Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

Kasus skabies masih sering ditemukan pada keadaan lingkungan yang


padat penduduk, status ekonomi rendah, tingkat pendidikan yang rendah dan
kualitas higienis pribadi yang kurang baik atau cenderung jelek. Rasa gatal yang
ditimbulkannya terutama waktu malam hari, secara tidak langsung juga ikut
mengganggu kelangsungan hidup masyarakat terutama tersitanya waktu untuk
istirahat tidur, sehingga kegiatan yang akan dilakukannya disiang hari juga ikut
terganggu. Jika hal ini dibiarkan berlangsung lama, maka efisiensi dan efektifitas
kerja menjadi menurun yang akhirnya mengakibatkan menurunnya kualitas hidup
masyarakat.
Skabies merupakan penyakit kulit yang sangat mudah menular baik secara
langsung maupun tidak langsung. Secara langsung misalnya ibu yang
menggendong anaknya yang menderita scabies atau penderita yang bergandengan
tangan dengan teman-temannya. Secara tidak langsung misalnya melalui tempat
tidur, handuk, pakaian dan lain-lain.
Predileksi dari skabies ialah biasanya pada daerah tubuh yang memiliki
lapisan stratum korneum yang tipis, seperti misalnya: axilla, areola mammae,
sekitar umbilikus, genital, bokong, pergelangan tangan bagian volair, sela-sela jari
tangan, siku flexor, telapak tangan dan telapak kaki.
Karena sifatnya yang sangat menular, maka skabies ini populer dikalangan
masyarakat padat. Banyak faktor yang menunjang perkembangan dari penyakit
ini, antara lain: sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan
seksual yang sifatnya promiskuitas, kesalahan diagnosis, dan perkembangan
dermografik serta ekologik.1 Penyakit ini juga dapat digolongkan ke dalam
penyakit akibat hubungan seksual (PHS).

BAB II

1
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Skabies
2.1.1 Definisi
Pengetahuan dasar tentang penyakit ini diletakkan oleh VON HEBRA,
bapak dermatologi modern. Penyebabnya ditemukan oleh BENOMO pada
tahun 1687, kemudian oleh Mellanby dilakukan percobaan induksi pada
sukarelawan selama perang dunia II.¹
Pengertian dari skabies itu sendiri adalah penyakit kulit yang disebabkan
oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabei var, hominis dan
produknya.1

2.1.2 Sinonim
The itch, gudik, budukan, gatal agogo.¹

2.1.3 Etiopatogenesis
Sarcoptes scabei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo
Ackarima, super famili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabei
var. hominis. Selain itu terdapat Sarcoptes scabei yang lain, misalnya pada
kambing dan babi.

Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya


cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini translusen, berwarna putih
kotor dan tidak bermata. Ukurannya, yang betina berkisar antara 330-450
mikron x 250-350 mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200-240
mikron x 150-200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2
pasang kaki didepan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada
betina berakhir pada rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan kaki
ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat.

Siklus hidup tungau ini, Setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi diatas
kulit, yang jantan akan mati, kadang- kadang masih dapat hidup beberapa hari

2
dalam terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang sudah
dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3
milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai
mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk betina yanag dibuahi ini dapat hidup
sebulan lamanya. Telur akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan
mempunyai larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal
dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar.Setelah 2-3 hari larva akan
menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang
kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa
memerlukan waktu antara 8-12 hari.¹

Setelah sekitar 1 minggu, telur menetas, dan anak Sarcoptes akan tumbuh
menjadi dewasa. Sarcoptes dewasa ini akan keluar dari lorong-lorong untuk
mencari pasangannya (hal ini biasanya terjadi pada malam hari). Oleh karena
itu penderita scabies akan merasakan gatal-gatal pada malam hari.2

2.1.4 Gambaran klinis


Terdapat 4 tanda kardinal dari skabies, dimana diagnosis dapat ditegakkan
dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal tersebut atau menemukan tanda
kardinal ke - 4¹:

 Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan


karena aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan
panas.

 Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam


sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu
pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian
besar tetangga yang berdekatan akan diserang tungau tersebut. Dikenal
keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya terkena.
Walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak memberikan gejala.
Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier).

3
 Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang
berwarna putih atau keabu-abuan. Berbentuk garis lurus atau berkelok,
rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu didapatkan papul atau
vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf
(pustula, ekskoriasi, dan lain-lain). Tempat predileksinya biasanya
merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu: sela-sela jari
tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak
bagian depan, areola mammae (wanita), umbilicus, bokong, genetalia
eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang
telapak tangan dan telapak kaki.

