Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN SCABIES

OLEH :

ADELA HELNES NONI

NPM: 23203015

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG

2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan keperawatan pada anak Y. P. S dengan SCABIES telah disetujui

pada tanggal…………………

Menyetujui

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

Ns. Fransiskus Xaverius Meku,S.Kep.,M.Kep Astuti Anggela Jelahu,S.Kep,Ns

NIDN: 1508119101 NIP:198602042010012032


BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Definisi
Scabies (kudis) adalah penyakit yang menular disebabkan dari infestasi dan
sensitasi sarcoptes scabies varian hominis dan produknya. Scabies disebut juga the itch,
seven year itch, Norwegian itch, gudikan, gatal, scabies ditularkan melalui kontak
langsung pada kulit dengan penderita dan kontak tidak langsung melalui benda-benda
disekitar yang dipakai secara bersamaan seperti : handuk,pakaian, sprei, dan sarung
bantal. Semakin banyak jumlah tungau scabies dalam 1 individu maka akan semakin
besar juga kemungkinan terjadi penularan didalam lingkungan yang sama (medulla,
2020).
Menurut sungkar saleha (2016) penyakit scabies dibagi meajdi 2 yaitu :
a. Scabies klaisik hanya memiliki sekitar 11 tungau pada pasien, papula, vesikal
dan pustule. Lesi yang menyebar kepermukaan kulit antara jari, lipatan kulit,
siku, ketiak, dada, bokong, atau daerah kemaluan.
b. Scabies krustosa ditandai dengan hyperkeratosis yang tebal dan meluar,
dengan ribuan tungau dan lesi tersebar diseluruh permukaan kulit, telapak
tangan, kaki, kulit, kepala, telinga, siku,dan mulut. Biasanya tidak ada keluhan
gatal.

Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh sarcoptes scabiei, hal ini
menyebabkan iritasi kulit. Parasit ini menggali parit-parit didalam epidermis sehingga
menimbulkan gatal-gatal dan merusak kulit penderita. Merupakan penyakit infeksi parasit
pada kulit yang disebabkan oleh masuknya organism dan adanya sensititasi sarcoptes
scabei var hormonis termasuk ordo acariformes. Terjadinya penyakit ini dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor sosial ekonomi rendah,kontak dengan
penerita baik langsung maupun tidak langsung maupun kebiasaan hygiene yang buruk.
Penyakit ini dapat menyerang manusia secara berkelompok, apabila ada salah satu dari
anggota keluarga kebiasaannya juga akan terkena infeksi.

Scabies adalah penyakit kulit yang mudah menular dan ditimbulkan oleh infestasi
kutu sarcoptes scabei membuat terowongan pada stratum korneum kulit, terutama pada
tempat predileksi. Sarcoptes scabies adalah parasit yang termasuk dalam filum atropoda
(serangga). Secara morfolik, merupakan tunggu kecil,berbentuk oval,punggungnya
cembung dan perutnya rata. Berdasarkan pengertian diatas dapat disipulkan bahwa
scabies adalah penyakit kulit diakibatkan oleh kuman sarcoptes scabei var hominis
utamanya dirasakan pada malam hari dengan rasa gatal hebat ditangan,kelamin dan
beberapa lipatan kulit tubuh.
2. Anatomi fisiologi

Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutupi seluruh tubuh dan melindungi dari
bahaay yang datang dari luar. Kulit merupakan bagian tubuh yang perlu mendapat
perhatian khusus untuk memeprindah kecantikan,selain itu kulit juga dapat membantu
menentukan penyakit yang diderita pasien. Kulit (integumen) mencakup kulit
pembungkus permukaan tubuh berikut turunannya termasuk kuku, rambut dan kelenjar.
Kulit adalaah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar untuk menutupi dan
melindungi permukaan tubuh. Kulit berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi
rongga lubang masuk. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan lekenjar
mukosa.

