Anda di halaman 1dari 19

MILIK LAB.

FK-UMP

PENUNTUN PRAKTIKUM KEDUA

HISTOLOGI
BLOK 12
(SISTEM DIGESTIF)

Disusun oleh :
TIM HISTOLOGI
dr. H. Achmad Azhari, DAHK
Indri RamaYanti, S.Si, M.Sc

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH PALEMBANG
2010
KATA PENGANTAR
Penuntun Praktikum 2 Histologi Hal. 0
Puji syukur untuk telah terselesaikannya buku laporan praktikum ini, yang
diharapkan dapat membantu kelancaran tugas serta jalannya Praktikum Histologi.
Buku ini kurang lebih memuat garis kerja yang akan dilakukan selama praktikum,
sehingga akan sangat membantu praktikan dalam menyelesaikan praktikumnya.
Disamping sebagai petunjuk, buku ini juga sekaligus sebagai lembar kerja, yang
berfungsi sebagai laporan jalannya praktikum. Jadi jika praktikan sudah mengerjakan
praktikumnya, kemudian membuat laporan pengamatannya dalam bentuk gambar
atau lainnya di buku ini. Untuk itu buku ini harus dipelihara sebaik-baiknya, karena
mempunyai fungsi yang cukup penting selama jalannya praktikum. Termasuk
evaluasi dan pengesahannya sangat menentukan nilai akhir praktikan.
Diharapkan setiap praktikan membuat laporannya di buku ini dikerjakan dengan
sebaik mungkin, perhatikan gambar-gambar yang harus dilaporkan diharapkan dapat
dibuat dengan jelas, dilengkapi dengan keterangan-keterangan yang diperlukan.
Usahakan untuk selalu menyelesaikan tugas membuat laporan ini setiap selesai
praktikum dalam satu acara pengamatan. Dengan demikian kita akan belajar disiplin
dan dapat mengikuti jadwal praktikum dengan baik.
SELAMAT BEKERJA,

Penyusun;

dr. H. Achmad Azhari, DAHK


Indri RamaYanti, S.Si, M.Sc

1. COLON

Penuntun Praktikum 2 Histologi Hal. 1


No Preparat : SD

Nama preparat : Colon

Tujuan Praktikum : Mahasiswa dapat mengenali dengan tepat dan menjelaskan ciri
histologis colon

Uraian
Usus besar (colon) mempunyai lipatan -lipatan mucosa yang permanen dan submucosa
yang disebut sebagai plicae circulares seperti halnya dengan usus kecil. Dari luar colon
tampak segmen yang melintang menggelembung yang disebut haustra. Disamping itu tampak
adanya tiga jalur sebagai pita yang memanjang mengikuti sumbu panjang colon yang disebut
taenia coli. Di antara colon, yang terletak intraperitoneal ialah caecum dengan appendia,
colon transversum dan colon sigmoideum. Sedang yang terletak retro peritoneal ialah colon
ascendens dan colon descendens.
Fungsi Colon
- Absorpsi cairan : merubah chyme (bahan setengah cair) menjadi feses (bahan setengah
padat).
- Menghasilkan mukus sebagai pelumas : melumasi feses agar tidak merusak mukosa usus
besar.
- Tempat pembusukan sisa makanan oleh bakteri normal usus.

Ciri Histologis
Tunika mukosa :
Terdiri dari Epitel selapis silindris dengan sel goblet, tidak dijumpai vilus, terdapat kriptus
Lieberkuhn. Pada lamina propria hampir seluruhnya terisi oleh jaringan limfoid dengan
adanya pula nodulus lymmphaticus yang tersusun berderet-deret sekeliling lumen
Tunika submukosa : Tersusun Jaringan ikat longgar

Tunika Muskularis : Terdiri dari stratum circulare dan stratum longitudinale membentuk 3
pita longitudinal (taenia coli)
Tunika serosa : Banyak dijumpai jaringan adiposa

Gambar 1.1. Colon

Penuntun Praktikum 2 Histologi Hal. 2


2. APPENDIX VERMIFORMIS

No Preparat : SD

Penuntun Praktikum 2 Histologi Hal. 3


Nama preparat : Appendix Vermiformis

Tujuan Praktikum : Mahasiswa dapat mengenali dengan tepat dan menjelaskan ciri
histologis appendix vermiformis.

