BAB I
PENDAHULUAN
diperkirakan ada 9 juta orang yang meninggal karena kanker dan pada
meninggal karena kanker. Jumlah kematian akibat kanker lebih besar dari
pada total jumlah kematian akibat TBC, HIV dan malaria. World Health
penderita kanker setiap tahunnya hingga mencapai 6,25 juta orang dan
menyebar ke bagian tubuh lain dengan kondisi yang parah (Nafrialdi dan
dari bahan alam. Penggunaan bahan alam relative lebih aman karena efek
dengan memperbaiki sel-sel, jaringan dan organ tubuh yang rusak dengan
satu bahan alam yang diduga sebagai antikanker adalah teh hitam
pembuatan dari daun teh menjadi teh hitam yaitu daun teh yang telah
hingga kandungan cairan dalam teh keluar. Daun teh dibiarkan teroksidasi
Teh hitam atau black tea secara kimia banyak mengandung senyawa-
hitam (Camelia sinensis L) asal Malino yakni ekstrak etanol teh hitam
g/ml, dengan kekuatan 3 kali lebih kuat dibanding dengan vitamin C yang
udang Artemia salina Leach (Meyer et al., 1982). Uji toksisitas dengan
membutuhkan biaya yang besar (tidak perlu serum hewan), serta hasilnya
metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) sebelum diuji cobakan pada
sel kanker.
Test (BSLT) ?
4
sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada sel kanker.
sitotoksik dari teh hitam (Camelia sinensis L) asal Malino dan menunjukan
bahwa teh hitam asal Malino merupakan tanaman yang potensial untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Regnum : Plantae
Divisi : Spermathophyta
Class : Dicotyledonae
Ordo : Gutticefales
Family : Theaceae
Genus : Camaelia
bulat telur, tepi daun bergerigi, daun tunggal dan letaknya hampir
Bunga tunggal dan tersusun dari rangkaian kecil, bunga muncul dari
ketiak daun, warnanya putih bersih dan berbau wangi lembut. Namun ada
bunga yang berwarna semu merah jambu mahkota bunga berjumlah 5-6
helai putik dengan tangkai yang panjang atau pendek dan dari kepalanya
Buah teh berupa buah kotak berwarna hijau kecoklatan dalam satu
buah berisi 1-6 biji, rata-rata terdapat tiga biji. Buah yang masak dan
kering akan pecah dengan sendirinya serta bijinya ikut keluar. Biji
berbentuk bulat atau gepeng pada satu sisinya, berwarna putih sewaktu
fisik yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan teh ialah iklim dan
adalah curah hujan, suhu udara, tinggi tempat, sinar matahari, dan angin.
sesuai untuk tanaman teh adalah curah hujan minimum 2000 mm dan
berdasarkan pengolahannya:
Teh hijau adalah jenis teh yang dalam pengolahanya tidak melalui
Kandungan senyawa kimia teh, zat bioaktif yang ada dalam teh,
dalam teh juga terdapat asam amino bebas yang disebut sebagai
Senyawa kimia dalam teh yang merupakan salah satu kelas flavanol
masing jenis teh. Katekin teh memiliki sifat tidak berwarna, larut dalam air
gula) dan sedikit dalam bentuk aglikonnya. Jumlah flavonol teh bervariasi
Quercetin tidak larut dalam air dan eter, tetapi larut dalam alkohol dan
Struktur Quercetin
proses dehidrasi, di dalam daun teh terjadi proses oksidasi enzimatis yang
pada dasarnya pengolahan teh hitam juga merupakan proses kimia. Arah
kimia yang terkandung dalam daun teh, yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor, antara lain sifat tanaman genetik, lingkungan tempat tumbuh dan
a. Polifenol
sekitar 20 sampai 30% dari bahan kering pucuk teh, lebih dari tiga
b. Polifenol oksidase
c. Asam amino
d. Klorofil
feoforbida.
e. Kafein
organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel,
maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan
aktif di dalam dan di luar sel. Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik
benzoin, tiraks dan lilin. Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya
a. Maserasi digesti
pemanasan.
c. Maserasi remaserasi
(Depkes, 1986).
d. Maserasi melingkar
(Depkes, 1986).
13
sampel yang memiliki tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap
pemanasan. Selain itu suhu pemanasan dapat diatur dan pelarut yang
adalah kontak antara sampel padat dan cairan penyari tidak merata atau
cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat dan akan
menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat. Proses ini
Penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang
(Melani, 2008).