Kulit juga disebut integument atau kutis yang tumbuh dari dua macam jaringan epitel
yang menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat (penunjang) yang
menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam). Kulit mempunyai susunan serabut saraf yang
teranyam secara halus berguna untuk merasakan sentuhan atau sebagai alat raba dan
merupakan alat indikator untuk memperoleh kesan umum dengan melihat perubahan
kulit. Jaringan yang ada pada kulit terbagi menjadi 3 yaitu:

1.kulit ari (epidermis)

2. kulit jangat (dermis)

3.hipodermis

3. Etiologi
Scabies merupakan penyakit kulit yang dapat menular melalui kontak langsung
dengan manusia. Scabies juga terjadi karena pernosal hygine yang kurang baik terutama
pada siswa SMA. Scabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh invasi dan
sensitisasi dari tungau scabies. Siklus hidup kutu ini adalah sebagai berikut: setelah
kawin dikulit, kutu jantan mati dan terkadang bisa hidup diterowongan yang di gali kutu
betina selama berhari-hari. Tungau betina dapat bertahan hidup selama satu atau dua
bulan, tungau betina yang sudah dibuahi menggali lubang di startum korneum dengan
kecepatan 2-3mm per hari dan bertelur 40-5 butir. Pada saat ini, tungau betina tidak
meninggalkan terowongan selama 3-4 hari, larva berkaki 6 menetas dari telur dan
membuka atap dan meninggalakn terowongan. Larwa kemudian menggali terowongan
pendek yang mengubahnya menjadi nimfa. Nimfa kemudian tumbuh menjadi tungau
jantan dan betina dewasa. Seluruh siklus hidup dari telur hingga dewasa adalah 8-12 hari.
Tungau gatal lebih menyukai area tertentu untuk membangun rambut yang intens.
Dengan pengecualian satu kudis nerwegia, yang menyerang lebih dari satu juta tungau
ini, setiap individu biasanya memiliki 5 hingga 15 tungau.
Etiologi scabies disebabkan oleh tungau scabei. Infrestasi tungu ini mudah
menyebar dari organ ke organ melalui kontak fisik dan sering menyerang seluruh
penghuni dalam satu rumah tugau ini ukurannya cukup besar sehingga dapat dilihat oleh
mata telanjang dan sering menular diantara orang-oarng yang tidur bermana.

4. Patofisologi
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh penyebaran dan sensitasi
tungau. Kudissarcoptes scabies var horminis nama lain kudis adalah gudig. Kudis
meyebar dengan cepat dalam kontak diri dan kondisi ramai. Scabies disebabkan oleh
tungau gatal dewasa yang menyerang kulit dari orang dan membentuk terowongan di
startum korneum sampai tungau betina kawin dan bertelur. Tungau kudis tidak dapat
menembus jauh kedalam startum korneum. Telur scarbies menetas menjadi larva dalam
waktu 2-3 hari, dan larva menjadi limfa dalam waktu sekitar 3-4 hari. Nimfa berubah
menjadi tungau dewasa dalam 4-7 hari. Tungau jantan kemudian mati setelah kawin,
tetapi dapat bertahan selama beberapa hari. Untuk sebagian besar infeksi jumlah tungau
gatal betina diperkirakan hanya 10-15, dan terowongan sulit untuk diidentifikasi.
Meskipun siklus hidup tungau scabies terjadi seluruhnya didalam inang manusia, tungau
dapat hidup ditempat tidur, pakaian, dan permukaan lainnya pada suhu kamar selama 2-3
hari dan mampu berinteraksi dan menggali lubang. Kudis biasanya dianggap sebagai
penyakit menular seksual. Jika anda memiliki kudis di rumah anda, itu bisa menjadi
faktor utama dalam mendapatkan kudis pada orang lain di rumah anda. Tungau gatal
(scabies) sangat menular karena sering bersentuhan dengan kulit dilokasi yang sama.
Prevelensi scabies tinggi pada anak-anak yang aktif secara seksual,remaja,dan dewasa,
penghuni panti jompo,rumah yang padat dan tidak sehat, serta orang dengankekebalan
lemah imun dan pendapatan keluarga rendah.
Kutu scabies dapat menyebabkan gejala transien pada manusia, tetapi merekaa
bukan penyebab infestasi persisten. Cara penularan paling efisien adalah melalui kontak
langsung dan lama dengan seseorang individu terinfeksi. Kutu scabies dapat bertahan
hingga tiga hari pada kulit manusia sehingga media seperti tempat tidur atau pakaian
merupakan sumber aalternatif untuk terjadinya suatu penularan.
Siklus hidup dari kutu berlangsung 30 hari dan dihabiskan dalam epidermis
manusia. Setelah melakukan kopulasi,kutu jantan akan amti dan kutu betina akan
membuat liang ke dlamlapisan kulit dan meletakan total 60-90 telur. Telur menetas
membutuhkan 10 hari untuk menjadi larva dan kutu dewasa. Kurang daro 10% dari telur
menhabiskan kutu dewasa.
Kutu scabies kemudian bergerak melalui lapisan atas kulit dengan mengeluarkan
protease yang mendegrasi startum korneum. Scybaya (kotoran) yang tertinggal saat
mereka melakukan perjalanan melalui epidermis, menciptakan kondisi klinsi lesi yang
diakui sebagai liang. Populasi pasien tertentu dapat rentan terhadap penyakit scabies,
termasuk pasien dengan gangguan immunodefisiensi primer dan penurunan respon imnun
sekunder terhadap terapi obat,dan gizi buruk.
Pathway
5. Manifestasi klinis
 Pruritus (gatal pada malam hari) karen akatifitas tungau lebih tinggi pada suhu
yang lebih lembab dan panas.
 Menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam sebuah keluarga
biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi
 Kunikulus (adanya terowongan) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna
putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1
cm, pada ujung terowongan terdapat papul atau vesikel.
 Tempat predileksi biasanya daerah dengan stratum komeum tipis, yaitu sela-sela
jari tangan, pergelangan tangan, siku bagian luar, lipatan ketiak, bokong dan lain
sebagainya.
 Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki bahkan seluruh
permukaan kulit
 Terdapat agen parasitic satu atau lebih stadium hidup agen parasitic ini,
merupakan hal yang paling diagnostic.