Uraian
Bangunan ini merupakan tonjolan sebagai jari atau cacing, yang berpangkal pada caecum.
Dindingnya relatif tebal dibandingkan lumennya. Adanya lipatan tunica mucosa kedalam
dinding menyebabkan bentuk lumen yang tidak teratur. Bentuknya berubah sehubungan
bertambahnya usia, dari circulair ke bentuk tanduk dan akhirnya mengalami obliterasi.

Ciri Histologis
Tunika Mukosa : lumen kecil dan biasanya penuh dengan debris
1. Epitel yaitu epitel selapis silindris (torak), banyak sel goblet, dan tidak mempunyai villi
intestinal
2. Lamina propria hampir seluruhnya terisi oleh jaringan limfoid dengan adanya pula nodulus
Lymmphaticus yang tersusun berderet-deret sekeliling lumen. Diantaranya terdapat crypta
lieberkuhn
3. Lamina muscularis mukosa, Lamina muscularis mucosa, sangat tipis dan terdesak oleh
jaringan limfoid dan kadang-kadang terputus-putus.
Tunika Submukosa : terkadang mengandung kumpulan jaringan lemak dan infiltrasi limfosit
yang merata. Di dalam jariangan tunica submucosa terdapat anyaman pembuluh darah dan
saraf.
Tunika Muskularis : lebih tipis dari di kolon, tapi masih dapat dibedakan adanya lapisan dua
lapisan (stratum longitudinal dan sirkuler).
Tunika serosa : Tunica serosanya mempunyai struktur yang tidak berbeda dengan yang
terdapat pada intestinum tenue. Kadang-kadang pada potongan melintang dapat diikuti pula
mesoappendix yang merupakan alat penggantung sebagai lanjutan peritoneum viscerale.

Gambar. 2.1. Appendix vermiformis

Penuntun Praktikum 2 Histologi Hal. 4


Gambar 2.2. Appendik vermiformis (4 x 10)

C
B

A : Mucosa muskularis
B : Submucosa
C : Sentrum germinativum (Plaque payeri)

Penuntun Praktikum 2 Histologi Hal. 5


3. RECTUM

No Preparat : SD

Nama preparat : Rectum

Tujuan Praktikum : Mahasiswa dapat mengenali dan menjelaskan ciri histologis rectum

Uraian
Dibedakan 2 bagian :
1. Pars ampullaris recti
Sebagian besar tidak banyak berbeda strukturnya dengan colon. Glandula intestinalis
merupakan yang terpanajang diantara kelenjar usus. Kemudian makin jarang, memendek dan
menghilang pars analis recti. Jaringan limfoid lebih sedikit daripada digeolony. Tunica
muscularisnya terdiri dari dua lapisan tetapi tidak terdapat taenia lagi. Tunica serosa diganti
oleh tunica adventitia, hingga tidak dilapisi oleh mesotil.
2. Pars analis recti
Tunica mucosa membentuk lipatan longitudinal, sebanyak sekitar 8 buah. Lipatan
longitudinale ini disebut Columna rectalis Norgagni. Ujung lipatan-lipatan tersebut bersatu
membatasi lubang anus. Maka terbentuk sebagai katup valvula analis dan ruang yang disebut
sinus analis. Pada apeks katup anus, epitel silindris rektum digantikan langsung oleh epitel
gepeng berlapis tanpa kornifikasi dari saluran anus. Kelenjar intestinal berakhir di sini, lamina
propria rektum digantikan oleh jaringan ikat padat ireguler dalam lamina propria saluran anus.
Submukosa rektum bersatu dengan lamina propria saluran anus.
Lamina propria dan submukosa keduanya amat vaskular pada daerah ini. Plexus
haemoroidalis interna yang terdiri dari vena terletak di dalam mukosa saluran anus dan
pembuluh darah meluas dari sini ke dalam submukosa rektum. Hemoroid interna adalah hasil
dilatasi patologik dari pembuluh-pembuluh ini. Hemoroid eksterna berkembang dari
pembuluh-pembuluh plexus venosum eksterna pada bibir anus.
Stratum circulare tunica musculoaris pada akhirnya akan menebal membentuk m.spincter
ani internum. Sedangkan diluarnya terdapat bekas-bekas otot yang bergerak melingkar
membentuk m.spincter ani externus. Pada akhir pars analis recti terdapat perubahan epitil, dari
epitil silindris selapis menjadi epitil gepeng berlapis tanpa keratinisasi. Daerah perubahan

