1
= rerata penurunan tekanan intra okuler kelompok Travoprost = 6,2mmHg
22
2
= rerata penurunan tekanan intra okuler kelompok Latanoprost 8,2 mmHg.
Perbedaan penurunan TIO antara 2 obat yang dianggap bermakna jika terdapat
perbedaan 2 mmHg.
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh jumlah sampel dalam tiap kelompok
minimal 23. Diperkirakan sampel DO 10% jadi jumlah sampel 25. Pada
30
pelaksanaannya dalam penelitian ini diperoleh sampel untuk masing-masing
kelompok 31 sampel.
III.4. Teknik Pengambilan Sampel
Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel dilakukan secara berurutan
(consecutive sampling)
III.5. Variabel Penelitian
Variabel bebas adalah kelompok dengan perlakuan tetes mata Travoprost
0,004% dan Latanoprost 0,05%.
Variabel tergantung adalah: TIO, efek samping lokal berupa hiperemi
konjungtiva dan mata sakit, pada pemeriksaan hari ke 7, hari ke 14, hari ke 21,dan
hari ke 28.
Variabel yang mempengaruhi TIO adalah umur, jenis kelamin, tekanan darah.
III.6. Batasan Variabel
1. Tekanan intra okuler merupakan suatu hasil pengukuran
dengan mempergunakan alat tonometri non kontak, dinyatakan dengan
mmHg. Di mana penurunan TIO adalah selisih dari TIO awal dan TIO
hari ke 7,14,21 dan 28
31
2. Umur, dinyatakan dalam tahun, dan bila lebih dari 6 bulan, dilakukan
pembulatan ke atas, sedang bila kurang dari 6 bulan dilakukan pembulatan
ke bawah
3. Jenis kelamin dinyatakan dalam Laki-laki dan Perempuan
4. Tekanan darah, diukur dengan Sfigmomanometer dan dinyatakan dalam
mmHg, dibedakan dalam kelompok tekanan darah sistolik dan diastolik
5. Efek samping lokal:
a. Rasa sakit, dinyatakan dengan ya dan tidak. Dinyatakan ya apabila
pasien mengeluh mata pedih, berair, merah atau salah satunya.
b. Hiperemi konjungtiva dilakukan dengan gradasi, menurut Pande,
dengan gradasi : 0=tidak ada hiperemi, 1=hiperemi pada area
<30% konjungtiva, 2=hipermi pada area <30% konjungtiva,
2=hiperemi pada area 30-50% konjungtiva, 3=hiperemi pada
area>50% konjungtiva
26
. Ukuran rasa sakit dan hiperemi
konjungtiva dinilai oleh 1 orang observer, dan dianalisis dengan uji
chi square
6. Ketaatan pasien, dinilai dari anamnesis baik dari pasien sendiri maupun
keluarganya, meliputi ketepatan pemakaian obat sesuai dengan aturan
pemakaian dan berapa kali pasien lupa meneteskan obat dalam seminggu.
7. Drop Out, jika pasien tidak hadir pada 2 kali kunjungan, atau menderita
inflamasi selama penelitian.
32
III.7. Jalannya Penelitian
Sebelum diberikan perlakuan pasien menjalani pemeriksaan status kesehatan
mata dengan pemeriksaan oftalmologis standar meliputi tajam penglihatan,
pemeriksaan segmen anterior dengan menggunakan slitlamp, pemeriksaan segmen
posterior dengan oftalmoskop direk, pemeriksaan lapang pandang dengan
perimetri,pengukuran TIO dengan menggunakan tonometri non kontak dan
gonioskopi untuk menentukan sudut trabekular meshwork. Hasil pengukuran TIO
yang didapatkan merupakan TIO awal (base line). Pemeriksaan tekanan darah sistolik
dan diastolik juga dilakukan.
Pasien lalu dibagi menjadi 2 kelompok secara acak, masing-masing berjumlah
16 pasien. Kelompok satu diberikan perlakuan awal berupa pemberian Travoprost
0,004% selama 28 hari dilanjutkan pemberian Latanoprost 0,05% selama 28 hari
setelah periode wash-out selama 1 bulan . Sebaliknya, kelompok kedua diberikan
perlakuan awal berupa pemberian Latanoprost 0,05% selama 28 hari dilanjutkan
pemberian Travoprost 0,004% selama 28 hari setelah periode wash-out selama 1
bulan. Masing-masing kelompok setelah wash out diperlakukan sebagai pasien
baru,yaitu dilakukan pengukuran TIO awal (base-line), dan diukur tekanan darahnya.
Baik Travoprost dan Latanoprost sama-sama diberikan 1x sehari 1 tetes pada malam
hari, yaitu sekitar jam 21.00. Pengukuran TIO dan pemantauan efek samping lokal
berupa hiperemia dan rasa sakit pada mata diperiksa serta dicatat pada waktu subyek
kontrol yaitu pada hari ke 7, 14,21,28. Pemeriksaan TIO seharusnya dilakukan sekitar
12 jam setelah pemberian kedua obat, namun pada penelitian ini pemeriksaan
33
dilakukan hanya pada hari yang ditentukan tetapi tidak dilakukan tepat 12 jam setelah
penetesan obat,melainkan disesuaikan dengan jam kedatangan pasien, hal ini
disebabkan antara lain oleh keterbatasan waktu pemeriksaan .
