Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS

SKABIES
Astin Rizki Yuliastuti (102121050)

Pembimbing:
dr. Dian Erisyawanty ,M.Kes, Sp.KK
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN
TAHUN 2023
PENDAHULUAN
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (kutu
kecil) yaitu Sarcoptes scabiei varietas hominis. Skabies ditularkan
secara langsung dari orang ke orang melalui kontak langsung,
tetapi dapat juga secara tidak langsung. Masa inkubasi 4-6 minggu.
Jenis yang berat adalah skabies berkrusta (crusted scabies), dulu
disebut Norwegian scabies, biasanya terjadi pada pasien dengan
imunokompremais.
DEFINISI
Skabies adalah penyakit kulit yang
disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
terhadap Sarcoptes scabiei varietas
hominis, dan produknya. Ditandai gatal
malam hari, mengenai sekelompok orang,
dengan tempat predileksi di lipatan kulit
yang tipis, hangat, dan lembab. Gejala
klinis dapat terlihat polimorfi tersebar di
seluruh badan.
EPIDEMIOLO
GIDi Indonesia skabies disebut penyakit kudis, gudik, atau
buduk. Skabies terdapat di seluruh dunia dengan prevalensi
yang bervariasi, tetapi umumnya terdapat di wilayah
beriklim tropis dan subtropis di negara berkembang.
Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini,
antara lain sosial ekonomi yang rendah, kepadatan
penduduk, dan hygiene yang buruk.
Wabah skabies sering dijumpai di lingkungan padat
penghuni dengan kontak kulit yang erat dan lama seperti di
tempat penitipan anak, panti asuhan, tempat perawatan
orang usia lanjut, penjara, pengungsian, dan pesantren
bahkan di rumah sakit.
ETIOLOGI
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi sarcoptes scabiei
varietas hominis. Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas
Arachnida, ordo Ackarima, super famili Sarcoptes. pada manusia disebut
Sarcoptes scabiei varietas hominis selain itu, terdapat Sarcoptes scabiei
varietas mange, misalnya pada kambing dan babi.
Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggung
cembung, bagian perut rata, dan mempunyai 8 kaki. Tungau ini translusen,
berwama putih kotor, dan tidak bermata. Ukuran yang betina berkisar antara
330-450 mikron x 250- 350 mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni
200-240 mikron x 150-200 mikron.
Sarcoptes scabiei Varietas Hominis

Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat untuk melekat
dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan
pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat.
Siklus hidup tungau ini sebagai berikut; setelah kopulasi
(perkawinan) yang tejadi di atas kulit, tungau jantan akan mati,
kadang-kadang masih dapat hidup beberapa hari dalam
terowongan yang digali oleh tungau betina. Tungau betina yang
telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum komeum
dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari sambil meletakkan
telumya 2 hingga 50. Bentuk betina yang dibuahi ini dapat hidup
sebulan lamanya.
Telur akan menetas biasanya dalam waktu 3 sampai 10 hari dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang
kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan
menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidup
mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari.
Aktivitas Sarcoptes scabiei di dalam kulit menyebabkan rasa gatal
dan menimbulkan respons imunitas selular dan humeral serta
mampu meningkatkan lgE baik di serum maupun di kulit. Masa
inkubasi berlangsung lama 4-6 minggu. Skabies sangat menular,
transmisi melalui kontak langsung dari kulit ke kulit, dan tidak
langsung melalui berbagai benda yang terkontaminasi (seprei,
sarung bantal, handuk dsb). Tungau skabies dapat hidup di luar
tubuh manusia selama 24-36 jam. Tungau dapat ditransmisi melalui
kontak seksual, walaupun menggunakan kondom, karena kontak
melalui kulit di luar kondom.
GEJALA & DIAGNOSA
Gatal merupakan gejala klinis utama pada skabies. Rasa gatal
pada masa awal infestasi tungau biasanya terjadi pada malam hari
(pruritus nokturna), cuaca panas, atau ketika berkeringat. Gatal
terasa di sekitar lesi, namun pada skabies kronik gatal dapat
dirasakan hingga ke seluruh tubuh. Gatal disebabkan oleh
sensitisasi kulit terhadap ekskret dan sekret tungau yang
dikeluarkan pada waktu membuat terowongan. Masa inkubasi
dari infestasi tungau hingga muncul gejala gatal sekitar 14 hari.
Sarcoptes scabiei biasanya memilih lokasi epidermis yang tipis untuk menggali
terowongan misalnya di sela-sela jari tangan, pergelangan tangan, penis, areola
mammae, peri-umbilikalis, lipat payudara, pinggang, bokong bagian bawah
intergluteal, paha serta lipatan aksila anterior dan posterior. Terowongan yang
digali tungau tampak sebagai lesi berupa garis halus yang berwarna putih keabu-
abuan sepanjang 2-15mm, berkelok-kelok dan sedikit meninggi dibandingkan
sekitarnya. Di ujung terowongan terdapat papul atau vesikel kecil berukuran
<5mm tempat tungau berada. Di daerah beriklim tropis, jarang ditemukan lesi
terowongan; kalaupun ada terowongan hanya berukuran pendek sekitar 1-2mm.
Lesi tersebut sulit ditemukan karena sering disertai ekskoriasi akibat garukan dan
infeksi sekunder oleh bakteri. Meskipun demikian, terowongan dapat berada di
tangan, sela-sela jari tangan, pergelangan tangan dan pergelangan kaki. Pustul
tanpa lesi terowongan sering terdapat di genitalia eksterna. Pada infestasi ringan,
lokasi yang harus diperiksa adalah sela jari tangan dan genitalia eksterna.
Lesi skabies biasanya tidak terdapat di kepala namun
pada anak kecil dan bayi dapat ditemukan pustul yang
gatal. Gejala skabies pada anak biasanya berupa vesikel,
pustul, dan nodus; anak menjadi gelisah dan nafsu
makan berkurang. Gambaran klinis skabies pada anak-
anak sering sulit dibedakan dengan infantile
acropustulosis dan dermatitis vesiko bulosa. Lesi
terowongan jarang atau bahkan tidak ditemukan
Lesi Skabies di Telapak dan Jari Tangan Berupa Pustul,
Bula Purulen dan Krusta Hitam, Multipel, Diskret
Lesi Skabies di Jari Tangan dan Sela Jari Tangan Berupa Papul,
Vesikel Ekskoriasi dan Skuama Kolaret, Multipel, Diskret
Lesi Skabies di Perut Berupa Papul Eritematosa, Ekskoriasi dan
Krusta Merah Kehitaman, Multipel, Diskret
Lesi Skabies di Bokong Berupa Papul, Erosi, Ekskoriasi, Krusta
Merah Kehitaman dan Skuama Kolaret, Multipel, Diskret
Lesi Skabies di Penis, Skrotum, Lipat dan Pangkal Paha
Bilateral Asimetris Berupa Papul Eritematosa, Multipel, Diskret
Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal sebagai berikut:
1) Pruritus nokturnal, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan oleh aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu
yang lebih lembab dan panas.
2) Penyakit ini menyerang sekelompok manusia, misalnya keluarga, sehingga seluruh keluarga terkena infeksi, di
asrama, atau pondokan.
3) Terowongan (kunikulus) pada tempat tempat predileksi yang berwama putih atau keabu-abuan, berbentuk garis
lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul
infeksi sekunder ruam kulit menjadi polimorf (pustul, ekskoriasi, dan lain-lain). Namun, kunikulus biasanya
sukar terlihat, karena sangat gatal pasien selalu menggaruk, kunikulus dapat rusak karenanya. Tempat
predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum komeum yang tipis, yaitu 139 sela-sela jari tangan,
pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae (perempuan),
umbilikus, bokong, genitalia eksterna (laki-laki), dan perut bagian belakang. Pada bayi, dapat menyerang telapak
tangan, telapak kaki, wajah dan kepala.
Menemukan tungau merupakan hal yang paling menunjang diagnosis. Dapat ditemukan satu atau lebih stadium
hidup tungau.
PENUNJANG DIAGNOSIS
Cara menemukan tungau:
1) Carilah mula-mula terowongan kemudian pada ujung yang tertihat papul atau
vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan di atas sebuah objek, lalu
ditutup dengan kaca penutup dan dilihat dengan mikroskop cahaya.
2) Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar kertas
putih dan dilihat dengan kaca pembesar.
3) Dengan membuat biopsi irisan. Caranya: lesi dijepit dengan 2 jari kemudian
dibuat irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan mikroskop cahaya.

4) Dengan biopsi eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan hematoksilin eosin