Penuntun Praktikum 2 Histologi Hal. 6


tersebut melingkar, disebut liner anorectale. Lebih lanjut epitil gepeng terlapis tadi akan
mengalami keratinisasi dan batasnya yang membentuk lingkaran disebut liniaanucutanea. Di
daerah ini mulai muncul folikel-folikel rambut dengan glandula sebacea. Glandula suderifera
bersifat apokrin seperti di axilla, disebut glndula circum-anale yang berbentuk tubuler.

Ciri Histologis
Rectum
Terdiri dari : Rectum Propria pada bagian atas strukturnya mirip colon, dengan panjang 12.5
- 17.5 cm, Crypta Lieberkuhn lebih panjang , banyak ditemukan Sel Goblet (melapisi
hampir semua crypta lieberkuhn). Stratum Longitudinale otot striata bagian depan dan
belakang lebih tebal dari pada bagian samping atau hampir sama tebal.

Gambar 3.1. Rectum (4 x 10)

4. ANUS

Penuntun Praktikum 2 Histologi Hal. 7


No Preparat : SD

Nama preparat : Anus

Tujuan Praktikum : Mahasiswa dapat mengenali dan menjelaskan ciri histologis anus.

Uraian
Merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.
Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus.
Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui
proses defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

Ciri Histologis
Anus
Terdiri dari : Epitel gepeng berlapis yaitu tanpa lapisan tanduk dan dengan lapisan tanduk.
Bagian dermis terdapat kelenjar sekitar anus (kelenjar sirkum anal). Dijumpai apokrin.
Lapisan muskularis terdiri dari Muskulus sfingter ani internum (dalam) dan Muskulus sfingter
ani eksternum (luar). Terdapat Tunika adventisia.

Gambar 4.1.

Penuntun Praktikum 2 Histologi Hal. 8


C

B
D

A : Epitel squamosa complex tak bertanduk


B : Batas anus dan rectum (rectum anus ubergam)
C : Mucosa
D : Submucosa
E : Mucosa muscularis

5. GLANDULA SALIVARIS

Penuntun Praktikum 2 Histologi Hal. 9


No Preparat : SD-5

Nama preparat : Glandula salivaris

Tujuan Praktikum : Mahasiswa dapat mengenali dan menjelaskan ciri histologis


Glandula salivaris

Uraian
Tiga glandula salivaris besar cavita oris : glandula parotidea, submandibularis dan
sublingualis, berbeda dalam jenis unit sekresinya serta organisasi dan komposisi system
ductusnya. Sintem ductus terutama bermanfaat dalam membedakan glandula ini dari glandula
exocrine sejenis lainnya, seperti glandula lacrimalis atau pancreas. Produksi dirangsang oleh
mekanis, kimiawi, olfaktoris/psikis.
Fungsi Saliva :
- Proteksi : Cairan lumbrikasi, mengandung immuno globulins dan calcium-binding
proteins.