III.8. Skema Jalannya Penelitian
Subyek penelitian
Inklusi Eksklusi
Randomisasi
TIO awal TIO awal
Travoprost 0,004% Latanoprost 0,05%
-TIO (H+7,H+14,H+21,H+28) - TIO (H+7,H+14,H+21,H+28)
- Efek samping lokal - Efek samping lokal
Wash out 1 bulan
TIO awal TIO awal
Latanoprost 0,05 % Travoprost 0,004 %
-TIO (H+7,H+14,H+21,H+28) - TIO (H+7,H+14,H+21,H+28)
- Efek samping lokal - Efek samping lokal
Gambar 4. Skema Jalannya Penelitian
Sampel penelitian
34
III.9. Sarana Penelitian
1. Kartu optotip Snellen
2. Lampu celah
3. Ophtalmoskop direk merek Heine
4. Tonometer non kontak
6. Perimeter kinetik Goldman
7. Gonio Lens two mirror
8. Anestesi Topikal ;Pantokain 0,5% tetes mata
9. Antibiotik topikal ;kloramfenikol 1% tetes mata
10.Travoprost 0,04% tetes mata
11.Latanoprost 0,05% tetes mata
12.Surat persetujuan
13.Status penelitian
III.10. Analisis Statistik
1. Perbedaan rerata penurunan TIO antara 2 kelompok dianalisis dengan uji t
2. Frekuensi efek samping lokal dibandingkan di antara 2 obat menggunakan uji
Chi-Square
35
BAB IV
ORGANISASI DAN JADWAL PELAKSANAAN
IV.1. ORGANISASI
1. Dr. Retno Ekantini, SpM, M. Kes : Pembimbing I
2. Dr. Angela Nurini Agni, SpM, M.Kes : Pembimbing II
3. Dr. Evita Wulandari : Koordinator pelaksana
4. Paramedis di RJ I-IV RS Mata Dr.Yap dan : Pelaksana
RS DR Sardjito
IV.2. JADWAL PELAKSANAAN
Tahap Kegiatan
Jangka
Waktu
Persiapan
Proposal
1 bulan
Pengambilan Data
Rekruitmen pasien
Follow up pasien
9 bulan
Penyelesaian
Manajemen data
Analisis data
Pelaporan
2 bulan
36
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
V.1. Karakteritik subyek penelitian
Didapatkan 30 subjek yang telah memenuhi kriteria inklusi serta bersedia
menjadi naracoba dan bersedia memberikan persetujuan tertulis. Pada
pelaksanaannya didapatkan 2 orang pasien yang drop out dikarenakan yang
bersangkutan tidak dapat menjalani kontrol pada waktunya. Selain itu, setelah periode
wash out hanya terdapat 39 data sampel yang dapat dianalisis karena data yang lain
tidak memenuhi kriteria inklusi. Karakteristik subjek penelitian dapat dilihat pada
Tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Karakteristik subyek penelitian
No Karakteristik Demografi Kelompok
Travoprost
(n, %)
Kelompok
Latanoprost
(n, %)
P
1.
2.
3.
Jenis Kelamin
a. Pria
b. Wanita
Jumlah
Usia
a. 10-20 tahun
b. 21-30 tahun
c. 31-40 tahun
d. 41-50 tahun
e. 51-60 tahun
f. 61 70 tahun
Pasien Glaukoma Primer
Sudut Terbuka
Pasien Hipertensi Okuli
10 (50 %)
10 (50 %)
20 (100 %)
6 (30)
4 (20)
7 (35)
1 (5)
1 (5)
1 (5)
10 (50)
10 (50)
11 (58)
8 (42)
19 (100)
5 (26,3)
3 (15,7)
5 (26,3)
3 (15,7)
0 (0)
3 (26,3)
7 (36,8)
12 (63,2)
0,412
37
Tabel 2. Karakteristik Subjek Antara Dua Kelompok
TD
Kelompok A
Mean SD
Kelompok B
Mean SD
P
Rerata TIO awal
Rerata TD sistolik
Rerata TD diastolik
24,19 2,16 mmHg
118,67 13,02 mmHg
76,67 7,2 mmHg
25,33 3,84 mmHg
117,33 8,2 mmHg
76,33 5,5 mmHg
0,258
0,776
0,888
Keterangan : Kelompok A = kelompok Travoprost 0,004%
Kelompok B = kelompok Latanoprost 0,05 %
Pada table 1 tampak tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara jenis
kelamin dan usia pasien (p=0,412).
Rerata TIO sebelum perlakuan (baseline) pada kelompok Travoprost 0,004%
adalah 24,19 2,16 mmHg sedangkan rerata TIO pada kelompok Latanoprost 0,05 %
adalah 25,33 3,84 mmHg. Berdasarkan analisis statistik didapatkan nilai p=0,258
yang berarti perbandingan rerata TIO sebelum perlakuan antara kelompok Travoprost
0,004% dengan kelompok Latanoprost 0,05 % tidak menunjukkan perbedaan yang
bermakna.
