PENDAHULUAN
BAB II
1
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Skabies
2.1.1 Definisi
Pengetahuan dasar tentang penyakit ini diletakkan oleh VON HEBRA,
bapak dermatologi modern. Penyebabnya ditemukan oleh BENOMO pada
tahun 1687, kemudian oleh Mellanby dilakukan percobaan induksi pada
sukarelawan selama perang dunia II.¹
Pengertian dari skabies itu sendiri adalah penyakit kulit yang disebabkan
oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabei var, hominis dan
produknya.1
2.1.2 Sinonim
The itch, gudik, budukan, gatal agogo.¹
2.1.3 Etiopatogenesis
Sarcoptes scabei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo
Ackarima, super famili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabei
var. hominis. Selain itu terdapat Sarcoptes scabei yang lain, misalnya pada
kambing dan babi.
Siklus hidup tungau ini, Setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi diatas
kulit, yang jantan akan mati, kadang- kadang masih dapat hidup beberapa hari
2
dalam terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang sudah
dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3
milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai
mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk betina yanag dibuahi ini dapat hidup
sebulan lamanya. Telur akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan
mempunyai larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal
dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar.Setelah 2-3 hari larva akan
menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang
kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa
memerlukan waktu antara 8-12 hari.¹
Setelah sekitar 1 minggu, telur menetas, dan anak Sarcoptes akan tumbuh
menjadi dewasa. Sarcoptes dewasa ini akan keluar dari lorong-lorong untuk
mencari pasangannya (hal ini biasanya terjadi pada malam hari). Oleh karena
itu penderita scabies akan merasakan gatal-gatal pada malam hari.2
3
Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang
berwarna putih atau keabu-abuan. Berbentuk garis lurus atau berkelok,
rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu didapatkan papul atau
vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf
(pustula, ekskoriasi, dan lain-lain). Tempat predileksinya biasanya
merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu: sela-sela jari
tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak
bagian depan, areola mammae (wanita), umbilicus, bokong, genetalia
eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang
telapak tangan dan telapak kaki.
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau scabies, tetapi
juga pada penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabakan
oleh sensitisasi terhadap sekreta dan eksreta tungau yang memerlukan waktu
kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai
dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika, dan lain-lain. Dengan
gaukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. 2 Di daerah
4
tropis, hampir setiap kasus scabies terinfeksi sekunder oleh streptococcus
aureus atau staphylococcus pyogenes. 3
5
Cara menemukan tungau :
Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat papul
atau vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan diatas sebuah kaca
obyek, lalu ditutup dengan kaca penutup dan dilihat dengan mikroskop
cahaya.
Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar
kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar.
Dengan membuat biopsy irisan. Caranya: lesi dijepit dengan 2 jari
kemudian dibuat irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan
mikroskop cahaya.
Dengan biopsy eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan H.E.1
Prurigo6
1. Prurigo simpleks
2. Dermatosis pruriginosa
Selain itu masih ada prurigo lain yang sebenarnya tergolong salah satu bentuk
neurodermatitis,yaitu prurigo nodularis.
6
Prurigo Simpleks
Prurigo papul ditemukan pada berbagai tingkat usia dan paling sering pada
orang dengan usia pertengahan. Tempat yang sering terkena ialah badan dan
bagian ekstensor ekstremitas. Muka dan bagian kepala yang berambut juga
dapat terkena tersendiri atau bersama-sama dengan tempat lainnya.
Dermatosis Pruriginosa
a.Strofulus
Penyakit ini juga dikenal sebagai urtikaria papular, liken urtikatus dan
strofulus pruriginosis.Sering dijumpai pada bayi dan anak-anak. Papul-
papul kecil yang gatal tersebar di lengan dan tungkai, terutama menganai
bagian ekstensor. Lesi mula-mula berupa urticated papules yang kecil,
akibat garukan menjadi ekskoriasi dan mengalami infeksi sekunder atau
likenifikasi.
7
bersamaan. Serangan dapat berlangsung bulanan sampai tahunan.
Biasanya tidak disertai pembesaran KGB maupun gejala konstitusi.
c.Prurigo Hebra
Definisi
Prurigo Hebra adalah penyakit kulit kronik dimulai sejak bayi atau anak.
