Produk, Kemasan dan Brand 137
BAB VII
PRODUK , KEMASAN DAN BRAND
Tiga Lapis Produk
Apakah yang disebut dengan produk? Produk adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian,
pembelian, penggunaan dan untuk dikonsumsi guna memuaskan
keinginan atau kebutuhan (Kotler dan Amstrong, 1991). Pengertian
produk dapat berupa produk dalam bentuk fisik dan dalam bentuk jasa
(services). Pemasar membagi produk dalam tiga lapis yaitu: core
product, actual product dan augmented product.
Lapis paling inti/dasar dari produk adalah core product yang
Merupakan core benefits yang diperoleh konsumen ketika mereka
Membeli suatu produk. Core product pada dasarnya menjawab
Pertanyaan: What is the buyer really buying? Ketika seseorang membeli
obat, sebenarnya orang itu tidak hanya sekedar membeli tablet atau
kapsul tetapi “membeli harapan untuk kesembuhan”. Oleh karena
itu core product harus dapat diwujudkan untuk memenuhi harapan
dan keinginan pembeli. Kalau perusahaan tidak dapat membuktikan
benefit dari core product maka perusahaan tersebut tidak akan pernah
in Farmasi
Dr. H. Sampurno, Fakultas Farmasi UGM: Manajemen Pema:Produk, Kemasan dan Brari®
memiliki Keunggulan daye saing yang Karena itu tidak akan dapa,
merebut loyalitas konsumen.
Lapis berikutnya yang mengellingi core product adalah actuay
product yang memilkilima karakter yaitu: kualitas, ftur, styling, brang
name dan kemasan. Actual product mempunyai peran yang penting
Karena berkaitan dengan impresi pembeli terhadap produk tersebut
Pembeli mengenal suatu produk pada umumnya terlebih dahulu dari
actual product yang memberikan banyak informasi kepada mereka
mulai dari nama produsen, brand produk dan kemasannya. Lapis
ketiga adalah augmented product — yang memberikan layanan dan
benefit yang lebih spesifk dan berbeda kepada konsumen. Apotik Dian
Sehat tidak hanya sekedar menjual obat dan melayani resep dokter
tetapi melaksanakan Customer Relationship Management (CRM) -
membina komunikasi dan hubungan dengan konsumennya dengan
layanan yang prima. Implementasi CRM ini dapat disebut augmented
product - yang membedakan Apotik Dian Sehat dengan apotik-apoti
pada umumnya.
Dalam strategi produk, ketio#
level produk tersebut harus cikelol#
ee dengan — sebaik-baiknya, sinkron
core dan selaras serta saling isi meng
ne tara
‘wow Hubungan atau keterkaitan 2”
in
ketiganya harus jelas dan konsisiet
el
serta dirasakan secara onl
oleh konsumen. Core produ
mesti diperkuat oleh actual Pro
os —
Produk, Kemasan dan Brand | 139
sehingga Keunagulan Kompettf produk mengalami penguatan yang
signfkan. Langkah lebih lanjut adalah bagalmana perusahaan dapat
memberikan distinctiveness melalui augmented product terutama
dengan benefit dan layanan prima yang tidak dapat diberikan oleh
pesaing.
Produk Obat
Obat adalah komoditas khusus bukan komoditas umum.
Segala sesuatu yang berkaitan dengan obat dilakukan regulasi
secara ketat Karena menyangkut keamanan dan keselamatan jiwa
manusia. Mulai dari bahan baku, bahan penolong, kemasan, produksi,
pengujian mutu, distribusi dan peredaran, promosifiklan, penjualan dan
penggunaannya, dilakukan pengaturan secara rinci dan ketat (highly
regulated). Ada lima aspek penting setidaknya yang harus dipenuhi
oleh produk obat yaitu: keamanan (safety), khasiat (efficacy), Kualitas
(quality), penggunaan yang rasional (rational of use) dan informasi
produk yang benar (the right information).
