Anda di halaman 1dari 5

dr hal 31-37

Adsorbent
1. Pengertian
Adsorbent adalah zat padat yang dapat menyerap partikel fluidadalam suatu proses
adsorpasi. Adsorbent bersifat spesifik dan terbuat dari bahan-bahan yang berpori.
Pemilihan jenis adsorbent dalam proses adsorpasi harus di sesuaikan dengan sifat dan
keadaan zat yang akan di adsorpasi dan nilai komersilnya.
Secara umum jenis adsorbent terbagi menjadi dua yaitu :
a. Adsorbent polar

Adsorbent polar disebut juga hidropilic. Jenis adsorbent yang termasuk


kedalam kelompok ini adalah silika gel, alumunia aktif, dan zeolit.

b. Adsorbent non polar


Adsorbent non polar disebut juga hidrophobic. Jenis adsorben yang
termasuk kedalam kelompon ini adalah polimer adsorben dan karbon aktif.

Adsorbent yang paling banyak dipakai untuk menyerap zat-zat dalam larutan adalah arang aktif dan
karbon aktif. Selain karena harganya yang murah kegunaanya juga banyak. Karbon aktif atau arang
aktif dibuat dengan cara membakar tempurung kelapa atau kayu dengan kondisi udara (oksigen)
yang terbatas ( semi vakum). Arang aktif banyak digunakan dalam berbagai bidang, bidang industri
ataupun kesehatan. Arang aktif sangat cocok untuk mengabsorpsi zat-zat organik. Selain arang aktif
ada juga adsorben yang lain yang dapat digunakan daalam proses adsorpasi diantaranya adalah :

o Arang aktif
o Silica gel
o Alumina aktif
o Zeolit

Arang aktif

1. Dosis :
 Dewasa, 50-100 gram
 Anak, 25-50 gram
 Bayi, 1gr/kg
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
 Waktu pemakain
 Rasio arang
 Dosis
 Isi perutn (ph, komposisi)
3. Mengikat buruk terhadap
 Logam elemental ( lead, litium, boron, merkuri )
 Asam borat
 Sianida
 Elektrolit
 Ferrous sulfat
 Pestisida ( malathion, DDT =
dichlorodiphenyltrichloroethane, N methylcarbamato )
 Sulingan minyak bumi
 Etanol
 Methanol
 Asam mineral, alkali
4. Dalam dosis oral bisa digunakan dengan
 Karbamazepin
 Dapson
 Digitoxin
 Nadolol
 Fenobarbital
 Fenilbutazon
 Theophylin
Arang aktif telah terbukti sebagai cara yang efektif untuk
meningkatkan kebersihan tubuh
 Karbamazepin
 Dapson
 Digoxin
 Digitoxin
 Nadolol
 Fenobarbital
 Salycil
 Theophylin

Laksatif
Laksatif atau pencahar adalah makanan atau obat-obatan yang diminum untuk
membantu mengatasi sembelit dengan membuat kotoran bergerak dengan mudah
diusus.
Dalam operasi pembedahan, obat ini juga diberikan kepada pasien untuk membersihkan
usus sebelum operasi dilakukan. Laksatif merupakan obat bebas. Obat yang biasanya
digunakan untuk mengatasi konstipasi atau sembelit. Biasanya obat ini hanya
digunakan saat mengalami konstipasi atau sembelit saja karena mempunyai efek
samping.
Kelompok laksatif
1. Pencahar pembentuk tinja (bulk lacative)
Pencahar jenis ini umum beredar di pasaran, baik yang berasal dari serat alamiah
seperti psellium atau serat buatan seperti methyl selulosa. Keduanya sama efektif
dalam meningkatkan volume tinja. Obat ini cukup aman digunakan dalam waktu
yang lama tetapi memerlukan asupan cairan yang cukup.