Sejumlah faktor mempengaruhi TIO seperti jenis kelamin, umur, tekanan
darah, diabetes melitus, variasi diurnal, dan proses inflamasi
1,13.
Faktor variasi
diurnal dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Konstas dkk padatahun 2005
yang menyatakan bahwa travoprost lebih bermakna dalam menurunkan TIO pada
pagi hari dengan nilai sebesar 4,0 1,5mmHg dibanding malam hari dengan nilai
3,21,0mmHg (Pp=0,001)
16
. Pada penelitian ini tidak dibandingkan pengukuran pagi
dan malam hari, karena tergantung dari waktu kedatangan pasien.
38
Hasil analisis statistik rerata TIO baseline antara pasien pria dan wanita
didapatkan nilai p = 0,242 yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan TIO sebelum
perlakuan yang bermakna antara pria dan wanita dalam penelitian ini. Hasil analisis
statistik rerata TIO baseline antar kelompok umur didapatkan nilai p sebesar 0,409
yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan TIO sebelum perlakuan yang bermakna
antar kelompok umur. Terdapat 3 orang pasien dengan tekanan darah di bawah
normal (hipotensi), 2 orang pasien dengan tekanan darah di atas normal (hipertensi),
dan sisanya 25 pasien memiliki tekanan darah yang normal. Berdasar analisis statistik
tekanan darah sistolik dan rerata TIO baseline didapatkan nilai p sebesar 0,776 yang
berarti bahwa tidak didapatkan perbedaan TIO sebelum perlakuan yang bermakna
antar kelompok tekanan darah baik hipotensi, normal, maupun hipertensi. Sehingga
faktor jenis kelamin, usia, dan tekanan darah pasien sebagai salah satu kondisi yang
mempengaruhi TIO dapat diabaikan / dikendalikan.
V.2. Penurunan Tekanan Intra Okuler (TIO)
Hasil pengukuran tekanan bola mata (TIO) pada kelompok A (Travoprost
0,004%) dan kelompok B (Latanoprost 0,05%) yang dilakukan pada keadaan awal
(baseline) yaitu sebelum diberikan perlakuan, dan setelah perlakuan hari ke-7, 14, 21,
dan 28 dapat dilihat pada tabel 3.
39
Tabel 3. Perbandingan TIO antara Kelompok A dengan Kelompok B
Kelompok A
mmHg SD
Kelompok B
mmHg SD
P
TIO awal 24,19 2,16 25,33 3,84 0,258
TIO hari-7 17,80 3,70 17,65 2,87 0,884
TIO hari-14 15,13 3,24 16,24 2,24 0,217
TIO hari-21 14,58 3,29 15,77 2,37 0,201
TIO hari-28 14,25 2,96 14,84 2,81 0,526
Keterangan : Kelompok A = kelompok Travoprost 0,004%
Kelompok B = kelompok Latanoprost 0,05 %
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Awal hari ke-7 hari ke-14 hari ke-21 hari ke-28
Waktu Pemeriksaan
T
I
O
Travoprost
0,004%
Latanopro
st 0,05%
Grafik 1. Perbandingan Tekanan Intra Okuler Sebelum dan Setelah Perlakuan
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dubiner, et al pada tahun 2004
yang membandingkan efikasi penurunan TIO diurnal antara Latanoprost dan
Travoprost pada 21 pasien POAG yang belum mendapat pengobatan di mana TIO
rata-rata 21-26mmHg selama periode 24 jam. Setelah mendapat terapi rata-rata TIO
40
pada kelompok Travoprost 13,1 mmHg dengan standar deviasi 2,1 mmHg.
Sedangkan pada kelompok Latanoprost rata-rata TIO 16,0 mmHg dengan standar
deviasi 2,4 mmHg
15
. Pada penelitian ini rerata TIO yang diukur pada hari ke 7
setelah perlakuan pada kelompok Travoprost 0,004% adalah 17,80 3,70 mmHg
sedangkan rerata TIO pada kelompok Latanoprost 0,05 % adalah 17,65 2,87
mmHg. Berdasarkan analisis statistik uji -t didapatkan nilai p=0,884 yang berarti
perbandingan rerata TIO pada hari ke-7 setelah perlakuan antara kelompok
Travoprost 0,004% dengan kelompok Latanoprost 0,05 % tidak menunjukkan
perbedaan yang bermakna..
Rerata TIO yang diukur pada hari ke 14 setelah perlakuan pada kelompok
Travoprost 0,004% adalah 15,13 3,24 mmHg sedangkan rerata TIO pada kelompok
Latanoprost 0,05 % adalah 16,24 2,24 mmHg. Berdasarkan analisis statistik uji t
didapatkan nilai p=0,217 yang berarti perbandingan rerata TIO pada hari ke-14
setelah perlakuan antara kelompok Travoprost 0,004% dengan kelompok Latanoprost
0,05 % tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna..