Obat selain dapat digolongkan sebagai obat keras dan obat
bebas, dalam konteks pemasaran obat dapat digolongkan menjadi
tiga kelompok yaitu: obat paten, obat branded generic dan obat
generik. Obat paten adalah obat yang memiliki kandungan zat aktif
yang dilindungi oleh Undang Undang tentang Paten. Pemilik obat
Paten mempunyai hak ekslusif untuk meproduksi dan memasarkan
bat patennya. Pihak lain baru boleh memproduksi kalau mendapat
Persetujuan/izin dari pemilik paten tersebut. Paten dalam hal ini
bisa berupa bahan aktif, proses teknologi dan klaim khasiatnya.
Masa berlakunya hak paten dapat berbeda antara negara yang satu
Dr. H. Sampurno, Fakultas Farmas! UGM: Manajemen Pemasaran FarmasiProduk, Kemasan dan Brand
dengan negara yang lain, namun umumnya berkisar sekitar 20 tahun,
Meskipun demikian, perkembangan dan kemajuan teknologi dalam
realitasnya secara efektif dapat mempercepat masa berlakunya hak
paten tersebut karena hanya dalam waktu beberapa tahun akan ada
penemuan-penemuan baru yang lebih baik. Sehingga pemilik hak
paten suatu produk dalam kenyataannya tidak dapat menetapkan
harga premium selama 20 tahun.
Obat branded generic adalah obat yang telah habis masa
hak patennya (off patent) yang diproduksi dan dipasarkan dengan
nama dagang (brand name). Sebagian besar negara yang sedang
berkembang memproduksi obat branded generic atau disebut juga
obat ‘me too", Mereka tidak dapat meproduksi obat paten karena biaya
R&D sangat mahal dan memerlukan kapabilitas penelitian dengan
dukungan teknologi modern yang mahal.
Obat generik adalah obat
yang diproduksi dan dipasarkan
dengan menggunakan nama kimia
atau INN (International Nonprietary
Name). Penggunaan obat generik
di Amerika Serikat sekitar 50% dari
seluruh resep yang ada. Sementara
di Indonesia negara yang jauh
lebih miskin, obat generik hanya
mempunyai pasar sekitar 7%. Obat
generik sesungguhnya adalah copy
dari brand name yang mempunyai
Produk, Kemasan dan Brand | 141
iat, efeksamping, mekanisme kerja risiko dan kekuatan yang
bat originatornya, Dengan kata lain efek farmakologi
dosis, kha:
sama dengan oF
generk sama dengan obat brand name orginatomya. Sebagal
generikuntuk anti diabetik adalah methormindan padanan
ama dagangnya adalah Glucophage. Harga Glucophage di apotik
vektar Rp. 13.300,- per 10 butir tablet dan methormin Rp 2000,-
.d 65 kali lebih mahal dibandingkan dengan generiknya.
obat
contoh obat!
Harga brande
‘Apakah khasiat, kemanan dan kualitas obat generik sama
dengan otiginatornya? Kalau memang sama mengapa dokter di
Indonesia tidak suka meresepkan obat generik tetapi lebih memi
obat branded generic yang harganya jauh lebih mahal? Pertarma-
tama yang perlu
adalah mengapa Rennes
generik harganya murah? tng mne a consi! Mo das bv tome eee ae n>
Obst generik dapat dijual ‘etm Waingrseusarte tnatyarentcis paps
murah — Karena — UNLUK esc remember th adres fm ra ed, so
memproduksinya tidak Srnacans bt ete i et re en
diperiukan
ya R&D dan — tasstnere
biaya pemasaran yang — “rezmilleAndyesmste tnt
besar ‘seperti halnya obat- oe
Obat baru. Ketika obat
Paten sudah memasuki masa off patent, perusahaan farmasi dapat
Mengajukan permohonan kepada regulator obat untuk memproduksi
Sebagai obat generik tanpa harus melalui riset yang panjang untuk
Menemukan molekul baru. Demikian pula produsen obat generik tidak
Perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk pengembangan produk,
Pemasaran maupun promosi.
gate tosh cone ola wi he eee rae
————————
Dr. H, Sampurno, Fakultas Farmasi UGM: Manajemen Pemasaran Farm:142. | Produk, Kemasan dan Brand
——__
Dalam persyaratan produksi dan quality control, obat gener
sama dengan obat branded yakni harus memenuhi current Gooy
Manufacturing Process (cGMP). Berikut adalah contoh hasil uji Barge
obat generik yang dibandingkan dengan produk brand name sebagai
originatornya. Berdasarkan hasil uji BABE tersebut kualitas obat
branded dan obat generik dapat disimpulkan praktis sama. Dengan
demikian tidak ada kompromi dalam hal khasiat, keamanan dan mutu
Untuk membuktikan khasiat obat generik sama dengan originatomya
maka diharuskan untuk melakukan uji bioequivalence/bioavailabilty
(BABE).
