0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
198 tayangan9 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang sistem penghantaran obat tertunda (delayed-release) yang dicapai dengan menggunakan coating polimer yang pelepasannya tergantung pada pH. Polimer yang sensitif terhadap pH seperti selulosa asetat phthalate dan hidroksipropil metilselulosa asetat phthalate digunakan untuk mencegah pelepasan obat sebelum sampai ke usus halus. Proses coating melibatkan penyemprotan larutan atau dispersi polimer pada se
Dokumen tersebut membahas tentang sistem penghantaran obat tertunda (delayed-release) yang dicapai dengan menggunakan coating polimer yang pelepasannya tergantung pada pH. Polimer yang sensitif terhadap pH seperti selulosa asetat phthalate dan hidroksipropil metilselulosa asetat phthalate digunakan untuk mencegah pelepasan obat sebelum sampai ke usus halus. Proses coating melibatkan penyemprotan larutan atau dispersi polimer pada se
Dokumen tersebut membahas tentang sistem penghantaran obat tertunda (delayed-release) yang dicapai dengan menggunakan coating polimer yang pelepasannya tergantung pada pH. Polimer yang sensitif terhadap pH seperti selulosa asetat phthalate dan hidroksipropil metilselulosa asetat phthalate digunakan untuk mencegah pelepasan obat sebelum sampai ke usus halus. Proses coating melibatkan penyemprotan larutan atau dispersi polimer pada se
Nadilla Salsa (2015210161) Obat ketika sudah mencapai ke usus halus atau usus besar maka obat diharapkan untuk segera dilepaskan secara cepat dan menghasilkan konsentrasi obat vs waktu yang serupa dengan sistem penghantaran immediate-release, hanya waktu antara pemberian obat, pelepasan, dan keberadaannya di plasma yang tertunda Sistem penghantaran delayed-release dicapai dengan formulasi coating obat menggunakan polimer yang perlu diformulasikan pada temperature tinggi.Tujuannya agar droplets latek berkoalesensi membentuk lapisan film uniform. Temperature terendah : minimum film-forming temperature. Untuk beberapa polimer perlu ditambahkan plasticiser. Plasticiser fungsinya 1. untuk mengurangi temperature yang dibutuhkan untuk membuat lapisan film 2. menurunkan trasisi glass pada polimer dan membuat polimer menjadi lebih fleksibel dan tidak mudah retak. Plasticiser yang biasa digunakan adalah diethyl dan dimethyl phthalate, glycerol, propylene glycol dan triacetin. Zat tambahan lain pada cairan pembentuk lapisan film diantaranya pewarna, pengisi, dan antifoaming agent. Contoh polymer yang biasa digunakan untuk coating enteric adalah polymer yang sensitive terhadap pH diantaranya: Cellulose Acetate Phthalate (CAP) Konsentrasi yang biasa digunakan adalah 0,5-10,0% dan penggunaannya perlu ditambahkan plasticiser. Hydroxypropyl Methylcelluose Acetate Phthalate (HPMCAP) Dapat melarut pada pH 5 (24% komposisi phthalyl pada polimer) atau pada pH 5.5 (31% komposisi phthalyl pada polimer). Tidak seperti CAP, HPMCAP larut pada etanol dan water. Penggunaan HPMCAP juga memungkinkan tanpa plasticiser. Poly(vinyl acetate phthalate) Polymethacrylate Enteric coating diformulasikan untuk mencegah pelepasan obat sebelum sampai ke usus halus. Alasan enteric coating : 1. Obat harus terlindungi dari suasana asam pada lambung untuk mengcegah degradasi Contoh : Proton Pump Inhibitor tipe azole (Omeprazole, pantoprazole) dan antibiotik seperti eritromisin dan penisilin 2. Lambung harus terlindungi dari obat karena mungkin akan menyebabkan iritasi apabila obat dilepaskan di lambung. Contoh : asam asetilsalisilat (aspirin ) dan obat NSAID (Non- Steroidal Anti-Inflammatory Drugs) seperti naproxen. 3. Obat harus bekerja lokal pada usus halus dan diinginkan adanya konsentrasi tinggi pada saluran gastrointestinal. Contoh : antelmentika (mebendazole dan piperazine). 4. Apabila obat hanya diabsorbsi di usus halus, penggunaakan enteric coating sangat menguntungkan agar tercapai konsentrasi obat yang tinggi pada segmen usus halus dimana absorbsi terjadi. Prinsip : digunakan polymer yang tidak larut pada pH rendah namun larut pada pH yang tinggi
karena pH pada lambung biasanya berada diantara 1.5-
2 pada kondisi lambung kosong (tapi dapat meningkat hingga 4-5 pada kondisi terisi). Sedangkan pada usus halus pH lebih tinggi biasanya berada diantara 6 (di duodenum) dan 6.5-7 (pada jejunum dan ileum). Sehingga apabila digunakan polymer yang tidak larut pada pH dibawah 5 tapi larut pada pH diatas 5, pelepasan pada usus halus akan tercapai. Disolusi polymer pada pH lambung harus diusahakan sangat rendah, karena perbedaan waktu transit sediaan pada lambung di tiap pasien berbeda-beda dan juga dipengaruhi kondisi kosong atau terisinya lambung. Waktu transit didalam lambung juga dipengaruhi bentuk sediaan itu sendiri (ukuran sediaan). pH-sensitive polymer yang digunakan untuk enteric coating dapat diklasifikasikan berdasarkan struktur kimianya. Biasanya bisa dibedakan antara derivat selulosa, derivat poly(vinyl) dan poly(methacrylates). Plasticisers biasnya perlu ditambahakan pada polimer agar lapisan film yang terbentuk cukup fleksibel yang tidak mudah retak. Karena retaknya film polymer dapat menyebabkan dose dumping (penumpukan dosis) yang berarti obat dilepaskan terlalu cepat dan pelepasan delayed-released tidak tercapai. Pada kebanyakan kasus, polymer akan disemprotkan pada sediaan padat sebagai larutan atau disperse menggunakan fluid bed coaters atau drum coaters. Cairan coating disemprotkan pada sediaan padat yang dapat berupa tablet, pellet, granul, serbuk atau bahkan mikropartikel, terkadang kapsul juga dapat di coating. Udara panas dimasukkan pada coaters dan menyebabkan evaporasi dari cairan sehingga diperoleh lapisan film coating yang kering. Cairan polymer harus diaplikasikan pada sediaan dalam bentuk droplets kecil dan kekentalan rendah agar distribusinya pada sediaan padar merata (uniform). Cairan polymer dapat diaplikasikan dalam bentuk dispersi cairan atau cairan organik. Apabila pelarut organik digunakan, molekul polymer akan terdispersi ke dalam pelarut. Apabila dispersi cairan digunakan, polymer akan membentuk partikel koloidal atau juga disebut disperse latex. Karena langkah coating dan pengeringan dilakukan pada mesin yang sama, seluruh proses coating dapat dilakukan tanpa resiko pada lingkungan.