Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sediaan lepas lambat merupakan bentuk sediaan yang dirancang untuk melepaskan
obatnya ke dalam tubuuh secara perlahan-lahan atau bertahap supaya pelepasannya lebih lama
dan meperpanjang aksi obat. Kebanyakan bentuk lepas lambat (sustained release) dirancang
supaya pemakaian satu unit dosis tunggal menyajikan pelepasan sejumlah obat segera setelah
pemakaiannya, secara tepat menghasilkan efek terapeutik yang diinginkan secara berangsur-
angusr dan terus menerus melepaskan sejumlah obat lainnya untuk memelihara tingkat
pengaruhnya selama periode waktu yang diperpanjang, biasanya 8 sampai 12 jam (Ansel dkk,
2005)
Effervescent didefenisikan sebagai bentuk sediaan yang menghasilkan gelembung
gas sebagai hasil reaksi kimia larutan. Gas yang dihasilkan saat pelarutan Effervescent adalah
karbon dioksida sehingga dapat memberikan efek sparkling
Tablet effervescent dibuat dengan cara mengempa bahan – bahan aktif dengan
campuran bahan – bahan organik seperti asam sitrat, asam tartrat, dan natrium bikarbonat.
Bila tablet dilarutkan di dalam air maka akan menghasilkan gas karbondioksida yang akan
memecah tablet sehingga tablet dapat melarut dengan cepat. Tablet effervescent memiliki rasa
yang enak karena adanya karbonat yang dapat memperbaiki rasa dari si tablet effervescent
tersebut sehinggan dapat memberikan rasa yang baik ketika konsumen menggunakannya

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari tablet lepas lambat?
2. Bagaimana cara penggunaan, penyimpanan, dan dosis tablet lepas lambat?
3. Apa saja contoh tablet lepas lambat?
4. Apa pengertian dari tablet effervescent ?
5. Bagaimana cara penggunaan, penyimpanan, dan dosis tablet effervescents?
6. Apa saja contoh tablet effervescents?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu tablet lepas lambat dan tablet effervescent
2. Untuk mengetahui cara penggunaan, penyimpanan, dan dosis tablet lepas lambat
dan tablet effervescent
3. Untuk mengetahui contoh obat tablet lepas lambat dan tablet effervescent beserta
pabrik yang memproduksinya
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tablet Lepas Lambat
Sediaan lepas lambat merupakan bentuk sediaan yang dirancang untuk
melepaskan obatnya ke dalam tubuuh secara perlahan-lahan atau bertahap supaya
pelepasannya lebih lama dan meperpanjang aksi obat. Kebanyakan bentuk lepas lambat
(sustained release) dirancang supaya pemakaian satu unit dosis tunggal menyajikan pelepasan
sejumlah obat segera setelah pemakaiannya, secara tepat menghasilkan efek terapeutik yang
diinginkan secara berangsur-angusr dan terus menerus melepaskan sejumlah obat lainnya
untuk memelihara tingkat pengaruhnya selama periode waktu yang diperpanjang, biasanya 8
sampai 12 jam (Ansel dkk, 2005).
Obat-obat dengan frekuensi penggunaan yang tinggi seringkali membuat pasien
lalai dalam menggunakan obat sehingga dapat menggagalkan proses terapi. Oleh karena itu
dalam mengatasinya, suatu obat dapat dimodifikasi menjadi sediaan lepas lambat (sustained-
release). Dalam sediaan lepas lambat obat akan dilepaskan dari sediaannya dengan kecepatan
lambat dan konstan dalam jangka waktu tertentu, sehingga akan sangat menguntungkan untuk
tujuan pengobatan tertentu yang memerlukan kadar obat dalam plasma relative konstan pada
jangka waktu lama.

A. Tipe sediaan lepas lambat


Sediaan lepas lambat yang digunakan peroral dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu:
a. Extended release drug products
1) Sustained release
SR dirancang untuk melepaskan suatu dosis terapi awal obat (loading
dose) secara tepat yang diikuti pelepasan obat yang lebih lambat dan konstan.
Kecepatan pelepasan obat dirancang sedemikian rupa agar jumlah obat yang
hilang dari tubuh karena eliminasi diganti secara konstan. Keunggulannya
adalah dihasilkan kadar obat dalam darah yang merata tanpa perlu mengulangi
pemberian dosis (shargel, dkk, 2005).
2) Prolonged action
Prolonged action dirancang untuk melepaskan obat secara lambat dan
memberi suatu cadangan obat secara terus-menerus selama selang waktu yang
panjang, mencegah absorbsi yang sangat cepat, yang dapat mengakibatkan
konsentrasi puncak obat dalam plasma yang sangat tinggi ( Shargel,dkk, 2005)
3) Controlled Release
Controlled release menunjukkan bahwa pelepasan obat dari bentuk
sediaan terjadi sesuai dengan yang direncanakan, dapat diramalkan dan lebih
lambat dari biasanya (Ansel, 1995)