15
zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan masa
(Farnsworth, 1996).
a. Alkaloida
basa nitrogen, yaitu satu atau dua atom nitrogen (Harborne, 1987;
1987).
b. Saponin
c. Tanin
diperkenal oleh Seguil tahun 1796. Pada masa itu, belum diketahui
satuan bobot molekul) dan dapat membentuk ikatan silang yang stabil
Selain itu juga tanin juga memiliki sifat kimia, yaitu tanin
(Yudha, 2007).
d. Flavonoid
isoflavon (Harborne,1987).
pigmen ini membentuk pigmentasi pada daun, bunga, buah dan biji
tanaman. Pigmen ini juga bermanfaat bagi manusia dan salah satu
Bagi manusia, flavon dalam dosis kecil bekerja sebagai stimulan pada
Bioassay (terdiri dari Brine Shrimp Lethality Test, Lemna minor Bioassay
dan Crown Gall Potato Disc Bioassay ) dan Metode Ames (Susithra, et.
al., 2011).
pada uji sitotoksik. Korelasi antara uji toksisitas akut ini dengan uji
senyawa adalah kematian Artemia salina Leach (Meyer et, al., 1982
Uji BSLT dilakukan untuk melihat efek toksisitas terhadap sel dan
d. Metode Ames
potensi karsinogenik pada berbagai bahan kimia dalam tikus (Susithra, et.
al., 2011).
21
II.9.1 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Divisi : Arthopoda
Kelas : Branchiopoda
Ordo : Anostraca
Famili : Artemiidae
Genus : Artemia L
II.9.2 Morfologi
samudra. Oleh karena itu, Artemia disebut juga udang renik asin (brine
22
Secara fisik, Artemia tidak mempunyai pertahanan tubuh, oleh karena itu
Tubuh Artemia salina Leach yang terdiri dari tiga bagian yaitu
kepala, dada dan perut. Artemia salina Leach jantan dewasa memiliki
panjang 8-10 mm, dan betina 10-12 mm, Artemia salina Leach dewasa
mm, sedangkan nauplius instar II panjangnya 0,7 mm. Telur yang masi
1998).
Artemia salina Leach betina dapat mengandung sampai 200 telur (Mioara,
2001).
mempunyai alat atau cara membela diri, salah satu cara untuk
umumnya pemangsa tidak dapat hidup lagi pada kondisi itu ( Mudjiman,
1998).
hidrasi, tahap pecah cangkang dan tahap paying atau tahap pengeluaran.
Tahap hidrasi terjadi penyerapan air sehingga kista yang diawetkan dalam
tahap payung yang terjadi beberapa saat sebelum nauplius keluar dari
antara Artemia salina jantan dan betina, tetapi Artemia salina Leach juga
adalah kantul, padi, tepung beras, tepung terigu, tepung kedelai dan ragi.
Artemia hanya hanya dapat menelan makanan yang berukuran kecil yaitu
kurang dari 50 mikron. Apabila makanan lebih besar dari ukuran itu,
dengan hewan uji Artemia Salina Leach dapat digunakan untuk skrining
Suatu metode uji hayati yang tepat dan murah untuk skrining dalam
menggunakan hewan uji Artemia Salina Leach. Uji dengan organisme ini
dengan larva Artemia Salina Leach telah digunakan oleh Pusat Kanker
secara umum, Hubungan yang signifikan dari sampel yang bersifat toksik
BAB III
METODE PENELITIAN
laboratorium.
tertentu.
sampel dalam penelitian ini adalah teh hitam (blac tea Malino High Land).
etanol 70%, FeCl3, HCL 2 N, NaCl, telur Artemia salina Leach, air laut,
aquadest.
Sampel dalam penelitian ini adalah daun teh hitam (Camelia sinensis
L) yang sudah diolah dalam bentuk produk teh hitam (Black tea Malino
higt land).
3x24 jam dalam bejana tertutup dan terlindung dari cahaya matahari
a. Uji flavonoid
b. Uji saponin
c. Uji Alkaloid
d. Uji Tanin
tanin pirogalol.