Kelainan kulit terdiri atas papul-papul miliar berbentuk kubah yang sangat
gatal dan lebih mudah diraba daripada dilihat. Tempat terutama di daereah
ekstremitas bagian ekstensor.
Epidemiologi
8
Etiologi dan Patogenesis
Gejala Klinis
Sering dimulai pada anak berusia diatas 1 tahun. Kelainan yang khas
adalah adanya papul-papul miliar tidak berwarna, berbentuk kubah, lebih
mudah diraba daripada dilihat. Garukan menimbulkan erosi, ekskoriasi,
krusta, hiperpigmentasi dan likenifikasi. Jika telah kronik, tampak kulit
yang sakit lebih gelap kecoklatan dan berlikenifikasi.
9
Histopatologi
Diagnosis Banding
Pengobatan
Prognosis
10
Pedikulosis7
Ialah infeksi kulit atau rambut yang disebabkan oleh pediculus humanus.
Pediculis ini merupakan obligat, artinya harus mengisap darah manusia
untuk dapat bertahan hidup
Pedikulosis Korporis
Infeksi kulit disebabkan oleh pediculosis humans vir corporis
Epidemiologi
Penyakit ini basanya menyerang oorang dewasa terutama pada higienis
nya yang kurang, misalnya pengembala yang jarang mandi atau jarang
mengganti dan mencuci pakaiannya. Penyakit ini sering disebut vagabond
karena kutu tidak melekat di kulit, melainkan di serat pakaian
Cara Penularan
- melalui pakaian
- pada orang yang memiliki rambut di dada dan ditularkan memalui kontak
langsusng
Etiologi
Pediculus humans vir mempunyai jenis kelamin 2, yang betina
berukuran 1,2-4,2 mm dan lebar kira kira setengah badannya sedangkan
jantan lebih kecil
Patogenesis
Kelainan yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan rasa
gatal. Rasa gatal ini disebabkan oleh liur pada waktu kutu menghisap
darah
Gejala Klinik
Umumnya hanya ditemukan kelainan berupa bekas garukan pada badan
karena gatal, dan berkurang pada garukan yang lebih intensif. Kadang
timbul infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening.
11
Pembantu Diagnosis
Menemukan kutu pada serat pakaian
Prognosis
Baik dengan menjaga higiene
2.1.8 Terapi
12
Krotamiton 10% dalam krim atau losio juga merupakan obat pilihan,
mempunyai dua efek sebagai antiskabies dan antigatal ; harus dijauhkan
dari mata, mulut, dan uretra.
Permetrin dengan kadar 5% dalam krim, kurang toksik jika dibandingkan
gameksan, efektifitasnya sama, aplikasi hanya sekali dan dihapus setelah
8-12 jam. Bila belum sembuh diulangi selama seminggu. Tidak dianjurkan
pada bayi dibawah umur 2 bulan.1,5
Bila disertai infeksi sekunder dapat diberikan antibiotika. Untuk rasa gatal
dapat diberikan antihistamin per oral. Perlu diperhatikan jika diantara anggota
keluarga ada yang menderita skabies juga harus diobati.¹
Karena sifatnya yang sangat mudah menular, maka apabila ada salah satu
anggota keluarga terkena skabies, sebaiknya seluruh anggota keluarga
tersebut juga harus menerima pengobatan. Pakaian, alat-alat tidur, dan lain-
lain hendaknya dicuci dengan air panas.³
2.1.9 Prognosis
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat
pengobatan dan menghilangkan faktor predisposisi (antara lain hygiene yang
buruk), maka penyakit ini dapat diberantas dan memberi prognosis yang
baik.¹
13
BAB III
LAPORAN KASUS
3.2 Anamnesis
3.2.1 Keluhan Utama
Timbul bintil di atas kulit disertai bercak kemerahan sejak 1 bulan yang
lalu
14
Pasien tinggal bersama orang tuanya di rumah dan riwayat orang
sekitar yang mengalami keluhan yang sama ada yaitu tantenya. Ibu os
mengatakan os sering memakai handuk tantenya dan tidur bersama
tantenya. Sebelumya os juga pernah berobat ke puskesmas, dan diberikan
obat salep namun tidak ada perubahan setelah menggunakannya.