Gambar 2.1 Terowongan (kunikulus) pada skabies3

 Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat


ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.1

Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau scabies, tetapi
juga pada penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabakan
oleh sensitisasi terhadap sekreta dan eksreta tungau yang memerlukan waktu
kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai
dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika, dan lain-lain. Dengan
gaukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. 2 Di daerah

4
tropis, hampir setiap kasus scabies terinfeksi sekunder oleh streptococcus
aureus atau staphylococcus pyogenes. 3

Gambar 2.2 eskoriasi dan krusta akibat garukan pada skabies.4

2.1.5 Cara Penularan


Penyakit skabies dapat ditularkan melalui kontak langsung maupun kontak
tak langsung. Yang paling sering adalah kontak langsung yang saling
bersentuhan atau dapat pula melalui alat- alat seperti tempat tidur, handuk dan
pakaian.1 Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan perseorangan
dan lingkungan, atau apabila banyak orang yang tinggal secara bersamasama
disatu tempat yang relatif sempit. Penularan skabies terjadi ketika orang-
orang tidur bersama di satu tempat tidur yang sama di lingkungan rumah
tangga, sekolah-sekolah yang menyediakan fasilitas asrama dan pemondokan,
serta fasilitas -fasilitas kesehatan yang dipakai oleh masyarakat luas, dan
fasilitas umum lain yang dipakai secara bersamasama di lingkungan padat
penduduk (Benneth dalam Kartika, 2008).

2.1.6 Pembantu Diagnosis


Dengan adanya keluhan gatal terutama pada malam hari, kelainan kulit
pada tempat predileksi, dan adanya penyakit serupa pada angota keluarga
yang serumah, sudah dapat diduga bahwa penyakit tersebut adalah skabies.
Terlebih-lebih jika ditemukannya terowongan.¹

5
Cara menemukan tungau :
 Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat papul
atau vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan diatas sebuah kaca
obyek, lalu ditutup dengan kaca penutup dan dilihat dengan mikroskop
cahaya.
 Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar
kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar.
 Dengan membuat biopsy irisan. Caranya: lesi dijepit dengan 2 jari
kemudian dibuat irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan
mikroskop cahaya.
 Dengan biopsy eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan H.E.1

2.1.7 Diagnosis banding


Adanya pendapat yang mengatakan penyakit skabies ini merupakan the
great imitator karena dapat menyerupai banyak penyakit kulit dengan
keluhan gatal. Sebagai diagnosis banding ialah : prurigo, pedikulosis
korporis, dermatitis, dan lain-lain.¹

Prurigo6

Prurigo ialah erupsi papular kronik dan rekurens. KOCSARD membagi


prurigo menjadi 2 kelompok :

1. Prurigo simpleks
2. Dermatosis pruriginosa

Selain itu masih ada prurigo lain yang sebenarnya tergolong salah satu bentuk
neurodermatitis,yaitu prurigo nodularis.

6
Prurigo Simpleks

Prurigo papul ditemukan pada berbagai tingkat usia dan paling sering pada
orang dengan usia pertengahan. Tempat yang sering terkena ialah badan dan
bagian ekstensor ekstremitas. Muka dan bagian kepala yang berambut juga
dapat terkena tersendiri atau bersama-sama dengan tempat lainnya.

Lesi biasanya muncul dalam kelompok-kelompok sehingga papul-papul,


vesikel-vesikel dan jaringan-jaringan parut sebagai tingkat perkembangan
terakhir dapat terlihat pada saat yang bersamaan.

Beberapa variasi prurigo pernah dilaporkan. Prurigo melanotik Pierini dan


Borda terjadi pada wanita usia pertengahan, berupa pruritus bersamaan
dengan sirosis biliaris primer. Lesi berupa hiperpigmentasi retikular, sangat
gatal, terutama mengenai badan. Pengobatannya simtomatik, diberikan obat
untuk mengurangi gatal baik sistemik maupun topikal.

Dermatosis Pruriginosa

Pada kelompok penyakit ini prurigo papul terdapat bersama-sama dengan


urtika, infeksi piogenik, tanda-tanda bekas garukan, likenifikasi dan
eksematisasi. Termasuk dalam kelompok penyakit ini antara lain ialah:
strofulus, prurigo kronik multiformis Lutz dan prurigo Hebra.

a.Strofulus
Penyakit ini juga dikenal sebagai urtikaria papular, liken urtikatus dan
strofulus pruriginosis.Sering dijumpai pada bayi dan anak-anak. Papul-
papul kecil yang gatal tersebar di lengan dan tungkai, terutama menganai
bagian ekstensor. Lesi mula-mula berupa urticated papules yang kecil,
akibat garukan menjadi ekskoriasi dan mengalami infeksi sekunder atau
likenifikasi.