- Buffer : HCO3-, PO4- dan sialin yang mempertahankan pH ;pertumbuhan microorganisme


& pembentu kan carries lebih menonjol pada pH rendah

- Pencernaan : Melunakkan makanan ; mengandung amylase

- Taste : Ionisasi molekul untuk dirasakan oleh taste buds

- Antimicrobial: Dijumpai Lysozyme, antibodies, dan lactoferrin (mengikat Fe yang


diperlukan bacteria).

- Tooth integrity: Calcium dan Phosphate meningkatkan kekerasan enamel setelah terjadi
erupsi gigi.

Parotis :

Bagian bawah depan telinga. Bagian sekretorius terdiri dari sel-sel kuboid dan sel mioepitel di
bagian basal. Saluran keluar dijumpai epitel gepeng hingga epitel selapis silindris. Saluran
keluar akhir (duktus stensen). Mukosa mulut sesuai geraham ke 2. Sekret serosa. Parotitis
epidemika.

Kelenjar submandibularis : Di dasar rongga mulut dan saluran keluar di ujung lidah.
Struktur mirip dengan parotis, hanya bagian sekretoriusnya terdiri atas pars mukosa dan
serosa. Terdapat mukoserosa

Penuntun Praktikum 2 Histologi Hal. 10


Kelenjar sublingualis : dibawah membran mukosa dasar mulut dan terdapat seromukosa

Gambar 5.1. Glandula parotis

C
B

A : Sel asini
B : Duktus interkalaris
C : Duktus striata

5. HEPAR

Penuntun Praktikum 2 Histologi Hal. 11


No Preparat : SD-17

Nama Preparat : Hepar

Tujuan Praktikum :

Mahasiswa dapat mengenali dan menjelaskan ciri histologis lobulus hepar dan komponennya
(sel hepatosit, vena sentralis, sel endotel sinusoid, jar interlobularis) dan segitiga kiernan

Uraian
Hepar merupakan organ tempat pengolahan dan penyimpanan nutrien yang diserap dari usus
halus untuk dipakai pada bagian tubuh yang lain. Hepar berfungsi untuk menampung,
mengubah dan mengumpulkan metabolit serta menetralisir dan mengeluarkan zat toksik.
Hepar juga memiliki fungsi penting dalam menghasilkan protein plasma seperti albumin dan
protein pembawa lainnya.

Gambaran Histologis:

 Hepar memiliki kapsula jaringan ikat yang tebal.


 Komponen struktural utama dari hepar adalah sel-sel hepar yang disebut Hepatosit.
Sel Hepatosit berbentuk poligonal dengan inti bulat atau sedikit lonjong dan kromatin
agak padat.
 Sel-sel hepatosit ini berkelompok dan membentuk lempengan-lempengan yang saling
berhubungan berbentuk poligonal yang disebut lobulus. Lobulus hepar ini dipisahkan
oleh jaringan ikat longgar (jar. Interlobularis). Ditengah lobulus terdapat vena
sentralis.
 Diantara deretan sel hepatosit terdapat sinusoid yang akan bermuara ke vena sentralis
tersebut. Sel endotel sinusoid ini berbentuk gepeng dan mempunyai kromatin yang
padat.
 Didalam jaringan interlobularis terdapat daerah yang terdiri dari duktus biliaris,
cabang a. hepatika, venula cabang v.porta. Daerah ini disebut segitiga kiernan /
portal triad.

Gambar 2.1. Lobulus Hepar

Penuntun Praktikum 2 Histologi Hal. 12


Gambar 2.2. Hepatosit Hepar

Ket: 1. Capsule ; 2. liver parenchyma; 4 . hepatocytes


HEPATOSIT

Gambar 2.3. Segitiga Kierrnan

Penuntun Praktikum 2 Histologi Hal. 13


Keterangan : 1 . Pembuluh ateri
2 . Pembuluh vena
3 . Duktus billiaris

3. VESICA FELEA

Penuntun Praktikum 2 Histologi Hal. 14


No Preparat : SD

Nama Preparat : Vesica felea

Tujuan Praktikum : Mahasiswa dapat mengenali dengan tepat dan menjelaskan cirri
histologis vesica felea.