b. Delayed release drug products


Bentuk sediaan yang termasuk DRDP adalah repeat action. Repeat action
adalah bentuk sediaan yang dirancang untuk melepaskan suatu dosis obat pada
permulaan dan dosis kedua pada waktu berikutnya, bahkan beberapa produk
mempunyai bagian ketiga yaitu dosis yang baru dilepaskan setelah bagian kedua
dilepaskan. Pelepasan yang berurutan ini diatur oleh suatu “time barier” atau enteric
coating (martodiharjo, 1996).
Sediaan lepas lambat (sustained-release) memberikan keuntungan lebih banyak
dibanding bentuk sediaan konvensional, antara lain (Ansel, dkk, 2005):
a. Mengurangi fluktuasi kadar obat dalam darah sehingga efek farmakologisnya
b. lebih stabil.
c. Mengurangi frekuensi pemberian
d. Meningkatkan kepuasan dan kenyamanan pasien
e. Mengurangi efek samping yang merugikan
f. Kondisi pasien lebih cepat terkontrol
g. Meningkatkan bioavabilitas pada beberapa obat
h. Mengurangi biaya pemeliharaan kesehatan karena lebih sedikit satuan dosis
i. yang harus digunakan.
Selain keuntungan, sediaan lepas lambat juga memiliki beberapa kerugian
(Collet dan Moreton, 2002) antara lain:
a. Biaya produksi lebih mahal dibanding sediaan konvensional
b. Adanya dose dumping yaitu sejumlah besar obat dari sediaan obat dapat lepas
secara cepat
c. Mengurangi fleksibilitas pemberian dosis
d. Efektifitas pelepasan obat dipengaruhi dan dibatasi oleh lama tinggal di saluran
cerna
e. Jika penderita mendapat reaksi samping obat atau secara tiba-tiba mengalami
keracunan maka untuk menghentikan obat dari system tubuh akan lebih sulit
dibanding sediaan konvensional.
f. Tidak dapat digunakan untuk obat yang memilki dosis besar (500 mg)

B. Beberapa sifat fisika kimia yang berpengaruh dalam pembuatan sediaan lepas lambat
(Collet dan Moreton, 2002).
a. Dosis
Produk oral yang digunakan peroral dengan dosis lebih besar dari 500 mg
sangat sulit untuk dijadikan sediaan lepas lambat karena pada dosis yang besar
akan dihasilkan volume sediaan yang terlalu besar yang tidak dapat diterima
sebagai produk oral.
b. Kelarutan
Obat dengan kelarutan dalam air yang terlalu rendah atau terlalu tinggi
tidak cocok untuk sediaan lepas lambat. Batas terendah untuk kelarutan pada
sediaan lepas lambat adalah 0,1 mg/ml. Obat yang kelarutannya tergantung pada
pH fisiologis akan menimbulkan masalah yang lain karena variasi pH pada
saluran cerna dapat mempengaruhi kecepatan disolusinya.
c. Koefisien Partisi
Obat yang mudah larut dalam air memungkinkan tidak mampu menembus
membran biologis sehingga obat tidak sampai ke tempat aksi. Sebaliknya, untuk
obat yang sangat lipofil akan terikat pada jaringan lemak sehingga obat tidak
mencapai sasaran.
d. Stabilitas obat
Bahan aktif yang tidak stabil terhadap lingkungan yang bervariasi di
sepanjang saluran cerna (enzim, variasi pH, flora usus) tidak dapat diformulasikan
menjadi sediaan lepas lambat
e. Ukuran molekul
Molekul obat yang besar menunjukkan koefisien difusi yang kecil dan
kemungkinan sulit dibuat sediaan lepas lambat.

C. Beberapa sifat biologis yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan lepas lambat
(Collet dan Moreton, 2002):
a. Absorbsi
Obat yang lambat diabsorbsi atau memiliki kecepatan absorbsi yang
bervariasi sulit untuk dibuat sediaan lepas lambat. Batas terendah harga konstanta
kecepatan absorbsi untuk sediaan oral adalah sekitar 0,25/jam dengan asumsi
waktu transit gastrointestinal 10-12 jam.
b. Volume Distribusi
Obat dengan volume distribusi yang tinggi dapat mempengaruhi kecepatan
eliminasinya sehingga obat tersebut tidak cocok untuk sediaan lepas lambat.
c. Durasi
Obat dengan waktu paro pendek dan dosis besar tidak cocok untuk sediaan
lepas lambat. Obat dengan waktu paro yang panjang dengan sendirinya akan dapat
mempertahankan kadar obat pada indeks terapetiknya sehingga tidak perlu dibuat
sediaan lepas lambat.
d. Indeks terapetik
Obat dengan indeks terapetik yang sempit memerlukan control yang teliti
terhadap kadar obat yang dilepaskan dalam darah. Sediaan lepas lambat berperan
dalam mengontrol pelepasan obat agar tetap dalam indeks terapetik.
e. Metabolisme
Sediaan lepas lambat dapat digunakan pada obat yang metabolisme secara
luas asalkan kecepatan metabolismenya tidak terlalu tinggi.