6. Pemeriksaan diagnostik
Tungau biasanya dapat ditemukan pada ujung terowongan, namun pemeriksaan
ini memerlukan keterampilan dan latihan. Kerokan kulit dan lesi berupa papul atau
terowongan, bermanfaat untuk menegakan diagnosis scabies. Pada scabies klasik sering
tidak dijumpai tungau karena sedikitnya jumlah tungau. Pemeriksaan yang lain yaitu
burrow in test, dengan cara mengoleskan tinta atau gentian violet ke permukaan kulit
yang terdapat lesi tinta akan terabsorbsi dan kemudian akan terlihat terowongan. Selain
itu, dapat digunakan tetraksin topical dan dengan bantuan lampu wood terowongan akan
tampak sebagai garis lurus berwarna kuning kehijauan.

7. Komplikasi

Jika kudis tidak segera diobati selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan,


dermatis gores berkembang. Ruam dapat berupa peritonitis,
selulitis,limfangitis,folikulitis dan bisul. Infeksi bakteri yang terjadi pada bayi dan anak
kecil yang terinfeksi tungau gatal dapat menyebabkan komplikasi ginjal,atau
glomerulonefritis. Kerusakan pada lapisan kulit epidermis pada infeksi scabies,
menyebabkan infeksi lokal pada jaringan seperti pustulosis,honeycombitis,abses,terutama
pada kasus psoriasis, yang dapat menyebabkan ke system melalui aliran darah dan getah
benih, limfadenitis dan darah. Infeksi kulit yang disebabkan oleh streptokokus group A
dapat menyebabakan gejala sisa seperti retroglomerulonefritis streptococcus dan dapat
berkembang menjadi ginjal kronis. Terdapat beberapa komplikasi yang dapat timbul
menurut puspasri (2018) yaitu :
1. Urtikaria
2. Infeksi sekunder
3. Folikulitis
4. Furunkel
5. Infiltrate
6. Eksema infantum
7. Pioderma
8. impetigo
BAB II
SISTEMATIKA LAPORAN KASUS
1. Pengkajian
Langkah pertama dalam proses keperawatan adalah pengkajian. Fase ini menjadi
dasar untuk langkah selanjutnya. Keterampilan komunikasi perawat sangat penting
untuk keberhasilan proses ini. Data yang harus diteliti yaitu: biodata, keluhan utama,
riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, pola
kegidupan sehari-hari, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, terapi, dan lain
sebagainya.

2. Pemeriksaan penunjang
Tungau biasanya dapat ditemukan pada ujung terowongan, namun pemeriksaan
ini memerlukan keterampilan dan latihan. Kerokan kulit dan lesi berupa papul atau
terowongan, bermanfaat untuk menegakan diagnosis scabies. Pada scabies klasik
sering tidak dijumpai tungau karena sedikitnya jumlah tungau. Pemeriksaan yang lain
yaitu burrow in test, dengan cara mengoleskan tinta atau gentian violet ke permukaan
kulit yang terdapat lesi tinta akan terabsorbsi dan kemudian akan terlihat terowongan.
Selain itu, dapat digunakan tetraksin topical dan dengan bantuan lampu wood
terowongan akan tampak sebagai garis lurus berwarna kuning kehijauan.