2. Pelembut tinja atau feses


Obat jenis ini dipakai oleh usia lanjut sebagai pelembut feses. Obat ini mempunyai
efek sebagai surfaktan yang menurunkan tegangan permukaan feses, aehingga dapat
meresap dan feses jadi lembek.
3. Pencahar
Contoh golongan ini adalah sena bisa kordil.sena aman di pakaiuntuk usia lanjut.
Efek obat ini menstimulasi dan meningkatkan peristaltik atau gerakan usus.
4. Pencahar hiperosmoler ( osmotic lacative)
Mempunyai efek menahan cairan dalam usus dan mengatur distribusi cairan dalam
tinja. Jenis ini mempunyai cara kerja seperti spon sehingga tinja mudah melewati
usus. Jenis golongan ini seperti laktulosa dan sorbitol.
5. Enema
Enema dimaksud untuk dirangsang terjadinya evakuasi tinja sehingga bisa keluar.
Pemberian ini harus hati-hati pada usia lanjut karena sering mengakibatkan efek
samping .
Kegunaan :
Laktasif digunakan untuk merangsang gerakan usus atau melunakan tinja
untuk memudahkan penderita sembelit dalam pembuangan tinja .
o Memperlancar persiapan gerakan usus
o Sembelit kronis
o Imobilitas kronis
o Untuk menghapus zat beracun dari GI situs penyerapan saluran tidak
dianjurkan jika racun sangat korosif, gangguan elektrolit pasien.

1.Obat pencahar yang digunakan

Obat pencahar Dosis anak Dosis dewasa


Magnesium sulfate 10 % ( 250 mg/kg 5-10g
epsom galts )
Sodium sitrat ( sitrat 4ml/kg 250-300ml
magnesium )
Sodium sulfat 10% 250mg/kg 15-20g

Sodium sulfat / sodium fosfat ( 250ml 40ml


floot phosposodal )
Asorbitol 1,5g/kg 1,5 /kg (50ml)

 Dilusian dengan air


 Gunakan dengan hati-hati
1. Metode untuk meningkatkan eliminasi agen beracun
Perubahan paksa diuresis dan ph
Dialisis dan hemoferfusion
 Peritonial dialisis
 Hemodialisis
 Hemoperfusion
2. Indikasi untuk metode digunakan untuk meningkatkan penghapusan agen beracun
 Pasien datang dengan lebih dari tanda-tanda dan gejala keracunan
 Status pasien memburuk meskipun perawatan suportif yang baik
 Jumlah agen beracun angested kemungkinan produse toksisitas yang signifikan atau
kematian
 Rute normal detoksifikasi dan penghapusan agen beracun terganggu
 Pasien tertelan jumlah yang signifikan dari agen yang dimetabolisme menjadi
metabolik toksik
3. Agen yang hemadialysis telah terbukti efektif sebagaimodalitas pengobatan untuk sebuah
antidot adalah sebuah sunstansi yang dapat melawan reaksi peracunan. Secara jauh kata ini
berasaldari bahasa Yunani : antididonai yang berarti memberikan perlawanan. Antidot untuk
beberapa racun didapat dengan cara menyuntikkan racun ke badan bintang dalam dosis
kecil, lalu mengekstraknya kembali dari darah binatang tersebut. Ini mengeluarkan
terjadinya sebuah antidot yang dapat melawan racun yang diproduksi oleh binatang-
binatang seperti ular, laba-laba dan binatang beracun lainnya.beberapa racun tidak terdapat
antidotnya dan ini kadang menimbulkan kematian apabila racun tersebut memasuki tubuh
makhluk hidup lainnya. Beberapa racun dari binatang, khususnya yang di produksi oleh
artthopoda ( seperti laba-laba dan kalajengking) hanya berbahaya ketika mereka membuat
reaksi alergik dan menyebabkan shok anapilaktik. Beberapa racun lainnya tidak memiliki
antidot . contohnya adalahracun risin, yang diproduksi dari limbah minyak goreng,dan
akibatnya kadang fatal memasuki badan manusia dalam jumlah yang cukup.

