Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gastritis merupakan suatu peradangan pada dinding lambung. Kondisi gastritis


dapat disebabkan oleh beragam faktor yang berbeda, seperti obat anti-inflamatori non-
steroidal (NSAID) dan konsumsi alkohol secara berlebihan, serta penyalahgunaan obat-
obatan terlarang (seperti kokain). Lambung merupakan salah satu bagian dari sistem
pencernaan. Setelah mengalami proses pencernaan dalam mulut, makanan akan
mengalami proses pencernaan lebih lanjut dalam lambung.Di dalam lambung disekresi
asam lambung (HCl) yang akan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin, yaitu suatu
enzim proteolitik yang berguna mencernakan protein. Pada penderita ulkus ventrikuli
adanya pepsin yang aktif kemudian berinteraksi dengan luka ulkus akan menyebabkan
timbulnya rasa nyeri di bagian perut. Pada keadaan normal mukosa lambung tahan
terhadap asam dan pepsin. Aktivitas pepsin akan meningkat apabila keasaman lambung
meningkat.
Pengobatan gasrititis salah satunya adalah dengan menggunakan antasida.
Penggunaan antasida dapat menurunkan keaasaman lambung karena antasida merupakan
basa yang bereaksi dengan asam hidroklorida lambung untuk membentuk garam dan air
yang mengakibatkan pH lambung meningkat sehingga aktivitas pepsin menjadi berkurang
dan rasa nyeri ulkus akan hilang. Mekanisme kerja antasida yaitu dengan meningkatkan
pH lambung sampai sekitar pH 3-5, pada pH ini aktivitas pepsin berkurang. Tingginya pH
lambung (lebih dari pH 5 akan merangsang lebih kuat sekresi asam lambung, hal ini
sangat merugikan penderita.
Banyak tersedia antasida yang berbeda, kebanyakan mengandung aluminium
hiroksida (Al(OH)3), magnesium hidroksida (Mg(OH)2), simetikon dan kalsium karbonat
(Ca(CO)3). Antasida sendiri dibagi dalam 2 golongan yaitu antasida sistemik (misalnya
Natrium bikarbonat) dan antasida non-sistemik (misalnya: magnesium hiroksida,
aluminium hidroksida, dan kalsium karbonat). Sebagai formulator diperlukan berbagai
pertimbangan sehingga dapat menentukan bentuk sediaan yang paling tepat. Bentuk
sediaan yang tepat diperlukan supaya didapat efek sesuai dengan yang diinginkan. Dalam
praktikum ini, kelompok kami memilih bentuk sediaan suspensi per oral karena bahan
aktif yang tidak larut dalam air, akan tetapi stabil dalam air.

1
1.1 Rumusan Masalah

 Bagaimana merancang dan membuat formula sediaan suspensi antasida dengan


menggunakan bahan aktif Magnesium Hidroksida Mg(OH)2, Aluminium
Hidroksida Al(OH)3, Simeticone yang sesuai dengan persyaratan mutu ?
 Bahan tambahan apa saja yang sesuai dengan karakteristik fisika-kimia bahan
aktif?
 Evaluasi apa saja yang dilakukan untuk sediaan suspensi?

1.3 Tujuan
 Mahasiswa dapat menyusun rancangan formula antasida untuk sediaan likuida
dengan menggunakan bahan aktif Magnesium Hidroksida Mg(OH)2, Aluminium
Hidroksida Al(OH)3, Simeticone yang sesuai dengan persyaratan mutu.
 Mahasiswa dapat menentukan bahan tambahan yang sesuai dengan karakteristik
fisika-kimia bahan aktif.
 Mahasiswa dapat menentukan jenis evaluasi fisika-kimia dan penilaian terhadap
hasil sediaan suspensi.

1.4 Manfaat

Manfaat yang diberikan dengan menjalani praktikum ini, antara lain:


1. Memahami kerangka konseptual pembuatan suatu sediaan.

2. Memahami perhitungan dosis yang sesuai dengan kebutuhan pasien.

3. Mengetahui dan mampu melaksanakan pembuatan sediaan tertentu yang


memenuhi persyaratan mutu aman, efektif, stabil, dan dapat diterima.
Sehingga, didapatkan produk yang terjamin kualitasnya.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemilihan Bahan Aktif :

Gastritis

Penyebab : Gejala :
Stress, pola makan tdk teratur, Rasa mual-muntah, nyeri
kebiasaan merokok, minum ulu hati, rasa lemah,
minuman berakohol,banyak kembung, nafsu makan
makan asam dan pedas, efek menurun
samping obat misal : asipirin

Antasida

Kalsium Karbonat Al(OH)3 Mg(OH)2

keuntungan:
keuntungan: Sebagai salah satu golongan keuntungan:
dapat digunakan antasida yang dapat berfungsi tidak menyebabkan
sebagai suplement untuk menutupi tukak alkalosis metabolik ,
dan dapat diberikan lambung dengan suatu lapisan sebagai antasida yang
dengan antasida yang pelindung , Menetralkan asam bersifat laksatif , dapat
mengandung lambung , massa kerja lebih mengatasi konstipasi ,
magnesium panjang , tidak menyebabkan cepat di ekskresi melalui
Kerugian : alkalosisi metabolik , mudah ginjal, cepat bereaksi
Perlu perhatian pada dieliminasi lewat urin dengan HCl lambung.
penderita kelemahan Kerugian : Kerugian :
ginjal, memiliki efek Menyebabkan konstipasi Menyebabkan diare akibat
samping sedang ,penyempitan usus pada dosis efek kartatiknya, dapat
besar , hipercalciuria dengan terjadi hipermagnesia pada
resiko ostoemalacia , penderita penyakit ginjal ,
Mengurangi absorbsi vitamin iritasi mukosa
& tetrasiklin, daya kerja
lambat