Lesi-lesi muncul kembali dalam kelompok, biasanya pada malam


hari.Tetapi lesi dapat bertahan sampai 12 hari. Semua tingkatan
perkembangan dan regresi papul-papul dapat dilihat pada saat yang

7
bersamaan. Serangan dapat berlangsung bulanan sampai tahunan.
Biasanya tidak disertai pembesaran KGB maupun gejala konstitusi.

Urtikaria papular merupakan reaksi hipersensitifitas terhadap gigitan fleas


(kutu berkaki 6 dapat melompat), gnats (agas,sejenis nyamuk yang kecil
hitam), nyamuk, kutu, dan yang tersering ialah kepinding.
Pengobatan mencakup pemberantasan serangga, terutama fleas (cat & dog
fleas dan kuman fleas) serta kutu busuk. Tempat-tempat tidur binatang
peliharaan, lemari, sela-sela rumah, permadani dan perkakas rumah tangga
disemprot dengan insektisida. Secara topikal penderita diberi
losio antipruritus. Krim kortikosteroid juga dapat dipakai. Antihistamin
peroral dapat menghilangkan rasa gatal.

b.Prurigo kronik multiformis Lutz

Kelainan kulitnya berupa papul prurigo disertai likenifikasi dan


eksematisasi. Penderita juga mengalami pembesaran KGB. Pengobatan
bersifat simtomatik.

c.Prurigo Hebra

Prurigo Hebra adalah yang tersering didapat.

Definisi

Prurigo Hebra adalah penyakit kulit kronik dimulai sejak bayi atau anak.
Kelainan kulit terdiri atas papul-papul miliar berbentuk kubah yang sangat
gatal dan lebih mudah diraba daripada dilihat. Tempat terutama di daereah
ekstremitas bagian ekstensor.

Epidemiologi

Sering terdapat pada keadaan sosio-ekonomi dan higiene yang rendah.


Umumnya terdapat pada anak. Penderita wanita lebih banyak daripada
laki-laki.

8
Etiologi dan Patogenesis

Penyebabnya yang pasti belum diketahui. Umumnya ada saudara yang


juga menderita penyakit ini, karena itu ada yang menganggap penyakit ini
herediter.

Sebagian ahli berpendapat bahwa kulit penderita peka terhadap gigitan


serangga, misalnya nyamuk. Mungkin antigen atau toksin yang ada dalam
ludah serangga menyebabkan alergi. Disamping itu juga terdapat beberapa
faktor yang berperan, antara lain : suhu, investasi parasit (misalnya Ascaris
dan Oxyuris). Juga infeksi fokal misalnya tonsil atau saluran cerna,
endokrin, alergi makanan. Pendapat lain mengatakan penyakit ini didasari
faktor atopi.

Gejala Klinis

Sering dimulai pada anak berusia diatas 1 tahun. Kelainan yang khas
adalah adanya papul-papul miliar tidak berwarna, berbentuk kubah, lebih
mudah diraba daripada dilihat. Garukan menimbulkan erosi, ekskoriasi,
krusta, hiperpigmentasi dan likenifikasi. Jika telah kronik, tampak kulit
yang sakit lebih gelap kecoklatan dan berlikenifikasi.

Tempat predileksi di ekstremitas bagian ekstensor dan simetris, dapat


meluas ke bokong dan perut, muka dapat pula terkena. Biasanya bagian
distal lengan dan tungkai lebih parah daripada bagian proksimal.

Tungkai lebih parah daripada lengan. KGB regional biasanya membesar,


tidak nyeri, tidak bersupurasi, pada perabaan teraba lebih lunak.
Pembesaran tersebut disebut bubo prurigo. Bila penyakitnya ringan
disebut prurigo mitis, hanya terbatas di ekstremitas bagian ekstensor dan
sembuh sebelum akil balik. Jika penyakit lebih berat disebut prurigo
feroks (agria), lokasi lesi lebih luas dan berlanjut hingga dewasa.

