Anda di halaman 1dari 59

Laporan Kasus

TINEA CORPORIS ET CRURIS DENGAN INFEKSI


SEKUNDER

Mufassir Oktadi Ekowan Toni, S.Ked.


71 2019 016
Pembimbing: dr. Nurita Bangun Hutahaean, Sp.KK
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PALEMBANG BARI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2020
OUTLINE
1 PENDAHULUAN

2 TINJAUAN PUSTAKA

3 STATUS PASIEN

4 ANALISIS KASUS

5 DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Infeksi jamur pada kulit dapat Jamur superfisial diklasifikasikan menjadi


disebabkan oleh berbagai jenis dua yaitu dermatofitosis dan
jamur, yaitu jamur superfisial nondermatofitosis.

Infeksi jamur superfisial disebabkan oleh Penyakit dermatofitosis disebut


berbagai jenis jamur yang dapat sebagai tinea, diklasifikasikan
menginvasi kulit, kuku, rambut dan sesuai lokasi penyakit, terdiri atas
mukosa. tinea kapitis, tinea barbe, tinea
kruris, tinea pedis et manus, tinea
unguium dan tinea korporis
LATAR BELAKANG

Tinea pedis biasanya melibatkan kulit di Untuk tinea unguium, kelainan kuku pada
antara jari-jari kaki, tetapi dapat menyebar bentuk ini merupakan keukonikia atau
ke telapak kaki dan dorsum pedis. Bentuk keputihan di permukaan kuku yang dapat
akut muncul dengan eritema dan maserasi dikerok untuk dibuktikan adanya elemen
di antara jari-jari kaki, kadang disertai dengan jamur.
vesikel yang nyeri
LATAR BELAKANG

Tinea kapitis adalah kelainan pada kulit dan


rambut kepala yang disebabkan oleh spesies
dermatofita. Kelainan ini dapat ditandai dengan
lesi bersisisk, kemerah-merahan, alopesia, dan
kadang-kadang terjadi gambaran klinis yang
lebih berat, yang di sebut kerion
TINJAUAN PUSTAKA
Tinea/ Dermatofitosis

Dermatofita adalah sekelompok


jamur yang menyerang dan tumbuh
di keratin kulit, rambut, dan kuku
yang mati.
EPIDEMIOLOGI
Iklim yang panas dan
lembab, dan populasi
yang padat menjadi
predisposisi penyakit
kulit, termasuk infeksi Infeksi jamur mempengaruhi
tinea semua ras; namun,
prevalensi organisme
bervariasi menurut negara

Kondisi sosial ekonomi Negara-negara


yang rendah sangat terkait berkembang memiliki
dengan tingkat prevalensi tingkat tinea kapitis yang
yang lebih tinggi untuk tinggi, sementara negara-
infeksi kulit, termasuk negara maju memiliki tingkat
infeksi tinea tinea pedis dan onikomikosis
yang tinggi
Etiologi

Dermatofita termasuk kelas Fungi imperfecti, yang


PENYEBAB
terbagi dalam 3 genus, yaitu Microsporum,
TERSERING Trichophyton, dan Epidemophyton
TINEA
KRURIS
Definisi

Tinea krusis adalah dermatofitosis pada lipat paha, daerah


perineum dan sekitar anus. Kelainan ini dapat bersifat akut
atau menahun, bahkan dapat merupakan penyakit yang
berlangsung seeumur hidup. Lesi kulit dapat terbatas pada
daerah genitokrural saja atau meluas ke daerah genitokrural
saja, atau meluas ke daerah sekitas anus, daerah gluteus dan
perut bagian bawah, atau bagian tubuh yang lain
Epidemiologi

Tinea cruris paling sering menyerang pria remaja dan dewasa


muda, dan melibatkan bagian paha atas. Namun, tinea kruris 3
kali lebih banyak menyerang pria dibanding wanita. Faktor
resiko tinea cruris dapat meningkat pada pasien dengan
penyakit lain seperti DM dan obesitas.
Patofisiologi
Tinea cruris adalah infeksi menular yang ditularkan oleh fomites, seperti
handuk yang terkontaminasi atau seprai kamar hotel, atau dengan
autoinokulasi dari reservoir di tangan atau kaki (tinea manuum, tinea
pedis, tinea unguium).

Agen etiologi dalam tinea cruris menghasilkan keratinase, yang


memungkinkan invasi lapisan sel cornified epidermis.