3
Bahan aktif terpilih Al(OH)3dan Mg(OH)2
2.2 Bahan Aktif Terpilih

Al(OH)3

Dosis : Karakteristik fisiko- Karakteristik Persyaratan


1 g sehari kimia fisiko-kimia mutu
antara
makan dan
waktu tidur Kelarutan : pH Penetapan kadar :
(MD ed 36 Praktis tidak larut pH kering ≤ Titran dinatrium edetat buat
h.1706), dalam etanol dan air 10 dan bakukan.
300-500 mg ,larut dalam asam pH suspensi : Prosedur timbang seksama
(3-4x sehari) mineral encer dan 7,30-7,90 lebih kurang 2 g ,larutkan
(Remington alkali hidroksida, pH dalam dalam 15 ml asam klorida p
ed 17 h 179), larut dalam sorbitol sediaan oral : dengan pemanasan,
0,6 g segari (Wetting agent : 7,00-7,90 didinginkan dan masukkan ke
(dosis Propilenglikol dan pH larutan labu 500 ml ,ad sampai tanda
tunggal) sorbitol; 5,50-8,50 dengan aquadem . pipet 20 ml
(Farmakolog Suspending agent: Stabilitas: larutan kedalam gelas piala
i dan terapi Tylose) stabil dalam 250 ml tambahkan secara
edisi 5) asam mineral berurutan 25,0 ml titran
Bentuk :Serbuk encer dan dinatrium edetat dan 20 ml
amorf alkali dapar asam asetat amonium
hidroksida, asetat LP , panaskan hingga
Rasa : tidak berasa dapat rusak hampir mendidih selama 5
(Pemanis : karena enzim menit , dinginkan , tambahkan
Sukrosa) mikroba 50 ml etanol P dan 2 ml
Bau : tidak berbau (Pengawet : ditizon Lp .titrasi dengan zink
(Flavour : Oleum nipagin- sulfat 0,05 m LV sampai
Menthae nipasol) bewarna merah muda cerah
Piperitae) ,lakukan penetapan blangko
menggunakan 20 ml
Warna : putih aquadem .
1 ml titran dinatrium edetat
(MD ed 36 h 1706) 0,05 M setara dengan 3,900
mg Al(OH)3

4
Mg(OH)2

Dosis : Karakteristik fisiko- Karakteristik Persyaratan


1 g sehari kimia fisiko-kimia mutu
(MD ed 36
h.1743),
300-600 mg Kelarutan : pH Penetapan kadar :
(4x sehari) Praktis tidak larut pH suspensi : Prosedur timbang seksama
(Remington dalam etanol dan air 7,30-8,50 lebih kurang 400mg zat yang
ed 17 h 705) ,larut dalam asam pH dalam telah di keringkan, masukkan
encer sediaan : kedalam labu Erlenmeyer.
(Wetting agent : 7,00-8,60 Tambahkan dan larutkan
Propilenglikol dan (MD ed 28 h dalam 25,0 ml asam sulfat 1 N
sorbitol; 82) LV hingga larut sempurna.
Suspending agent: Stabilitas: Tambahkan merah metil LP
Tylose) Dipengaruhi dan titrasi kelebihan asam
cahaya,dapat dengan NaOH 1 N LV . dari
Bentuk :Serbuk rusak karena volume asam sulfat 1 N yang
ringan enzim digunakan ,kurangi volume
mikroba asam sulfat 1 N sesuai dengan
Rasa : tidak berasa (Wadah kandungan Kalsium dalam zat
(Pemanis : Primer : uji yang digunakan dalam
Sukrosa) Botol PK .perbedaan ini merupakan
Bau : tidak berbau Coklat, volume asam sulfat 1 N yang
(Flavour : Oleum Pengawet : setara dengan Mg(OH)2dalam
Menthae nipagin- zat uji yang digunakan.
Piperitae) nipasol) 1 ml H2SO4 1 N setara
dengan 29,16 mg
Warna : putih Mg(OH)2dan 20,04 Ca

(FI V h 792)

5
Simetikon

Dosis = Karakteristik Karakteristik Persyaratan


100-250 fisiko-kimia fisiko-kimia mutu
mg (3-4x
sehari)
(MD ed 36 Kelarutan : pH
h 1770) Tidak larut dalam air dan 4,40-4,60
etanol fase encer, larut
dalam kloroform, eter , Stabilitas:
dan benzena Dipengaruhi
Bentuk : cairan kental cahaya,dapat rusak
Rasa : tidak berasa karena enzim mikroba
(Pemanis : Sukrosa) (Wadah Primer : Botol
Bau : tidak berbau Coklat, Pengawet :
(Flavour : Oleum nipagin-nipasol)
Menthae Piperitae)

Warna : abu abu

6
Tabel 2.2.1 Matriks Pemilihan Bahan Aktif
Nama Efek Utama Efek Samping Indikasi Kontraindikasi
Bahan
Al(OH)3 Berikatan dengan Konstipasi, dosis Sebagai bahan Tidak
fosfat pada jalur tinggi dapat pembantu pada diperbolehkan
gastrointestinal menyebabkan vaksin untuk bayi, tidak
membentuk obstruksi intestinal, teradsorbsi, aman bagi
kompleks yang tidak pasien dengan diet antasida, untuk pasien porfiria
larut dan fosfat rendah dapat mengobati yang menjalani
mengurangi absorbsi terjadi hiperfosfatemia hemodialysis,
fosfat. Sebagai pengurangan fosfat pada pasien pasien gagak
antasida, dipakai disertai gagal ginjal ginjal kronis
untuk mengobati peningkatan kronis terutama anak-
hiperfosfotemia pada resorpsi tulang dan (Martindale 37th, anak
pasien gagal ginjal hiperkalsium urea p. 1856) (Martindale 37th,
kronis, atau juga dan dapat p. 1856)
pada menyebabkan
hiperparatiroidisme. resiko osteomalasia
(Martindale 37th, p. (Martindale 37th, p.
1856) 1855)
CaCO3 Berikatan dengan Konstipasi, Sebagai antasida Penderita gagal
fosfat membentuk flatulens dari untuk mengobati ginjal, penderita
kompleks yang tidak pelepasan CO2, pasien berhubungan
larut dan pada beberapa hiperfosfatemia dengan penyakit
mengurangi absorbsi pasien dosis dengan gagal hiperkalsemia
fosfat. Sebagai panjang/tinggi ginjal seperti
antasida, sebagai dapat kronis/hematiroi sarcoidosis,
suplemen kalsium menyebabkan disme sekunder penderita
dalam keadaan hipersekresi gastrik (Martindale 37th, dengan kalsium
defisiensi dan dan rebound asam, p.1864) calculi ginjal,
sebagai tambahan hiperkalsiumemia, dan pada pasien
dalam pengelolaan alkalosis pemakaian
osteoporosis. (Martindale 37th, p. asidosis
(Martindale 37th, p. 1863) (Martindale 37th,
1864) p. 1822)
Mg(OH)2 Bereaksi cukup Diare, Sebagai antasida Penderita
cepat dengan asam hipermagnesia dan mempunyai mistemia gravis
klorida di lambung pada pasien efek laksatif, dan penderita
membentuk gangguan ginjal, sebagai yang
magnesium klorida depresi pernafasan, suplemen mempunyai
dan air. Sebagai hilangnya reflex makanan dan gangguan ginjal
antasida dan tendon dalam penabah nafsu (Martindale 37th,
mempunyai efek (Martindale 37th, p. makan p. 1896)
laksatif (Martindale 1896) (Martindale 37th,
37th, p. 1896) p. 1896)

7
Simetikon Menurunkan Untuk
tegangan permukaan mengatasi
dan ketika flatulensi,
dikonsumsi oral dyspepsia dan
menyebabkan GERD.
gelembung udara (Martindale 36th,
pada lambung dan p. 1770)
usus bergabung,
- -
mengurangi flatulens
dan
ketidaknyamanan
abdomen akibat gas
dalam saluran
pencernaan yang
banyak (Martindale
37th, p. 1770)

