
perasa
Pembawa
: 5,65
3. Viskositas
: 2,7
% Rentang
Pemakaian
%
dipakai
10 25 %,
Pengawet : 15-30%
< 20 %
25 %
Ditimba
ng
15 g
77.85 g
15 30 %
30 %
15%
10 %
113.4 g
51.3 g
30 g
0,075 0,6 %
67%
0,02 0,5 %
0,128%
1.764%
0,075 %
10 %
0,02 %
0.4 g
5.3 g
0.225 g
30 g
0.06 g
q.s
13 tetes
Ad 300 mL
4. Berat Jenis
Piknometer kosong
Piknometer+aquadest
Piknometer+drops replikasi 1
Piknometer+drops replikasi 2
Piknometer+drops replikasi 3
: 33,33 g
: 57,62 g
: 62,29 g
: 62,28 g
: 62.28 g
62,28 g
BAB VI
PEMBAHASAN
Parasetamol merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik dan analgesik.
Parasetamol memiliki kelarutan 1:70 dalam air, 1:40 dalam gliserin, 1:9
propilenglikol dan 1:5 dalam polietilenglikol. Bersifat sangat stabil dalam larutan
sehingga dimungkinkan untuk membuat sediaan drop parasetamol dengan pelarut
kosolven.
Obat tetes adalah sediaan cair berupa larutan , suspensi dan emulsi,
dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan
menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan yangs etara dengan tetesan yang
dihasilkan pentes baku yang disebutkan farmakope indonesia. ( Farmakope
Indonesia edisi III)
Sediaan parasetamol drop merupakan sediaan llarutan parasetamol yang
dibuat dalam bentuk obat tetes. Di tujukan untuk pemakaian peroral ( obat
dalam ), digunakan dengan cara diteteskan pada mulut atau pada minuman dan
makanan, dan di tujukan yntuk penggunaan anak-anak. Parasetamol yang
sebenarnya berasa pahit di buat dalam bentuk sediaan larutan drop dimana
diharapkan dari sediaan ini didapatkan parasetamol yang jernih, berbau sedap dan
berasa manis dan mempermudah pengaturn dosis serta meningkatkan
acceptability pada target produk.
Pembuatan drop ditujukan untuk anak yang berusia 0 1 tahun. Sehingga
dengan adanya sediaan drop diharapkan dapat mempermudah obat parasetamol
Untuk anak yang berusia <1 tahun serta dapat diterima oleh pasien yang berusia
(0 1 tahun).
Bahan yang harus ada dalam sediaan drop adalah pelarut cosolven, yaitu
campuran dari beberapa pelarut yang bertujuan untuk meningkatkan kelarutan
suatu bahan aktif yang pada dasarnya tidak larut dalam air tetapi larut dalam
bahan tambahannya, seperti pada sediaan bahan aktif parasetamol ini. Selain
cosolven, drop juga memerlukan pemanis dan pengaroma untuk memnerikan rasa
manis dan bau yang sedap. Pemanis yang digunakan adalah sakarin Na dan
essence srtawberry sebagai pengaromanya.
Sediaan yang mengalami penyimpanan harus diberi pengawet untuk
menjga stabilitas sediaan. Dalam formula drop ini pengawet yang digunakan
adalah propylen glikol dan gliserin dengan konsentrasi penggunaan yang sesuai.
Proses pencampuran dilalukan dengan cara mencampur semua cosolven dan
ditambah bahan aktif sedikit-demi sedikit sampai bahan aktif larut. Setelah
pemilihan metode selesai, selanjutnya menentukan formula yang akan di scale up,
dalam proses tersebut kami daparkan formula pertama menghasilkan pH yang
bagus yaitu pH .. dibandingkan dengan formula 2 tetapi rasa dari formula 2
lebih enak dibndingkan formula 1 sehingga formula 2 terpilih sebagai formula
yang akan di scale up.
Proses scale up dilakukan dengan menambah jumlah bahan untuk 300 ml.
Proses pelarutan bahan aktif terhadap cosolven membutuhkan waktu yang cukup
lama. Pengujian evaluasi dilakukan setelah sediaan disimpan selama seminggu.
Evaluasi tersebut dilakukan dengn menguji pH, boot jenis, viskositas serta
organoleptis. Hasil evaluasi viskositas sediaan drop adalah 2,7 dpas, dengan hasil
iini dapat dikatakan bahwa sediaan drop ini memiliki kekentalan yang cukup
untuk persyaratan sediaan drop pada umumnya. BJ dari larutan drop ini juga
memenuhi syarat karena melebihi BJ air, ini disebabkan karena sediaan
mengandung gula yang BJ> 1
BAB VII
PENUTUP
I.