9
Histopatologi

Gambaran histopatologi tidak khas, sering ditemukan akantosis,


hiperkeratosis, edema pada epidermis bagian bawah, dan dermis
bagian atas. Pada papul yang masih baru terdapat pelebaran pembuluh
darah, infiltrasi ringan sel radang sekitar papul dan dermis bagian atas.
Bila telah kronik, infiltrat kronis ditemukan di sekitar pembuluh darah
serta deposit pigmen di bagian basal.

Diagnosis Banding

Sebagai diagnosis banding adalah skabies. Pada skabies, gatal terutama


pada malam hari. orang-orang yang berdekatan juga terkena. Kelainan
kulit berupa banyak vesikel dan papul pada lipatan-lipatan kulit.

Pengobatan

Dengan menghindari hal-hal yang berkaitan dengan prurigo,yaitu


menghindari gigitan nyamuk atau serangga, mencari dan mengobati
infeksi fokal, memperbaiki higiene perseorangan maupun lingkungan.
Pengobatan berupa simtomatik yaitu mengurangi gatal dengan pemberian
sedativa. Contoh pengobatan topikal ialah dengan sulfur 5-10% dapat
diberi dalam bentuk bedak kocok atausalap. Untuk mengurangi gatal dapat
diberikan mentol 0,25-1% atau kamper 2-3%. Bila terdapat infeksi
sekunder diberikan antibiotik topikal. Kadang dapat diberi steroid topikal
bila kelainan tidak begitu luas.

Prognosis

Sebagian besar akan senbuh spontan pada usia akil balik.

10
Pedikulosis7
Ialah infeksi kulit atau rambut yang disebabkan oleh pediculus humanus.
Pediculis ini merupakan obligat, artinya harus mengisap darah manusia
untuk dapat bertahan hidup

Pedikulosis Korporis
Infeksi kulit disebabkan oleh pediculosis humans vir corporis

Epidemiologi
Penyakit ini basanya menyerang oorang dewasa terutama pada higienis
nya yang kurang, misalnya pengembala yang jarang mandi atau jarang
mengganti dan mencuci pakaiannya. Penyakit ini sering disebut vagabond
karena kutu tidak melekat di kulit, melainkan di serat pakaian

Cara Penularan
- melalui pakaian
- pada orang yang memiliki rambut di dada dan ditularkan memalui kontak
langsusng
Etiologi
Pediculus humans vir mempunyai jenis kelamin 2, yang betina
berukuran 1,2-4,2 mm dan lebar kira kira setengah badannya sedangkan
jantan lebih kecil

Patogenesis
Kelainan yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan rasa
gatal. Rasa gatal ini disebabkan oleh liur pada waktu kutu menghisap
darah

Gejala Klinik
Umumnya hanya ditemukan kelainan berupa bekas garukan pada badan
karena gatal, dan berkurang pada garukan yang lebih intensif. Kadang
timbul infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening.

11
Pembantu Diagnosis
Menemukan kutu pada serat pakaian

Prognosis
Baik dengan menjaga higiene

2.1.8 Terapi

Syarat obat yang ideal adalah :


 Harus efektif terhadap semua stadium tungau.
 Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik.
 Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian.
 Mudah diperoleh dan harganya murah.
Cara pengobatannya ialah seluruh anggota keluarga harus diobati
(termasuk penderita yang hiposensitisasi).¹
Jenis obat topikal yang dapat diberikan kepada pasien adalah :
 Belerang endap (sulfur presipitatum) dengan kadar 4-20% dalam bentuk
salep atau krim. Preparat ini karena tidak efektif terhadap stadium telur,
maka penggunaanya tidak boleh kurang dari 3 hari. Kekurangannya yang
lain ialah berbau dan mengotori pakaian dan kadang-kadang menimbulkan
iritasi. Dapat dipakai pada bayi berumur kurang dari 2 tahun.
 Emulsi benzyl-benzoas (20-25%), efektif terhadap semua stadium,
diberikan setiap malam selama tiga hari. Obat ini sulit diperoleh, sering
memberi iritasi, dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.
 Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan = gammexane) kadarnya 1%
dalam krim atau losio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap
semua stadium, mudah digunakan, dan jarang memberi iritasi. Obat ini
tidak dianjurkan pada anak dibawah enam tahun dan wanita hamil, karena
toksis terhadap susunan saraf pusat. Pemberiannya cukup sekali, kecuali
jika masih ada gejala diulangi seminggu kemudian.