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva udang
Artemia saliina Leach yang dipelihara dalam wadah yang berisi air laut
bersih dengan pH yang dikondisikan 7-8 dibawah cahaya lampu dan suhu
mL air laut pada wadah yang diberi sinar lampu, setelah 24 jam telur akan
30
menetas menjadi larva dan larva yang telah berumur 48 jam akan
kedalam vial lalu diuapkan. Untuk kontrol yaitu 5 ml air laut kedalam
tiga kali.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol teh Hitam
(Camelia sinensis L)
jumlah larva udang yang mati setelah 24 jam setelah perlakuan pada tiap-
setelah 24 jam dari tiap konsentrasi sampel dan kontrol. Data tersebut
ekstrak yang diuji dikatakan mempunyai efek toksik apabila harga LC50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini dilakukan uji toksisitas ekstrak etanol teh hitam
terhadap Artemia salina Leach. Metode ini merupakan salah satu cara
melihat jumlah kematian Artemia salina Leach dan menentukan nilai LC50
g/mL dan air laut sebagai control negatif yang diujikan terhadap larva
tiap konsentrasi dan perhitungan LC50 dapat diliihat pada tabel berikut:
Tabel 1: Data Hasil Pengamatan Kematian Larva Udang Artemia salina Leach
selama 24 jam perlakuan
Sampel Uji Replikasi Jumlah Larva Udang yang Mati Tiap Kontrol
Konsentrasi g/mL (10 ekor) (-)
1 10 100 1000 10.000
Ekstrak Etanol Teh I 0 0 8 10 10 0
Hitam (Camelia II 0 2 8 10 10 0
sinensis L) III 0 10 10 0
1 7
Total Kematian 0 3 23 30 30 0
kehilangan zat aktif selama proses ekstraksi karena pengaruh panas tidak
ada pada metode ini. Selain itu, metode maserasi juga merupakan metode
reaksi kemudian ditambahkan serbuk Mg 0,1 gr dan HCl pekat 4-5 tetes.
34
golongan flavonoid.
salina Leach sebanyak 100 mg ke dalam wadah yang berisi 400 mL air
Pengujian efek toksik dari ekstrak teh hitam dibuat dengan 5 seri
konsentrasi yaitu 1, 10, 100, 1000 dan 10.000 g/mL. 10 ekor larva udang
Artemia salina Leach digunakan sebagai hewan uji toksisitas dalam setiap
untuk melihat apakah respon kematian hewan uji benar-benar berasal dari
setelah 24 jam dapat dilihat dari table 1. Pada tabel 1 terlihat diperoleh
jumlah larva udang mati pada konsentrasi 1 g/mL untuk replikasi 1-3
sebanyak 0 (tidak ada larva udang yang mati) dan persen kematian
dan persen kematian sebanyak 10%, pada konsentrasi 100 g/mL untuk
1000 dan 10.000 g/mL untuk replikasi 1-3 sebanyak 30 dan persen
kematian 99,99. Sedangkan untuk kontrol air laut tidak ada larva udang
yang mati.
Analisis Probit yaitu hubungan nilai logaritma konsentrasi bahan toksik uji
yang diuji. Sehingga, apabila jumlah mortalitas lebih dari 50% dapat
diperoleh nilai LC50 ekstrak etanol teh hitam 86,49 +18,73 g/mL. Dari
BAB V
V.1 Kesimpulan
bahwa ekstrak etanol teh hitam (Camelia sinensis L) asal Malino bersifat
toksik terhadap larva udang Artemia salina Leach dengan nilai LC50 86,49
+ 18,73 g/mL
V.2 Saran
penelitian lebih lanjut terhadap ekstrak etanol teh hitam (Camelia sinensis
DAFTAR PUSTAKA
Alam, G., 2002, Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) sebagai bioassay
dalam isolasi senyawa bioaktif dari bahan alam, Majalah Farmasi dan
Farmakologi. 6(2):432-435.
Meyer, U.N., N.R. Ferigni, J.E. Putnam, L.B. Ja Cobsen, D.E. Nichols, and
J.L. Melaughlin. 1982. Brine shrimp: A Covenient General Bioassay
for Active Plant Constituents, Planta Medika. 45:31-34
Mioara, D., 2001. Artemia salina. Balneo-Reseach Journal Vol 2.
Mudjiman, A., 1998. Udang Renik Air Asin. Bhrata Karya Aksara: Jakarta.
Musyidi, A., 1984, Statistik Farmasi dan Biologi, Ghalia Indonesia Cetakan
1: Jakarta
Nafrialdi dan Gunawan, S.G., 2007, Antikanker, Farmakologi dan Terapi,
Edisi ke-5, Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ningrat, S.D., 2006, Teknologi Pengolahan Teh Hitam, ITB, Jakarta, 33-
39.