D. Formulasi Sediaan Lepas Lambat


Kandungan bahan aktif dan bahan non aktif dari bentuk sediaan lepas lambat
biasanya 2 kali atau lebih banyak dari sediaan lepas segera. formulasi sediaan lepas
lambat digunakan suatu barrier kimia atau fisika untuk mendapatkan pelepasan yang
lambat dari dosis maintenance, diantaranya adalah dengan penyalutan, matrik lemak
atau plastik, mikroenkapsulasi, ikatan kimia dengan resin penukar ion, dan sistem
pompa osmotik (Collett dan Moreton, 2002).
Teknologi yang sering digunakan dalam formulasi sediaan lepas lambat menurut
Simon (2001) adalah:
a. Sistem monolitik atau matriks
Dalam sistem ini dapat diklasifikasikan dalam 2 kelompok, yaitu:
1) Matriks koloid hidrofilik, partikel obat didispersikan dalam suatu matriks
yang larut (soluble matrix) dan obat dilepaskan ketika matriks terlarut atau
mengembang.
2) Matriks lipid atau polimer tidak larut, partikel obat didispersikan dalam
suatu matriks yang tidak larut (insoluble matrix) dan obat dilepaskan
ketika pelarut masuk ke dalam matriks dan melarutkan partikel obat.
Pelepasan obat tergantung kemampuan medium air untuk melarutkan
channeling agent sehingga membentuk matrik porous dan berkelok-kelok.
Partikel obat terlarut dalam medium air, dan mengisi porous yang dibentuk
channeling agent, berdifusi keluar dari matriks.
b. Sistem terkontrol membran atau reservoir
Dalam sistem ini membran berfungsi sebagai pengontrol kecepatan
pelepasan obat dari bentuk sediaan. Agar obat dapat berdifusi keluar maka
membran harus bersifat permeable terhadap obat misalnya dengan hidrasi air di
saluran gastrointestinal, atau obat yang terlarut dalam komponen membran seperti
plasticizer. Tidak seperti sistem matriks hidrofil, polimer membran tidak bersifat
mengembang dan tidak mengalami erosi.
c. Sistem Pompa osmotik
Pelepasan obat dari sistem pompa osmotik dikontrol oleh suatu membran
yang mempunyai satu lubang (hole). Obat dimasukkan dalam suatu tablet inti
yang bersifat larut air dan dapat melarutkan obat ketika kontak dengan air. Tablet
ini disalut dengan suatu membran semipermiabel (dapat dilewati air yang masuk
ke dalam tablet inti dan malarutkannya). Ketika tablet inti terlarut maka timbul
tekanan hidrostatik dan menekan larutan obat keluar melewati lubang membran.
Salah satu pendekatan yang tidak begitu rumit untuk pembuatan bentuk sediaan
pelepasan berkesinambungan meliputi kompresi langsung dari campuran obat,
bahan penahan dan bahan penambah untuk membentuk tablet dimana obat
dimasukkan dalam suatu inti matriks penahan. Cara lain, campuran obat dan
penahan dapat digranulasi sebelum kompresi (Lordi, 1989). Matriks adalah zat
pembawa yang didalamnya obat tersuspensi secara merata, zat pembawa ini
umumnya akan memperpanjang laju pelepasan obat (Shargel, dkk, 2005). Polimer
hidrofilik sering digunakan sebagai excipient base pada tablet dengan sistem
matriks. Keefektifan hidrofilik pada tablet dengan sistem matriks berturut-turut
berdasarkan pada proses hidrasi dari polimer selulosa, pembentukan gel pada
permukaan polimer, erosi tablet dan kemudian pelepasan obat (Ansel, dkk, 2005).
Sistem matriks koloid hidrofilik terdiri dari suatu campuran obat dan polimer
hidrofilik yang dikempa. Sistem ini mampu mengembang, diikuti oleh erosi
bentuk gel dan terdisolusi dalam media air. Pada saat komponen koloid hidrofilik
kontak dengan air maka akan membentuk suatu lapisan matriks yang terhidrasi.
Lapisan inilah yang mengontrol difusi air selanjutnya kedalam matriks. Difusi
obat melewati lapisan matriks terhidrasi mengontrol kecepatan pelepasan
obat. Lapisan matriks terhidrasi bagian luar akan mengalami erosi sehingga
menjadi terlarut, kecepatan erosi tergantung dari sifat koloid (Collet dan Moreton,
2002).
Keuntungan-keuntungan sistem matriks koloid hidrofilik antara lain:
konsepnya mudah, eksipien yang disunakan umumnya murah dan aman, dapat
memperpanjang pelepasan obat, mudah tererosi (erodible), peralatan dan
pembuatannya mudah dengan direct compression atau granulasi basah, dan dapat
untuk menentukan jenis profil pelepasan obat: orde nol, orde satu dll (Collet dan
Moreton, 2002).
E. Produk Tablet Lepas Lambat
1. Nevox XR
Nama Pabrik : Kalbe Farma
Nama Distributor : Enseval
Cara Penggunaan : Harus ditelan seluruhnya (dalam bentuk utuh) dan jangan
dikunyah atau digerus harus diberikan pada dosis terbagi
bersama makanan
Penyimpanan : Simpan di bawah suhu 30 0C lindungi dari cahaya
Dosis : Penggunaan obat ini harus sesuai dengan petunjuk dokter.
2-3 x sehari 1 tablet, maximum 6 tablet perhari