Rerata TIO yang diukur pada hari ke 21 setelah perlakuan pada kelompok
Travoprost 0,004% adalah 14,58 3,29 mmHg sedangkan rerata TIO pada kelompok
Latanoprost 0,05 % adalah 15, 77 2,37 mmHg. Berdasarkan analisis statistik
didapatkan nilai p=0,201 yang berarti perbandingan rerata TIO pada hari ke-21
setelah perlakuan antara kelompok Travoprost 0,004% dengan kelompok Latanoprost
0,05 % tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna..
41
Rerata TIO yang diukur pada hari ke 28 setelah perlakuan pada kelompok
Travoprost 0,004% adalah 14,25 2,96 mmHg sedangkan rerata TIO pada kelompok
Latanoprost 0,05 % adalah 14,84 2,81 mmHg. Berdasarkan analisis statistik
didapatkan nilai p=0,526 yang berarti perbandingan rerata TIO pada hari ke-28
setelah perlakuan antara kelompok Travoprost 0,004% dengan kelompok Latanoprost
0,05 % tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna..
Dapat dilihat juga pada tabel 2 bahwa rerata TIO terendah didapatkan pada
pemberian Travoprost 0,004% dan Latanoprost 0,05 % setelah 28 hari yaitu sebesar
14,25 mmHg dengan Travoprost 0,004% dan 14,84 mmHg dengan Latanoprost
0,05 %.
Efektivitas Travoprost 0,004 % dan Latanoprost 0,05 % dalam pengobatan
glaukoma ditunjukkan dengan pengaruhnya dalam menurunkan tekanan intraokuler
(TIO). Perbandingan penurunan TIO antara Travoprost 0,004 % dengan Latanoprost
0,05 % dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Perbandingan Penurunan TIO antara Travoprost dan Latanoprost
Penurunan TIO Kelompok A
mmHg (%)
Kelompok B
mmHg (%)
P
TIO awal-hari ke 7 7,53 5,59 (27,03) 6,54 2,78 (29,72) 0,487
TIO awal-hari ke 14 10,20 4,79 (32,86) 7,95 2,85 (40,27) 0,080
TIO awal-hari ke 21 10,75 4,43 (34,80) 8,42 2,71 (42,44) 0,540
TIO awal-hari ke 28 11,08 4,20 (38,65) 9,35 2,80 (43,74) 0,140
Kelompok A = Kelompok Travoprost 0,004%
Kelompok B = Kelompok Latanoprost 0,05%
42
Rerata penurunan TIO dari baseline (awal) sampai 7 hari setelah perlakuan
pada kelompok Travoprost 0,004 % adalah 7,53 5,59 mmHg atau sebesar 29,72 %
sedangkan pada kelompok Latanoprost 0,05 % adalah 6,54 2,78 mmHg atau
sebesar 27,03 %. Berdasarkan analisis statistik didapatkan p = 0,487 yang berarti
rerata penurunan TIO dari baseline (awal) sampai 7 hari setelah perlakuan antara
Travoprost 0,004 % dan Latanoprost 0,05 % tidak menunjukkan perbedaan yang
bermakna.
Rerata penurunan TIO dari baseline (awal) sampai 14 hari setelah perlakuan
pada kelompok Travoprost 0,004 % adalah 10,20 4,79 mmHg atau sebesar 40,27 %
sedangkan pada kelompok Latanoprost 0,05 % adalah 7,95 2,85 mmHg atau
sebesar 32,86 %. Berdasarkan analisis statistik didapatkan p = 0,080 yang berarti
rerata penurunan TIO dari baseline (awal) sampai 14 hari setelah perlakuan antara
kelompok Travoprost 0,004 % dan kelompok Latanoprost 0,5 % tidak menunjukkan
perbedaan yang bermakna.
Rerata penurunan TIO dari baseline (awal) sampai 21 hari setelah perlakuan
pada kelompok Travoprost 0,004 % adalah 10,75 4,43 mmHg atau sebesar 42,44 %
sedangkan pada kelompok Latanoprost 0,05 % adalah 8,42 2,71 mmHg atau
sebesar 34,80 %. Berdasarkan analisis statistik didapatkan p = 0,540 yang berarti
rerata penurunan TIO dari baseline (awal) sampai 21 hari setelah perlakuan antara
kelompok Travoprost 0,004 % dan kelompok Latanoprost 0,5 % tidak menunjukkan
perbedaan yang bermakna.
43
Rerata penurunan TIO dari baseline (awal) sampai 28 hari setelah perlakuan
pada kelompok Travoprost 0,004 % adalah 11,08 4,2 mmHg atau sebesar 43,74 %
sedangkan pada kelompok Latanoprost 0,05 % adalah 9,35 2,8 mmHg atau sebesar
38,65. %Berdasarkan analisis statistik didapatkan p = 0,140 yang berarti rerata
penurunan TIO dari baseline (awal) sampai 28 hari setelah perlakuan antara
kelompok Travoprost 0,004 % dan kelompok Latanoprost 0,5 % tidak menunjukkan
perbedaan yang bermakna.