Faktor risiko untuk infeksi tinea cruris adalah mengenakan pakaian ketat
atau pakaian dalam yang ketat dan lembab.8
Riwayat Perjalanan Penyakit

Pasien dengan tinea cruris biasanya akan mengeluh pruritus dan


ruam di selangkangan. Selain itu, biasanya ada riwayat dengan
keluhan yang sama sebelumnya. Informasi tambahan pada pasien
dengan tinea cruris mungkin termasuk baru-baru ini mengunjungi
iklim tropis, mengenakan pakaian ketat (termasuk pakaian renang)
untuk waktu yang lama, berbagi pakaian dengan orang lain,
berpartisipasi dalam olahraga, atau dengan penyakit penyerta
seperti diabetes mellitus atau obesitas.
Gejala Klinis

- Bercak eritema dengan gambaran


central healing terdapat pada lipatan
inguinal dan meluas ke bagian medial
bagian paha dan secara proksimal
menuju perut bagian bawah dan area
pubis.
- Daerah pinggiran lesi lebih aktif
di banding bagian centralnya
- Pada infeksi tinea cruris akut, ruam
mungkin lembab dan eksudatif.
Tinea Corporis
Definisi Etiologi

Secara internasional, penyebab paling


umum adalah T rubrum. T tonsurans,
Tinea korporis merupakan Trichophyton mentagrophytes,,
dermatofitosis pada kulit tubuh Trichophyton interdigitale,
tidak berambut (glabrous skin). Trichophyton verrucosum,, Microsporum
canis, dan Microsporum gypseum juga
diketahui menyebabkan infeksi.
Tinea Corporis

Epidemiologi

Tinea korporis dapat terjadi pada pria


dan wanita. Insiden ini dapat meningkat
pada kelembapan udara yang tinggi.
Kebersihan lingkungan/lingkungan yang
kotor mempengaruhi kebersihan
perorangan dalam perkembangan
penyakit ini.5
Gejala Klinis

Kelainan pada tinea corporis berbatas tegas terdiri atas


yang terlihat dalam klinik eritema, skuama, kadang-
merupakan lesi bulat atau kadang dengan vesikel dan
lonjong papul di tepi.

Daerah tengahnya biasanya


lebih tenang. Kadang-
kadang terliat erosi dan
krusta akibat garukan
Tinea Corporis
Patofisiologi Tinea Corporis

Dermatofita secara khusus mendiami lapisan


kulit, biasanya pada kulit yang lembab dan
hangat sehingga kondusif bagi proliferasi
jamur.

Jamur dapat melepaskan keratinase dan


enzim lain untuk menyerang lebih dalam ke
stratum korneum, meskipun biasanya
kedalaman infeksi terbatas pada epidermis

Tinea corporis umumnya tidak menyerang


kulit pada lapisan dalam karena mekanisme
pertahanan inang yang tidak spesifik
Diagnosis
Banding

Diagnosis banding pada tinea


korporis adalah morbus
hansen, pitiriasis rosea, dan
neurodermatitis sirkumsripta
Prognosis

Untuk tinea korporis lokalis, prognosisnya sangat baik,


dengan angka kesembuhan 70-100% setelah pengobatan
dengan azole atau allylamine topikal atau antijamur
sistemik jangka pendek atau panjang Infeksi dermatofita
tidak menyebabkan kematian yang signifikan, tetapi
dapat sangat memengaruhi kualitas hidup.
Tinea dengan Infeksi Sekunder

Pioderma yang terjadi pada penyakit kulit yang telah muncul


sebelumnya disebut pioderma sekunder. Gambaran klinis tak khas
dan mengikuti penyakit yang telah ada. Jika penyakit kulit disertai
pioderma sekunder disebut impetigenisata, contohnya: dermatitis
impetigenisata, skabies impetigenisata, tinea impetigenisata. Tanda
impetigenisata, ialah jika terdapat pus, pustul, bula, purulen, krusta
berwarna kuning kehijauan, pembesaran kelenjar getah bening
regional, leukositosis, dapat pula disertai demam
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan cahaya kayu


(sinar UV) dapat dilakukan.
Pemeriksaan mikroskopis
Pemeriksaan ini digunakan
langsung dapat dilakukan/ KOH
terutama untuk diagnosis tinea
capitis

Histologi tidak diperlukan, tetapi


Kultur jamur dapat dilakukan temuan biopsi akan
untuk identifikasi spesies menunjukkan spongiosis,
secara tepat. parakeratosis, dan infiltrat
inflamasi superfisial
Tatalaksana

Topikal:

- Obat pilihan: golongan alilamin (krim terbinafin butenafin) sekali sehari


selama 1-2 minggu.
- Alternatif : Golongan azol: misalnya, krim mikonazol, ketokonazol,
klotrimazol 2 kali sehari selama 4-6 minggu.
Tatalaksana