Bahan Aktif Terpilih :


 Al(OH)3

alasan :

- Merupakan antasida non-sistemik sehingga tidak membuat alkadosis


sistemik

- Daya menetralkan lambung lambat, tapi duration of actionnya lebih


panjang

- Al(OH)3 bersifar demunlsen dan absorben

- Cocok untuk pasien gagal ginjal

 Mg(OH)2

alasan :

- Bila diberikan bersamaan dengan Al(OH)3 dapat mengatasi konstipasi

- On set of action cepat, duration of actionnya lambat. Mg(OH)2 tidak


bereaksi dan akan tetap berada di lambung dan menetralkan HCl yang
disekresi belakangan

- Cepat diekskresikan melalui ginjal

8
- Efek neutralisasinya lengkap (Farmakologi dan Terapi ed 4. 1995. P.502-
555)

 Simetikon

alasan :

- Untuk mengeliminasi gas yang terbentuk oleh asam lambung

- Dapat berfungsi sebagai anti flatulensi dengan cara mengeluarkan CO 2


yang dihasilkan dari reaksi pada lambung dengan membuangnya melalui
proses sendawa

2.3 Pemilihan Bentuk Sediaan :


Karakteristik Aluminium Hidroksida
Fisika Kimia
- Kelarutan : praktis tidak larut dalam air - Disimpan pada suhu kurang dari 300C
- pH : 7,3-7,9
dan etanol. Larut dalam asam mineral
- Tiap 100g Al(OH)3 suspensi ekivalen
encer dan larutan alkali hidroksida.
- Organoleptis: pH 3,6-4,4
Warna : Putih - Bisa ditambahkan peppermint oil,
Bau : Tidak berbau gliserin, sorbitol, sukrosa, sakarin,
Bentuk: Serbuk amorf
Rasa: Tidak berasa flavor agent, anti mikroba
(Martindale ed 28 p.73) (Martindale ed 28 p.73)

Karakteristik Magnesium Hidroksida


- Kelarutan: praktis tidak larut dalam air - Disimpan pada suhu kurang dari 25oC
- Mg(OH)2 bereaksi relative lebih cepat
dan etanol, larut dalam asam mineral
dengan HCl dalam lambung
encer
- Organoleptis membentuk MgCl+r usus halus
Warna: Putih
menjadi garam H2
Karakteristik Simetikon
Bau: Tidak berbau
Fisika - pH sediaan 7,3-8,5
Kimia
Bentuk: Serbuk
-Kelarutan: tidak larut dalam air dan - Inert(Martindale ed 28 p.73)
Rasa:praktis
Tidak berasa
(Martindale ed 28 p.82) - sekitar 30%-50%
- pH 4,4 - 4,6 ion Mg2+ diabsorbsi
etanol dehidrat, larut dalam 1:10
- disimpan
dari ususpada
haluswadah
menjaditidak
asamtembus
kloroform dan eter tetapi ada residu silicon - (Remington ed 18 p.777)
cahaya dan rapat pada suhu kurang
dioksida
-Organoleptis dari 40oC, lebih baik jika pada suhu
Warna: abu-abu 15oC-30oC
Bau: tidak berbau - simetikon merupakan campuran
Bentuk: cairan kental, tembus cahaya
Rasa: tidak berasa dimethicone yang terdiri dari silicon
(Martindale ed 28 p.1068) 9
dioksida yang berfungsi untuk
meningkatkan kekuatan defoaming
agent dari silicon
Bentuk Sediaan Terpilih :

Berdasarkan karakteristik fisiko-kimia maka dipilih bentuk sediaan supensi karena:

 Bahan aktif Al(OH)3, Mg(OH)2, dan simetikon praktis tidak larut air dan dikehendaki
dalam bentuk cair.
 Sebagai antasida, bentuk suspensi mula kerjanya lebih cepat dari pada bentuk tablet.
 Dalam bentuk sediaan suspensi, ukuran partikelnya kecil, sehingga luas permukaannya
besar, sehingga kontak dengan HCl meningkat dan efeknya menjadi lebih besar.

2.4 Pemilihan Bahan Pembantu Formula

1. Metil Selulosa (HPE ed 6 P.119)


Pemerian : Serbuk berwarna putih atau hampir putih, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : Dalam air tidak larut dan membentuk koloidal
Fungsi : Suspending agent

2. Sorbitol (HPE ed 6. P.679-680)


Pemerian : tidak berbau, warna putih/hamper tidak berwarna, kristal, serbuk
higroskopik.
Kelarutan : Larut dalam 1:0,5 air, 1:25 etanol 95%, 1:8,3 etanol 82%, 1:2,1 etanol
62%, 1:1,4 etanol 41%, praktis tidak larut dalam eter dan kloroform,
sedikit larut dalam methanol.
pH : 4,5-7
Fungsi : Penstabil, pemanis.
3. Nipagin (FI IV Hal : 551) & (FI III Hal : 378)
Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna/serbuk hablur putih tidak berbau, mempunyai
sedikit rasa terbakar.
Kelarutan : sukar larut dalam air, dalam benzena dan dalam karbon tetraklorida,
mudah larut dalam etanol dan dalam eter.
pH : 4-8
Fungsi : Zat pengawet
4. Nipasol (HPE ed 6. P. 396-397)
Pemerian : Berwarna putih, Kristal, tidak berbau, tidak berasa

10
Kelarutan : Larut dalam 1:4350 air 15oC, 1:225 air 800C, 1:110 propilenglikol 50%,
1:3,9 propilenglikol, 1:70 minyak kacang, 1:200 dalam gliserin
pH : 4-8
Fungsi : Zat pengawet
4. Propilenglikol (FI III Hal 534)
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis,
higroskopik.
Kelarutan : Dapat dicampur dengan air, dengan etanol (95%)P dan dengan kloroform
P, larut dalam 6 bagian eter P, tidak dapat bercampur dengan eter
minyak tanah P dan dengan minyak lemak.
Fungsi : Sebagai pelarut pengawet
5. Sukrosa (FI IV Hal : 762)
Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna, massa hablur atau berbentuk kubus, atau
serbuk hablur putih ; tidak berbau ; rasa manis, stabil di udara. Larutannya
netral terhadap lakmus.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air ; lebih mudah larut dalam air mendidih ;
sukar larut dalam etanol ; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
Fungsi : Pemanis

6. Peppermint oil
Fungsi : Sebagai perasa peppermint, untuk memenuhi acceptability dalam hal bau,
dan untuk menutupi bau yang tidak enak dari bahan aktif yang digunakan.