Result of bioequivalence study on DXM OGB Glimepiride
350
888 8 8
Serum concentration (mg/ml)
‘Time (hour)
yepiride
Gambar 26, Result of bioequivalence study on OXM OGB Glin
Kadar furosemid dalam serum
Produk, Kemasan dan Brand
Gambar 27, Perkembangan kadar rata-rata kaptopril dalam plasma
lawan setelah pemberian masing-masing
160: —o— Furosemid]
|i Lasix
4.20
$ ogo.
040.
0.00.
0 100 200 300 400 500
‘Waktu sampling (menit)
Gambar 28. Kurva rata-rata kadar furosemid dalam serum torhadap_
40 mg secara onProduk, Kemasan dan Brand
Berdasarkan bukti-buktiilmiah (evidence based) tersebut op,
a
generik mempunyai mutu yang sama dengan originatorya ya :
ng
brand name. Dengan demikian yang menjadi sebab mengapa dokter
Indonesia tidak suka menulis resep obat generik tidak berkaitan
dengan mutu obat generik tetapi berkaitan dengan strategi pemasaran,
Dokter Indonesia belum memiliki awareness yang memadai tentang
obat generik dan tidak memiliki pemahaman serta pengalaman yang
cukup tentang penggunaan obat generik. Di pasar, obat branded
melakukan promosi yang intens dan luas kepada dokter, sementara
obat generik hampir-hampir tidak melakukan promosi kepada dokter.
Obat branded mengalokasikan dana yang besar untuk melakukan
promosi kepada dokter, sementara itu obat generik yang dijual dengan
harga murah tidak menyediakan dana yang memadai untuk promosi
kepada dokter.
Obat generik di Indonesia diproduksi dengan kemasan yang
gama oleh semua produsen — masing-masing produsen tidak boleh
memiliki uniqueness untuk disampaikan kepada segmen market:
nya. Kebijakan ini tanpa disadari telah memposisikan obat generik
sebagai produk komoditas yang tidak memilki karakteristik spesifik
sesuai dengan produsennya. Obat generik yang “bermain di pasat
um pasar dan tidak dapat
ness — terlebi
branded.
at di
bebas" betapapun dia harus mengikuti huk:
dipaksakan penggunaannya. Dalam hal public aware’
dahulu obat generik sudah kalah satu langkah dengan obat
untuk meleks
1d meni
Nama kimia obat generik umumnya sangat susan
benak konsumen termasuk dokter. Sedangkan obat brande‘
1g Kuat.
nama yang mudah diingat dengan brand equity yan
eee
Source US Deperunent of Commerce
MIDAS (TN, Q42008,
Gambar 29, Penggunaan Obat Generik Di berbagai Negara
Kebijakan penetapan harga obat generik di Indonesia
didasarkan pada cost based yang ketat. Kebijakan ini kelihatannya pro
rakyat, tetapi sesungguhnya menciptakan ruang gerak yang sempit
bagi obat generik untuk ber-manuver di pasar. Dengan profit margin
yang sangat rendah maka obat generik kehilangan fleksibelitas di pasar
~ tidak cukup memiliki energi untuk bersaing dengan obat branded
Karena promosi obat generik yang sangat minim. Lebih dari itu yang
sangat krusial adalah obat generik kehilangan attractiveness baik bagi
Produsen, distributor maupun retail. Kalau_ supply chain obat generik
Sudah kehilangan added value maka sebetulnya yang dirugikan adalah
konsumennya, karena ketersediaan obat generik menjadi terancam.