2. Glumin XR
Nama Pabrik : Dexa Medika
Nama Distributor : AAM
Cara Penggunaan : Harus ditelan utuh dan tidak boleh digerus atau di kunyah
Penyimpanan : Simpan di bawah suhu 30 0C lindungi dari cahaya
Dosis : 500 mg sekali sehari bersamaan dengan makan malam.
Dosis maksimal yang diperbolehkan untuk dewasa adalah
2000 mg/ hari. Dosis ditingkatkan dengan peningkatan 500
mg tiap minggunya hingga maksimum mencapai 2000 mg
sekali sehari bersamaan dengan makan malam bila control
glikemid tidak tercapai pada pemberian Glumin XR dengan
dosis 2000 mg sekali sehari, percobaan Glumin XR dosis
1000 mg 2 kali sehari dapat dipertimbangkan.

3. Glucophage XR
Nama Pabrik : Merck
Nama Distributor : Sri Buana Sumber Lestari
Cara penggunaan : Telan tablet dengan air minum dan jangan dikunyah
Penyimpanan : Simpan obat Glucophage XR diluar jangkauan anak-anak
jangan gunakan obat ini setelah masa kadaluarsa yang
tertera pada kemasan berakhir.
Dosis : Pengobatan dimulai dengan dosis Glucophage XR
500 mg sehari setelah minum selama 2 minggu dokter akan
mengukur kadar gula darah dan dosis akan disesuaikan.
Dosis maksimum per hari adalah 2000 mg normalnya
minum obat 1 kali sehari sehabis makan malam.

4. Adalat Oros
Nama Pabrik : Bayer
Nama Distributor : SMA
Cara penggunaan : Telan utuh, jangan dikunyah atau dihancurkan
Penyimpanan : Simpan di bawah suhu 30 0C lindungi dari cahaya
Dosis : 1 kali sehari 1 tablet. Terapi awal : 1 kali sehari 30 mg.
Dosis awal : 1 kali sehari 20 mg dapat dipertimbangkan
jika ada indikasi medis

5. Diamicron MR 60 mg
Nama Pabrik : PT. Darya Varia
Nama Distributor : Maju Sentosa Prima
Cara penggunaan : Obat ini sebaiknya diminum dengan segelas air saat
sarapan dengan menelan seluruh tablet secara langsung
tanpa mengunyahnya terlebih dahulu. Gunakan obat ini
pada waktu yang sama setiap hari
Penyimpanan : Disimpan pada suhu ruangan dan dijauhkan dari paparan
cahaya langsung. Letakkan obat ini jauh dari tempat yang
lembab jangan menyimpan obat ini di kamar mandi dan
jangan pula dibekukan dalam freezer pastikan Diamicron
tetap berada di dalam kemasan aslinya
Dosis : Dosis bisa antara 1 tablet setara dengan 30 mg untuk
kasus-kasus ringan sedangkan 4 tablet (120 mg) setiap hari
untuk kasus yang parah, yang diminum dalam 2 dosis
terbagi sebaiknya dengan makanan. Dalam kebanyakan
kasus: pasien dapat mengknsumsi 2 tablet per hari dengan
makanan. 1 tablet saat sarapan dan 1 tablet saat makan
malam.

2. Tablet Effervescent
Effervescent didefenisikan sebagai bentuk sediaan yang menghasilkan
gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia larutan. Gas yang dihasilkan saat pelarutan
Effervescent adalah karbon dioksida sehingga dapat memberikan efek sparkling.
Tablet Effervescent dibuat dengan cara mengempa formulasi sari buah dan
bahan-bahan aktif berupa sumber asam dan sumber karbonat. Bila tablet effervescent
dimasukkan ke dalam air, akan terjadi reaksi kimia antara sumber asam dan sumber
karbonat tersebut sehingga membentuk garam natrium dari asam kemudian menghasilkan
larutan gas dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Reaksinya berjalan cukup cepat dan
biasanya dalam waktu kurang dari satu menit. Di samping menghasilkan larutan yang
jernih, tablet juga memberikan rasa yang enak karena adanya karbonat yang membantu
memperbaiki rasang (rasa seperti air soda).
Reaksi di atas tidak dikehendaki terjadi sebelum effervescent dilarutkan,
oleh karena itu kadar air bahan baku dan kelembaban lingkungan perlu dikendalikan tetap
rendah untuk mencegah ketidakstabilan produk. Pengendalian akan berlangsung terus
secara cepat karena hasil reaksi adalah air. Kelarutan dari bahan baku merupakan salah
satu hal yang penting dalam pembuatan tablet effervescent jika kelarutannya kurang baik,
maka reaksi tidak akan terjadi dan tablet tidak larut dengan cepat.

