Anda di halaman 1dari 4

DASAR – DASAR SINTESIS OBAT

FUROSEMIDE/A
(FUROSEMIDUM)

Dosen Pengampu:
Iin Hardiyati, S.Farm., M.Farm.

Disusun oleh:
Kelompok I
Frischa Dianita Gultom (201751575)
Era Fitryani Sinaga (201751573)
Citra

PROGRAM STUDI FARMASI


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL – KAMAL
(ISTA)
2017/2018

1
Struktur Kimia Furosemide

Furosemide
Furosemid merupakan salah satu obat yang termasuk ke dalam golongan Diuretic
Loop. Diuretik ini secara selektif menghambat reabsorpsi dari natrium klorida atau NaCl.
Karena golongan ini memiliki absorbs NaCl yang besar dan efek diuretiknya tidak dibatasi
oleh asidosis, maka diuretik loop ini merupakan salah satu diuretik yang cukup efektif.
Furosemid sendiri merupakan salah satu obat diuretik yang fungsinya untuk mengurangi
pembengkakan atau edema dan penyimpanan cairan yang berlebihan akibat dari berbagai
masalah kesehatan seperti pada kasus yaitu hipertensi. Furosemide juga digunakan untuk
pengobatan tekanan darah tinggi/hipertensi. Furosemide bekerja dengan membloking
absorpsi garam dan cairan dalam tubulus ginjal, sehingga menyebabkan peningkatan jumlah
urin yang diekskresikan.

Struktur Kimia
Furosemide dan obat diuretik loop lainnya seperti bumetanid dan torsemid merupakan
diuretic loop golongan sulfonamide. Furosemide memiliki rumus molekul
C12H11CIN2O5S, dengan berat molekul 330,745 g/mol.
Rumus kimia IUPAC adalah Asam 4-kloro-N-furfuril-5-sulfamoilantranilat. Struktur
kimia dari furosemide akan diperlihatkan pada gambar di bawah ini:

Struktur Kimia Furosemide

Furosemide merupakan turunan sulfonamida berdaya diuretik kuat dan bertitik kerja
di lengkungan henle bagianmenaik. Sangat efektif pada keadaan udema otak dan paru-paru
yang akut (Tjay dan Rahardja, 2006).
            Diuretik bekerja dengan cara meningkatkan eksresi natrium, air, dan klorida sehingga
menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler. Akibatnya terjadi penurunan curah
jantung dan tekanan darah. Selain itu, ada juga beberapa diuretik juga menurunkan resistensi
perifer sehingga menambah efek hipotensinya (Nafrialdi. 2009).

2
Karakteristik Senyawa Obat Furosemide

Pemerian:
Serbuk hablur; putih sampai hampir kuning; tidak berbau.

Kelarutan:
Praktis tidak larut dalam air; mudah larut d a l a m   a s e t o n ,   d i m e t i l
f o r m a m i d a d a n   l a r u t a n   a l k a l i hidroksida; larut dalam metanol; agak sukar
larut dalam etanol; sukar larut dalam eter; sangat sukar larut dalam  kloroform (FI
ed V).