3. Analisis Data

No Tanggal Data Etiologi Masalah


1. DO : Scabies Gangguan integritas
ibu anak mengatakan kulit
gatal-gatal yang dialami Reaksi alergi pada
oleh anak sudah 2 kulit
minggu lamanya, pilek
sudah 2 hari, serta Inflamasi
terdapat luka dan biji-biji
kecil di bagian
pinggang,ketiak dan paha
dari tubuh anak.
Papule pecah
DS:
Kulit kemerahan
Tampak kerusakan pada Gangguan
kulit intergritas kulit
2. DS: Keluarga
bertanya Deficit pengetahuan
Ibu anak bertanta-tanya
mengenai
tentang penyakit apa
yang diderita oleh anak penyakit

DO:

1.Ibu anak tampak panik Cemas

2.menunjukan persepsi
yang keliru tentang Kurang terpapar
masalah informasi

Deficit
pengetahuan

4. Diagnosa keperawatan yang muncul


 Gangguan integritas kulit dan jaringan yang berhubungan dengan faktor
mekanis
 Resiko infeksi dibuktikan dengan kerusakan integritas kulit
 Gangguan rasa nyaman yang berhubungan dengan gejala penyakit
 Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur
 Harga diri rendah situasional berhubungan dengan perubahan pada citra tubuh
 Gamgguan interaksi sosial berhubungan dengan kurang terpapar informasi
 Deficit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.

5. Rencana tindakan

Table 1 Dx. Tujuan dan Intervensi


Intervensi Keperawatan kriteria hasil keperawatan
Keperawatan (SDKI) (SLKI) (SIKI)
No.
1. Gangguan Intregritas kulit Observasi
integritas kulit dan jaringan 1. Identifikasi
dan jaringan (D. (L.14125) penurunan
0129) Ekspetasi: kelembapan,
Meningkat suhu lingkungan
Kriteria Hasil ekstrem,
- Nyeri penurunan
- Kemerahan mobilitas)penyeb
1.Perawatan ab gangguan
Integritas Kulit integritas kulit
(L.11353) (mis. Perubahan
sirkulasi,
perubahan status
Keterangan: nutrisi,
1 (Menurun) Terapeutik
2 (Cukup 2. Ubah posisi
Meningkat) tiap 2 jam jika
3 (Sedang) tirah baring
4 (Cukup 3. Lakukan
Menurun) pemijatan pada
5 (Menurun) area penonjolan
tulang, jika perlu
4. Bersihkan
perineal dengan
air hangat,
terutama selama
periode diare
5. Gunakan
produk berbahan
petroleum atau
minyak pada
kulit kering
6 .Gunakan
produk berbahan
ringan/alami dan
hipoalergik pada
kulit sensitive
(Pemberian
Aloevera atau
Gel Lidah
Buaya)
Edukasi
1.anjurkan
menggunakan
pelembab
2.anjurkan
minum air yang
cukup
3.anjurkan
mandi
menggunakan air
yang
secukupnya.
Defisit Tingkat Edukasi
2. pengetahuan pengetahuan kesehatn
tentang (L.12111) ( I.12385)
(spesifikkan) Ekspetasi : Observasi :
(D.0111) mrningkat 7.1.1.
Kriteria hasil: identifikasi
- Perilaku sesuai kesiapan dan
anjuran kemampuan
- Verbalisasi menerima
minat belajar informasi
- Kemampuan 7.1.2 identifikasi
menjelaskan faktor-faktor
pengetahuan yang dapat
tentang suatu meningkatkan
topik dan menurunkan
- Kemampuan motivasi
menggambarkan perilaku bersih
pengalaman dan sehat
sebelumnya Terapeutik
yang sesuai 7.1.3.sediakan
dengan topik materi dan media
- Perilaku sesuai pendidikan
dengan kesehatan
pengetahuan 7.1.4. jadwalkan
pendidikan
Keterangan : kesehatan sesuai
1 ( menurun ) kesepakatan
2 ( cukup 7.1.5. berikan
menurun ) kesempatan
3( sedang ) untuk bertanya
4 ( cukup Edukasi
meningkat ) pendidikan
5 ( meningkat ) kesehatan
7.1.4. jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
7.1.5. berikan
kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
7.1.6. jelaskan
faktor resiko
yang dapat
mempengaruhi
kesehatn

6. Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan adan pelaksanaa proses perncanaan
keperawatan yang disiapkan selama tahap perencanaan. Pengasuh harus memiliki
keterampilan intelektual,kognitif,interpersonal,dan perilaku untuk berhasil
memberikan perawatan sesuia dengan rencana keperawatan. Implementasi harus
focus pada kebutuhan yang harus dipenuhi klien, faktor lain yang mempengaruhi
kebutuhan keperawatan yaitu, strategi untuk memberikan perawatan dan komunikasi.

7. Evaluasi
evaluasi merupakan proses identifikasi untuk mengukur dan menilai apakah suatu
kegiatan atau program yang dilakukan sesuai oleh perencanaan atau tujuan yang ingin
dicapai. Evaluasi adalah suatu kegiatan aktivitas dalam mengumpulkan informasi
mengenai kinerja sesuatu yang mana informasi ini dipakai untuk menentukan
alternative terbaik dalam membuat keputusan.

BAB III
PEMBAHASAN

Scabies (kudis) adalah penyakit yang menular disebabkan dari infestasi dan
sensitasi sarcoptes scabies varian hominis dan produknya. Scabies disebut juga the itch,
seven year itch, Norwegian itch, gudikan, gatal, scabies ditularkan melalui kontak
langsung pada kulit dengan penderita dan kontak tidak langsung melalui benda-benda
disekitar yang dipakai secara bersamaan seperti : handuk,pakaian, sprei, dan sarung
bantal. Semakin banyak jumlah tungau scabies dalam 1 individu maka akan semakin
besar juga kemungkinan terjadi penularan didalam lingkungan yang sama (medulla,
2020).
Menurut sungkar saleha (2016) penyakit scabies dibagi meajdi 2 yaitu :
c. Scabies klaisik hanya memiliki sekitar 11 tungau pada pasien, papula, vesikal
dan pustule. Lesi yang menyebar kepermukaan kulit antara jari, lipatan kulit,
siku, ketiak, dada, bokong, atau daerah kemaluan.
d. Scabies krustosa ditandai dengan hyperkeratosis yang tebal dan meluar,
dengan ribuan tungau dan lesi tersebar diseluruh permukaan kulit, telapak
tangan, kaki, kulit, kepala, telinga, siku,dan mulut. Biasanya tidak ada keluhan
gatal.

Scabies merupakan penyakit kulit yang dapat menular melalui kontak langsung
dengan manusia. Scabies juga terjadi karena pernosal hygine yang kurang baik terutama
pada siswa SMA. Scabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh invasi dan
sensitisasi dari tungau scabies. Siklus hidup kutu ini adalah sebagai berikut: setelah
kawin dikulit, kutu jantan mati dan terkadang bisa hidup diterowongan yang di gali kutu
betina selama berhari-hari. Tungau betina dapat bertahan hidup selama satu atau dua
bulan, tungau betina yang sudah dibuahi menggali lubang di startum korneum dengan
kecepatan 2-3mm per hari dan bertelur 40-5 butir. Pada saat ini, tungau betina tidak
meninggalkan terowongan selama 3-4 hari, larva berkaki 6 menetas dari telur dan
membuka atap dan meninggalakn terowongan. Larwa kemudian menggali terowongan
pendek yang mengubahnya menjadi nimfa. Nimfa kemudian tumbuh menjadi tungau
jantan dan betina dewasa. Seluruh siklus hidup dari telur hingga dewasa adalah 8-12 hari.
Tungau gatal lebih menyukai area tertentu untuk membangun rambut yang intens.
Dengan pengecualian satu kudis nerwegia, yang menyerang lebih dari satu juta tungau
ini, setiap individu biasanya memiliki 5 hingga 15 tungau.

DAFTAR PUSTAKA
Tim pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Satndar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1 Jakarta : Persatuan Perawat Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPN, (2018) Standar Luaran Intervensi Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1 Jakarta : Persatuan Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPN, (2018) Satandar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),
Edisi 1 Jakarta : Persatuan Indonesia.
Anwar, Anis L. Zakiani S, dan Harfiah, 2014, Penyakit Scabies, Dua Satu Press,
Universitas Hasanuddin Makassar.

Anda mungkin juga menyukai