12
 Krotamiton 10% dalam krim atau losio juga merupakan obat pilihan,
mempunyai dua efek sebagai antiskabies dan antigatal ; harus dijauhkan
dari mata, mulut, dan uretra.
 Permetrin dengan kadar 5% dalam krim, kurang toksik jika dibandingkan
gameksan, efektifitasnya sama, aplikasi hanya sekali dan dihapus setelah
8-12 jam. Bila belum sembuh diulangi selama seminggu. Tidak dianjurkan
pada bayi dibawah umur 2 bulan.1,5

Bila disertai infeksi sekunder dapat diberikan antibiotika. Untuk rasa gatal
dapat diberikan antihistamin per oral. Perlu diperhatikan jika diantara anggota
keluarga ada yang menderita skabies juga harus diobati.¹
Karena sifatnya yang sangat mudah menular, maka apabila ada salah satu
anggota keluarga terkena skabies, sebaiknya seluruh anggota keluarga
tersebut juga harus menerima pengobatan. Pakaian, alat-alat tidur, dan lain-
lain hendaknya dicuci dengan air panas.³

2.1.9 Prognosis
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat
pengobatan dan menghilangkan faktor predisposisi (antara lain hygiene yang
buruk), maka penyakit ini dapat diberantas dan memberi prognosis yang
baik.¹

13
BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 Identitas Pasien


Nama : Nn. lutfiaPutri
Umur : 4 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan :-
Status : Belum Menikah
Tanggal pemeriksaan : 13-03-2020

3.2 Anamnesis
3.2.1 Keluhan Utama
Timbul bintil di atas kulit disertai bercak kemerahan sejak 1 bulan yang
lalu

3.2.2 Keluhan Tambahan


Gatal pada bercak kemerahan

3.2.3 Riwayat Perjalanan Penyakit


Pasien datang ke poliklinik kesehatan kulit dan kelamin dengan keluhan
gatal-gatal dan bercak-bercak kemerahan pada sela-sela jari tangan, paha,
perut. Keluhan dirasakan sejak 1 bulan yang lalu, keluhan awal dirasakan
dari sela sela jari kirinya berupa satu bintil berukuran kepala jarum pentul
yang gatal kemudian digaruk os, setelah itu dalam 1 minggu os merasa
keluhannya menyebar sampai ke bagian tubuh yang lain seperti kaki, lutut.
Keluhan gatal dirasakan semakin hebat terutama pada malam hari
sehingga pasien menjadi lebih sering menggaruknya untuk mengurangi
keluhan sampai tidak sadar telah menimbulkan luka dan disertai dengan
nanah.

14
Pasien tinggal bersama orang tuanya di rumah dan riwayat orang
sekitar yang mengalami keluhan yang sama ada yaitu tantenya. Ibu os
mengatakan os sering memakai handuk tantenya dan tidur bersama
tantenya. Sebelumya os juga pernah berobat ke puskesmas, dan diberikan
obat salep namun tidak ada perubahan setelah menggunakannya.

3.2.4 Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat gatal-gatal sebelumnya disangkal
Riwayat sakit asma disangkal
Riwayat sering bersin-bersin disangkal
Riwayat alergi makanan, obat-obatan disangkal
Riwayat diabetes mellitus disangkal

3.2.5 Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat asma dalam keluarga disangkal
Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama dalam keluarga ada yaitu
tantenya

3.3 Pemeriksaan Fisik


3.3.1 Status Generalis
Keadaan Umum : tidak tampak sakit
Kesadaran : kompos mentis
Tanda vital
Tekanan darah :-
Nadi : 92 x/menit
RR : 20 x/ menit
Temp : 36,5oC
Keadaan Spesifik
Kepala : Normocephali
Wajah : tidak ada kelainan
Mata : CA (-/-), SI (-/-)

15
Hidung : tidak ada kelainan pada bentuk
Telinga : tidak ada kelainan pada bentuk
Mulut : tidak ada kelainan pada bentuk
Leher : tidak ada kelainan
Thoraks : status dermatologikus
Abdomen : status dermatologikus
Ekstremitas : status dermatologikus
Genital : tidak ada kelainan
3.3.2 Status Dermatologis

Gambar 3.1 Regio interdigiti dorsum manus sinistra

Regio dorsum manus sinistra, interdigiti II-III, III-IV, IV-V tampak :


- Papul, multiple, bentuk bulat hingga tidak beraturan, diameter 0.2 cm -
0.5 cm, penyebran diskret.
- Makula hipopigmentasi, bulat, multiple, ukuran 0.1 cm – 0.2 cm x 0.1
cm – 0.2 cm penyebaran diskret dan konfluens, ditutupi dengan krusta
coklat kehitaman.