3. Persyaratan Mutu

Sediaan yang dibuat harus memenuhi persyaratan mutu yang sesuai dengan ketentuan
USP XXII & memperhatikan kriteria pendaftaran obat jadi Departemen Kesehatan RI.
Persyaratan mutu untuk bahan:
 Aman
Sediaan aman dipakai & tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan pada
pemakaian ( oral ) dan tidak boleh terjadi kenaikan toksisitas. Dikatakan aman bila
kadarnya tidak melebihi kadar yang tertera pada masing-masing monografi di Farmakope,
yaitu :
Al(OH)3 : Tidak kurang dari 76,5%

11
Mg(OH)2 : Tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari 100,5%
Simetikon : Tidak kurang dari 90,5% dan tidak lebih dari 99,0% polidimetilsiloksan, tidak
kurang dari 4% dan tidak lebih dari 7% silicon dioksida.

 Efektif
Dengan pemberian dosis sekecil mungkin sudah dapat menimbulkan efek terapi yang
optimum dalam waktu yang singkat dengan toksisitas & efek samping yang minimum
mampu mencapai site of reaction serta dapat berinteraksi dengan reseptor yang sesuai
selama waktu yang diperhitungkan ( USP XXII p.324 )

 Stabilitas Fisika : Sifat fisika permulaan ( asli ) termasuk penampilan, keseragaman,


viskositas, organoleptis harus tetap ( tidak berubah )dari mulai dibuat sampai ke
tangan pasien, meliputi : ( USP XXII p.1703 )
1. Berat jenis sediaan > berat jenis air.
2. Viskositas sediaan < viskositas air.
3. Aliran ( sifat alir ) : Non newtonian
4. Homogenitas partikel tersebar merata.

 Stabilitas Kimia
Secara kimia antara komponen tidak saling berinteraksi yang dapat menimbulkan
perubahan potensi, warna, pH, dan bentuk sediaan. Setiap bahan aktif mempunyai sifat
kimia yang tetap & kadar ataupun potensi yang sesuai dengan etiket dalam batas yang
telah ditentukan, meliputi: ( USP XXII p.1703 )
 pH stabil (rentang pH di mana stabil/pH optimum biasanya terletak di tengah-tengah
pH stabil).
 Untuk bahan aktif :
1. Al(OH)3, rentang pH : 7,3-7,9 (MD ed 28 p. 73)
2. Mg(OH)2, rentang pH : 7,3 – 8,5 (MD 36th , p. 82)
3. Simetikon, rentang pH : 3,0 – 10,0 (HPE 6th p. 619)

 Stabilitas Mikrobiologi

12
Tidak terjadi peruraian akibat pertumbuhan mikroba Sterilitas/resistensi terhadap
pertumbuhan mikroba tergantung pada spesifikasi sediaan yang diinginkan
(steril/nonsteril ). Jika mengandung zat antimikroba harus tetap efektif selama waktu yang
ditentukan.
Mikroorganisme yang tidak boleh ada dalam sediaan likuida ( Lachmann.p.468):
1. Salmonella sp.
2. Eschericia coli
3. Enterobacter sp.
4. Pseudomonas sp.
5. Proteolitik spesies dari Clostridium & Candida

 Stabilitas Farmakologi
Selama penyimpanan tidak terjadi perubahan efek teraupetik yan menyimpang dari yang
direncanakan/tujuan pengobatan. Efek teraupetik harus tetap ada ( tidak berubah ) dari
awal dibuat sampai ke tangan pasien. (USP XXII p.1703)

 Stabilitas Toksikologi
Tidak boleh menjadi bahan yang mungkin dapat meracuni jaringan lokal. Tidak boleh
menunjukkan adanya gejala kenaikan/perubahan toksisitas pada sediaan selama
penyimpanan dalam batas waktu tertentu.(USP XXII p.1703)

 Acceptable
Diartikan prediksi pemenuhan persepsi psikologi konsumen pemakai. Sediaan
mempunyai penampilan, bentuk, estetik yang baik dan menarik sehingga menumbuhkan
rasa senang dan nyaman pada pemakainya (USP XXI, p. 1346 – 1347)

4. Takaran/Dosis Bahan Aktif


a. Al(OH)3

Martindale 37th ed p. 1707: dewasa 1g/ hari.


Dosis anak terhadap
Usia Dosis (mg) Takaran
dosis dewasa
6 tahun 45,75 % 114,375
7 tahun 50 % 125

13
8 tahun 53,33 % 133,325 ½ sendok takar (2,5 ml)
9 tahun 56,66 % 141,65 Kandungan 100 mg
10 tahun 60 % 150
11 tahun 67,5 % 168,75
12 tahun 75 % x 250 mg 187,5
13 tahun 77,5 % 193,75 1 sendok takar (5 ml)
14 tahun 80 % 200 Kandungan 200 mg
15 tahun 85 % 212,5
16 tahun 90 % 225
≥ 17 tahun 100 % 250

Aturan pakai:
Umur 6-10 tahun: sehari 4x ½ sendok takar
Umur 11- ≥ 17 tahun: sehari 4x 1 sendok takar

b. Mg(OH)2

Martindale 37th, p. 1896 : 1 g/hari

Dosis anak terhadap


Usia Dosis (mg) Takaran
dosis dewasa
6 tahun 45,75 % 114,375
7 tahun 50 % 125
8 tahun 53,33 % 133,325 ½ sendok takar (2,5 ml)
9 tahun 56,66 % 141,65 Kandungan 100 mg
10 tahun 60 % 150
11 tahun 67,5 % 168,75
12 tahun 75 % x 250 mg 187,5
13 tahun 77,5 % 193,75 1 sendok takar (5 ml)
14 tahun 80 % 200 Kandungan 200 mg
15 tahun 85 % 212,5
16 tahun 90 % 225
≥ 17 tahun 100 % 250

14
Aturan pakai:
Umur 6-10 tahun: sehari 4x ½ sendok takar
Umur 11- ≥ 17 tahun: sehari 4x 1 sendok takar

c. Simetikon :

Martindale 37th, p. 1925 : 100 – 250 mg 3 – 4 kali sehari

Dosis anak
Rentang Dosis
Usia terhadap dosis Dosis Takaran
(mg)
dewasa
6 tahun 45,75 % 45,75 – 114,375 80,062
5
7 tahun 50 % 50 – 125 87,5 ½ sendok takar (2,5 ml)
8 tahun 53,33 % 53,33 – 133,325 93,372 Kandungan 80 mg
5
9 tahun 56,66 % 56,66 – 141,65 99,155
10 tahun 60 % 60 – 150 105
11 tahun 67,5 % x 100- 67,5 – 168,5 118,125
12 tahun 75 % 250mg 75 – 187,5 131,25
13 tahun 77,5 % 77,5 – 193,75 135,62 1 sendok takar (5 ml)
5 Kandungan 150 mg
14 tahun 80 % 80 – 200 140
15 tahun 85 % 85 – 212,5 148,25
16 tahun 90 % 90 – 225 157,5
≥17 tahun 100 % 100 - 250 175

Aturan pakai:

15
Umur 6-10 tahun: sehari 4x ½ sendok takar
Umur 11- ≥ 17 tahun: sehari 4x 1 sendok takar

Perhitungan volume kemasan :


 Pemakaian 4 kali sehari, 1 sendok takar (5 ml) selama 3 hari

 Volume skala kemasan = 60 ml

 Volume skala lab = 150 ml

Alasan kemasan :
 Volume 5 ml merupakan volume lazim digunakan pada anak-anak.