Berdasar analisis statistik didapatkan bahwa baik Travoprost 0,004 % maupun
Latanoprost 0,05 % dapat menurunkan TIO penderita glaukoma sudut terbuka primer
dan hipertensi okuler secara bermakna pada perlakuan hari ke 7, 14, 21, maupun 28.
Puncak penurunan TIO baik pada kelompok Travoprost 0,004 % dan Latanoprost
0,05 % terjadi pada hari ke 28 setelah perlakuan bila dibandingkan dengan hari ke 7,
14, maupun ke 21 yaitu sebesar 9,35 mmHg pada perlakuan Travoprost 0,004% dan
sebesar 11,08 mmHg pada perlakuan Latanoprost 0,05 %.
Dari perhitungan awal penelitian diasumsikan bahwa perbedaan penurunan
TIO antara 2 obat yang dianggap bermakna jika terdapat perbedaan 2 mmHg.
Namun, hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan rerata penurunan TIO yang
bermakna antara kedua perlakuan sebesar 1,44 mmHg yang dapat diartikan secara
klinis tidak bermakna.
Hasil penelitian ini dapat dibandingkan dengan pilot study yang dilakukan
Dubiner dkk. Mereka mendapatkan bahwa Travoprost secara bermakna dapat
44
menurunkan tekanan intraokuler (TIO) pasien pada berbagai waktu pengukuran
selama 2 minggu setiap pukul 8.00,dan sesudah 2 minggu setiap 4 jam, 36 jam,60
jam, dan 84 jam, setelah pemberian dosis terakhir dengan penurunan sebesar 10,4
[2,7] mmHg dan rata-rata TIO 13,1(2,1)mmHg (p<0,001)
15
. Netland dkk dari The
Travoprost Study Group juga melakukan penelitian selama 12 bulan, di mana
didapatkan bahwa pemberian Travoprost 0,004 % dalam menurunkan tekanan intra
okuler pasien POAG dan hipertensi okuler lebih baik dibandingkan dengan
latanoprost 0,05% dan timolol 0,5 % dengan penurunan sebesar 7,35 mmHg pada
Travoprost dan 7,15 mmHg pada Latanoprost (p= 0,0191)
14
.
Hasil penelitian pilot study yang dilakukan Dubiner dkk juga mendapatkan
bahwa Travoprost secara bermakna lebih baik daripada Latanoprost yang diukur pada
jam 8 malam sebelum dosis terakhir dengan perbedaan rerata penurunan TIO antara
kedua perlakuan sebesar 2,5 mm (p=0,041) dan pada jam 8 malam (24 jam setelah
dosis terakhir) dengan perbedaan rerata penurunan TIO antara kedua perlakuan
sebesar 3,3 mmHg (p=0,006)
15
. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil
penelitian ini dimana tidak terdapat perbedaan bermakna antara Travoprost dan
Latanoprost pada rerata penurunan TIO antara kedua perlakuan.
V.3. Efek Samping Lokal
Efek samping lokal pemberian Travoprost 0,004 % yang paling sering berupa
hiperemi ringan sampai sedang, diikuti efek samping lain seperti penglihatan kabur,
nyeri, rasa tidak nyaman, mengganjal, keratitis, blepharitis dan rasa gatal yang dapat
menghilang secara perlahan tanpa pengobatan, serta perubahan warna iris oleh karena
45
peningkatan melanosome (pigmen granule) pada melanosit
8,12
. Sementara dalam uji
klinis efek samping pemberian Latanoprost 0,05 % yang paling sering terjadi selama
pemberian berupa hiperemi konjungtiva, diikuti rasa panas, pedih, gatal, kabur, dry
eye, perubahan warna iris, hipertrikosis dan hiperpigmentasi pada bulu mata
5,6,7,15
.
Efek samping lokal yang ditemukan pada penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5.Perbandingan Efek Samping Lokal Travoprost 0,004 % dan Latanoprost 0,05%
Efek Samping Travoprost 0,004 %
(n, %)
Latanoprost 0,05 %
(n, %)
p
Hiperemia
Grade 1
Grade 2
Grade 3
Jumlah
5 (25)
3 (15)
1 (5)
9 (45)
3 (15,8)
0 (0)
1 (5)
4 (21)
0,964
Rasa Sakit 6 (30) 3 (15,8) 0,552
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa pemberian Travoprost 0,004 % menyebabkan
hiperemia pada 9 pasien (45 %) yaitu grade 1 sebanyak 5 orang, grade 2 sebanyak 3
orang dan grade 3 sebanyak 1 orang; sedangkan pemberian Latanoprost 0,05 %
menyebabkan hiperemia pada 4 pasien (21 %) yaitu grade 1 sebanyak 3 orang, grade
2 tidak didapatkan, dan grade 3 sebanyak 1 orang. Rasa sakit dirasakan oleh 6 pasien
(30 %) pada pemberian Travoprost 0,004 % dan 3 orang (15,8 %) pada pemberian
Latanoprost 0,05 %. Berdasar analisis statistik tidak didapatkan perbedaan yang
46
bermakna dalam efek samping lokal pada pemberian kedua obat ini baik Travoprost
0,004 % maupun Latanoprost 0,05 % (p = 0,964 untuk hiperemia dan p = 0,552 untuk
rasa sakit). Hasil penelitian ini berbeda dengan studi yang dilakukan Stewart dkk.