16
- Pustul, soliter, bentuk bulat, ukuran 0.1cm - 0.3 cm x 0.1cm - 0.3 cm.
- Makula eritem, multiple, bentuk bulat hingga tidak beraturan dengan
ukutan 0.2cm – 0.5cm x 0.2 – 1cm diskret dan konfluens, ditutupi
krusta coklat kehitaman dan pada bagian tepinya terdapat skuama
halus berwarna putih.

17
tampak plak, bentuk tidak beraturan, soliter, ukuran 0.1 x 0.3 cm x 4 cm,
konfluens, dan disertai dengan krusta coklat kehitaman.

- plak, bentuk tidak beraturan, soliter, ukuran 0.2 cm x 3 cm x 4 cm, dan


diatasnya terdapat krusta kuning kehijauan, bentuk tidak beraturan,
mutiple, ukuran 0.1cm – 0.2cm x 0.2cm – 0.3cm.

18
- Makula hipopigmentasi, bulat, multiple, ukuran 0.2 cm – 0.3 cm x
0.2cm – 0.5cm, penyebaran diskret, ditutupi dengan krusta kehitaman
dan skuama halus berwarna putih.

3.4 Diagnosis Banding


Skabies
Prurigo
Pedikulosis Korporis

3.5 Diagnosis Kerja


Skabies

3.6 Tatalaksana

Memberikan edukasi kepada pasien tentang skabies :

- Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau yang


dapat menular.
- Menerangkan pentingnya menjaga kebersihan perseorangan dan
lingkungan setempat.
- Memberitahu untuk idak menggunakan pakaian atau barang orang lain
agar tidak menularkannya
- Mengganti pakaian, handuk, dan sprei yang digunakan serta cuci secara
teratur
- Bila gatal sebaiknya jangan digaruk karena dapat menyebabkan luka dan
resiko infeksi.
- Memberi penjelasan bahwa pengobatan dengan penggunaan krim yang
dioleskan pada seluruh badan tidak boleh terkena air, jika tekena air harus
di ulangi pada bagian tersebut. Krim dioleskan saat malam hari menjelang
tidur dan didiamkan selama 8-12 jam. Obat digunakan 1x dan dilihat
dalam satu minggu terdapat perbaikan atau belum
Permetrin dengan kadar 5% dalam krim, oleskan dikulit pada malam hari
selama 8-12 jam

19
3.7 Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

20
BAB IV

PEMBAHASAN

Diagnosa pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinik


dan pemeriksaan fisik yang dilakukan.
Dari anamnesis didapatkan keluhan gatal-gatal dan bercak-bercak
kemerahan pada sela-sela jari tangan, paha, perut. Keluhan dirasakan sejak 1
bulan yang lalu, keluhan awal dirasakan dari sela sela jari kirinya berupa satu
bintil berukuran kepala jarum pentul yang gatal kemudian digaruk os, setelah itu
dalam 1 minggu os merasa keluhannya menyebar sampai ke bagian tubuh yang
lain seperti kaki, lutut, dan kemaluannya. Keluhan gatal dirasakan semakin hebat
terutama pada malam hari sehingga pasien menjadi lebih sering menggaruknya
untuk mengurangi keluhan sampai tidak sadar telah menimbulkan luka dan
disertai dengan nanah.
Pasien tinggal bersama orang tuanya di rumah dan riwayat orang sekitar
yang mengalami keluhan yang sama ada yaitu tantenya. Ibu os mengatakan os
sering memakai handuk tantenya dan tidur bersama tantenya. Sebelumya os juga
pernah berobat ke puskesmas, dan diberikan obat salep namun tidak ada
perubahan setelah menggunakannya.
Pasien dapat didiagnosis menderita penyakit skabies, dimana hal ini sesuai
dengan teori yang ada bahwa dengan ditemukannya 2 dari tanda 4 tanda kardinal
skabies maka diagnosis klinis dapat ditegakkan1. Dimana tanda kardinal yang
ditemukan adalah pruritus nokturna dan adanya terowongan (kunikulus) pada sela
sela jari, dan mengenai orang di sekitarnya atau kelompok.
Dari status dermatologinya dapatkan bahwa terdapat lesi didaerah sela jari,
paha dan perut. Hal ini sesuai dengan tempat predileksi skabies. Selain itu pada
pasien ini pada daerah perut, juga didapatkan effloresensi berupa pustula, bentuk
bulat hingga tidak beraturan, penyebaran diskrit dan konfluens disertai dengan