A. Kekurangan dan kelebihan tablet effervescent


a. Kelebihan
Kelebihan tablet effervescent adalah penyiapan larutan dalam waktu seketika
yang mengandung dosis obat yang tepat. Selain itu tablet effervescent dapat
menghasilkan gas karbondioksida yang memberikan rasa yang enak karena ada karbonat
yang membantu memperbaiki rasa pada beberapa obat tertentu.
Selain praktis dan mudah dibawa, cara penyajiannya lebih menarik bila
dibandingkan dengan dengan tablet konvensional, dapat diberikan kepada pasien yang
mengalami kesulitan dalam menelan tablet atau kapsul, pada saat dikonsumsi zat aktif
dalam keadaan terlarut sehingga absorpsinya lebih mudah, dan berguna untuk obat-obat
yang tidak stabil apabila disimpan dalam bentuk larutan, jadi obat dapat dibuat dalam
bentuk sediaan tablet effervescent agar stabil.
b. Kekurangan
Disamping mempunyai beberapa keuntungan, tablet effervescent juga memiliki
beberapa kekurangan, baik dalam produksi maupun dalam pengemasannya. Ditinjau dari
segi produksi, tablet effervescent harus dibuat dalam ruangan khusus yang mempunyai
kelembaban relatif 20-25% jadi sulit untuk menghasilkan produk yang stabil secara
kimia. Kelembaban udara selama proses pembuatan sudah cukup memulai reaktivitas
effervescent, dengan demikian seluruh peralatan termasuk mesin cetak tablet harus
berada dalam ruangan khusus. Sedangkan dalam segi pengemasannya, tablet effervescent
harus dikemas dalam wadah yang kedap udara sehingga dapat melindungi tablet tersebut
dari kelembaban, kelembaban udara di sekitar tablet sesudah wadahnya terbuka juga
dapat menyebabkan penurunan kualitas produk, setelah sampai di tangan konsumen,
harga yang relatif mahal.