Panjaitan, B. R., 2011. Uji Toksisitas Ekstrak Kulit Batang Pulasari
(Alyxiae Cortex) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BST).
(Skripsi). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Plaper, A., Golob, M., Hafner, I., Obak, M., Solmajer, T., Jerala, R., 2003:
Characterization of quercetin binding site on DNA gyrase.
Biochemical and Biophysical Research Communications 306, 530
536.
Srisadono Arya, 2008, Skrining Awal Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper
betle Linn) Sebagai Antikanker Dengan Metode Brine Shrimp
Letahality Test (BLT), Fakultas Kedokteran Universitas Ponegoro,
Semarang.
Susanti, S., 2009, Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Teh Hitam
(Camelia sinensis) asal Malino dengan Metode DPPH (2,2 Dipheny
1 Picrylhydrazyl) Karya Tulis Ilmiah. hal. 1-38.
Tamat, S.R., Wikanta dan Maulina L.S., 2007, Aktivitas Antioksidan dan
Toksisitas Senyawa Bioaktif dari Ekstrak Rumput Laut Hijau Ulva
reticulata Forsskal, Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 5(1) :31-36.
Winarsi, H., 2007, Antioksidant Alami dan Radikal Bebas, Sebuah tinjauan
ilmiah, Kanisus, Yogyakarta. 11-139.
Yudha, dan Dino, Z., 2007, Pengaruh Pelapisan Tanin Dari Ekstrak Daun
Jambu Biji Terhadap Laju Korosi pada Logam Besi. Jurusan Teknik
Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, Indralaya.
41
Filtrat Residu
Remaserasi
Filtrat Residu
Ekstrak kental
Ekstrak Kering
42
Pembahasan
Kesimpulan
43
Tabel 2.Data Hasil Pengamatan Kematian Larva Udang Artemia salina Leach
setelah 24 jam perlakuan.
Sampel Uji Replikasi Jumlah Larva Udang yang Mati Tiap Kontrol
Konsentrasi g/mL (10 ekor) (-)
1 10 100 1000 10.000
Ekstrak Etanol Teh I 0 0 8 10 10 0
Hitam (Camelia II 0 2 8 10 10 0
sinensis L) III 0 10 10 0
1 7
Total Kematian 0 3 23 30 30 0
Sumber : Musyidi, A., (1984) Statistik farmasi dan Biologi, Ghalia Indonesia
Cetakan 1, Jakarta, 157
Sumber : Musyidi, A., (1984) Statistik farmasi dan Biologi, Ghalia Indonesia
Cetakan 1, Jakarta, 157
Persamaan Regresi y = a + bx
2 . . (30.25,64)(10.71,83)
= =
. 2 ( 2 ) (5.30)(10)2
769,2718,3
=
50
= 1,018
. . (5.71,83)(10.25,64)
= =
. 2 ( 2 ) (5.30)(10)2
359,15256,4
=
50
= 2,055
LC50 = x
Log LC50 = x
= 86,49 g/mL
Keterangan :
X = Log Konsentrasi Ekstrak Etanol Biji Randu (CeibapentandraL.Gaertn)
Y = Persentase respon kematian dalam satu probit
a = Panjang sumbu tegak antara titik asal dan titik potong garis regresi
dengan sumbu tegak (intersip)
b = Slope atau gradient (kemiringan)
46
0,486
SE Log LC50 = =
26,46
0,486
= 5,144
= 0,0944
=18,73
Keterangan :
X = Log Konsentrasi
n = Jumlah hewan coba
Y = Persentase respon kematian dalam suatu probit hasil regresi
W = Faktor bobot dari masing-masing bobotnya
= 1/ slope regresi
SE = Standar error, standar deviasi, simpangan baku
47
Lampiran 7. Grafik Hubungan Log Konsentrasi LC50 Ekstrak Etanol teh hitam
(Camalia sinensis L) Terhadap Harga Probit Sesuai Persentase
Kematian.
9
8
7
6 y = 2.41x + 0.88
PROBIT
5 R = 0.9998
4
3
2
1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
LOG KONSENTRASI
Gambar 4. Grafik Hubungan Log Konsentrasi LC50 Ekstrak Etanol teh hitam
(Camalia sinensis L) Terhadap Harga Probit Sesuai Persentase
Kematian.
48
a. Penyiapan larva
51
b. konsentrasi ekstrak