 Pembagian volume 5 ml masih bias ditolerir dalam pembagian dosis setengahnya.

 Volume 5 ml cukup efektif karena voume untuk 1 kali minum tidak terlalu besar dan
tidak terlalu kecil.

Perhitungan ADI

1. Nipagin dan nipasol


Dosis : 10 mg/kg BB per hari
Usia Bobot Dosis
ADI max (mg/m2) Takaran
(tahun) rata-rata (mg)
6 16 160
7 16,65 166,5
8 18,2 182 ½ takar (2,5 ml) 160 mg
9 20,45 204,5
10 21,95 219,5
11 24,3 243
× 10 mg/kg
12 27,65 276,5
13 30,85 308,5 1 takar (5 ml) 219,5 mg
14 35 350
15 40,4 404
16 42,40 424
≥17

Aturan pakai Nipagin:

16
Umur 6-10 tahun: 2,5 ml x 4 kali sehari x 0,18 % = 18 mg
Umur 11- ≥17 tahun: 5 ml x 4 kali sehari x 0,18% = 36 mg
Kesimpulan : kadar nipagin tidak melebihi ADI

Aturan pakai Nipasol:


Umur 6-10 tahun: 2,5 ml x 4 kali sehari x 0,02 % = 2 mg
Umur 11- ≥ 17 tahun: 5 ml x 4 kali sehari x 0,02% = 4 mg
Kesimpulan : kadar nipasol tidak melebihi ADI

2. Propilenglikol
Dosis : 25 mg/kg BB per hari
Usia Bobot Dosis
ADI max (mg/m2) Takaran
(tahun) rata-rata (mg)
6 16 400
7 16,65 416,25
8 18,2 455 ½ takar (2,5 ml) 400 mg
9 20,45 511,25
10 21,95 548,75
11 24,3 607,5
12 27,65 × 25 mg/kg 691,25
13 30,85 771,25 1 takar (5 ml) 800 mg
14 35 875
15 40,4 1010
16 42,4 1060
≥17

Aturan pakai:
Umur 6-10 tahun: 2,5 ml x 4 kali sehari x 3 % = 300 mg
Umur 11- ≥17 tahun: 5 ml x 4 kali sehari x 3% = 600 mg
Kesimpulan : Kadar Propilenglikol tidak melebihi batas ADI.

5. Penyusunan Formula Awal

Formula:
R/ Al(OH)3 6,3 g
Mg(OH)2 6,3 g

17
Simetikon 4,725 g
Tylose 1%
Sorbitol 6%
Propilenglikol 3%
Sukrosa 20 %
Nipagin 0,18 %
Nipasol 0,02 %
Peppermint oil 3-5 tetes
Aqua purificata ad 150 ml
m.f.l.a solution 150 ml

Penyususnan Formula Akhir

Jumlah Jumlah
Kadar Jumlah tiap Jumlah
Tiap dalam Skala
No Nama Bahan dalam takaran dalam Skala
Kemasan Besar (6000
% terkecil (5ml) Lab (150 ml)
(60 ml) ml)
200 mg + 5% 2,4 g + 5% 6 g + 5% 240 g + 5%
1 Al(OH)3
=210 mg = 2,52 g = 6,3 g = 252 g
200 mg + 5% 2,4 g + 5% 6 g + 5% 240 g + 5%
2 Mg(OH)2
= 210 mg = 2,52 g = 6,3 g = 252 g
150 mg + 5% 1,8 g + 5% 4,5 g + 5% 180 g + 5%
3 Simetikon
= 157,5 mg = 1,89 g = 4,725 g = 189 g
4 Sorbitol 6% 0,3 ml 3,6 ml 9 ml 360 ml
5 Tylose 1% 50 mg 0,6 g 1,5 g 60 g
7 Propilenglikol 3% 0,15 ml 1,8 ml 4,5 ml 180 ml
8 Sukrosa 30 % 1g 12 g 30 g 1200 g
9 Nipagin 0,18 % 9 mg 0,108 g 0,27 g 108 g
10 Nipasol 0,2 % 1 mg 0,012 g 0,03 g 1,2 g
Peppermint
11 q.s. q.s. q.s. 3-5 tetes q.s.
flavor
12 Aqua ad ad 5 ml ad 50 ml ad 150 ml ad 60.000 ml

6. Cara Pembuatan :
No Tahap Perlakuan Alat
.
1 Dikalibrasi botol coklat 60ml + beaker glass Beaker glass, gelas ukur, label
150ml
2 Dibuat sirup farmasetika Beaker glass, sendok tanduk, label,
a. ditimbang sukrosa 30 g kertas perkamen, mortir dan stamper
b. dikalibrasi air panas 15 ml Instrumen : timbangan digital
c. b+a aduk ad larut, di tunggu dingin
3 Dikalibrasi propilenglikol 1,35 ml Beaker glass, pengaduk kaca

18
4 Ditimbang nipagin 0,27 g Timbangan milligram, kaca arloji
5 3+4 diaduk ad larut Beaker glass
6 Dikalibrasi propilenglikol 0,15 ml Beaker glass, pengaduk kaca
7 Ditimbang nipasol 0,03 g timbangan milligram, kaca arloji
8 6+7 di aduk ad larut Beaker glass, pengaduk kaca
9 5+8 di campur ad larut (campuran pengawet) Beaker glass, pengaduk kaca
10 Dibuat mucilago Metil Selulosa (Tylose) : sendok tanduk, kertas perkamen,
a. ditimbang 1,5 gram mortir dan stamper, beaker glass
b. dikalibrasi air panas 45 ml
c. ditaburkan Tylose di air panas diamkan 15
menit. Dicampur ad homogeny
11 Ditimbang sorbitol 9 g beaker glass, gelas ukur, mortir dan
Kalibrasi botol coklat 60 ml dan beaker glass 150 ml
stamper
12 Ditimbang aluminium hidroksida 6,3 g Timbangan gram, kaca arloji
13 Ditimbang magnesium hidroksida 6,3 g Timbangan gram, kaca arloji
14 11+12+13 dicampur ad homogeny (campuran Pengaduk kaca, mortir, stamper,
Pembuatan mucilago Tylose : Ditimbang Ditimbang Ditimbang
1) Tylose 1,5 gram
Ditimbang Al(OH)3 6,3 g beaker glass6,3 g
Mg(OH)2 simetikon 4,725 g
15 Ditimbang
Dikaliberasi simetikon
air panas 45 ml 2,835 gram Timbangan gram, kaca arloji
Tylose dikembangkan
16 15+14 campur addidalam
homogen (campuran 2) Pengaduk kaca, beaker glass, mortir
mortir panas dengan cara
ditaburkan di atas air secara Campurdan stamper
ad hom
17 Camp pengawet + camp 2 dicampur ad Pengaduk kaca, sudip, mortir dan
merata
Ditunggu 15 menit
homogeny
Diaduk ad massa mucilago
stamper
18
terbentukDimasukkan mucilago sedikit demi sedikit Gelas ukur, mortar,stamper,
dalam no 17 , diaduk ad homogen pengaduk kaca, sudip, pipet tetes
19 18 + sirup farmasetika aduk ad homogen Campur ad Mortir,
hom stamper ,beaker glass, sudip
20 19+ oleum menthae pip aduk ad homogen Pipet tetes
21 20 + Aqua purificata ad 130 ml Beaker glass, pengaduk kaca
22 Dicek pH sediaan : pH 8, Magnetic bar, magnetic stirrer, pH
Jika berlebih diadjust dengan asam sitrat
meter, gelas ukur, beaker glas,
Campur ad hom Diukur
Ditimbang nipagin
pengaduk kaca
0,27g, nipasol propilenglikol
0,03g
23 Diambil 60 ml ke dalam botol coklat, beri 4,5 ml
Pengaduk kaca, beaker glass
label lalu dibungkus dengan wadah sekunder
24 Sisa sediaan
Ditambahdilakukan evaluasi
peppermint oil Beaker
Ditimbang glass
sukrosa 30
gram, dilarutkan dengan
air panas 15 ml