15
Hidung : tidak ada kelainan pada bentuk
Telinga : tidak ada kelainan pada bentuk
Mulut : tidak ada kelainan pada bentuk
Leher : tidak ada kelainan
Thoraks : status dermatologikus
Abdomen : status dermatologikus
Ekstremitas : status dermatologikus
Genital : tidak ada kelainan
3.3.2 Status Dermatologis
16
- Pustul, soliter, bentuk bulat, ukuran 0.1cm - 0.3 cm x 0.1cm - 0.3 cm.
- Makula eritem, multiple, bentuk bulat hingga tidak beraturan dengan
ukutan 0.2cm – 0.5cm x 0.2 – 1cm diskret dan konfluens, ditutupi
krusta coklat kehitaman dan pada bagian tepinya terdapat skuama
halus berwarna putih.
17
tampak plak, bentuk tidak beraturan, soliter, ukuran 0.1 x 0.3 cm x 4 cm,
konfluens, dan disertai dengan krusta coklat kehitaman.
18
- Makula hipopigmentasi, bulat, multiple, ukuran 0.2 cm – 0.3 cm x
0.2cm – 0.5cm, penyebaran diskret, ditutupi dengan krusta kehitaman
dan skuama halus berwarna putih.
3.6 Tatalaksana
19
3.7 Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
20
BAB IV
PEMBAHASAN
21
krusta dan erosi maka sesuai dengan teori yang ada maka diduga pada pasien ini
telah timbul infeksi sekunder1. Efflorosensinya berupa papula atau vesikel dimana
puncaknya terdapat gambaran yang sebenarnya merupakan lorong-lorong rumah
sarcoptes yang biasanya disebut dengan istilah burrows atau kunikulus. Kunikulus
ini pada pemeriksaan fisik kadang tidak terlihat karena sudah hilang akibat
garukan kronis. Jika terjadi infeksi sekunder, kunikilus ini dapat menjadi pustula,
ekskoriasi dan krusta2.
Untuk lebih memastikan diagnosis maka bisa dilakukan pemeriksaan
penunjang berupa (1) Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas
selembar kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar. (2) Dengan membuat
biopsy irisan. Caranya: lesi dijepit dengan 2 jari kemudian dibuat irisan tipis
dengan pisau dan diperiksa dengan mikroskop cahaya. (3) Dengan biopsy
eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan H.E1. pada pasien ini tidak dilakukan
pemeriksaan karena alat alat tersebut tidak ada. Pemeriksaan penunjangyang lain
dapat berupa (4) Mengambil tungau dengan jarum. Jarum dimasukkan ke dalam
terowongan pada bagian yang gelap (kecuali pada orang kulit hitam pada titik
yang putih) dan digerakkan tangensial. Tungau akan memegang ujung jarum dan
dapat diangkat keluar. (5) Tes tinta Burowi. Papul skabies dilapisi dengan tinta
pena, kemudia segera dihapus dengan alkohol, maka jejak terowongan akan
terlihat sebagai garis yang karakteristik, berkelok-kelok, karena ada tinta yang
masuk. Tes ini tidak sakit dan dapat dikerjakan pada anak dan pada penderita
yang non-koperatif. (6) Tetrasiklin topikal. Larutan tetrasiklin dioleskan pada
terowongan yang dicurigai. Setelah dikeringkan selama 5 menit, hapus larutan
tersebut dengan isopropilalkohol. Tetrasiklin akan berpenetrasi ke dalam melalui
kerusakan stratum korneum dan terowongan akan tampak dengan penyinaran
lampu Wood, sebagai garis linier berwarna kuning kehijauan sehingga tungau
dapat ditemukan2.
Pada kasus ini, dipikirkan diagnosa banding prurigo, dan Pedikulosis
Korporis. Pada prurigo lesi kulit hampir mirip dengan skabies, lesi awal berupa
papul miliar tidak berwarna, bentuk kubah dan sangat gatal dan setelah digaruk
menimbulkan erosi, ekskoriasi, krusta dan orang yang berdekatan tidak terkena 6.