(H.E).
Diagnosis banding
•Prurigo
Prurigo adalah peradangan kronis di kulit ditandai dengan papul dengan
vesikel kecil di atasnya, disertai rasa gatal, kerapkali menyerang anak-anak.
•Pedikulosis Korporis
Pedikulosis dijumpai kelainan berupa bekas-
bekas garukan pada badan, karena gatal baru
berkurang dengan garukan yang lebih intensif.
Kadang-kadang timbul infeksi sekunder dengan
pembesaran kelenjar getah bening regional.
• Dermatitis
Pada dermatitis pasien mengeluh gatal, kelainan kulit
bergantung pada stadium penyakit, dapat sirkumskrip,
dapat pula difus, dengan penyebaran setempat, generalisata
dan universalis. Pada stadium akut kelainan kulit dengan
gambaran klinis berupa eriterna, edema, vesikel atau bula,
erosi dan eksudasi, sehingga tampak membasah (madidans).
Pada stadium subakut, eritema dan edema berkurang, eksudat
mengering menjadi krusta. Sedang pada stadium kronis lesi
tampak kering, berbentuk skuama, hiperpigmentasi, papul dan
likenifikasi, meski mungkin juga masih terdapat erosi atau
ekskoriasi karena garukan. Stadium tersebut tidak selalu
berurutan, bisa saja suatu dermatitis sejak awal memberi
gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis.
Demikian pula jenis efloresensi tidak selalu harus polimorfik,
mungkin hanya oligomorfik.
TATALAKSANA
 Cara pengobatan ialah seluruh anggota keluarga harus diobati (termasuk penderita yang
hiposensitisasi).
 Nonmwsia : Pasien dianjurkan merendam pakaian 3 hari terakhir, seprei, dan handuk dalam
air panas minimal 60⁰C selama 10 menit, kemudian menyetrikanya. Kasur, bantal, guling
dan karpet dapat di vakum atau dijemur dibawah terik matahari secara langsung.
 Medikamentosa :
 1. Belerang endap (sulfur presipitatum) dengan kadar 4-20% dalam bentuk salap atau krim.
Preparat ini karena tidak efektif terhadap stadium telur, maka penggunaan dilakukan selama
3 hari berturut-turut. Kekurangan yang lain ialah berbau dan mengotori pakaian serta
kadang-kadang menimbulkan iritasi, dapat dipakai pada bayi berumur kurang dari 2 tahun.
2. Emulsi benzil-benzoas (20-25%), efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama 3
hari. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan kadang-kadang makin gatal dan panas setelah
dipakai.
3. Gama benzena heksa klorida (gemeksan = gammexane) kadarnya 1 % dalam krim atau losio,
termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan, dan jarang memberi
iritasi. Obat ini tidak dianjurkan pada anak di bawah 6 tahun dan ibu hamil karena toksis terhadap
susunan saraf pusat. Pemberian cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala, diulangi seminggu
kemudian .
4. Krotamiton 10% dalam krim atau losio juga merupakan obat pilihan, mempunyai dua efek sebagai
antiskabies dan antigatal; harus dijauhkan dari mata, mulut dan uretra.

5. Permethrin dengan kadar 5% dalam krim, efektivitas sama, aplikasi hanya sekali, dan dibersihkan
dengan mandi setelah 8-10 jam. Pengobatan diulangi setelah seminggu. Tidak dianjurkan pada bayi di
bawah umur 2 bulan
PROGNOSIS
Dengan memerhatikan pemilihan dan cara
pemakaian obat, serta syarat pengobatan
dan menghilangkan faktor predisposisi,
antara lain hygiene, serta semua orang
yan berkontak erat dengan pasien harus
diobati, maka penyakit ini dapat
diberantas dan prognosis baik.
LAPORAN
KASUS
ANAMNESIS
Identitas Pasien
Nama : Setujuono

Umur : 60 tahun 8 bulan

Jenis Kelamin : laki-laki

Status : Kawin

Bangsa/Suku : Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan :-

Alamat : Medan
Keluhan Utama :

Muncul bintil-bintil yang disertai gatal didaerah tangan, kaki,paha dan perut, yang diderita
sejak ± 1 minggu yang lalu.

Riwayat Perjalanan Penyakit

Pasien diopname di ruang shafa rumah sakit haji medan dengan diagnosa DM tipe 2 +
Hipertensi + TB Paru. Kemudian pasien di konsulkan ke dokter spesialis kulit dan
kelamin dengan keluhan berupa muncul bintil-bintil kemerahan yang disertai rasa gatal
pada sela jari, perut,paha, dan kaki sejak 1 minggu yang lalu. bintil-bintil muncul
pertama kali di sela jari tangan dan sekitarnya,lalu menyebar ke sela jari kaki, perut
dan paha, pasien mengatakan keluahan memberat di malam hari sehingga pasien sering
menggaruk dan keluhan bertambah menjadi luka akibat bekas garukkan. Pasien
mengatakan istrinya juga mengeluhkan gatal-gatal pada seluruh tubuh..
●Riwayat penyakit terdahulu

● DM tipe 2 + Hipertensi + TB Paru

●Riwayat penggunaan obat

● Candesartan, Amlodipine, Ceftriaxone, Lantus,


Apidra , Acetilsistein, Paracetamol, Clindamycin, Cetirizine

● Riwayat penyakit keluarga


Tidak ada
● Riwayat alergi
Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Gizi : Baik
BB : 73kg
TB : 152kg
Suhu Badan : 36.5C
Nadi : 97x/i
Tekanan Darah : 146/92
Pernafasan : 22x/i
PEMERIKSAAN FISIK
Status Dermatologi