Jika pH > 8; di adjust


Dicek pH sediaan : 8
dengan asam sitrat

Kerangka Operasional :

Ditambah aqua ad
150 ml

19

Sisa sediaan Diambil 60 ml


dievaluasi dimasukkan botol
20
SPESIFIKASI SEDIAAN
1. Kadar : 97,75% - 103,5%
2. pH : 8 ± 3%
3. Berat jenis : > berat jenis air( 1 g/cm2), < gliserin( 1,26 g/cm2)
4. Organoleptis :
Aroma : mint
Warna : putih
Rasa : manis
Bentuk : suspensi
5. Viskositas : 90 (111 cps)
6. Sifat alir : pseudoplastik
7. Kadar mikroba : tidak lebih dari 100 cfu/ml

7. Rancang Evaluasi Akhir Sediaam

a. Organoleptis :

 Bentuk : suspensi

 Bau : mint

 Rasa : manis

21
 Warna : putih

b. pH sediaan

- Alat : pH meter
 Cara kerja :

 Kalibrasi pH meter bilas pH meter dengan aquadem kemudian dikeringkan

 Siapkan larutan buffer pH 4,0 dan 7,0

 Pasang elektroda kombinasi Tombol ditekan untuk menyalakan alat

 Elektroda dimasukkan pada buffer pH 4,0 kemudian diatur tombol alat sampai
digital menunjukan angka 4,0

 Elektroda dikeluarkan dan buffer 4,0 cuci dengan aquadem dan keringkan

 Elektroda dimasukkan pada buffer pH 7,0 kemudian diatur tombol alat sampai
menunjukan angka 7,0, cuci dengan aquadem dan keringkan

 pH meter siap dipakai

 Pengukuran pH sediaan

 Larutan dimasukkan dalam beakerglass secukupnya

 Elektroda dimasukkan dalam larutan

 Angka yang muncul dalam digital dicatat

c. Berat Jenis Sediaan

- Alat : piknometer

- Cara kerja :

 Timbang piknometer kosong di timbangan analitik


22
 Isi piknometer dengan sediaan hingga penuh, kemudian ditimbang
 Bobot jenis sediaan dihitung
 Lakukan hal yang sama untuk air
 Hitung berat jenis sediaan terhadap air

d. Viskositas Sediaan

- Alat ukur : Viscometer Stormer

- Cara kerja :

 Menentukan nilai tetapan Kv viskometer


 Letakkan viskometer pada posisi benar.
 Isi mantel dengan aquadest secukupnya.
 Masukkan gliserin p.a ke dalam cup sampai tanda batas.
 Naikkan posisi cup beserta penyangga sampai batas tanda tercelup seluruh
permukaan.
 Siapkan stopwatch, pasang beban, lepaskan rem dan lakukan pengamatan waktu
yang diperlukan untuk menempuh 100 putaran.
 Tambahkan beban dan lakukan pengamatan dengan cara yang sama.
 Lakukan penambahan beban berikutnya dan amati sampai diperoleh 9 titik
pengamatan.
 Hitung rpm dan Kv dari harga viskositas Gliserin p.a yang sudah diketahui.
 Menentukan Viskositas dan sifat alir sediaan
 Isi mantel dengan aquadest secukupnya.
 Masukkan sediaan ke dalam cup sampai batas tanda.
 Naikkan posisi cup beserta penyangga sampai batas tanda tercelup seluruh
permukaan.
 Siapkan stopwatch, pasang beban, lepaskan rem dan lakukan pengamatan waktu
yang diperlukan untuk menempuh 100 putaran.
 Tambahka beban dan lakukan pengamatan dengan cara yang sama dari yang
paling berat, lalu dilanjutkan ke yang paling ringan.
 Amati sampai diperoleh minimal 9 titik pengamatan.
e. Penetapan Ukuran Partikel dan Distribusi

23
- Alat : Mikroskop

- Cara :

 Kaliberasi Mikrometer Okuler terhadap Obyektif

 Mikrometer okuler di pasang di dalam lensa okuler.

 Mikrometer obyektif di pasang di bawah lensa obyektif.

 Skala 0,0 pada mikrometer obyektif di himpitkan hingga segaris dengan


salah satu skala pada skala okuler.

 Sejumlah skala pada skala obyektif yang segaris dengan sejumlah skala
pada skala okuler dicatat dan diulang sebanyak 3 kali.

 Pengamatan pada sediaan

 Ambil sebagian sediaan , letakkan pada kaca preparat.

 Letakkan kaca penutupnya dengan cara menempelkan bagian tepi kaca


penutup ke air dan secara perlahan miringkan. usahakan air menempel
merata pada kaca penutup. tutup segera, jika masih belum rata, ulangin
lagi.

 Atur jarak lensa hingga partikel terlihat jelas.

 Amati ukuran setiap ukuran sebanyak 250 data.

f. Laju Sedimentasi dan Derajat Flokulasi Sediaan Suspensi

- Alat : Gelas ukur 25 ml

- Cara :

 Ambil 25 ml dari sediaan.

 Tutupi dengan aluminium foil.

24
 Dikocok secukupnya dan diamkan selama 15 menit, 30 menit, 45 menit, 60
menit, 24 jam, dan 48 jam.

 Amati tinggi sedimen yang terjadi.

g. Kapasitas Penetralan Asam

- Alat : pH meter

- Cara :

 Timbang uji sebanyak 5 ml x bj, kemudian ditambah aquadest ad 70 ml

 Pipet 30 ml asam klorida 1,0 N.