Pada tahun 2002 di mana latanoprost kurang signifikan dalam memberikan efek
samping berupa hiperemia dibanding Travoprost dan Bimatoprost(p=0,03)
27
.
Adapun efek samping lokal lain seperti perubahan warna iris, hipertrikosis
dan hiperpigmentasi bulu mata tidak didapatkan pada naracoba dalam penelitian ini
oleh karena efek yang disebutkan di atas merupakan efek lokal jangka panjang,
sedangkan penelitian ini hanya dilakukan dalam kurun waktu yang relatif singkat
yaitu 28 hari.
47
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
Travoprost 0,004 % dan Latanoprost 0,05 % mempunyai hasil guna yang
sama dalam menurunkan TIO pada penderita glaukoma primer sudut terbuka dan
hipertensi okuler. Kelompok Travoprost 0,004 % mengalami rerata penurunan TIO
sebesar 7,53 mmHg (29,72 %); 10,20 mmHg (40,27 %); 10,75 mmHg ( 42,44 %);
dan 11,08 mmHg (43,74 %); sedangkan pada kelompok Latanoprost 0,05 % adalah
6,54 mmHg (27,03 %); 7,95 mmHg (32,86 %); 8,42 mmHg (34,80 %); dan 9,35
mmHg (38,65 %) masing-masing pada hari ke 7, 14, 21, dan 28 setelah pengukuran
TIO awal, di mana tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antara 2 kelompok
obat. Penurunan TIO pada kedua perlakuan tersebut paling besar didapatkan pada 28
hari setelah pemberian obat.
Efek samping lokal jangka pendek pada konjungtiva, yaitu hiperemia dan rasa
sakit pada pemberian Travoprost 0,004 % dibandingkan dengan Latanoprost 0,05 %
tidak berbeda secara bermakna (p>0,005), sehingga diperlukan penelitian lebih lama
untuk mengetahui efek samping kedua obat dalam jangka panjang.
48
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
1. Basic and Clinical Science Course. American Academy of
Ophtalmology.2001-2002.10:3-29.
2. Klopfer,J and Paikowsky,S.J. Epid and Clin Impact of the Glaucomas.
Primary Care of the Glaucomas .Appleton and Lange, New Jersey. 1993;7-21.
3. Tarek M.E and Spaeth G.L. The Glaucomas, Concept and Fundamental.
Lippincott, William & Wilkins, Philladelphia. 2000
4. Krupin T, Shields B, Ritch R. The Glaucomas, Glaucoma Therapy. Mosby,
St.Louis Missiouri. 1996; 2
5. Alm,A., Kaufman,P.L, Kitazawa Y., Lutjen Drecoll E., Stjernschantz J.,
Weinreb R.N. Uveoscleral Outflow, Biology and Clinical Aspects. Mosby
International Limmited, London. 1998
6. Waugh J and Jarvis B. Travoprost. Adis New Drug Profile.2002 ; 19 (6)
465-471.
7. Perry C.M., McGavin J.K., Culy C.R., Ibbotson T. Latanoprost. An Update of
its use in Glaucoma and Ocular Hypertension. Adis New Drug Profile. 2003;
20 (8) 465-471
8. Larsson I.L. Intraocular Pressure over 24 hours after single-dose
administration of Latanoprost 0,005% in Healthy Volunteers. A Randomized,
double-masked,placebo controlled, cross over single center study. Acta Oph.
Scand.2001; 79:567-571
9. Zimmerman T. J., Stewart W.C. Intraocular Pressure, Safety, and Quality of
Life in Glaucoma Patients Switching to Latanoprost from Monotherapy
Treatments. J. of Oph. 2003;19
10. Camras C.B., Eisenberg D.L. A Preliminary Risk Benefit Assessment of
Latanoprost and Unoprostone in Open-Angle Glaucoma and Ocular
Hypertension.Review Article, Drug Safety, Jun1999; 20(6) 505-514.
11. Hellberg, M.R., Sallee V.L., McLaughlin M.A.,Sharif N.A., Densatis L., Dean
T.R., Zinke P. Preclinical Efficacy of Travoprost, a Potent and Selective FP
Prostaglandin Receptor Agonist. J. of Ocul. Pharmacol. Ther. 2001;.17(5):
421-432
12. Muchnick B.G and Gurwood A.S. The Optic Nerve in Clinical
Practice.Butterworth-Heinemann, Newton,MA .1997
13. Netland P, Landry T, Sullivan K, Andrew R, Silver L, Weiner A, et al.
Travoprost Compared With Latanoprost and Timolol in
Patients With Open angle Glaucoma or Ocular Hypertension. American
J. of Ophtalmol. October 2001;132:472-484.
14. Richard K.P., Palmberg P., Wang P.S A Comparison of Latanoprost,
Bimatoprost and Travoprost in patients with levated intraocular pressure : A
49
12 weeks randomized, masked evaluator multicenter Study. Pharmada
Corporation, New Jersey,USA. May 2003;135:688-703
15. Dubiner,H.B.,Sircy M,Landry T,Bergamini M.V.W.,Silver L.H.,Turner F D,
Robertson S, Andrew R.M., Przydryga J. Comparison of the diurnal Ocular
Hypotensive Efficacy of Travoprost and Latanoprost Over a 44-Hour Period in
Patients with Elevated Intra Ocular Pressure. Clinical Therapeutics. Excerpta
Medica. 2004;26(1).