21
krusta dan erosi maka sesuai dengan teori yang ada maka diduga pada pasien ini
telah timbul infeksi sekunder1. Efflorosensinya berupa papula atau vesikel dimana
puncaknya terdapat gambaran yang sebenarnya merupakan lorong-lorong rumah
sarcoptes yang biasanya disebut dengan istilah burrows atau kunikulus. Kunikulus
ini pada pemeriksaan fisik kadang tidak terlihat karena sudah hilang akibat
garukan kronis. Jika terjadi infeksi sekunder, kunikilus ini dapat menjadi pustula,
ekskoriasi dan krusta2.
Untuk lebih memastikan diagnosis maka bisa dilakukan pemeriksaan
penunjang berupa (1) Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas
selembar kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar. (2) Dengan membuat
biopsy irisan. Caranya: lesi dijepit dengan 2 jari kemudian dibuat irisan tipis
dengan pisau dan diperiksa dengan mikroskop cahaya. (3) Dengan biopsy
eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan H.E1. pada pasien ini tidak dilakukan
pemeriksaan karena alat alat tersebut tidak ada. Pemeriksaan penunjangyang lain
dapat berupa (4) Mengambil tungau dengan jarum. Jarum dimasukkan ke dalam
terowongan pada bagian yang gelap (kecuali pada orang kulit hitam pada titik
yang putih) dan digerakkan tangensial. Tungau akan memegang ujung jarum dan
dapat diangkat keluar. (5) Tes tinta Burowi. Papul skabies dilapisi dengan tinta
pena, kemudia segera dihapus dengan alkohol, maka jejak terowongan akan
terlihat sebagai garis yang karakteristik, berkelok-kelok, karena ada tinta yang
masuk. Tes ini tidak sakit dan dapat dikerjakan pada anak dan pada penderita
yang non-koperatif. (6) Tetrasiklin topikal. Larutan tetrasiklin dioleskan pada
terowongan yang dicurigai. Setelah dikeringkan selama 5 menit, hapus larutan
tersebut dengan isopropilalkohol. Tetrasiklin akan berpenetrasi ke dalam melalui
kerusakan stratum korneum dan terowongan akan tampak dengan penyinaran
lampu Wood, sebagai garis linier berwarna kuning kehijauan sehingga tungau
dapat ditemukan2.
Pada kasus ini, dipikirkan diagnosa banding prurigo, dan Pedikulosis
Korporis. Pada prurigo lesi kulit hampir mirip dengan skabies, lesi awal berupa
papul miliar tidak berwarna, bentuk kubah dan sangat gatal dan setelah digaruk
menimbulkan erosi, ekskoriasi, krusta dan orang yang berdekatan tidak terkena 6.

22
Diagnosis ini disingkirkan karena pasien merasa lebih gatal pada malam hari dan
orang disekitar mengalami keluhan yang sama
Pada pedikulosis korporis penyebab sama akibat parasit hewan, namun
disebabkan oleh pediculus humanus var corporis, dan keluhannya berupa gatal
namun tidak aktif pada malam hari serta pada orang yang emiliki higien yang
buruk7. Pada pemeriksaan fisik juga tidak ditemukannya kunikulus karena kutu
tidak tinggal di dalam kulit dan jika timbul infeksi sekunder akan mengalami
pembesaran kelenjar getah bening regional. Diagnosis ini disingkirkan karena
pada pasien ini memiliki higien yang cukup baik, serta pada pasien lebih aktif di
malam hari dan tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Tabel 4.1 Different Diagnosis1,6,7
Kasus Skabies Prurigo Pedikulosis
Korporis
Anamnesis Mengeluh gatal Mengeluh Megeluh Gatal pada
terutama pada gatal pada didahului badan, dan
malam hari. malam hari. gigtan berkurang jika
Adik dan teman Menyerang serangga digaruk lebih
disekitar rumah manusia kemudian intensif.
juga mengalami secara bentol dengan Menyerang
keluhan yang berkelompok rasa gatal dan orang yang
sama. Penularan digaruk higiene yang
Dirumah pasien secara kontak buruk seperti
tidur satukamar langsung jarang mandi
dengan adiknya. maupun tidak atau jarang
langsung ganti pakaian
Predileksi Di sela sela jari, Tempat di ekstremitas Di daerah
genital bagian dengan bagian badan
scrotum, lutut, stratum ekstensor dan
tungkai atas dan korneum yang simetris,
bawah tipis seperti : dapat meluas
Sela sela jari ke bokong