Produsen dan distributor obat generik maupun apotik kehilangan daya
tarik untuk memproduksi, mendistribusikan dan menjual obat generik
a csaraeceavoap ilo aaaal
Dr. H. Sampurno, Fakultas Farmas| UGM: Manajomen Pemasaran FarmasiProduk, Kemasan dan Brand
Harga obat generik bak di Amerika Serikat maupun gj
Indonesia jauh lebih murah dibandingkan dengan obat brand name
sebagai originatornya. Namun berdasarkan data yang ada, harga
obat generik di Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan dengan gi
‘Amerika Serikat. Demikian pula profit margin obat generik di Usa
jauh lebih besar dibandingkan dengan di Indonesia. Ini berartiinseni
‘ekonomi obat generik di USA jauh lebih atraktif dibandingkan dengan gi
indonesia adalah Pemerintah lebih suka
Indonesia. Apa yang terjadi
memangkas harga obat generik yang sudah kelewat murah, Tabel 1
di bawah adalah perbandingan beberapa obat branded dan generik i
USA.
‘Tabel 1 Penggantian Branded Generic dengan Generic
Fels) = Mach) a) aa COMPARISON
io ei
Sie | omen son
High Blood Coreg 12.5mg sie Propranolol $19-$5
Prossure (carveto)) 20mg or 40mg
ee ee gos Lovastatin 2m $7
Depression Zoloft 25mg (sertraline) s103Fluoteine 20mg 7
‘Arthritis and Pain Calebex 100mg (celecoxib) $135 Ibuprofen 600ma 50
Heartburn Nexium (esomeprazole) s179PriosecoT? 817 *
ces on Conse apr Bet Bay ge oas CRBESBAIONE etal
“od by Woes Kaywer Healy, Phammacevtcal Aut Sut (2) For panpl who T= ce
Ths is a nonprescription ove a
Produk, Kemasan dan Brand
Banyak obat generik di Indonesia yang harganya tidak masuk
ga bahan baku, pengemas dan proses produksinya jauh lebih
akal. Hat
mahal dibandingkan dengan hargajualeceran diapotik. Akibatnya obat-
bat generik yang tergolong life saving drug menghilang dari pasaran
pat luminal dan diazepam yang banyak digunakan oleh dokter anak
peredaran karena pihak produsen tidak
sudah lama menghilang dat
sanggup memproduksinya Karena murahnya harga yang ditetapkan
olen Pemerintah. Harga eceran diazepam 2 mg di apotik hanya Rp.
26, per tablet, sedangkan luminal 30 mg_harganya Rp. 50,- . per
tablet.
Gambar 30, Rasio harga Obat Generik Dibanding Obat Branded
>_——
Dr. H. Sampurno, Fakultas Farmasi UGM: Manajemen Pemasaran FarmasiProduk, Kemasan dan Brand
Kemasan
Produk ditawarkan ke pasar harus dikemas dengan bay
dan memiliki daya tarik tersendiri yang dapat_mengundang minay
konsumen untuk membeli dan menggunakannya. Kotler menyebutkan
packaging sebagai P yang kelima dari marketing mix. Banyak pemasar
memberlakukan kemasan sebagai strategi produk maupun sebagai
marketing tool yang harus mendapat perhatian. Secara tradisiona
kemasan hanya dimaknai untuk mewadahi dan melindungi produ
Padahal sebenamya kemasan memiliki banyak fungsi untuk member
nilai tambah bagi attractiveness produk dengan desain dan warna yang
menarik serta deskripsi produk yang elegan sehingga mengundang
orang untuk membeli dan menggunakannya.
Perusahaan sangat menyadari kekuatan kemasan karena
dapat membuat konsumen secara instan mengenal nama perusahaan
atau brand. Dalam konteks ini desain kemasan mempunyai arti yang
penting karena kemasan adalah representasi dari citra perusahaan
maupun brand equity perusahaan. Dalam farmasi, kemasan termasuk
labeling mempunyai peran yang amat penting terutama untuk
kepentingan dan keselamatan konsumen sekaligus sebagai marketing.
‘obat diizinka"
formas
tool. Diantara aspek-aspek yang dinilai sebelum suatu
untuk boleh dipasarkan, adalah kelengkapan dan kebenaran in
yang terdapat pada label/kemasan obat.
