Makalah
Disusun oleh :
NIM : (P17334119021)
Kelas : DIII-2A
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Antidotum dan Terapi Antidotum” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai antidotum, terapi antidotum, dan
mekanisme kerja antidotum.
Dalam kesempatan kali ini penulis menyampaikan hormat dan terimakasih
kepada para Dosen pengampu mata kuliah Toksikologi, yang telah memberikan banyak
bimbingan dan masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan makalah ini serta
semua pihak yang telah ikut serta membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata - kata yang
kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
BAB IV PENUTUPAN..................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang efek toksik atau efek
berbahaya dari suatu zat kimia terhadap jaringan biologi. Zat kimia yang
potensial toksik sangat banyak terdapat di lingkungan manusia, menyebabkan
pembahasan toksikologi menjadi sangat luas. Keracunan adalah masuknya zat ke
dalam tubuh yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan bahkan dapat
menyebabkan kematian. Semua zat dapat menjadi racun bila diberikan dalam
dosis yang tidak seharusnya. Berbeda dengan alergi, keracunan memiliki gejala
yang bervariasi dan harus ditindaki dengan cepat dan tepat karena penanganan
yang kurang tepat tidak menutup kemungkinan hanya akan memperparah
keracunan yang dialami penderita.
Keracunan dapat disebabkan oleh beberapa hal, berdasarkan wujudnya,
zat yang dapat menyebabkan keracunan antara lain : zat padat (obat-obatan,
makanan), zat gas (CO2), dan zat cair (alkohol, bensin, minyak tanah, zat kimia,
pestisida, bisa/ racun hewan). Racun racun tersebut masuk ke dalam tubuh
manusia melalui beberapa cara, diantaranya :
1. Melalui kulit
2. Melalui jalan napas (inhalasi)
3. Melalui saluran pencernaan (mulut)
4. Melalui suntikan
5. Melalui mata (kontaminasi mata)
Banyaknya zat kimia yang dapat menimbulkan efek toksik, namun
sebagian besar tidak tersedia antidotumnya, sehingga jika terjadi keracunan
olehnya hanya dilakukkan tindakan simtomatik untuk meminimalkan resiko.
Secara umum, terapi antidotum didefinisikan sebagai tata cara yang ditujukkan
4
5
Penulisan ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis.
Kedua manfaat tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
untuk menambah wawasan pembaca mengenai antidotum dan mekanisme
kerjanya dalam bidang toksikologi klinik.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut.
(1) Bagi praktisi, hasil penulisan diharapkan mampu menambah wawasan
mengenai antidotum dan mekanisme kerja antidotum.
(2) Bagi penelitian, hasil penulisan diharapkan mampu menjadi informasi
tambahan mengenai antidotum dalam toksikologi klinik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Antidotum
The International Programme of Chemical Safety secara luas
mendefinisikan antidotum sebagai agen terapeutik yang melawan aksi toksik
obat ataupun zat toksin. Secara umum, antidotum telah dilihat sebagai agen
yang memodifikasi kinetika zat beracun atau mengganggu efeknya di situs
reseptor. Hal ini mungkin sebagai akibat dari pencegahan penyerapan,
pengikatan, dan penetralan racun secara langsung, menimbulkan efek yang
buruk terhadap efek organ akhirnya, atau penghambatan konversi ke
metabolit yang lebih beracun. Keamanan bahan kimia ditentukan oleh indeks
terapeutiknya atau rasio (TD50 / ED50), yaitu rasio dosis toksik (TD) atau
dosis mematikan (LD) dengan dosis efektif (ED). Berdasarkan ini, antidotum
juga telah didefinisikan sebagai agen yang meningkatkan dosis mematikan
rata - rata toksin.
Antidotum tidak terutama mempengaruhi penyerapan sistemik atau
penghilangan agen beracun dari tubuh. Antidotum memiliki peran yang
sangat kecil dalam pengelolaan sebagian besar keracunan, penggunaannya
terbatas pada indikasi tertentu. Dalam kebanyakan kasus keracunan,
perawatan dan pemantauan suportif yang efektif akan memastikan hasil yang
baik. Beberapa antidotum telah berperan dalam penyakit lain (misalnya
insulin, atropin), tetapi bila digunakan dengan dosis yang jauh lebih tinggi
mungkin diperlukan untuk memperbaiki gangguan fisiologi akibat
keracunan.
Banyak antidotum jarang digunakan, cenderung habis dan mahal. Oleh
karena itu pengawasan penggunaannya (misalnya pelatihan dan
protokolisasi) penting untuk memastikan bahwa antidotum digunakan secara
6
7
RACUN ANTIDOTUM
B blocker Glukagon
Antikoagulan oral Vitamin k1 (phytomenadion)
Digoxin Digoxin spesific antibodies (digibind)
Etilen glikol / methanol Etanol/4-methylpyrazol
14
Sianida Tiosulfat/dicobalt
Organofosfat Atropin/oximes
Besi Desferrioxamines
Logam berat EDTA, DMSA, DMPS
Parasetamol N-asetilsistein
Opioid Naloxon
Sulfonilurea Okreotida
Antidepresam trisiklik Sodium bikardabonat
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
18