23
tangan dan dan perut,
kaki. muka dapat
Pergelangan pula terkena.
tangan dan Biasanya
telapak bagian distal
tangan, siku lengan dan
bagian luar, tungkai lebih
lipat ketiak parah
bagian depan, daripada
areola bagian
mammae proksimal.
(wanita),
umbilicus,
bokong,
genetalia
eksterna
(pria), dan
perut bagian
bawah. Pada
bayi dapat
menyerang
telapak
tangan dan
telapak kaki.
Effloresens Terdapat papul, Kelainan kulit Kelainan khas Kelainan pada
i pustul, makula, berupa papul, berupa papul kulit timbul
yang sebagian vesikel, papul milier, akibat garukan
tertutup oleh terowongan / tidak untuk
krusta berwarna kunikulus. berwarna dan menghilangkan
kebitaman dan Dengan berbentuk rasa gatal,
skuama halus garukan dapat kubah, lebih seperti erosi

24
berwarna putih timbul erosi, mudah diraba okskoriasi, pus
di pinggir nya ekskoriasi, daripada dan krusta
krusta dan dilihat,
infeksi garukan
sekunder. menimbulkan
ekskoriasi,
erosi .
Pembesara - - - +
n KGB

Penatalaksanaan kasus ini, yaitu memberikan edukasi kepada os untuk


menjaga kebersihan serta tidak menggunakan barang seperti pakaian, handuk
orang lain agar tidak menularkannya, seluruh pakaian dan sprei dicuci
menggunakan air hangat, kasur bantal dan barang yang tidak dapat dicuci
sebaiknya dapat dijemur1. Hal ini sudah dijelaskan kepada pasien agar tujuan dari
pengobatan skabies dapat tercapai.
Untuk pengobatan medikamentosa yang sesuai dengan teori yaitu diberikan
berupa obat tropika untuk membasmi skabies, yaitu belerang endap atau sulfur
presitatum dengan kadar 4-20%, emulsi benzil benzoat 20-25%, gama benzena
heksa klorida atau gameksan 1%, krotamiton 10% dan permetrin 5% dalam krim.
Dari kelima obat tersebut, dipilih obat yang sesuai dengan syarat obat skabies
yaitu efektif terhadap semua stadium tungau, tidak menimbulkan iritasi dan tidak
toksik, tidak berbau atau kotor serta tidak merusak pakaian dan mudah diperoleh
serta harganya yang murah. Obat tersebut adalah permetrin 5%dalam krim yaitu
oleskan dikulit pada malam hari selama 8-12 jam karena obat in kurang toksik
jika dibandingkan gameksan dan obat lainnya, efektifitasnya sama, aplikasi hanya
sekali dan dihapus setelah 8-12jam dioleskan sebelum tidur kemudian dicuci
keesoan harinya1,5.
Prognosis pada sacbies berdasarkan teori adalah baik karenan penyebabnya
dapat di berantas dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, dan
scabies bukan penyakit yang mengancam nyawa serta dapat sembuh jika

25
kebersihan selalu dijaga1. Berdasarkan hal tersebut, prognosis pasien skabies yang
diderita pasien ini adalah baik dengan penjabaran prognosis sebagai berikut :
- Quo ad vitam : bonam karena sacbies tidak mengancam nyawa dan hanya
mengganggu aktivitas akibat gatal yang dirasakan terutama
pada malam hari
- Quo ad functionam : tidak mengganggu fungsi organ tubuh, karena tungau
hanya hidup di kulit
- Quo ad sanationam :bonam karena dapat sembuh dengan pengobatan dan
kepatuhan pasien terhadap terapi serta diperlukan juga
pengobatan kepada keluarga pasien yang mengalami
keluhan yang sama.

26
Daftar Pustaka

1. Handoko, R.P. 2010. Skabies dalam : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed. 6.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
2. Sunaryanto, A. 2009. Prevalensi Skabies Pada Siswa Dan Siswi Pondok
Pesantren Darul Mujahadah. Universitas Islam Negeri Jakarta. Jakarta
3. Amanda, O. 2010. Scabies : Diagnosis and Management. Best Practice
Jourrnal. New Zaelan.
4. Anthony, D. 2013. Atlas Of Clinical Dermatology 4th Edition. Elsevier
Saunders. England.
5. Wolff, K. 2009. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology
6th edition. Salemba Medika. Jakarta.
6. Wiryadi, Benny, E. 2010. Prurigo dalam : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.
6. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
7. Handoko, R.P. 2010. Pedikulosis dalam : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.
6. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta

27
28

Anda mungkin juga menyukai