16. Anastasios G.P.K, Dimitrios M, Konstantinos K, Jessica N.J.,William C.S. 24-
Hour Intraocular Pressure Control Obtained with Evening-versus Morning
Dosed Travoprost in Primary Open Angle Glaucoma. Pharmaceutical
Research Network, Charleston, South Carolina.October 2005;113:446-450.
17. Gani T.A. Perbandingan Penurunan Tekanan Intra Okuler Antara
Latanoprost 0,005% (Xalatan ) dengan Kombinasi Latanoprost 0,005%
(Xalatan) dan Pilokarpin 2% (Cendocarpine 2% ) pada POAG dan
Hipertensi Okuler.Proposals thesis. Gajah Mada University,Yogyakarta,2003
18. Xu S.X., Sharif N.A., Kelly C.R., Crider J.Y., Williams G.W. Ocular
Hypotensive FP Prostaglandin (PG) Analogs: PG Receptor Subtype Binding
Affinities and Selectivities, and Agonist Potencies at FP and Other PG
Receptors in Cultured Cells. J. of Ocul. Pharmacol. Ther. 2003;19( 6).
19. Higginbotham E.J.and Lee D.A. Clinical Guide to Glaucoma
Management.Butterworth-Heinemann.2004.
20. Abdel Latif A.A., Ansari H.R, Davis A.M., Kaddour-Djebar I. Effects of
Prostaglandin F
2
and Latanoprost on Phosphoinositide Turnover, Myosin
Light Chain Phosphorylation and Contraction in Cat Iris. J. of Ocular Pharm.
and Therap. 2003.19(3).
21. Kaufman P.L.and Mittag T.W. Glaucoma, Textbook of Ophtalmology.
Mosby, London. 1994;7
22. Hodapp E., Parish II R.K., Anderson D. R. Clinical Decisions in Glaucoma .
Mosby , St. Louis, Missouri. 1993
23. Tamada Y., Taniguchi T., Murase H., Yamamoto T., Kitazawa Y. Intraocular
Pressure-Lowering Efficacy of Latanoprost in Patients with Normal-Tension
Glaucoma or Primary Open Angle Glaucoma. J. of Ocul Pharmacol. Ther.
2001;17(1)
24. Linden C and Alm A. Analog prostaglandin in the Treatment of Glaucoma.
Review Article , Drugs and Aging. May 1999;14(5) : 387-398.
25. Sharif NA; Kelly CR; Crider J.Y. Agonist Activity of Bimatoprost,
Travoprost,Latanoprost, Unoprostone Isopropyl Ester and other Prostaglandin
Analogs at the Clone Human Ciliary Body FP Prostaglandin Receptor. J. of
Ocul. Pharmacol. Ther. 2002;18(4): 313-324.
26. Boyd B.F., Luntz M. Innovation in the Glaucomas, Etiology, Diagnosis, and
Management. Highlight of Ophtalmology , Columbia. 2002
50
27. Stewart,W.C., Kolker A.E, Stewart JA., Leech J, Jackson AL. Conjunctiva
Hyperemia in healthy subjects after short-term dosing with latanoprost,
bimatoprost, and travoprost .St Louis, Missouri, USA.2002;135:314-20.
LEMBARAN INFORMED CONSENT
Glaukoma adalah salah satu penyakit mata yang dapat menimbulkan
kerusakan syaraf penglihatan dengan tekanan intraocular yang tinggi sebagai salah
satu factor risiko. Pada Glaukoma Primer Sudut Terbuka, tekanan intraocular
yang tinggi disebabkan oleh karena gangguan outflow humor aqueous, di mana
terjadi kerusakan trabekular meshwork. Di Indonesia Glaukoma merupakan
penyebab kebutaan nomor dua setelah katarak.
Glaukoma jenis sudut terbuka merupakan glaucoma yang terbanyak
prevalensinya, di mana penatalaksanaan glaucoma primer sudut terbuka dengan
obat anti glaukoma seperti -adrenergik antagonis, karbonik anhidrase inhibitor,
sediaan hiperosmotik, maupun parasimpatomimetik sering menimbulkan efek
samping baik lokal maupuin sistemik.
Tujuan penatalaksanaan Glaukoma adalah mencegah kerusakan syaraf
optik dengan cara menurunkan TIO sehingga terjadinya kebutaan reversibel dapat
dihambat Penderita glaukoma memerlukan pengobatan terus menerus seumur
hidup sedangkan obat yang digunakan bersifat individual. Pasien yang tidak
berespon terhadap pengobatan medikamentosa perlu dilakukan tindakan operasi.