 Masukkan ke dalam larutan uji sambil di aduk menggunakan pengaduk


magnetic.

 Diamkan selama 15 menit ( tepat ), lakukan titrasi.

 Titrasi kelebihan asam klorida dengan natrium hidroksida 0,5 N dalam waktu
tidak lebih dari 5 menit sampai pH 3,5 yang stabil (selama 10 sampai 15 detik).

 Hitung jumlah mEq yang digunakan tiap gram zat uji.

25
BAB III
HASIL EVALUASI DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Evaluasi


a. Uji Organoleptis
Organoleptis Spesifikasi Hasil Kriteria (+/-)
Bentuk Suspensi homogen Suspensi homogen +
Warna Putih Putih +
Bau Mint Mint +
Rasa Manis Manis +

b. Uji pH Sediaan

 Spesifikasi = 8,00+ 0,5


 pH sediaan = 8,00

 Kriteria =+

 pH awal sediaan : 9,38


 pH setelah pengadjustan pertama dengan asam sitrat 30% (6 gram / 20 ml)
,dibutuhkan 4,5 ml asam sitrat untuk menjadikan pH sediaan menjadi pH 8,10
4,5ml/20ml x 6 g = 1,35 g
pH sediaan akhir = 8,10

c. Uji Berat Jenis

26
Bobot Jenis Sediaan dihitung dengan rumus :

: (m1 - m2) / V pikno


m1 : MassaPiknometer dan sediaan
m2 : MassaPiknometer kosong

 : Berat Jenis sediaan

Vpikno : Volume Piknometer

Parameter sediaan
Massa pikno + bahan 40,10 g
Massa piknometer 29,00 g
Massa bahan 11,1 g
Volume piknometer 10,677ml
ρ bahan 1,0396 g/cm3

d. Uji Viskositas
Viskometer Cup and Bob :
Diketahui viskositas gliserin = 600 cPs, dan harga kv rata rata : 362,0958
cps/gram.menit
rpm
KV (η x )
w

Berat (g) Waktu (s) Rpm = (60/t x 100) w


η = (Kv x )
100 putaran rpm
(putaran/ menit)
(Cps)
50 27,54 217,86 83,1029
70 24,42 245,70 103,1611
80 20,93 286,67 101,0488
70 24,10 248,96 101,8103
50 33,63 178,41 101,4785

27
Kurva W terhadap Rpm Sediaan Antasida
350
300 286.67
250 245.7 248.96
217.86
200
178.41
150
100
50
0
50 70 80 70 50
Column2

Kurva Rpm vs Viskositas Sediaan Antasida


120

100 103.16 101.05 101.81 101.48

80 83.1

60

40

20

0
217.86 245.7 286.67 248.96 178.41
Col umn2

Viskometer Vt 04F
Menggunakan spindle no. 3
Hasil pembacaan alat = 0,98 dPas = 98 CPs

e. Uji Sedimentasi
Waktu Vu Volume Sedimentasi
15 menit 25 ml 1
30 menit 25 ml 1
45 menit 25 ml 1
60 menit 25 ml 1
24jam 24 ml 0,96
48 jam 23 ml 0,92

28
Vu
F = Vo

Ket :
F : Volume Sedimentasi
Vu : Volume akhir sedimentasi
Vo : Volume awal suspensi (25 ml)

f. Uji Mikromiretik
Hasil kalibrasi skala okuler dengan menggunakan skala objektif
Standar : 1 skala obyektif = 10 µm, 10 skala okuler = 10 skala obyektif, 20 skala okuler =
20 skala obyektif, 30 skala okuler = 30 skala obyektif
1 skala okuler= 1 skala obyektif= 10 µm
15 20 20 20 30 50 30 30 20 40
12,5 20 10 10 20 70 75 20 20 40
25 15 15 15 10 20 50 20 25 30
5 12,5 10 12,5 20 20 30 50 20 40
15 20 20 20 20 20 15 60 25 40
12,5 25 30 20 30 20 20 35 30 100
10 10 20 10 40 70 65 40 35 50
15 15 15 10 15 30 35 40 45 40
40 15 25 15 30 30 20 10 30 30
20 10 40 10 20 20 15 10 30 10
25 15 20 20 35 20 20 25 40 40
17,5 20 20 10 10 40 35 20 30 55
15 10 10 10 20 10 20 15 40 60
10 5 25 10 20 30 50 25 25 20
12,5 20 10 20 20 10 10 15 20 20
17,5 20 10 10 25 35 40 45 30 30
15 15 5 20 30 15 20 25 55 50
5 20 20 15 10 65 75 15 70 20
45 20 15 15 10 65 20 80 15 20
17,5 10 30 20 15 15 30 25 35 45
15 10 10 30 20 20 15 65 40 50
40 10 30 15 10 25 25 30 35 35
30 25 40 15 15 40 40 70 25 35
15 30 20 10 10 25 80 75 30 45
10 30 15 20 20 25 15 15 55 30

29
Rentang Nilai
Frekuensi Nd Nd2 Nd3 Nd4
Diameter Tengah
41708,6718
5-14,5 9,75 45 438,75 4277,8125 8 406659,551
14,6-24,1 19,35 96 1857,6 35944,56 695527,236 13458452,02
24,2-33,7 28,95 48 1389,6 40228,92 1164627,234 33715958,42
1718677,54
33,8-43,3 38,55 30 1156,5 44583,075 1 66255019,22
1339584,52
43,4-52,9 48,15 12 577,8 27821,07 1 64500994,66
962999,296
53-62,5 57,75 5 288,75 16675,3125 9 55613209,39
2444008,92
62,6-72,1 67,35 8 538,8 36288,18 3 164604001
2278221,13
72,2-81,7 76,95 5 384,75 29606,5125 7 175309116,5
81,8-91,3 86,55 0 0 0 0 0
91,4-100,9 96,15 1 96,15 9244,8225 88889,6834 85466743,06

Jumlah 250 6728,7 244670,265 11534244,24 659330153,8


Nilai minimal : 5
Nilai maksimal : 100
Interval kelas : 9,5

Parameter :
1.Diameter nilai tengah angka panjang
∑ nd 6728,7
dln ¿ = =26,91 µ m
∑n 250
2. Diameter nilai tengah angka permukaan

dsn=
√ ∑ nd ²
∑n
=¿
√ 244670,265
250
=31,28 µ m

3. Diameter nilai tengah angka-volume

dvn=
√ ∑nd ³
∑n
=¿
√ 11534244,24
250
=214,79 µ m

4. Diameter nilai tengah panjang permukaan


∑ nd ² 244670,265
dsl= = =¿ 36,36 µ m
∑nd 6728,7
5. Diameter nilai tengah volume permukaan
∑ nd ³ 659330153,8
dvs = = =47,14 µ m
∑ nd ² 244670,265
6. Diameter nilai tengah momen-berat