Mekanisme Senyawa Obat Furosemide

CARA KERJA

Secara umum dapat dikatakan bahwa diuretik kuat mempunyai mula kerja dan lama
kerja yang lebih pendek dari tiazid. Hal ini sebagian besar ditentukan oleh faktor
farmakokinetik dan adanya mekanisme kompensasi. Diuretik kuat lerutama bekerja dengan
cara menghambat reabsorpsi elektrolit di ansa Henle asendens bagian epitel tebal; tempat
kerjanya di permukaan sel epitel bagian luminal (yang menghadap ke lumen tubuli). Pada
pemberian secara lV obat ini cenderung meningkatkan aliran darah ginjal tanpa disertai
peningkatan filtrasi glomerulus. Perubahan hemodinamik ginjal ini mengakibatkan
menurunnya reabsorpsi cairan dan elektrolit di tubuli proksimal serta meningkatnya efek
awal diuresis. Peningkatan aliran darah ginjal ini relatif hanya berlangsung sebentar. Dengan
berkurangnya cairan ekstrasel akibat diuresis, maka aliran darah ginjal menurun dan hal ini
akan mengakibatkan meningkatnya reabsorpsi cairan dan elektrolit di tubuli proksimal. Hal
yang terakhir ini agaknya merupakan suatu mekanisme kompensasi yang membatasi jumlah
zat lerlarut yang mencapai bagian epitel tebal Henle asendens, dengan demikian akan
mengurangi diuresls. Masih dipertentangkan apakah diuretik kuat juga bekerja di tubuli
proksimal. Furosemid dan bumetanid mempunyai daya hambat enzim karbonik anhidrase
karena keduanya merupakan derivat sulfonamid, seperti juga tiazid dan asetazolamid, tetapi
aktivitasnya terlalu lemah untuk menyebabkan diuresis di tubuli proksimal. Asam etakrinat
tidak menghambat enzim karbonik anhidrase. Efek diuretik kuat terhadap segmen yang lebih
distal dari ansa Henle asendens epitel tebal, belum dapat dipastikan, tetapi dari besarnya
diuresis yang terjadi, diduga obat ini bekerja juga di segmen tubuli lain. Ketiga obat inijuga
menyebabkan meningkatnya ekskresi K* dan kadar asam urat plasma, mekanismenya
kemungkinan besar sama dengan tiazid. Ekskresi Ca** dan Mg** iuga ditingkatkan
sebanding dengan peninggian ekskresi Na+. Berbeda dengan tiazid, golongan ini tidak
meningkatkan re-absorpsi Ca** di tubuli distal. Berdasarkan atas efek kalsiuria ini, golongan
diuretik kuat digunakan untuk pengobatan simptomatik hiperkalsemia. Diuretik kuat
meningkatkan ekskresi asam yang dapat dititrasi (titratable acid) dan amonia. Fenomena yang
diduga tdrjadi karena eleknya di nefron distal ini merupakan salah satu faktor penyebab
terjadinya alkalosis metabolik. Eila mobilisasi cairan udem terlalu cepat, alkalosis metabolik
oleh diuretik kuat ini terutama terjadi akibat penyusutan volume cairan ekstrasel. Sebaliknya
pada penggunaan yang kronik, faktor utama penyebab alkalosis ialah besarnya asupan daram

3
dan ekskresi H* dan K*. Alkalosis ini seringkali disertai dengan hiponatremia, tetapi masing-
masing disebabkan oleh mekanisme yang berbeda.

FARMAKOKINETIK
Ketiga obat mudah diserap melalui saluran cerna, dengan derajat yang agak berbeda-
beda. Bioavailabilitas furosemid 65% sedangkan bumetanid hampir 100%. Diuretik kuat
terikat pada protein plasma secara ekstensif, sehingga tidak difiltrasi di glomerulus tetapi
cepat sekali disekresi melalui sistem transport asam organik di tubuli proksimal. Dengan cara
ini obat terakumulasi di cairan tubuli dan mungkin sekali di tempat kerja di daerah yang lebih
distal lagi. Probenesid dapat menghambat sekresi furosemid, dan interaksi antara keduanya
ini hanya terbatas pada tingkat sekresi tubuli, dan tidak pada tempat kerja diuretik. Kira-kira
213 dari asam etakrinat yang diberikan secara lV diekskresi melalui gin.ial dalam bentuk utuh
dan dalam konjugasi dengan senyawa sulfhidril terutama sistein dan N-asetilsistein. Sebagian
lagi diekskresi melalui hati. Sebagian besar furosemid diekskresi dengan cara yang sama,
hanya sebagian kecildalam bentuk glukuronid. Kira-kira 50% bumetanid diekskresi dalam
bentuk asal, selebihnya sebagai metabolit.

Proses Sintesa

Anda mungkin juga menyukai