Travoprost 0,04% dan Latanoprost 0,05% merupakan obat yang relatif
baru, golongan prostaglandin, menurunkan tekanan intraokular dengan cara
meningkatkan outflow transuveosklera dan mempunyai efek neuroprotektan.
Kedua obat tersebut diberikan 1 kali pada malam hari. Pada penelitian ini akan
diuji kemampuan kedua obat tersebut dalam menurunkan tekanan intraokular
yang efektif.
Apabila bapak ibu telah memahami uraian tersebut di atas serta
menyetujui mengikuti penelitian ini, kami akan sangat berterima kasih atas
kerjasama dan partisipasinya
SURAT PERSETUJUAN PENDERITA
Yang bertanda tangan dibawahi ini :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Pekerjaan :
Setelah mendapat penjelasan terperinci mengenai tujuan, manfaat dan hal-
hal yang mungkin terjadi dalam penelitian mengenai hasil guna penurunan TIO
pada pemberian Travoprost 0,004% dan Latanoprost 0,05% , dan setelah
mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai segala sesuatu yang
berhubungan dengan penelitian tersebut, maka dengan sukarela dan penuh
kesadaran tanpa paksaan menyatakan kesediaan saya untuk ikut dalam penelitian
tersebut.
Yogyakarta, .......................... 2005
Mengetahui:
Peneliti Yang Menyatakan
Dr. Evita Wulandari (.)
Form 1
FORMULIR PEMERIKSAAN AWAL
STATUS PASIEN
IDENTITAS
Nama : Umur :
Jenis Kelamin : Pekerjaan :
CM : No. Urut :
Pendidikan :
Anamnesis :
RPS : - Sejak kapan
- Riwayat pemakaian obat glaucoma
RPD : - Kelainan jantung ya / tidak
- Kelainan paru ya / tidak
- Riwayat operasi glaucoma ya / tidak
- Riwayat alergi sulfa ya / tidak
PEMERIKSAAN AWAL
OD OS
Visus :
Segmen anterior :
Lensa :
Fundus :
Tekanan bola mata :
Goniskopi :
Tekanan Darah : Nadi :
Schimer Test :
Form 2
FORMULIR EVALUASI HARI KE-1 (24 JAM)
PEMERIKSAAN SETELAH PERLAKUAN
OD OS
Visus :
Segmen anterior :
Lensa :
Fundus :
Tekanan bola mata :
Goniskopi :
Tekanan Darah : Nadi :
PEMERIKSAAN SISTEMIK
- Tekanan darah : ..........mmHg
- Denyut nadi : ...... x\menit
PEMERIKSAAN LOKAL
Hiperemia konjungtiva : Ada/ tidak
Rasa sakit pada mata : Ada/ tidak
Form 3
FORMULIR EVALUASI HARI KE-7
PEMERIKSAAN SETELAH PERLAKUAN
OD OS
Visus :
Segmen anterior :
Lensa :
Fundus :
Tekanan bola mata :
Goniskopi :
Tekanan Darah : Nadi :
PEMERIKSAAN SISTEMIK
- Tekanan darah posisi : ..........mmHg
- Denyut nadi :...... x\menit
PEMERIKSAAN LOKAL
Hiperemia konjungtiva: Ada/ tidak
Rasa sakit pada mata : Ada/ tidak
Form 4
FORMULIR EVALUASI HARI KE-14
PEMERIKSAAN SETELAH PERLAKUAN
OD OS
Visus :
Segmen anterior :
Lensa :
Fundus :
Tekanan bola mata :
Goniskopi :
Tekanan Darah : Nadi :
PEMERIKSAAN SISTEMIK
- Tekanan darah posisi : ..........mmHg
- Denyut nadi :...... x\menit
PEMERIKSAAN LOKAL
Hiperemia konjungtiva: Ada/ tidak
Rasa sakit pada mata : Ada/ tidak
Form 5
FORMULIR EVALUASI HARI KE-21
PEMERIKSAAN SETELAH PERLAKUAN
OD OS
Visus :
Segmen anterior :
Lensa :
Fundus :
Tekanan bola mata :
Goniskopi :
Tekanan Darah : Nadi :
PEMERIKSAAN SISTEMIK
- Tekanan darah posisi : ..........mmHg
- Denyut nadi :...... x\menit
PEMERIKSAAN LOKAL
Hiperemia konjungtiva: Ada/ tidak
Rasa sakit pada mata : Ada/ tidak
Form 6
FORMULIR EVALUASI HARI KE-28
PEMERIKSAAN SETELAH PERLAKUAN
OD OS
Visus :
Segmen anterior :
Lensa :
Fundus :
Tekanan bola mata :
Goniskopi :
Tekanan Darah : Nadi :
Schimer Test :
PEMERIKSAAN SISTEMIK
- Tekanan darah posisi : ..........mmHg
- Denyut nadi :...... x\menit
PEMERIKSAAN LOKAL
Hiperemia konjungtiva: Ada/ tidak
Rasa sakit pada mata : Ada/ tidak
Form 7