Produk obat adalah produk yang sangat regu!
mencakup pengujian pada saat pra-pemasaran atau monitorin
produk tersebut diedarkan. Pemerintah berkewajiban untuk mes
praktek pemasaran yang)
konsumen tidak hanya terhadap praktek-
6 _"_—"_e
Produk, Kemasan dan Brand
aii tetapi juga terhadap Kemungkinan terjadinya berbagai kesalahan
pada waktu proses pengernbangan produk, manufakturing, peredaran
campai pada penggunaannya oleh konsumen
Labeling adalah _ terminologi
yang digunakan dalam industri farmasi
yang tidak hanya berisi informasi
yang ada di botol atau kemasan suatu
produk obat. Labeling berisi informasi
yang komprehensif mengenai_ khasiat,
keamanan dan mutu produk obat
tersebut yang perlu diketahui oleh
konsumen. Kualitas merujuk pada
Ketepatan komposisi Komponen obat
tersebut, kekuatan dan bentuk fisikalnya serta aturan bagaimana cara
menyimpan dan menangani obat tersebut. Khasiat merujuk kepada
Kondisi medis yang diindikasikan dan efek terapi dari penggunaan obat
{ersebut dengan dosis yang tepat untuk penggunaannya. Keamanan
(Safety) merujuk kepada potensi adanya efek samping, kontra indikasi
dan konsekuensi lainnya atas penggunaan obat tersebut.
o Label sesungguhnya merupakan petunjuk, balk untuk praktis
a
‘ ao maupun pasien. Dalam label terutama leaflet dapat kita
@hul informasi dengan narasi cukup jelas maupun data-data yang
di
GPetlukan oleh dokter, farmasis maupun pasien®®, Menurut laporan
= Diinonesia
2 afar obetyang sngetperting yang todapat dalam kemasan prod trmanuk
Yang bag cle apt kta peneranan ot hepaca pasion Dengan demi hrm
Deransaa!lenakap yang peru deta olch pasien, dbvang bogit soja" Mesa ada
‘Yang mewajBikan apotk menyerankan sogalanormas!tersebut kepada pastry,
eae eee er nea eine
Dr. H, Sampurno, Fakultas Farmasi UGM: Manajemen Pemasaran FarmasiProduk, Kemasan dan Brand
institute of Medicine (IOM) Amerika Serikat tahun 2006 yang berony
Preventing Medication Errors, disebutkan bahwa di Amerika Serta
setiap tahun terjadi lebih dari 1,6 juta Kejadian efek samping op
(Adverse Drug Events /ADEs) dimana lebih dari sepertiganya adalah
pasien rawat jalan dengan rnilai kerugtan sekitar US$ 1 milyar tay
tahunnya. Ditengarai masalahnya terutama adalah labeling obat ethca)
yang menyebabkan terjadinya kesalahan medikasi (medication errors
dan ADEs karena pasien tidak memahami dengan benar instru
ang
terdapat pada label obat. Oleh Karena itu kemampuan pasien untuk
mengerti dan faham terhadap instruksi yang terdapat pada label adalah
sangat kritikal. Disamping adanya fakta bahwa informasi yang ada
pada label kurang dipahami oleh pasien, para dokter dan farmasis é
‘Amerika Serikat tidak punya cukup waktu untuk memberikan konseling
mengenai obat yang akan digunakan oleh pasien yang bersangkutan.
Informasi obat yang terdapat di /eaflet yang ada dalam kemase?
obat seringkali dirasakan terlalu complicated bagi pasien evan
sehingga pasien sangat malas untuk membacanya. Padahal label 2"
semua informasi yang ada di leaflet tersebut telah dipersiapkan secare
serius oleh produsen yang bersangkutan dan dievaluasi secare cermat
Informasi yan?
idak hat
ada dalam kemasan itu sebenamya sangat bermantaat tidak ha "4
lis resep 0
adalat
oleh Tim Evaluasi yang ada di Badan Regulator! Obat.
untuk pasien tetapi juga untuk para dokter yang men
tersebut. Berbagai temuan di Amerika Serikat yang ilaporkal
sebagai berikut:
Produk, Kemasan dan Brand | 151
Jn mediation instructions
inadequate patient understand
Finding? Magee Inge is prevalent and a signifeantsafey concern.
