Adsorbent
1. Pengertian
Adsorbent adalah zat padat yang dapat menyerap partikel fluidadalam suatu proses
adsorpasi. Adsorbent bersifat spesifik dan terbuat dari bahan-bahan yang berpori.
Pemilihan jenis adsorbent dalam proses adsorpasi harus di sesuaikan dengan sifat dan
keadaan zat yang akan di adsorpasi dan nilai komersilnya.
Secara umum jenis adsorbent terbagi menjadi dua yaitu :
a. Adsorbent polar
Adsorbent yang paling banyak dipakai untuk menyerap zat-zat dalam larutan adalah arang aktif dan
karbon aktif. Selain karena harganya yang murah kegunaanya juga banyak. Karbon aktif atau arang
aktif dibuat dengan cara membakar tempurung kelapa atau kayu dengan kondisi udara (oksigen)
yang terbatas ( semi vakum). Arang aktif banyak digunakan dalam berbagai bidang, bidang industri
ataupun kesehatan. Arang aktif sangat cocok untuk mengabsorpsi zat-zat organik. Selain arang aktif
ada juga adsorben yang lain yang dapat digunakan daalam proses adsorpasi diantaranya adalah :
o Arang aktif
o Silica gel
o Alumina aktif
o Zeolit
Arang aktif
1. Dosis :
Dewasa, 50-100 gram
Anak, 25-50 gram
Bayi, 1gr/kg
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
Waktu pemakain
Rasio arang
Dosis
Isi perutn (ph, komposisi)
3. Mengikat buruk terhadap
Logam elemental ( lead, litium, boron, merkuri )
Asam borat
Sianida
Elektrolit
Ferrous sulfat
Pestisida ( malathion, DDT =
dichlorodiphenyltrichloroethane, N methylcarbamato )
Sulingan minyak bumi
Etanol
Methanol
Asam mineral, alkali
4. Dalam dosis oral bisa digunakan dengan
Karbamazepin
Dapson
Digitoxin
Nadolol
Fenobarbital
Fenilbutazon
Theophylin
Arang aktif telah terbukti sebagai cara yang efektif untuk
meningkatkan kebersihan tubuh
Karbamazepin
Dapson
Digoxin
Digitoxin
Nadolol
Fenobarbital
Salycil
Theophylin
Laksatif
Laksatif atau pencahar adalah makanan atau obat-obatan yang diminum untuk
membantu mengatasi sembelit dengan membuat kotoran bergerak dengan mudah
diusus.
Dalam operasi pembedahan, obat ini juga diberikan kepada pasien untuk membersihkan
usus sebelum operasi dilakukan. Laksatif merupakan obat bebas. Obat yang biasanya
digunakan untuk mengatasi konstipasi atau sembelit. Biasanya obat ini hanya
digunakan saat mengalami konstipasi atau sembelit saja karena mempunyai efek
samping.
Kelompok laksatif
1. Pencahar pembentuk tinja (bulk lacative)
Pencahar jenis ini umum beredar di pasaran, baik yang berasal dari serat alamiah
seperti psellium atau serat buatan seperti methyl selulosa. Keduanya sama efektif
dalam meningkatkan volume tinja. Obat ini cukup aman digunakan dalam waktu
yang lama tetapi memerlukan asupan cairan yang cukup.
ANTIDOTUM
Antidotum lebih difokuskan terhadap opver dosis atau dosis toksik dari suatu obat.
Kondisi dari suatu obat dapatmenimblkan keracunan bila digunakan melebihi dosis
amannya. Selain itu, perbedaan metabolisme tubuh setiap orang terhadap dosis obat juga
mempengaruhi. Obat dapat menjadiracun apabila dikonsumsi dalam dosis berlebihan.
Dalam hal ini obat tidak akan menyembuhkan melainkan berbahaya. Umumnya akan timbul
efek sampingnya.
Praktisi kesehatan seperti doter dan apoteker harus berhati-hati dalam memilih
dosis obat yang sesuai dengan kondisi penderita. Obat yang sama dapat diberikan dalam
dosis yang berbedakepada bayi, anak-anak, dewasa dan usia lanjut. Hal ini disebabkan
perbedaan kesempurnaan pembentukan organ-organ tubuh terutama hatidalam tiga jenis
manusia ersebut.
Pengobatan terhadap keracunan obat yang umum untuk keracunan yang terjadi
kurang dari 24 jam yaitu e
Dengan membilas lambungbila obat baru ditelan.memuntahkan obat sampai tindakan
khusus untuk mempercepat pengeluaran obat dari tubuh. Setelah bilas lambung, karbon
aktif dan suatu pencahar perlu diberikan . pada keracunan yang parah dibutuhkan
antidotum yang memang terbukti menolong terhadap efek keracunan obat tertentu, misa
asam folinat untuk keracunan metotrexat.
Nalokson, atropin, chelating agent, natrium tiosulfat, metilen biru merupakan
antidotum spesifik yang sangat ampuh dan sering menimbulkan reaksi pengobatan yang
dramatis. Namun, sebagian terbesar kasus keracunan harus dipuaskan dengan pengobatan
gejalanya saja, dan inipun hanya untuk menjaga fungsi vital tubuh, yaitu pernapasan dan
sirkulasi darah. Racun akan didetoksikasi oleh hepar secara alamiah dan racun atau
metabolitnya akan diekresi melalui ginjal dan hati. Selama keracunan hanya
perludipertahankan pernapasan dan sistem kardiovaskuler.
Saat ini manusia sering terkena zat-zat toksik baik dari makanan , air dan lingkungan.
Di rumahpun bukan berarti tidakerbahaya karena masih ada kemungkinan keracunan
insektisida maupun herbisida. Tergantung dari sifat yang dimilikioleh zat toksik tersebut,
sehingga bisa terserap melaui lambung, usus, paru-paru dan atau kulit. Untungnya hati
memiliki kemampuan mendetoksifikasi zat-zat toksik tersebut sehingga dapat dikeluarkan
melaui urine, empedu dan udara. Namun, apabila kecepatan penyerapan melebihi
kecepatan ekresinya, zat toksik itu akan menumpuk dalam konsentrasi kritisdan
mengakibatkan munculnya efek toksik dari zat tersebut. Zat-zat toksik seperti sulfida,
arsenik, logam berat dapat masuk kedalam tubuh dan menyebabkan efek keracunan.