B. Bahan yang digunakan dalam proses pembuatan tablet effervescent


Tablet effervescent dibuat dengan cara mengempa bahan – bahan aktif dengan
campuran bahan – bahan organik seperti asam sitrat, asam tartrat, dan natrium bikarbonat.
Bila tablet dilarutkan di dalam air maka akan menghasilkan gas karbondioksida yang akan
memecah tablet sehingga tablet dapat melarut dengan cepat. Tablet effervescent memiliki
rasa yang enak karena adanya karbonat yang dapat memperbaiki rasa dari si tablet
effervescent tersebut sehinggan dapat memberikan rasa yang baik ketika konsumen
menggunakannya.
Sediaan effervescent biasanya dibuat dan diolah dari suatu kombinasi asam sitrat dan
asam tartrat, karena pemakaian asam tunggal saja akan menimbulkan kesulitan pada
pembentukkan granul. Bila asam sitrat saja yang digunakan maka akan menghasilkan
campuran lekat dan sukar menjadi granul. Perbandingan asam sitrat,asam tartrat dan natrium
bikarbonat yang digunakan yang biasa digunakan adalah 1 : 2 : 3,4.
Bahan-bahan yang dipakai umunya harus tahan panas, mudah dikempa, dan larut
dalam air. Bahan baku yang dipakai seperti
1) Sumber asam meliputi bahan bahan yang mengandung asam atau yang dapat membuat
suasana menjadi asam seperti asam sitrat, asam tartrat, asam karbonat, asam malat, asam
fumarat , dan asam suksinat. Garam asam merupakan sumber asam tetapi hanya sebagai
pengganti bahan asam bila ternyata sediaan tidak dapat dibuat dengan asam saja, seperti
natrium dihidrogen fosfat. Sedangkan asam anhidrat merupakan asam lain yang
merupakan asam yang tidak mengandung air seperti suksinat anhidrat dan sitrat anhidrat.
2) Senyawa karbonat dibutuhkan dalam pembuatan sediaan effervescent untuk
menimbulkan gas karbondioksida bila direaksikan dengan asam. Bentuk karbonat
maupun bikarbonat keduanya diperlukan untuk menimbulkan reaksi yang menghasilkan
karbondioksida seperti natrium karbonat, natrium bikarbonat, dan kalium bikarbonat.
3) Bahan pengisi, biasanya dibutuhkan sedikit dalam pembuatan tablet effervescent ini
karena tablet telah mengandung effervesent mix ( bahan bahan tambahan lain sebagai
bahan baku pembuatan tablet effervesent. Bahan pengisi yang umum yang dipakai antara
lain, glukosa, laktosa, dan maltodekstrin. Namun natrium bikarbonat dapat pula sebagai
[engisi yang baik. Syarat yang harus dipenuhi bahan pengisi dalam sediaan tablet
effervescent adalah mudah larut dalam air sehingga dapat membentuk larutan yang
jernih.
4) Bahan tambahan lain, meliputi bahan obat, bahan pewarna, lubrikan serta bahan perisa.
Bahan bahan tambahan lain seperti pemanis , pewarna dll digunakan untuk memberikan
penampilan tablet yang menarik dan memberikan rasa nyaman ketika dikonsumsi.
Namun syaratnya bahan bahan tersebut larut dalam air.
Contoh bahan-bahan yang digunakan pada tablet effervescent adalah sebagai berikut:
1. Asam sitrat
Sumber asam yang paling umum digunakan dalam pembuatan tablet effervescent
adalah asam sitrat dan asam tartarat. Asam sitrat terdapat dalam bentuk serbuk hablur,
anhidrat, dan bentuk monohidrat. Asam sitrat bersifat higroskopis sehingga harus dijaga
dari masuknya udara terutama bila disimpan dalam ruang dengan kelembaban udara yang
tinggi.
Asam sitrat merupakan asam yang umum digunakan sebagai asam makanan dan
harganya relatif murah. Asam ini memiliki kelarutan yang tinggi, mempunyai kekuatan
asam yang tinggi dan tersedia dalam bentuk granular, anhidrat dan bentuk monohidrat.
Selain itu, tersedia juga dalam bentuk serbuk. Asam ini sangat higroskopis, oleh karena
itu penanganan dan penyimpanannya memerlukan perhatian khusus.
2. Natrium bikarbonat
Natrium bikarbonat merupakan sumber utama karbondioksida dalam sistem
effervescent. Senyawa ini larut sempurna dalam air, tidak higroskopis, tidak mahal,
banyak tersedia di pasaran dalam lima tingkat ukuran partikel (mulai dari serbuk halus
sampai granula seragam yang mengalir bebas), dapat dimakan dan digunakan secara luas
dalam produk makanan sebagai soda kue. Natrium bikarbonat merupakan alkali natrium
yang paling lemah, mempunyai pH 8,3 dalam larutan air dalam konsentrasi 0,85%. Zat
ini menghasilkan kira-kira 52% karbondioksida.
Sumber karbonat, digunakan sebagai bahan penghancur dan sumber timbulnya
gas yang berupa CO2 pada tablet effervescent. Sumber karbonat yang biasa digunakan
dalam pembuatan tablet effervescent adalah natrium karbonat dan natrium bikarbonat.
Keduanya adalah yang paling reaktif. Dalam tablet effervescent, sodium bikarbonat
merupakan sumber karbon yang paling utama yang dapat larut sempurna,
nonhigroskopik, murah, banyak, dan tersedia secara komersial mulai dari bentuk bubuk
sampai bentuk granul. Sehingga natrium bikarbonat lebih banyak dipakai dalam
pembuatan tablet effervescent.
3. Asam tartrat
Memiliki bentuk hablur, tidak berwarna, tidak berbau, berasa asam, stabil di
udara, serta memiliki daya larut yang tinggi dalam air.
4. Mannitol
Manitol dengan rumus kimia C6H14O6 atau D-mannitol: 1,2,3,4,5,6 hexane hexol
merupakan monosakarida poliol dengan nama kimia manitol berbentuk kristal berwarna
putih, tidak berbau, larut dalam air, sangat sukar larut dalam alkohol dan tidak larut
hampir dalam semua pelarut organik.
Meskipun manitol memiliki gula alkohol yang relatif rendah yang mempunyai
efek pendingin yang biasanya ditemukan dalam permen mint. Namun, ketika manitol
benar-benar di larutkan dalam produk menginduksi efek pendinginan yang kuat. Selain
itu mempunyai sifat higroskopis yang sangat rendah yang tidak akan mengambil air dari
udara sampai tingkat kelembaban 98%. Rasa yang menyenangkan dan mouthfeel dari
manitol juga membuatnya menjadi populer untuk tablet kunyah.
5. Polietilenglikol 8000
PEG 8000 merupakan suatu lubrikan tablet effervescent yang paling efisien
karena dapat terdispersi dengan air sehingga menghasilkan larutan effervescent yang
jernih saat dilarutkan ke air. Konsentrasi yang dipakai berkisar 1,5 %. Mempunyai
pemerian serbuk putih hablur , larut dalam air, dam memounyai tingkat ke-higroskopisan
yang rendah dibandng jenis PEG lain.
6. Polyvinil Alkohol ( PVA )
Pada formulasi tablet banyak dipakai sebagai bahan matriks tablet lepas lambat,
pengikat, dan sebagai bahan salut film pada tablet. Konsentrasi yang dipakai antara 5-7 %