Uraian
Vesica fellea dipergunakan untuk menampung dan menyimpan empedu yang dihasilkan
oleh hepar terutama pada waktu pencernaan lemak. Cairan empedu disalurkan dari vesica
fellea melalui ductus cholodochus ke dalam duodenum. Hal ini disebabkan kontraksi otot-otot
vesica fellea yang dipengaruhi oleh hormon cholecystokininyang ikeluarkan oleh tunica
mucosa usus dibawa melalui darah ke otot-otot vesica fellea.
Terdapat pengangkutan aktif ion Na ke dalam celah-elah iantara sel epitel vesica fellea
yang diikuti transpor air dari cairan empedu ke dalam celah interseluler. Akibatnya cairan
empedu akan lebih pekat. Sekresi mukus oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat dalam collum.

Gambaran Histologis
Vesica felea
Tunika mukosa organ ini dilapisi epitel selapis silindris selapis tanpa sel goblet. Di dalam
lamina propia terdapat sejumlah bangun bulat atau lonjong yang dilapisi epitel yang sama
dengan epitel mukosa.
Tunika muskularis terdiri atas berkas-berkas otot polos yang tidak seteatur jaringan otot
polos dinding usus halus. Terdapat stratum longitudinale (lapisan dalam) dan stratum circulare
(lapisan luar)
Tunika serosa atau adventisianya terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada daerah yang
berhadapan dengan jaringan hati kadang-kadang dijumpai sisa saluran keluar empedu yang
rudimenter dan disebut duktus aberans Luschka.

Penuntun Praktikum 2 Histologi Hal. 15


C

A : Villi
B : Mucosa
C : Mucosa muscularis

Penuntun Praktikum 2 Histologi Hal. 16


6. PANKREAS

No preparat : SD-21

Nama preparat : Pankreas

Tujuan praktikum : Mahasiswa dapat menunjukan dan menjelaskan ciri histologis bagian
eksokrin pankreas (asinus)

Uraian
Kelenjar pankreas merupakan kelenjar campuran, terdiri dari bagian eksokrin yang
terwarna lebih gelap dan bagian endokrin yang terwarna lebih pucat. Sel bagian eksokrin ini
akan melepaskan enzim pencernaan yang tersusun dalam asini.
Bagian eksokrin

 Gambaran histologis :
Terdiri dari beberapa sel serosa yang mengelilingi lumen membentuk asinus. Sel
asinus ini berbentuk piramid, dengan granula zimogen di apeks dan retikulum
endopolasma kasar di basal, sehingga tampak sebagai garis-garis basal (basal striation) ,
inti terletak di basal. Duktus interkalaris memasuki sebagian asinus. Sel epitel dari duktus
interkalaris ini dikenal sebagai sel sentroasiner. sel ini menempel dipermukaan atas sel
serosa sehingga pada penampang melintang dari lumen asinus tampak adanya gambaran
sel gepeng pada puncak sel acini serosa. Sel mioepitel tidak dijumpai pada sel kelenjar
ini.
 Fungsi :
Bagian eksorin bertugas mensekresikan beberapa enzim pencernaan antara lain
protease, amilase dan lipase. Kebanyakan enzim disimpan sebagai koenzim dalam granul
sekretoris sel-sel asinus, yang akan teraktifkan didalam lumen usus halus setelah disekresi.

Gambar 1.1. Pankreas

Penuntun Praktikum 2 Histologi Hal. 17


Penuntun Praktikum 2 Histologi Hal. 18

Anda mungkin juga menyukai