ci of universal standards an regulabons fr madiation labeling &
finding? La yea for misunderstancing and medication err
vactces should guide al Ib! oontont and
jeans _-anovidonot-basod sot of prasas sould gud
eee format
instructions for use onthe container label ae espectaly inportant for
ae vont shout! be clear and concise, Language should be
no inpreve pation’ understanding fr safe ana ftctve use.
ranaings _Oruglaaling shout be viewed as pat f a ntagratog sytem of pat
ari amc knprovernents are needed beyond :he container la00, and
Information re consumer medication iforaion shoul bs targeted.
Finding ® heath care providers are not adequately communicating patents, ther
peat Smpant about prescbed modicnes. More training is nooded fo
rere bet practices Tor wing prescriouons anu! counseling pats
Finding 7 Support ig necessary for research 01 drug labeling and wo identty ‘Dest
practices for patent medication inforrration.
‘Sumber: Improving Prescription Drug Container Labeling in USA.
The American College of Physicians Foundation (2007).
Brand
Bagi produsen maupun konsumen, brand adalah bagian penting
dari suatu produk. Dengan brand, perusahaan dapat menawarkan
Produknya dengan cara yang paling mudah kepada konsumennya.
Dalam brand tersebut terdapat logo perusahaan dan nama dagang
yang dengan mudah dapat dikenali oleh konsumen. Sementara bagi
Konsumen, brand memberikan persepsi sekaligus informasi yang
dapat membantunya secara cepat untuk mengambil keputusan
Pembelian produk. Melalui brand yang telah dikenalnya, konsumen
‘apat melakukan penilaian sendiri secara personal terhadap suatu
Produk dengan brand tertentu.152
Produk, Kemasan dan Brand
Brand adalah merupakan isu penting dari strategi produk, pj
satu sisi disadari bahwa membangun brand adalah investasi jangia
panjang terutama untuk iklan, promosi dan pengemasan (packaging)
‘Ada beberapa perusahaan yang relatif mudah dalam membanguy
brand tetapi banyak perusahaan memerlukan investasi yang besar
dan waktu yang lama untuk membangun brand.
Pada sisi yang lain perusahaan
menyadari mengenai _ pentingnya
kekuatan brand dalam bisnis mereka
BUILDING BRAND
LEADERS Wy
/ Dalam banyak hal, brand memberikan
added value yang sangat besar
karena pada brand tersebut konsumen
memberikan persepsi dan makna
Managing ‘cycle of yang sering kali sangat powerful. Di
Brand and Market Leaders’ 47 bisa jadi ada dua produk yang
benar-benar sama kualitasnya tetaP!
sangat berbed®
menggunakan merk yang berbeda, harganya bisa
Produk-produk branded. untuk pakaian jadi, sepatu, t@S dan
i r
harganya jauh lebih mahal berlipat kali dibandingkan dengan P"
ang menatk
yang tidak memilki brand yang kuat, Suatu fenomena Ya)
an berjuta jut
adalah perusahaan sepatu Nike yang memasark ie
diseluruh dunia, ternyata perusahaan tersebut tidak mem
sama sekali. Produksi sepatu mereka lakuka!
banyak negara dan perusahaan tersebut hanya punyé
Nike udah mulal
tidak sama persis - yang disebut private labeling:
industri farmasi fenomena tersebut s
Produk, Kemasan dan Brand
ii memproduksi melall tol manufacturing di perusahaan manufaktur
lain kemusian dipasarkan dengan merk milk perusahaan tersebut
‘Apa yang disebut dengan brand? Brand adalah nama,
ieilah, signal, simbol, atau desain atau kombinasi dari semua itu
yang dimaksudkan sebagai identifikasi suatu produk atau jasa dar
perjualiprodusen untuk membedakan dengan pesaingnya (Kotler dan
‘Amstrong, 1991). Untuk alasan apa _perusahaan membuat brand?