C. Cara pembuatan tablet effervescent


Secara sederhana proses pembuatan tablet effervescent dibagi menjadi dua tahap
yaitu :
1. Proses pencampuran
Proses pencampuran ini bertujuan untuk mendapatkan massa tablet yang
homogen. Tujuan ini dapat dicapai bila sifat partikel penyusun campuran dan faktor
lainnya yang mempengaruhi proses pencampuran adalah sama. Sifat fisisdari partikel
yang mempengaruhi proses pencampuran adalah ukuran, bentuk, densitas dan
kelembaban partikel, sedangkan faktor lainnya adalah kadar partikel. Pada proses
pencampuran ini bahan-bahan yang dicampurkan meliputi sumber karbonat, sumber
asam, bahan pengikat, bahan pengisi, bahan pelincir, bahan cita rasa dan bila perlu
ditambahkan pewarna.
2. Proses pencetakan tablet
Pada prinsipnya, tablet dapat dibuat melalui kempa langsung atau granulasi, baik
granulasi basah atau granulasi kering. Untuk menentukan metoda pembuatannya apakah
dibuat kempa langsung atau granulasi sangat tergantung pada dosis dan sifat zat aktifnya.
Dibandingkan dengan metoda granulasi, metoda kempa langsung dinilai lebih
menguntungkan dalam hal penghematan waktu, peralatan, ruangan maupun energi yang
dibutuhkan. Namun demikian, untuk metoda kempa langsung ini semua komponen tablet
baik zat aktif, bahan pengisi, pengikat dan penghancur harus memiliki sifat alir dann
kompresibilitas yang baik. Pada proses pengempaan untuk zat aktif dengan dosis kecil
hal ini tidak akan menjadi masalah selama homogenitasnya diperhatikan. Tetapi untuk zat
aktif dengan dosis besar, jika sifat alir dan kompresibilitasnya tidak baik diperlukan
bahan tambahan yang efektif untuk mengatasi sifat alir dan kompresibilitas.
Pada pembuatan tablet effervescent suhu dan RH (relative humidity)
merupakan salah satu faktor yang sangat penting. RH yang rendah dan suhu yang rendah
(cool) sangat penting untuk mencegah proses granulasi dan pembentukan tablet dari
penyerapan uap air, yang menyebabkan ketidakstabilan tablet. Ruangan ber-RH
maksimal 25% dan bersuhu 25oC, merupakan kondisi yang baik untuk proses pembuatan
tablet effervescent.
Metode pembuatan tablet effervescent terbagi atas dua yaitu :
a) Metode kering
Umumnya digunakan untuk zat zat yang tak tahan lembap atau panas serta rusak
bila berinteraksi dengan air. Metode ini meliputi metode pembuatan secra kempa
langsung dan granulasi kering yang dilakukan sama seperti pembuatan tablet biasa.
b) Metode basah
Yang termasuk metode ini adalah metode granulasi basah. Metode ini biasa
digunakan untuk bahan bahan yang tahan air. Metode granulasi basah juga digunakan
untuk bahan bahan pembuatan tablet yang tidak dapat dikempa langsung. Prinsip dari
metode ini adalah membasahi masaa tablet dengan larutan pengikat sampai mendapat
tingkat kebasahan tertentu, kemudia massa basah digranulasi kemudian granul yang
dihasilkan barulah dicetak.
Prosesnya :
1. Cara Pemanasan.
Biasanya komponen asam yang dipanaskan. Karena proses ini sangat tidak
konstan dan sulit dikendalikan jarang digunakan.
2. Granulasi dengan Cairan Reaktif.
Bahan penggranulasi yang efektif adalah air. Proses berdasarkan penambahan
sedikit air (0,1-0,5%) yang disemprotkan pada campuran sehingga terjadi reaksi
menghasilkan granul. Granul yang masih lembab ditransfer ke mesin tablet kemudian
dikempa lalu tablet masuk ke dalam oven terjadi proses pengeringan untuk
menghilangkan air sehingga tablet menjadi stabil.
3. Granulasi dengan Cairan Non Reaktif.
Cairan yang digunakan adalah etanol atau isopropanol. Cairan ditambahkan
perlahan-lahan ke dalam campuran pada mesin pencampur. Dalam hal ini perlu
ditambahkan pengikat kering seperti PVP. Setelah itu masa granul dimasukkan ke dalam
oven lalu dikeringkan. Kemudian dihaluskan lagi baru dicetak.