Sistemik: Diberikan bila lesi kronik, luas, atau sesuai indikasi

- Obat pilihan: terbinafin oral 1x250 mg/hari (hingga klinis


membaik dan hasil pemeriksaan laboratorium negatif) selama 2
minggu.
- Alternatif:
Itrakonazol 2x100 mg/hari selama 2 minggu, Griseofulvin oral
500 mg/hari atau 10-25 mg/kgBB/hari selama 2-4 minggu,
Ketokonazol 200 mg/hari.
Komplikasi

Superinfeksi bakteri

Infeksi dermatofit invasif


STATUS PASIEN
Identitas Pasien

Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia
: 49 tahun
Alamat : Jl. Abi Kusno Sc
Lr. Keramat
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
ANAMNESIS

Keluhan Utama
Timbul bintil kemerahan seluruh badan kecuali wajah
sejak 14 hari yang lalu.
Keluhan Tambahan

Nyeri, gatal, demam.


Riwayat Perjalanan Penyakit

Pasien mengatakan keluhan muncul keluhan bintil-bintil kemerahan


pertama kali ± 1 tahun yang lalu. Bintil kemerahan tersebut hanya
muncul pada bagian lengan kanan sebesar uang logam. Untuk
mengurangi keluhan tersebut, pasien membeli obat di apotek yaitu
salp ketokonazol. Pasien mengatakan keluhan tersebut hilang.
Namun 2 minggu kemudian, pasien mengatakan keluhan tersebut
timbul kembali dan pasien ke dokter untuk mengurangi keluhan
tersebut. Oleh dokter, pasien diberikan obat berbentuk kapsul,
warna orange yang diminum 1 kali per hari. pasien mengatakan,
keluhannya hanya berkurang sedikit namun keluhan bintil-bintil
kemerahan tersebut masih ada.
7 bulan yang lalu, keluhan bintil-bintil kemerahan tersebut timbul
kembali
pada lengan dan paha bagian belakang disertai nyeri dan demam. Lalu
pasien berobat ke dokter dan diberikan obat pil dan juga salp. Lalu pasien
mengatakan keluhannya sembuh. Lalu, 3 minggu kemudian keluhan
tersebut muncul kembali. Pasien mengatakan keluhan ini hilang timbul.
2 bulan yang lalu, keluhan yang sama yaitu bintil kemerahan muncul
kembali, namun keluhan ini makin parah yaitu terkena hampir sebagian
tubuh pasien. Lalu pasien ke dokter spesialis penyakit dalam dan
disarankan untuk menghindari makanan laut dan diberi obat salep yang
bewarna
putih dan digunakan 2 kali per hari. pasien mengatakan keluhan bintil
kemerahanpun hilang.
3 minggu yang lalu, keluhan bintil kemerahan ini timbul kembali dan
disertai rasa nyeri dan demam. Lalu pasien datang kembali ke dokter
spesialis penyakit dalam yang sama dan obat ditambah. Pasien
mengaku keluhan ini hilang. Namun 1 minggu kemudian, keluhan ini
timbul kembali namun pasien tidak berobat kedokter dan hanya
meneruskan obat yang telah diberikan dokter spesialis penyakit
dalam.

14 hari SMRS, keluhan bintil kemerahan ini muncul kembali dan lebih
parah karena timbul pada hampir seluruh bagian tubuh. Keluhan ini
timbul disertai dengan rasa perih, gatal dan juga demam. Untuk
mengurangi keluhan tersebut, pasien hanya meminum obat dari
dokter
spesialis penyakit dalam tempat pasien berobat sebelumnya.

2 hari SMRS, pasien mengaku keluhan tidak berkurang sehingga


pasien
datang ke poliklinik penyakit dalam RSUD Palembang BARI dan pasien
di rawat inap.
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat keluhan yang sama sebelumnya ada, riawayat asma dan rinitis
disangkal, riwayat alergi makanan laut ada, riwayat hipertensi ada.

Riwayat Penyakit dalam Keluarga

Keluhan yang sama pada keluarga tidak ada.


Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama dalam
keluarga tidak ada
STATUS DERMATOLOGIKUS

Pada regio truncus anterior et posterior , terdapat


makula eritematosa, multipel, berukuran lentikular
hingga numular, penyebaran diskret hingga
berkonfluens dan terdapat skuama putih diatasnya
Regio Ekstremitas superior sinistra
Terdapat plak eritematosa, multiple, berukuran lentikular
hingga plakat, penyebaran diskret hingga berkonfluens,
dan terdapat skuama halus berwarna putih diatasnya
Regio Femoralis anterior dextra et sinistra
Terdapat plak dan papul eritematosa, multiple, berukuran
lentikuler hingga plakat, diskret hingga berkonfluens,
dan
terdapat skuama halus bewarna putih diatasnya.
Regio Pedis Sinistra
Terdapat plak dan pustul eritematosa, berukuran
lentikular hingga plakat, diskret hingga berkonfluens, dan
terdapat
ekskoriasi di sekitarnya
DIAGNOSIS BANDING
• Tinea Corporis et cruris dengan infeksi sekunder
• Dermatitis Impetigenisata
• Psoriasis pustulosa

DIAGNOSIS KERJA

TINEA CORPORIS ET CRURIS DENGAN INFEKSI


SEKUNDER
PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Pada pemeriksaan jamur didapatkan spora (+) dan hyfa


(+)
- Pada pemeriksaan laboratorium darah didapatkan
adanya peningkatan leukosit sebesar 18.000/ul
PENATALAKSANAAN

Tatalaksana Farmakologi

- Kompres Nacl 0,9% pada bagian yang terdapat pustul (bagian


kaki) 3 kali sehari.
- Vancomycin tablet 3x500mg
- Cetrizine 1x1 tab
- Griseofulvin 3x1 tab/hari
- Metilprednisolon 2x4mg
PENATALAKSANAAN

Nonfarmakologi

- Menjaga kebersihan diri.


- Mematuhi pengobatan yang diberikan untuk mencegah resistensi obat.
- Menggunakan pakaian yang tidak ketat dan menyerap keringat.
- Pastikan kulit dalam keadaan kering sebelum menutup area yang
rentan terinfeksi jamur.
- Hindari penggunaan handuk atau pakaian bergantian dengan orang lain.
- Cuci handuk yang kemungkinan terkontaminasi.
- Skrining keluarga
- Tatalaksana linen infeksius: pakaian, sprei, handuk dan linen lainnya
direndam dengan sodium hipoklorit 2% untuk membunuh jamur-jamur atau
menggunakan disinfektan lain.
PROGNOSIS

Quo ad vitam : bonam


Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Quo ad kosmetika : Dubia ad bonam
ANALISA KASUS
ANALISA KASUS

Pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik


pada pasien.

Kasus ini membahas tentang pasien Tn. S datang dengan keluhan timbul
bintil-bintil kemerahan yang disertai dengan gatal, nyeri, dan juga demam
yang terjadi sejak 14 hari SMRS. Keluhan ini dirasakan pasien hilang timbul
sejak 1 tahun yang lalu, namun keluhan bintil kemerahan ini sebelumnya
tidak sampai mengenai seluruh bagian tubuhnya. Pasien mengatakan sudah
sering berobat ke dokter untuk mengurangi keluhan tersebut, namun pasien
mengaku keluhan ini dirasakan hilang timbul.
Cont,,,
Berdasarkan pemeriksaan fisik, didapatkan hampir
diseluruh bagian tubuh pasien ditemukan adanya
makula, plak, dan papul eritematosa berukuran
lentikular hingga plakat, diskret hingga berkonfluens,
dan diatasnya terdapat skuama halus dan terdapat
pula ekskoriasi disekitarnya.

Selain itu, pada regio pedis, ditemukan adanya plak dan


pustul eritematosa, berukuran lentikular hingga plakat, diskret
hingga berkonfluens dan disekitarnya terdapat ekskoriasi
Cont,,

Kemungkinan diagnosis lain pada pasien ini adalah tinea corporis et


cruris dengan infeksi sekunder. Tinea adalah penyakit pada jaringan
yang mengandung zat tanduk, misalnya stratum korneum, epidermis,
rambut dan juga kuku yang disebabkan oleh golongan jamur
dermatifita. Jamur ini dapat menginfeksi stratum korneum dan
menghasilkan gejala melalui aktivasi respons imun penjamu. Tinea
dapat menyerang pada bagian kulit, rambut kepala, lipatan kulit, serta
kuku
Cont,,

Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah dermatitis atopik


impetigenisata. Dermatitis atopik (DA) adalah peradangan kulit
berupa dermatitis yang kronis residif, disertai rasa gatal, dan
mengenai bagian tubuh tertentu terutama di wajah pada bayi (fase
infantil) dan bagian fleksural ekstremitas (pada fase anak), dan
berhubungan dengan penyakit atopi lainnya, misalnya rinitis alergi
dan asma bronkial.
Cont,,

