Anda di halaman 1dari 2

1.

Pada anamnesis didapatkan tetangga pasien memiliki peliharaan berupa anjing,


dapatkah dr. ari menjelaskan mengenai scabies yang ditularkan oleh Binatang? Apa
bedanya dengan yang ditularkan oleh manusia?
Jawab :
Skabies dapat menginfeksi binatang seperti anjing, kuda, kambing, kelinci,
monyet dan lain-lain. Penyebab skabies pada binatang mirip dengan yang
menginfestasi manusia tetapi berbeda strain. Manusia dapat menularkan skabies ke
binatang peliharaan, namun yang lebih sering adalah infestasi silang dari binatang
peliharaan seperti anjing ke manusia.

Gejala skabies yang ditularkan melalui hewan berbeda dengan skabies klasik pada
manusia. Pada skabies binatang tidak terdapat terowongan, tidak menyerang sela jari
dan genitalia eksterna. Lokasi lesi biasanya di tempat kontak saat memeluk binatang
peliharaan yaitu lengan, dada, perut, dan paha. Tungau skabies binatang menyebabkan
papul eritematosa dan pruritus. Tungau tinggal di kulit manusia dalam jangka waktu
yang pendek namun pada penderita imunodefisiensi manifestasi klinis skabies
binatang pada manusia dapat lebih parah.

Cara penularan skabies hewan lebih mudah dan masa inkubasinya lebih pendek. Lesi
bersifat sementara (4-8 minggu) dan dapat sembuh sendiri karena S.scabiei varietas
binatang tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada manusia. Pencegahan
dilakukan dengan mencegah kontak dengan hewan penyebab, mengobati binatang
yang terinfeksi dan memandikannya dengan bersih dan teratur.

Dua populasi manusia yang lebih rentan terjangkit zoonotic scabies adalah orang yang
bekerja menangani hewan domestik dan yang memelihara anjing. Penularan skabies
hewan domestik ke manusia contohnya pada peternak babi dan tukang potong hewan.

2. Mengapa lesi skabies jarang dijumpai pada area wajah?


Jawab :
Tungau skabies cenderung menghindari area tubuh yang banyak mengandung folikel
pilosebasea seperti wajah karena bersifat toksik terhadap tungau skabies. Distribusi
khas dari infestasi skabies meliputi area sela jari, pergelangan tangan, aksila,
selangkangan, bokong, genital, serta payudara pada wanita. Lesi pada pasien dewasa
umumnya tidak mengenai area kepala dan leher, berbeda dengan bayi yang produksi
sebumnya masih belum ada karena fungsi kelenjar sebumnya masih belum baik
ataupun lansia. Pada pasien imunokompromais, terkadang gejala skabies dapat
ditemukan di seluruh permukaan tubuh. Pada kasus infestasi kronis, lesi berupa eksim
yang parah dapat terjadi, berupa nodul skabies yang terutama muncul di area genital
pria maupun payudara

Anda mungkin juga menyukai