D. Produk Tablet Effervescent


1. Fluimucil Effervescent
Nama Pabrik : Zambon
Nama Distributor : Anugerah Pharmindo Lestari
Cara Penggunaan : Larutkan 1 tablet dalam segelas air putih kurang lebih 240
ml.
Penyimpanan : Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan
dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan
disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Dosis :
1) Dosis Fluimucil untuk dewasa
a. Dosis Fluimucil, dalam bentuk kapsul pada orang dewasa adalah 2-3 kali sehari 1
kapsul.
b. Dosis Fluimucil, dalam bentuk effervescent tablet pada orang dewasa adalah 1
tablet/hari (sebaiknya dimalam hari).
c. Dosis Fluimucil, dalam bentuk granul pada orang dewasa adalah 2-3 kali sehari
200 mg.
d. Dosis Fluimucil, dalam bentuk sirup kering pada orang dewasa adalah 2-3 kali
sehari 10 ml.
e. Dosis Fluimucil, dalam bentuk nebulize pada orang dewasa adalah adalah 1 amp
1-2 kali sehari.
f. Dosis Fluimucil, sediaan oral sebagai mukolitik (mengencerkan dahak) pada
orang dewasa dalam bentuk lozenges (tablet hisap), granul atau tablet effervescent
adalah 600 mg/hari sebagai dosis tunggal atau dibagi 3 dosis, 200 mg tiga kali
sehari.
g. Dosis Fluimucil, sediaan oral untuk menangani keracunan paracetamol pada orang
dewasa adalah larutan 140 mg/kg dilanjutkan dengan 70 mg/kg setiap 4 jam.
h. Dosis Fluimucil, sediaan intravena untuk menangani kasus keracunan paracetamol
pada orang dewasa adalah 150 mg/kg (maks: 16.5 g) dalam 200 ml pengencer
selama 60 menit, dilanjutkan dengan 50 mg/kg (maks: 5.5 g) dalam 500 ml
pengencer selama 4 jam berikutnya, kemudian 100 mg/kg (maks: 11 g) dilarutkan
dalam 1 liter pengencer selama 16 jam berikutnya.
i. Dosis Fluimucil, sediaan endotracheal sebagai mukolitik (mengencerkan dahak)
pada orang dewasa adalah larutan 10% atau 20% diberikan 1-2 ml setiap jam.
j. Dosis Fluimucil, sediaan inhalasi/nebulasi sebagai mukolitik (mengencerkan
dahak) pada orang dewasa adalah larutan 10%: 3-4 kali sehari 6-10 ml, bisa
ditingkatkan sampai 2-20 ml setiap 2-6 jam. Larutan 20%: 3-4 x sehari 3-5 ml,
bisa ditingkatkan sampai 1-10 ml setiap 2-6 jam.
2) Dosis Fluimucil untuk anak
a. Dosis Fluimucil, dalam bentuk kapsul pada anak-anak usia 6-14 tahun adalah 2
kali sehari 1 kapsul.
b. Dosis Fluimucil, dalam bentuk effervescent tablet pada anak-anak adalah 1
tablet/hari (sebaiknya di malam hari).
c. Dosis Fluimucil, dalam bentuk granul pada anak-anak adalah 2-4 x sehari 100 mg.
d. Dosis Fluimucil, dalam bentuk sirup kering (dry syrup) pada anak-anak adalah 2-4
x sehari 5 ml.
e. Dosis Fluimucil, dalam bentuk nebulize pada anak-anak adalah 1 amp 1-2 kali
sehari.
f. Dosis Fluimucil, sediaan oral sebagai mukolitik (mengencerkan dahak) pada
anak-anak dalam bentuk lozenges (tablet hisap), granul atau tablet effervescent
adalah anak usia 1 bulan sampai 2 tahun, 2 kali sehari 100 mg. Anak usia 2
sampai 7 tahun adalah 2 kali sehari 200 mg dan dosis anak usia 7 tahun ke atas
sama seperti orang dewasa.
g. Dosis Fluimucil, sediaan oral untuk menangani keracunan paracetamol pada anak-
anak adalah sama seperti orang dewasa.
h. Dosis Fluimucil, sediaan intravena untuk menangani kasus keracunan paracetamol
pada anak-anak berat badan kurang dari 20 kg adalah 150 mg/kg dalam 3 ml/kg
pengencer selama 60 menit, dilanjutkan dengan 50 m /kg dilarutkan dalam 7
ml/kg pengencer selama 4 jam, kemudian 100 mg/kg dalam 14 ml/kg pengencer
selama 16 jam. Dosis anak dengan berat badan 20-40 kg adalah 150 mg/kg dalam
100 ml pengencer selama 60 menit, dilanjutkan dengan 50 mg/kg dalam 250 ml
pengencer selama 4 jam, kemudian 100 mg/kg dalam 500 ml pengencer selama 16
jam. Dosis anak dengan berat badan lebih dari 40 kg sama seperti dosis dewasa.
i. Dosis Fluimucil, sediaan endotracheal sebagai mukolitik (mengencerkan dahak)
pada anak-anak adalah sama seperti orang dewasa.
j. Dosis Fluimucil, sediaan inhalasi/nebulasi sebagai mukolitik (mengencerkan
dahak) pada orang dewasa adalah sama seperti orang dewasa.

2. Ferospat Effervescent
Nama Pabrik : Pyridam
Nama Distributor : SMA
Cara penggunaan : Larutkan 1 tablet effervescent dalam segelas air
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup rapat dibawah suhu 30 oC
dan kering, terlindung dari cahaya
Dosis : 1 kali sehari 1 tablet effervescent

3. Cartos Effervescent
Nama Pabrik : Pyridam
Nama Distributor : SMA
Cara penggunaan : Larutkan dalam segelas air
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup rapat dibawah suhu 30 0C
dan kering, terlindung dari cahaya
Dosis : 1 kali sehari 1 tablet effervescent

4. Munosan Effervescent
Nama Pabrik : Sanbe Farma
Nama Distributor : Bina San Prima
Cara Penggunaan : Larutkan 1 tablet effervescent ke dalam segelas air
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup rapat dibawah suhu 30 0C
Dosis : Dewasa : 1 sampai 2 kali sehari 1 tablet effervescent

5. CDR Effervescent
Nama Pabrik : Bayer
Nama Distributor : SMA
Cara Penggunaan : Dilarutkan dalam 1 gelas air minum dan di minum segera
setelah dilarutkan
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup rapat dibawah suhu 30 0C
Dosis : 1 tablet effervescent per hari, atau sesuai dengan petunjuk
dokter.

Anda mungkin juga menyukai