ANTIDOTUM
Antidotum lebih difokuskan terhadap opver dosis atau dosis toksik dari suatu obat.
Kondisi dari suatu obat dapatmenimblkan keracunan bila digunakan melebihi dosis
amannya. Selain itu, perbedaan metabolisme tubuh setiap orang terhadap dosis obat juga
mempengaruhi. Obat dapat menjadiracun apabila dikonsumsi dalam dosis berlebihan.
Dalam hal ini obat tidak akan menyembuhkan melainkan berbahaya. Umumnya akan timbul
efek sampingnya.
Praktisi kesehatan seperti doter dan apoteker harus berhati-hati dalam memilih
dosis obat yang sesuai dengan kondisi penderita. Obat yang sama dapat diberikan dalam
dosis yang berbedakepada bayi, anak-anak, dewasa dan usia lanjut. Hal ini disebabkan
perbedaan kesempurnaan pembentukan organ-organ tubuh terutama hatidalam tiga jenis
manusia ersebut.
Pengobatan terhadap keracunan obat yang umum untuk keracunan yang terjadi
kurang dari 24 jam yaitu e
Dengan membilas lambungbila obat baru ditelan.memuntahkan obat sampai tindakan
khusus untuk mempercepat pengeluaran obat dari tubuh. Setelah bilas lambung, karbon
aktif dan suatu pencahar perlu diberikan . pada keracunan yang parah dibutuhkan
antidotum yang memang terbukti menolong terhadap efek keracunan obat tertentu, misa
asam folinat untuk keracunan metotrexat.
Nalokson, atropin, chelating agent, natrium tiosulfat, metilen biru merupakan
antidotum spesifik yang sangat ampuh dan sering menimbulkan reaksi pengobatan yang
dramatis. Namun, sebagian terbesar kasus keracunan harus dipuaskan dengan pengobatan
gejalanya saja, dan inipun hanya untuk menjaga fungsi vital tubuh, yaitu pernapasan dan
sirkulasi darah. Racun akan didetoksikasi oleh hepar secara alamiah dan racun atau
metabolitnya akan diekresi melalui ginjal dan hati. Selama keracunan hanya
perludipertahankan pernapasan dan sistem kardiovaskuler.
Saat ini manusia sering terkena zat-zat toksik baik dari makanan , air dan lingkungan.
Di rumahpun bukan berarti tidakerbahaya karena masih ada kemungkinan keracunan
insektisida maupun herbisida. Tergantung dari sifat yang dimilikioleh zat toksik tersebut,
sehingga bisa terserap melaui lambung, usus, paru-paru dan atau kulit. Untungnya hati
memiliki kemampuan mendetoksifikasi zat-zat toksik tersebut sehingga dapat dikeluarkan
melaui urine, empedu dan udara. Namun, apabila kecepatan penyerapan melebihi
kecepatan ekresinya, zat toksik itu akan menumpuk dalam konsentrasi kritisdan
mengakibatkan munculnya efek toksik dari zat tersebut. Zat-zat toksik seperti sulfida,
arsenik, logam berat dapat masuk kedalam tubuh dan menyebabkan efek keracunan.

Jenis antidotum yang digunakan pada keracunan :


a. Keracunan insektisida (alkali fosfat), asetilkolin : atropine, reaktivator kolinesteras (
pralidoksin, obidoksin).
b. Keracunan sianida : 4 dimetilaminofenol HCL (4-DMAP) dan natrium tiosulfat.
c. Keracunan methanol dengan etanol
d. Keracunan methenolglobin : tionin
e. Keracunan besi : deferoksamin
f. Keracunan As, Au, Bi, Hg,Ni,Sb: dimerkaprol ( BAL = brithis anti lewisit ).
g. Keracunan glikosida jantung : antitoksin digitalis
h. Keracunan Au,Cd,Mn,Pb,Zn : kalsium trinatrium pentetat.
1.1 Terapi antidota
Terapi antidota merupakan tata cara yang secara khusus ditunjukan untuk membatasi
intensitas(kekuatan) efek toksik zat kimia atau menyembuhkan efek toksik yang
ditimbulkannya, sehingga bermanfaat untuk mencegah timbulnya bahaya lebih lanjut.
Sasaran terapi antidot adalah pengurangan intensitas efek toksik. Tujuan terapi antidota
ialah untuk membatasi intenstas efek toksik racun, sehingga bermanfaat untuk
mencegah timbulnya efek berbahaya selanjutnya. Dengan demikian jelas bahwa sasaran
terapi antidot ialah intensitas efek toksik racun.

Anda mungkin juga menyukai