30
4
∑ nd 659330153,8
dwm= = = 57,16
∑ nd ³ 11534244,24

Kurva histogram ukuran partikel terhadap distribusi frekuensi


120
100 96

80
ukuran partikel

60 48
45
40 30
20 12 8
5 5 1
0
0
,5

5
1

,9
1

7
4,

3,

3,

2,

2,

2,

1,

1,
14

00
-2

-3

-4

-5

-6

-9
-7

-8

-1
5-

,6

,2

,8

,4

53

,6

,2

,8

,4
14

24

33

43

62

72

81

91
distribusi frekuensi

g. Uji Penetralan Asam


Pembuatan NaOH 0,5N
massa 1000
N= x x ekiv
Mr V
massa 1000
0,5N = x x1
40 100
massa = 2 g

1 takar larutan uji 5 ml (bj=1,0396) = 5,198 g


Volume NaOH (ml) pH
0,00 1,78
4,30 3.50
Volume NaOH 4,30 ml
Besar mEq = (V HCl x N HCl) – (VNaOH x N NaOH)
Besar mEq = (30 x 1,0 ) - (4,30 x 0,5)
Besar mEq= 27,85 mEq/5,198 g
Besar mEq = 5,3578 mEq/g zat uji

31
3.2 Pembahasan
Bentuk sediaan dari kelompok kami sesuai dengan rencana formulasi yaitu sediaan
suspensi heterogen. Karena hasil evaluasi yang kami dapatkan berupa cairan putih dimana
seluruh zat terdispersi dan medium pendispersi tercampur secara menyeluruh di dalam
medium pendispersinya.

Berdasarkan uji organoleptis, sediaan suspensi yang kami buat sudah sesuai dengan
spesifikasi evaluasi. Warna sediaan dari suspensi kami yaitu putih susu. Sedangkan rasa dari
sediaan sirup kami yaitu manis karena adanya penambahan sukrosa 20% dan bau dari sediaan
sirup kami ialah peppermint karena ada penambahan oleum menthae pipperitae 5 tetes.

Berat jenis sediaan kami ialah 1,0396g/ml. Berat jenis ini sesuai spesifikasi yang
diinginkan yaitu > berat jenis air( 1 g/cm2), < gliserin( 1,26 g/cm2). Sedangkan pH yang kami
buat memiliki pH 9,38 namun setelah adjustment dengan asam sitrat 30% sebanyak 4,5 ml
atau 1,35 g pH yang didapat yaitu 8,10 hal ini sesuai dengan spesifikasi evaluasi 8,00± 0,5.
Viskositas sediaan kami yaitu 98 cps dan sesuai dengan spesifikasi evaluasi. Pada
spesifikasi sediaan ditetapkan viskositas sediaan lebih kental dari air (0,89 cPs, 25⁰C) dan
lebih encer dari gliserin 83% (111,0 cPs). Sediaan yang kami buat masih sudah cukup kental
sehingga tidak perlu penambahan komponen pengental seperti propilenglikol, sukrosa untuk
meningkatkan viskositas sediaan. Sifat alir dari sediaan sirup kami cenderung non-newtonian.
Ketidakmampuan kami untuk menyimpulkan dengan tegas sifat alir sediaan inidikarenakan
waktu yang terbatas, sehingga pada pengukuran viskositas yang seharusnya setiap mengganti
beban didiamkan selama 10 menit tidak dilakukan, sehingga menunjukkan hasil yang bias

Laju sedimentasi sediaan kami termasuk dalam sistem terflokulasi, dimana kumpulan
partikel cenderung mengendap bersamaan menghasilkan batasan yang jelas antara sedimen
dan filtrat pada pendiaman sediaan selama 1 hari volume sediaan 1 ml, memiliki laju
sedimentasi yang cepat. Sedangkan sebaran ukuran partikel sediaan kita secara mikroskopis
berdasarkan kurva distribusi partikel didapatkan bentuk lonceng dengan jumlah partikel
terbanyak pada rentang diameter 14,6-24,1 µm.

Hasil penetapan kapasitas asam sediaan kita adalah 27,85 mEq, dimana harga kapsitas
penetralan asam lebih dari 5 mEq menunjukan bahwa sediaan mampu digunakan sebgai obat
antasida.

32
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan

 Suspensi Antasida dengan kandungan utama Al(OH)3& Mg(OH)2 dapat menetralkan


asam lambung berlebih.

 Berdasarkan evaluasi akhir yang telah di lakukan, organoleptis sediaan memenuhi


spesifikasi yang telah ditentukan, yaitu meliputi bentuk, warna, bau dan rasa.
 Berat jenis sediaan antasida suspensi memenuhi spesifikasi yang ditetapkan yaitu
1,0396 g/ml yakni lebih besar dari berat jenis air
 pH sediaan diperoleh pH 8,10 yang sesuai dengan spesifikasi sediaan.
 Viskositas sediaan antasida suspensi yang diperoleh yaitu 98 cps dimana tidak lebih
encer dari air namun lebih kental daripada gliserin 83% (20⁰C).
 Dari hasil uji kapasitas penetralan asam, sediaan kami memiliki kapasitas penetralan
asam sebesar 27,85 mEq pada Ph 3,5 dan bisa dipertahankan selama 10 menit, sesuai
dengan FDA (Food and Drug Administration) yang mensyaratkan antasida
mempunyai kapasitas penetralan asam minimal 5 Meq dan dapat mempertahankan pH
3,5 selama 10 menit.

4.2 Saran
 Dalam melaksanakan praktikum harus dilakukan sekuantitatif mungkin agar sediaan
memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.
 Harus mengatur waktu sebaik-baiknya, agar semua uji untuk evaluasi bisa berjalan
lancar sesuai prosedur, sehingga hasil yang didapat tidak bias.
 Membaca dan memahami setiap langkah pembuatan sediaan terlebih dahulu.
 Perlu dilakukan penetapan uji kadar bahan aktif yang terkandung dalam sediaan,
sehingga dapat menentukan waktu kadaluarsa dan layak edarnya.

33
Daftar Pustaka

Wilkins, Lippicott Williams. Remington 17th ed.

McEvoy,Gerald K., Pharm.D. AHFS Drug Information Essential.2011. American Society of


Health-System Pharmacists: Bethesda, Maryland.

Rowe, Raymond C. Sheskey, Paul J. Owen. HPE 6nd edition. Washington DC.

Farmakope Indonesia ed. V. 2014. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Reynold, J. Martindale The Extra Phaarmacopoeia 28th. The Pharmaceutical Press.

Reynold, J. Martindale The Extra Phaarmacopoeia 35th. The Pharmaceutical Press.

Reynold, J. Martindale The Extra Phaarmacopoeia 36th. The Pharmaceutical Press.

Reynold, J. Martindale The Extra Phaarmacopoeia 37th. The Pharmaceutical Press.

Drug Information Handbook 17th edition.2009. Lexi- Comp’s Drug.

34

Anda mungkin juga menyukai