Kemungkinan diagnosis pada kasus ini bisa disebabkan karena


psoriasis. Psoriasis adalah peradangan kulit kronik dengan dasar
genetik yang kuat dengan karakteristik berupa pertumbuhan dan
diferensiasi sel epidermis disertai manifestasi vaskuler.
  Kasus Tinea Corporis et Dermatitis Psoriasis
cruris Impetigenisata Pustulosa
Epidemiologi Laki-laki berusia 49 Kedua jenis kelamin lesi berbatas tegas, Psoriasis dapat
tahun dipengaruhi oleh infeksi terdiri dari menyerang pada
jamur. Tinea cruris jauh bermacam-macam segala usia
 
lebih umum pada pria efloresensi atau
  karena anatomi pria, yang polimorfik
memungkinkan
 
kelembaban menumpuk
  di lipatan crural
Predileksi Seluruh bagian Tinea dapat menyerang di wajah pada bayi Siku, lutut, kulit
tubuh kecuali wajah pada bagian kulit, rambut (fase infantil) dan kepala, kaki,
 
kepala, lipatan kulit, serta bagian fleksural tangan,punggung
  kuku ekstremitas , tungkai atas dan
(pada fase anak). bawah serta
   
Pada dewasa lipat kuku.
    fleksural, wajah,
leher, lengan atas,
 
punggung.
  Kasus Tinea Corporis et Dermatitis Psoriasis
cruris Impetigenisata Pustulosa
Efloresensi Adanya makula, lesi berbatas tegas, terdiri lesi kronik, kering, Plak kemerahan
plak, papul dan dari bermacam-macam papul/plak yang disertai
pustul eritematosa efloresensi atau eritematosa, pustul diatasnya.
berukuran lentikular polimorfik. Namun skuama dan
hingga plakat, ditandai adanya central likenifikasi
diskret hingga healing. (polimorfik)
berkonfluens dan
 
terdapat skuama
dan ekskoriasi
disekitarnya.

Anamnesis Timbul bintil-bintil Timbul bintil kemerahan, Timbul bintil dan Timbul bercak
kemerahan hampir bercak yang disertai plak kemerahan kemerahan yang
diseluruh bagian dengan gatal yang disertai dengan disertai dengan
tubuh disertai diatasnya terdapat sisik gatal bintil yang berisi
dengan gatal, nyeri, halus nanah.
dan demam
Tatalaksana

Berdasarkan uraian diatas, diagnosis yang paling


mungkin pada pasien ini adalah tinea corporis et
cruris dengan infeksi sekunder. Tatalaksana yang
dapat diberikan pada pasien ini yaitu:

Kompres Nacl 0,9% pada bagian yang terdapat pustul


(bagian kaki) 3 kali sehari, Vancomycin tablet 3x500mg,
Griseofulvin 3x1 tab/ hari, Cetrizine 1x1 tab, Metilprednisolon
2x4mg.
PENATALAKSANAAN

Nonfarmakologi

- Menjaga kebersihan diri.


- Mematuhi pengobatan yang diberikan untuk mencegah resistensi obat.
- Menggunakan pakaian yang tidak ketat dan menyerap keringat.
- Pastikan kulit dalam keadaan kering sebelum menutup area yang
rentan terinfeksi jamur.
- Hindari penggunaan handuk atau pakaian bergantian dengan orang lain.
- Cuci handuk yang kemungkinan terkontaminasi.
- Skrining keluarga
- Tatalaksana linen infeksius: pakaian, sprei, handuk dan linen lainnya
direndam dengan sodium hipoklorit 2% untuk membunuh jamur-jamur atau
menggunakan disinfektan lain.
Tatalaksana...

Griseofulvin in Vitro efektif terhadap berbagai jenis jamur


dermatofit seperti Trichopyton, Epidermophyton dan
Microsporum. Terhadap sel muda yang sedang
berkembang griseofulvin bersifat fungisidal. Griseofulvin
kurang baik penyerapannya pada saluran cerna bagian
atas karena obat ini tidak larut dalam air
Tatalaksana...

Cetirizin adalah obat penghambat reseptor H1 (AH1)


generasi II, metabolit karboksilat dari antihistamin
generasi pertama hidroksizin, diperkenalkan sebagai
antihistamin yang tidak mempunyai efek sedasi.
Tatalaksana...

Pemberian antibiotik vancomysin pada kasus bertujuan


untuk tatalaksana infeksi sekundernya. Vancomysin
diberikan pada kasus ini disebabkan karena menurut
penelitian, vancomysin lebih sensitif terhadap bakteri pada
infeksi kulit karena bakteri
Thank you

Anda mungkin juga menyukai