‘Alasan yang paling utama sesungguhnya adalah agar perusahaan
mampu menjual produknya dengan harga yang tinggi dan mampu
bersaing di pasar secara berkelanjutan dan membedakannya dengan
pesaing (Wood, 2006). Oleh karena itu mengembangkan semua
aspek dari brand pada dewasa ini merupakan “grater strategic intent
(Robins, 2006). Brand yang kuat mesti dibangun di atas fondasi
kredibelitas (credible), diferensiasi (differentiated) dan sustainabiltas
(sustainable).
Ladasan utama adalah kredibelitas — harus memiliki kejelasan
apa yang melekat pada Brand tersebut, juga kejelasan
Mengenai visinya yaitu kemana arah_tersebut hendak dibangun dan
pa misi — yakni dengan cara-cara apa akan mencapai tujuannya.
Selain kredibel, harus_memi makna diferensiasi yang dapat
membedakannya dengan berbagai produk yang ada di pasar, harus
Japat memperkuat sustainabilitas produk karena kemampuannya
dalam merespons dinamika perubahan yang terjadi di pasar.
tentang
s Kepada konsumen, brand menyajikan fungsi penting dan
‘ember’ informasi tentang sumber atau pembuat dari produk tersebut.
fanajemen Pemasaran Farmasi
Dr. H. Sampumo, Fakultas Farmasi UG!Produk, Kemasan dan Brand
Karena pengalamannya dimasa lampau dengan suatu produk may,
konsumen dapat belajar banyak mengenal suatu produk. Mereka
akan menemukan mana yang dapat memuaskan kebutuhannya dan
mana yang tidak. Oleh karena itu dapat membantu konsumen untuk
membuat simplifikasi keputusan pemilihan produk. Dengan demikian
memberikan benefit baik kepada konsumen maupun perusahaan
(Keller , 2003)
Dengan terus meningkatnya biaya R&D khususnya pada
industri farmasi maka produk baru yang dihasilkan oleh R&D harus
dieksploatasi secara maksimal agar berhasil dipasarkan. Untuk
memperkuat pemasaran tersebut dapat dilakukan melalui branding
(Blackett dan Robins, 2001). Brand yang kuat (powerful) menurut
Blackett dan Robins (2001) mempunyai beberapa keunggulan
potensial antara lain ialah: 1) menciptakan platform untuk membentuk
hubungan dengan konsumen yang berbasis individual; 2) memberikan
diferensiasi kompetitif yang signifikan; 3) dapat melintasi batas-batas
negara dan pasar; dan 4) dapat mempengaruhi perilaku dan sikap
(behavior and attitudes).
Brand memiliki values yang mengandung makna kepercayaa"
a
konsumen terhadap brand tersebut dan konsumen menemukan se°2
intuili ketertarikan yang mempengaruhi keputusan pembelian merck?
Menurut Blackett dan Robins (2001) values dapat dikategorike”
sebagai berikut: 1) Nilai fungsional: ‘what the does for me; 2) wi
ekpresif: ‘what a says about me’; 3) Nilai sentral; what the ond
share at a fundamental level” yang baik memiliki kombinasi nilai-nil
tersebut dan hal ini banyak diketemukan contoh di farmasi-
a
Produk, Kemasan dan Brand | 155
Branding pada dasamya menciptakan hubungan yang baik
antara perusahaan dengan konsumen. Dalam konteks industri
farmasi, Konsumen lebih dimaknai sebagai dokter karena keputusan
pembelian dan penggunaan obat ethikal ada pada kewenangan
dokter, Namun dewasa ini terjadi perubahan dimana perusahaan
farmasi ingin berkomunikasi dengan keduanya: prescriber dan pasien.