Kesimpulan
1. Bentuk Sediaan
: Drop Nonalkoholik
: Parasetamol 30 mg/0,6 ml
3. Organoleptis
II.
Warna
: Merah muda
Bau
: Strawberry
Rasa
: Manis pahit
4. pH Sediaan
: 5.65
5. Berat jenis
6. Viskositas
: 2.7 dPas.
SARAN:
1. Perlu dilakukan optimasi dan perbaikan formula untuk
mendapatkan formula yang layak produksi.
2. Lakukan cara peracikan yang baik dan benar .
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Bahan Tambahan
1. Pelarut
BAHAN
PEMERIAN
Aqua destilata
Cairan
jernih
(FI III)
tidak
berwarna,tidak
berbau,tidak
berasa
Propilenglikol
Jernih,kental,
(HPE)
tidak berbau,tidak
berwarna, sedikit
pedas
KELARUTAN
Gliserin
(HPE)
Jernih,tidak
berbau,tdk
berwarna,kental,
higroskopis,
manis
0,6x
sukrosa
Polietilenglikol
(HPE
2. Pemanis
ADI
Dapat
campur 1,0-1,5
dengan air dan g/kgBB
methanol
serta
alcohol
10 mg/kgBB
KET. LAIN
BJ:
1,
038
g/cm3
Pada 20C
Kons. Solvent
larutan oral : 10
-25%
Kons. Pengawet
: 15 30%
BJ: 1,26 g/cm3
Pada suhu 20C
TL : 17,8 C
Rentan
pemakaian:
pelarut organik
untuk formulasi
perenteral 50%
Pemanis pada
elixir 20%
Sebagai
pengawet pada
konsentrasi
<20%
BJ = 1,11 1,14
g/ml pada suhu
25 C
BAHAN
Sacharin
Na
(HPE :
642)
Gliserin
(HPE)
Sukrosa
(HPE)
PEMERIAN
Serbuk
kental
yg
berwarna
putih,tdk
berbau,
efloresen,manis,
kemanisan 200x lebih
manis dari sukrosa
KELARUTAN
Dlm etanol 1:102
Dlm etanol 95%
1:50
Dlm propilengilkol
1:3,3
Dlm air 1:1,2
Dlm pH 4,0 1:1,21
Dlm pH 7,0 1:1,21
Jernih,tidak berbau,tdk Dapat campur dgn
berwarna,
kental, air dan methanol
higroskopis,
manis serta alcohol dlm
0,6x sukrosa
eter 1:500
Dlm etil setat 1:11
ADI
2,5mg/k
gBB
KET. LAIN
pH = 6,6 dlm 0% w/v
BJ : 0,86 g/ml
Kons. Oral solution
0,075 0,6 %
1,01,5g/kgB
B
3. Pengawet
BAHAN
Na-Benzoat
PEMERIAN
Granul
KELARUTAN
Pada suhu 20 oC
ADI
5 mg/kgBB
KET. LAIN
Kons. : 0,02
putih/kristalin,
sedikit
higroskopik,
tidak
berbau,
tidak berwarna,
tidak manis dan
asin
Nipagin
/ Kristal tidak
metil paraben berwarna atau
serbuk kristalin,
berwarna
putih,tidak
berbau/ berbau
lemah, rasa
sedikit
membakar
Etanol 1:2
Etanol 95% 1:
75
Etanol 90% 1:
50
Air 1: 1,8
Air(100oC) 1:1,4
Pada suhu 25 oC
Etanol 1: 2
Etanol 95% 1: 3
Etanol 50% 1: 6
Eter 1: 10
Glicerin 1:60
Nipasol
Propil
Paraben
Pada suhu 20 oC
Dalam Aceton
sangat larut
Etanol 1: 1,1
Etanol 50% 1: 5,6
Eter sangat larut
Glycerin 1: 2500
Mineral oil 1:
3330
Minyak Ikan1:70
Air 1:2500
/ Kristal putih,
tidak berbau,
tidak berasa
0,5 %
BJ : 1,497
1,527 g/ml
pH efektif : 2 - 5
10 mg/KgBB
0,015%-0,2%
BJ : 1,352 g/ml
10mg/KgBB
0,01%-0,2%
Lampiran 2. Kemasan