22
Diagnosis ini disingkirkan karena pasien merasa lebih gatal pada malam hari dan
orang disekitar mengalami keluhan yang sama
Pada pedikulosis korporis penyebab sama akibat parasit hewan, namun
disebabkan oleh pediculus humanus var corporis, dan keluhannya berupa gatal
namun tidak aktif pada malam hari serta pada orang yang emiliki higien yang
buruk7. Pada pemeriksaan fisik juga tidak ditemukannya kunikulus karena kutu
tidak tinggal di dalam kulit dan jika timbul infeksi sekunder akan mengalami
pembesaran kelenjar getah bening regional. Diagnosis ini disingkirkan karena
pada pasien ini memiliki higien yang cukup baik, serta pada pasien lebih aktif di
malam hari dan tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Tabel 4.1 Different Diagnosis1,6,7
Kasus Skabies Prurigo Pedikulosis
Korporis
Anamnesis Mengeluh gatal Mengeluh Megeluh Gatal pada
terutama pada gatal pada didahului badan, dan
malam hari. malam hari. gigtan berkurang jika
Adik dan teman Menyerang serangga digaruk lebih
disekitar rumah manusia kemudian intensif.
juga mengalami secara bentol dengan Menyerang
keluhan yang berkelompok rasa gatal dan orang yang
sama. Penularan digaruk higiene yang
Dirumah pasien secara kontak buruk seperti
tidur satukamar langsung jarang mandi
dengan adiknya. maupun tidak atau jarang
langsung ganti pakaian
Predileksi Di sela sela jari, Tempat di ekstremitas Di daerah
genital bagian dengan bagian badan
scrotum, lutut, stratum ekstensor dan
tungkai atas dan korneum yang simetris,
bawah tipis seperti : dapat meluas
Sela sela jari ke bokong
23
tangan dan dan perut,
kaki. muka dapat
Pergelangan pula terkena.
tangan dan Biasanya
telapak bagian distal
tangan, siku lengan dan
bagian luar, tungkai lebih
lipat ketiak parah
bagian depan, daripada
areola bagian
mammae proksimal.
(wanita),
umbilicus,
bokong,
genetalia
eksterna
(pria), dan
perut bagian
bawah. Pada
bayi dapat
menyerang
telapak
tangan dan
telapak kaki.
Effloresens Terdapat papul, Kelainan kulit Kelainan khas Kelainan pada
i pustul, makula, berupa papul, berupa papul kulit timbul
yang sebagian vesikel, papul milier, akibat garukan
tertutup oleh terowongan / tidak untuk
krusta berwarna kunikulus. berwarna dan menghilangkan
kebitaman dan Dengan berbentuk rasa gatal,
skuama halus garukan dapat kubah, lebih seperti erosi
24
berwarna putih timbul erosi, mudah diraba okskoriasi, pus
di pinggir nya ekskoriasi, daripada dan krusta
krusta dan dilihat,
infeksi garukan
sekunder. menimbulkan
ekskoriasi,
erosi .
Pembesara - - - +
n KGB
25
kebersihan selalu dijaga1. Berdasarkan hal tersebut, prognosis pasien skabies yang
diderita pasien ini adalah baik dengan penjabaran prognosis sebagai berikut :
- Quo ad vitam : bonam karena sacbies tidak mengancam nyawa dan hanya
mengganggu aktivitas akibat gatal yang dirasakan terutama
pada malam hari
- Quo ad functionam : tidak mengganggu fungsi organ tubuh, karena tungau
hanya hidup di kulit
- Quo ad sanationam :bonam karena dapat sembuh dengan pengobatan dan
kepatuhan pasien terhadap terapi serta diperlukan juga
pengobatan kepada keluarga pasien yang mengalami
keluhan yang sama.
26
Daftar Pustaka
1. Handoko, R.P. 2010. Skabies dalam : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed. 6.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
2. Sunaryanto, A. 2009. Prevalensi Skabies Pada Siswa Dan Siswi Pondok
Pesantren Darul Mujahadah. Universitas Islam Negeri Jakarta. Jakarta
3. Amanda, O. 2010. Scabies : Diagnosis and Management. Best Practice
Jourrnal. New Zaelan.
4. Anthony, D. 2013. Atlas Of Clinical Dermatology 4th Edition. Elsevier
Saunders. England.
5. Wolff, K. 2009. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology
6th edition. Salemba Medika. Jakarta.
6. Wiryadi, Benny, E. 2010. Prurigo dalam : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.
6. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
7. Handoko, R.P. 2010. Pedikulosis dalam : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.
6. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
27
28