Hal ini disadari karena masyarakat sekarang lebih menginginkan
peran yang semakin besar dalam pengelolaan kesehatannya. Di
‘Amerika Serikat dikenal ada direct - to — costumer advertising (DTC)
yang memperbolehkan (dengan aturan-aturan tertentu) untuk iklan
obat ethical langsung kepada konsumen. Untuk itu tentu saja brand
harus dapat berbicara dan menyampaikan pesan kepada dokter
sekaligus kepada konsumen. Nama produk harus komunikatif dan
dapat diinterpretasikan oleh konsumen dengan makna yang menarik
dan elegan. Contoh nama-nama obat yang “benefit-driven” antara
ialah Celebrex, Viagra, Allegra, Claritin, Enbrel dan Zestril
Celebrex bicara tentang pesan quality of life, memberikan
benefit kepada konsumen dan pada saat yang sama juga mempunyai
Perlautan makna ilmiah yaitu celecoxib. Dengan demikian nama
‘ersebut memberikan keseimbangan dalam penyampaian pesan
kepada dokter penulis resep dan pasien sebagai end-user. Cara
Pemberian nama yang mempertimbangkan pesan kepada the end user,
bukan Satu-satunya pendekatan yang digunakan dalam pemberian
"ama produk farmasi. Untuk produk-produk yang diresepkan di bagian
®Mergensi rumah sakit, penamaan lebih ditujukan untuk memberikan
“Mferensiasi terhadap produk pesaing. Memberikan nama-nama yang
————
OH ew eee rene ee caren FarmanProduk, Kemasan dan Brand
berkonotas’ ilmiah seringkali merupakan strategi yang tepat, unik dan,
i HYZAAR dan COZAAR, keduanya
distinctive, Obat antinipertens
menggunakan kode AA - Angionotension Antagonist ~ pada name,
nya (Robins, 2006).
Tigure Bar The an ccoding othe angotnsan antagonist brands My7aar
‘and Conar
COZARR HYZARR
(et pin wes) ert pots
decreas et)
Beberapa produk farmasi mempunyai awareness yang sangat
mengetahui kegunaan dari produk
pasar global dan publ
tinggi
dengan sebagai berikut:
CONSUMER AWARENESS OF PHARMA BRAND
VIAGRA 96% CLARITIN 89%
ALLEGRA 85% CELEBEX 81%
LieiTOR 78% PAXIL 50%
VIOXX 67% ZOCOR oT
PRILOSEC 63% | PREMPO 36
PPEMAHAMAN KONSUMEN ATAS BRAND
VIAGRA ERECTILE DYSFUNCTION) 73%
(CLARITIN (ANTIHISTANAIN) 20%
ALLEGRA (ANTIMISTAMIN) 05%
CELEDREX (ARTHRITIS ACUTE PAIN 01%
LIPITOR (CHOLESTEROLLOWERING) 76%
OXX (ARTHPITIS & ACUTE PAN) 81%
ZOCOR (CHOLESTEROL-LOWERING) 85%
Produk, Kemasan dan Brand
Di pasar Indonesia terdapat beberapa produk OTC yang
mempunyai brand yang memiliki awareness yang sangat kuat, Pada
tahun 2003 tercatat 10 produk OTC yang memilki brand terkuat,
ternyata sebagian besar adalah produk perusahaan farmasi domestik.
Untuk membangun brand dari produk-produk yang dikenal secara luas
oleh masyarakat tersebut, memerlukan waktu yang cukup lama sekitar
5 sampai dengan 8 tahun dengan investasi yang cukup besar.
Top 10 OTC Product —
[ share 23% i
%
Neel
1. Extra Joss tang Toedjoe
2. Pediasure Abbot
3. Hemaviton Jreng Tempo
4, Paramex Konimex
5. Promag Kalbe
6. Bodrex Tempo
7. Hemaviton Energy Tempo
8. Mixagrip Dankos
9. Calcium D Redoxon Roche
0. Neo Rheumacyl Tempo
Source : IMS /ITMA 3A - 2003
Sree
Dr. H. Sampurno, Fakultas Farmasi UGM: Manajomen Pemasaran FarmasiProduk, Kemasan dan Brand
Untuk membangun brand yang kuat, salah satu unsur
Yang
penting adalah bagaimana perusahaan memilih nama untuk
rr)
produk tersebut. Beberapa kriteria untuk memberikan nama p, ay
a
produk farmasi adalah sebagai berikut ta
Sesuai dengan preposisi
Relevan dengan semua target audience
Distinctive, unique dan memorable
Dari segi bahasa dapat diterima dan layak
Dapat menjamin masa depan produk
Dapat didaftarkan sebagai trademark
Dapat diterima oleh otoritas regulasi
NOMRONS