Lokasi : Ektremitas atas


- regio manus ( regio palmar,regio dorsum manus, regio digiti
dan sela digiti) dextra dan sinistra
Abdomen
- (regio umbilical, regio pelvic)
Ektremitas bawah
- regio pedis ( regio dorsum pedis, regio digiti dan sela digiti)
dextra dan sinistra
- region femoral dextra sinistra
Ruam primer :
- Papul eritem berukuran miliar penyebaran diskret bilateral regio manus
interdigitalis sinistra et dextra dan regio pedis dextra et sinistra.
- Macula eritem berukuran nummular penyebaran di regio umbilical dan
regio pervic

Ruam sekunder :
- erosi di regio palmar manus dextra et sinistra, regio pedis et lateral
posterior malleolus dextra et sinistra.
- Ekskoriasi di manus dextra et sinistra, ekstremitas bawah, dan abdomen
●PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
●DIAGNOSA BANDING
 Scabies

 Prurigo

 Pedikulosis korporis

 Dermatitis

● DIAGNOSA KERJA
Scabies
TATALAKSANA
Umum:

 Jaga kebersihan
 Hindari menggunakan pakaian atau alat mandi yang sama
 Mencuci pakaian 3 hari terakhir dengan air panas
 Menjemur Kasur, bantal, guling, karpet di bawah sinar matahari langsung

Khusus :

 Cetirizine tablet 10mg 1x1

 Permethrin cream 5% 1x1 (1x/minggu, malam 10 jam)

 Desoxymethasone cream 0,25% 2 tube + soft u derm 1 tube 2x1 (pada kulit yang gatal)
PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
DISKUSI
Dari hasil anamnesis pada pasien didapatkan bahwa pasien mempunyai keluhan
muncul bintil-bintil kemerahan yang disertai rasa gatal pada sela jari,perut,paha, dan
kaki sejak 1 minggu yang lalu. bintil-bintil muncul pertama kali di sela jari tangan
dan sekitarnya,lalu menyebar ke sela jari kaki, perut dan paha, pasien mengatakan
keluahan memberat di malam hari sehingga pasien sering menggaruk dan keluhan
bertambah menjadi luka akibat bekas garukkan. Penegakan diagnosis pada kasus ini
berdasarkan anamnesa dengan keluhan timbul gatal dan bintil-bintil bersamaan
dengan salah satu keluarga yang lainnya. Hal ini sesuai dengan Skabies yang
memang pemicunya adalah kontak langsung (kontak kulit ke kulit), Kontak tak
langsung (melalui benda).
Lokasi efloresensi di jari tangan, daerah perut bawah, paha dan kaki sesuai
dengan lokasi predileksi Skabies yaitu pada stratum korneum yang tipis
yaitu sela jari tangan, pergelangan tangan, kaki. Efloresensi berupa vesikel
berukuran milliar,difus, penyebaran diskret bilateral di regio palmar
manus et interdigitalis sinistra-dextra. Papul eritem berukuran miliar
penyebaran diskret bilateral regio manus et interdigitalis sinistra-dextra
dan regio dan regio pedis dextra sinistra, macula eritem berukuran
numuller di regio umbilical dan regio pervic, erosi di regio palmar manus
dextra et sinistra dan pedis dextra sinistra, ekskoriasi di manus dextra et
sinistra, ekstremitas bawah, dan abdomen.
KESIMPULAN
Skabies merupakan penyakit infeksi oleh ektoparasit Sarcoptes scabiei varietas hominis. Skabies
merupakan penyakit kulit ke tiga dari dua belas penyakit kulit tersering di Indonesia. Peyakit ini sering
terjadi kepada orang atau kelompok dengan higienitas yang rendah. Gejala yang paling sering
ditimbulkan adalah gatal yang semakin bertambah saat malam hari. Diagnosis skabies ditegakkan
berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik. Penatalaksanaan pada skabies memerlukan edukasi
yang lebih untuk pasien karena pilihan obat yang akan diberikan tidak sedikit efek sampingnya dan
parasit ini bersifat sangat menular.

Selain itu perlu juga dilakukan pengobatan kepada keluarga pasien yang
 mengalami keluhan yang sama. Bila dalam perjalanannya skabiestidak diobati dengan baik dan adekuat
maka Sarcoptes scabiei akan tetap hidupdalam tubuh manusia karena manusia merupakan definitive
host dari Sarcoptes scabiei.

Anda mungkin juga menyukai